Dilihatnya gadis itu sangat bersemangat mengemasi pakaian-pakaiannya kedalam koper, bahkan Sabia terdengar sambil bersenandung dan senyum-senyum sendiri.
"Kau seperti sedang bahagia," kata Mr Zie sembari menghampiri Sabia.
"Tentu saja aku sangat bahagia dan bersemangat, malam ini kan kita akan pindah ke rumah Dady Morgan itu artinya aku akan banyak waktu dengan Ziu!"
"Oh,"
"Mr kau tunjukkan saja pakaian yang mau kau bawa nanti aku yang masukan kedalam koper!"
"Tidak perlu aku akan melakukannya sendiri,"
"Hei anggap aku adikmu sendiri jangan sungkan,"
"Kita berkemas berdua aku akan membantu mu," kata Mr Zie.
"Oke,"
Keduanya pun kompak, Mr Zie mengeluarkan pakaian-pakaiannya sementara Sabia memasukkannya dengan rapih kedalam koper, setelah semua pakaian milik Mr Zie dikeluarkan dan Sabia keteteran masih banyak yang belum dia masukkan kedalam koper, Mr Zie pun langsung membangunnya untuk memasukkan pakaian-pakaian itu kedalam koper.
Tidak sengaja saat tangan Sabia hendak mengambil salah satu pakaian tangan Mr Zie pun hendak mengambil pakaian yang sama, sehingga tangan Sabia pun tersentuh oleh tangan Mr Zie.
"Maaf Mr," kata Sabia sambil menarik tangannya, tetapi Mr Zie malah tidak melepaskannya begitu saja.
"Katamu aku boleh menganggap mu sebagai adik kan?"
Sabia mengangguk dan masih melihat tangannya yang sedang digenggam oleh Mr Zie.
"Apa tidak boleh seorang kakak menggenggam tangan adiknya seperti ini?"
"Em, bo-boleh saja kenapa tidak!" kata Sabia.
"Kalau begitu jangan menolak jika berpergian denganku, aku menggenggam tanganmu seperti ini!"
"Oke, tapi ini kan didalam kamar jadi tidak perlu digenggam," kata Sabia langsung mengibaskan kencang tangan Mr Zie, hingga genggaman tangannya terlepas.
"Anggap tadi simulasi," kata Mr Zie sambil menyelipkan senyuman tipis disudut bibirnya.
Akhirnya semua pakaian sudah rapih masuk kedalam koper, sekarang keduanya bersiap untuk menjemput momy Elvia dan pulang ke rumah masa kecil Mr Zie.
Mr Zie dan Sabia tiba di rumah sakit, keduanya menuju ruang perawatan tempat Ziu terbaring koma.
Klek..
Pintu ruang perawatan dibuka dan momy Elvia serta Dady Morgan sedang duduk didekat Ziu.
Sabia langsung berjalan nyelonong lebih dulu daripada Mr Zie kemudian dengan lemah lembutnya, Sabia membelai rambut Ziu.
"Ziu tampan sekali ya mom," puji Sabia.
"Iya Ziu itu anak yang tampan tapi juga manis, dia sangat penyayang,"
Mr Zie yang melihat adegan itu rasanya sewot sekali.
"Apa-apaan Sabia bisa-bisanya dia membelai mesra adikku seperti itu, dia sama sekali tidak menghargai aku sebagai suaminya!" dalam hati Mr Zie.
"Zie besok pagi kalian tunggu saja di rumah, nanti biar Dady sendiri dan pihak rumah sakit yang mengurus kepulangan adikmu!"
"Dady yakin tidak mau aku bantu?"
"Tidak usah, ya sudah kalian pulang sana kasihan Sabia dan momy mu kalau kemalaman,"
Akhirnya mereka bertiga pun pulang bersama menuju rumah, Sabia duduk dikursi belakang sementara momy El duduk disamping Mr Zie.
"Mom, besok Bia mau bolos kuliah saja untuk menyambut kepulangan Ziu!"
"Apa boleh Bi? Momy senang sekali jika kau memang mau menyambut Ziu,"
"Boleh saja kok mom lagipula besok mata kuliahnya hanya sedikit,"
"Mana bisa seperti itu, bagaimana kau bisa lulus tepat waktu jika kerjaan mu bolos terus," kata Mr Zie.
"Hanya satu hari kok, lagipula memangnya kenapa kalau aku tidak lulus tepat waktu,"
"Dady Gilbert pasti akan kecewa, seharusnya semakin dewasa kau bisa berpikir lebih baik bukan malah seenaknya bolos,"
"Kata-kata mu keterlaluan," kesal Sabia.
"Sudah-sudah, Zie jangan berkata begitu pada Bia dia berhak kok menentukan besok mau masuk kuliah atau izin dulu,"
"Dia itu bukan izin mom tapi bolos, pantas saja tidak lulus-lulus,"
Sabia sangat kesal entah kenapa Mr Zie selalu cari gara-gara dengannya, hingga akhirnya tiba di kediaman Momy Elvia mereka turun dari mobil.
Sabia sama sekali tidak berbicara sepatah katapun sejak kejadian tadi dimobil, begitu juga dengan Mr Zie menurut Mr Zie apa pentingnya Sabia sampai bolos begitu demi Ziu, toh sore harinya Sabia bisa tetap melihat Ziu tidak perlu bolos segala.
Mr Zie pun tak kalah kesal karena Sabia selalu bertindak tanpa seizin darinya, sementara Mr Zie apapun itu pasti dia meminta izin terlebih dahulu pada Sabia, meskipun pernikahan ini hanya bersifat kontrak tetapi seharusnya untuk saat ini bisa saling menghargai.
Momy Elvia berjalan lebih dulu, disusul oleh Mr Zie dan Sabia dibelakangnya. Keduanya nampak saling diam.
"Nah Bia, selamat datang di rumah kami jangan sungkan ya sekarang ini juga rumahmu!"
"Iya mom, terimakasih sudah mengizinkan aku tinggal disini,"
"Ayo momy tunjukkan kamar kalian!"
Seketika Sabia berhenti melangkahkan kakinya, mencerna kembali ucapan momy Elvia.
"Kamar kalian mom? Maksudnya kamar aku dan kamar Mr Zie?"
"Iya kamar kau dan Zie, kamar kalian!"
Sabia merasa curiga jika momy Elvia hanya memberikan satu kamar untuknya dan Zie.
"Nah ini dia kamar kalian,"
Dilihatnya kamar itu dirias bak kamar pengantin baru, dimana terdapat taburan bunga mawar mewah disepanjang jalan menuju ranjang, dengan taburan bunga mawar berbentuk cinta ditengah-tengah ranjang.
Ditambah lagi ada dua handuk yang di bentuk seperti sepasang angsa yang sedang berciuman ditengah-tengah taburan bunga mawar berbentuk cinta itu!!!
Glek..
Sabia dan Mr Zie sama-sama menelan salivanya.
"Mom, kenapa harus ditabur bunga segala?" tanya Mr Zie.
"Ya itung-itung ini hadiah pernikahan kalian dari para pelayan, mereka yang mau menghias seperti ini lihat cantik kan?"
"Momy, apa aku dan Mr Zie harus tidur satu kamar?"
"Kok pake ditanya si Bi, tentu saja kalian kan suami istri,"
"Ta-tapi," Mr Zie dan Sabia hendak melayangkan protes kembali.
Tetapi momy Elvia telah menyiapkan jurus jitu agar keduanya berhenti protes.
"Aduh kepala momy pusing nih kayanya kecapean,"
"Momy sakit?" tanya Mr Zie.
"Momy tidak sakit kok, cuma kepala saja pusing momy ke kamar dulu ya mau istirahat, kalian juga istirahat ya!"
"Ta-tapi mom," panggil Sabia.
Sayangnya Momy Elvia sudah pergi dari hadapan Sabia dan Mr Zie, sementara Mr Zie sudah tau momynya pasti akan berusaha keras mendekatkan dirinya dengan Sabia.
"Mr, kenapa kau tidak bilang kalau kita akan satu kamar kalau tau aku pasti akan menolak pindah ke rumah ini?"
"Bukankah kau bilang asalkan bisa dekat dengan Ziu, kau bahagia pindah ke rumah ini!"
"Iya tapi kan tidak satu kamar juga, aku mencintai Ziu tidak mungkin aku satu kamar denganmu!"
"Dulu kau juga mencintai aku, kita pernah tidur satu kamar juga kan jadi apa masalahnya?" ledek Mr Zie.
Kedua bola mata Sabia mendelik,. sementara Mr Zie tidak membuang waktu lagi dia masuk kedalam kamar!
"Aku akan tidur di kamar lain, di rumah sebesar ini pasti banyak kamar tidak terpakai,"
"Baiklah kalau itu mau mu, carilah kamar lain,"
Sabia pun pergi meninggalkan kamar itu sementara Mr Zie tetap berada didalam kamar tersebut.
"Nah kan ada kamar,"
Tidak jauh dari kamar tadi ada satu pintu kamar, tetapi saat Sabia membuka pintu ternyata pintu tidak bisa dibuka..
"Apa-apaan ini, kenapa terkunci? Ahh sittt!" umpat Sabia.
Karena pintu kamar itu terkunci, Sabia memutuskan untuk mencari kamar-kamar lainya. Hingga ke lantai bawah rumah besar itu sudah delapan pintu yang Sabia coba buka dan hasilnya sama semua pintu terkunci.
Udah Bi balik kandang aja emang udah waktunya kalian Bobo bareng lagi😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Dewi Anggya
1 kamar tp belajar nahan y biiii😂😂😂
2023-12-22
0
Livyana 171
Ternyata bp dosen yg cuek dan dingin bs modus jg ya😏
2023-05-31
2
Diii
trik emak sama bapak
2023-05-05
0