Dihampirinya Sabia yang saat ini memilih berdiri menatap jendela kaca ruangan kerja itu! Tetapi kaki Sabia terus melangkah menghindar.
"Bi,"
"Jangan mendekat,"
"Aku akan menyelesaikan masalah ku dengan April secepatnya, tetapi setelah itu izinkan aku untuk berusaha kembali membuat mu jatuh cinta kepadaku!"
"Itu tidak mungkin, aku hanya mau Ziu dan sebagai seorang Kakak tidak seharusnya Mr berusaha mendekati ku,"
"Kau lupa, aku suamimu dan aku berhak atas dirimu!"
"Mungkin Mr lupa dengan perjanjian kontrak yang telah kita sepakati, bukankah perjanjian biru dibuat karena Mr tidak mencintai aku?"
"Bi,"
"Sudahlah, aku mau pulang duluan aku rasa sudah cukup hari ini aku membantu mu di kantor,"
"Aku mencintaimu," kata Mr Zie.
Tetapi Sabia terus berjalan meninggalkan Mr Zie yang masih menatap punggungnya kian menjauh.
Karena kesal atas tindakan Mr Zie membuat Sabia memutuskan untuk pulang lebih dulu ke rumah, padahal hari masih siang.
Setibanya di rumah! Para pelayan seperti sedang heboh dan saling berbicara satu sama lain.
"Ada apa ini?"
"Nona Bia anda sudah pulang rupanya, itu non tadi jari tangan Tuan Ziu bergerak-gerak!"
"Apa? Benarkah itu?"
"Benar nona, awalnya seorang pelayan buang lihat saat hendak membersihkan ruangan!"
"Aku akan menemuinya,"
Dengan wajah sumringah Sabia tidak sabar lagu untuk menemui Ziu dan melihat dengan kedua matanya sendiri jika memang jari tangan Ziu sudah bisa bergerak.
Klek..
Dengan nafas terengah-engah karena dari pintu utama menuju kamar Ziu lumayan jauh sementara Sabia tadi berlarian agar cepat sampai, ada momy Elvia yang sedang berada didalam ruangan bersama seorang perawat.
"Mom,"
"Bi, kau sudah pulang? Mana Zie?"
"Dia masih di kantor, mom aku dengar Ziu,"
"Iya nak, tadi jari-jari tangannya bergerak momy lihat sendiri setelah pelayan memberitahu momy,"
"Lalu apa itu artinya ada kemungkinan Ziu akan sadar mom?"
"Tadi Dokter sudah memeriksa tetapi dia bilang belum bisa dipastikan, karena jari bergerak hal yang lumrah terjadi pada pasien koma!"
Keceriaan Sabia pun memudar, didekatinya tubuh Ziu oleh Sabia.
Diraihnya satu tangan Ziu oleh Sabia diletakkannya dibagian hati.
"Kau dengar hatiku berdebar-debar saat tau jari tanganmu bergerak, harapan itu seakan kembali datang ditengah keputusasaan ku!"
Momy Elvia pun ikut merasakan kesedihan ketika Sabia mengungkapkan isi hatinya didepan Ziu, tidak ingin mengganggu Sabia dengan Ziu akhirnya momy Elvia keluar dari kamar Ziu.
"Kau bisa merasakannya kan Ziu? Aku mohon sadarlah dan tepati janjimu menikahi aku!"
Suara Sabia bergetar dan tanpa terasa air matanya mengalir dipipi.
Sore harinya di perusahaan Des Biscuit milik keluarga Zie dan Ziu! Tadi siang hingga kini Mr Zie lupa belum makan siang sedangkan dia memiliki riwayat sakit lambung yang cukup memerlukan perhatian lebih.
Telat makan membuat Mr Zie mulai merasakan kepalanya pusing dan perutnya rasa ingin muntah.
Sementara akan ada meeting sebentar lagi, Mr Zie pun coba menahan diri untuk tetap mengikuti meeting hingga selesai.
Tanpa diduga selesai meeting justru wajah Mr Zie terlihat pucat.
"Tuan Zie, wajah anda sangat pucat!" ujar manager perusahaan.
"To-tolong antar aku ke rumah aku ingin istirahat," dengan nada terbata-bata.
"Apa tidak sebaiknya kita ke rumah sakit dulu Tuan?"
"Tidak, aku punya obatnya di rumah ini hanya karena aku telat makan!"
"Bagaimana ya, tapi saya sangat khawatir,"
"Tidak apa-apa antar saja aku ke rumah sekarang!"
Akhirnya karena Mr Zie menolak untuk dibawa ke rumah sakit, manager dan beberapa orang staf mengantar Mr Zie pulang ke rumahnya.
Tiba di rumah Mr Zie baru saja manager dan staf mengantar Mr Zie hingga didepan pintu masuk rumah, tubuh Mr Zie sudah ambruk setengah sadar.
"Tuan!"
Para pelayan yang melihat Mr Zie hampir pingsan dan harus dipapah menuju kamarnya langsung menemui Momy Elvia untuk memberitahukan kabar Mr Zie yang sakit. Tubuh Mr Zie direbahkan didalam kamar, kemudian Momy Elvia langsung mendatangi Mr Zie didalam kamarnya.
"Selamat sore nyonya," sapa manager.
"Sore, kenapa dengan anakku!"
"Nyonya, sepertinya Tuan telat makan ini semua salah saya karena saya kurang memperhatikan Tuan di kantor!"
"Mom, aku tidak apa-apa setelah minum obat juga akan sembuh lagi!"
"Zie kau kan tau kau tidak bisa sampai telat makan, kenapa bisa telat makan begini?"
Momy Elvia segera mengambil obat yang biasa diminum oleh Mr Zie didalam laci! Pelayan datang mengambilkan air untuk Mr Zie minum obat, dan ada juga yang membawakan Mr Zie makanan dan buah.
"Kalian boleh pergi sekarang, terimakasih sudah mengantarkan Zie ke rumah,"
"Baik Nyonya, kami permisi semoga Tuan Zie lekas sembuh,"
Para karyawan kantor meninggalkan kamar Mr Zie.
"Zie, maafkan momy ya kau dan Ziu sama-sama anak momy tetapi setelah Ziu sakit, momy dan Dady jadi kurang memberikan mu perhatian!"
"Tidak apa-apa mom, aku janji tidak akan terjadi lagi seperti ini,"
"Sekarang momy suapi Zie makan ya!"
"Boleh, sudah lama kan momy tidak pernah menyuapi aku," ujar Mr Zie.
Meskipun keadaan Mr Zie sudah membaik dan sekarang beristirahat didalam kamarnya, tetap saja momy Elvia memanggil Dokter ke rumah untuk memastikan kondisi Mr Zie baik-baik saja.
Setelah Dokter selesai memeriksa Mr Zie, saat itu Sabia hendak pergi ke kamar Mr Zie untuk mandi terlebih dahulu barulah setelah mandi nantinya Sabia akan menemani Ziu lagi.
Tetapi didekat kamar Mr Zie, dilihatnya oleh Sabia seorang Dokter dan momy Elvia sedang berbincang-bincang.
"Mom, apa momy sakit?" tanya Sabia.
"Tidak Bi, bukan momy tapi Zie! Dia telat makan dan lambungnya kambuh, padahal anak itu tidak boleh sampai telat makan,"
"Mr Zie?"
"Iya Zie, ya sudah momy mau antar Dokter kedepan dulu ya Bi, momy titip Zie ya,"
"Iya mom,"
Sabia mengira siang tadi Mr Zie makan dengan April tapi ternyata Mr Zie sama sekali tidak makan dan ada sedikit rasa bersalah yang dirasakan oleh Sabia, sebagai seorang istri dia bahkan tidak mengetahui jika suaminya belum makan sejak siang tadi.
Klek..
Sabia membuka pintu kamar Mr Zie, ternyata benar wajah Mr Zie tampak pucat dan dia sedang terbaring diatas ranjang kedua matanya terpejam.
Duduklah Sabia dibibir ranjang sambil menatap kewajah Mr Zie yang pucat.
"Mr, kenapa kau tidak bilang jika siang tadi kau tidak makan bersama April?" tanya Sabia.
"Maaf, aku kira kau makan dan senang-senang bersama April!"
Sabia mengangkat satu tangannya untuk menyentuh wajah pucat Mr Zie. Diusapnya lembut oleh Sabia wajah Mr Zie membuat Mr Zie yang sejak tadi sebenarnya tidak tidur menikmati apa yang dilakukan istrinya itu.
Kapan lagi Sabia mau mengusap lembut wajahnya seperti ini, jika bukan karena sakit Sabia pasti tidak akan melakukannya. Mr Zie pun memilih tetap berpura-pura tidur.
Sabia tetap mengusap lembut wajah Mr Zie tapi karena melihat hidung Mr Zie yang sangat mancung, jari tangan Sabia pun tergoda untuk menekan hidung mancung Mr Zie.
"Itu bukan tombol Bi," kata Mr Zie dengan suara lemah.
Sontak saja Sabia terkejut dan langsung menurunkan jari tangannya dari hidung mancung Mr Zie.
Mr Zie membuka kedua matanya!
"Mr tidak tidur!"
"Baru saja mau tidur, tapi aku dengar istriku tadi meminta maaf! Aku memaafkan, tapi aku harap kedepannya kau juga memberikan sedikit perhatian untukku, aku hanya minta sedikit Bi karena aku tau perhatian mu yang sangat banyak itu, pasti hanya untuk Ziu,"
Ngenes banget Mr Zie sampai sakit gitu, engga diperhatikan sama istrinya!! Sabar ya Mr nanti kita balas Sabia buat dia jerit-jerit tanpa ampun Mr😁 Sekarang biarkan aja Sabia yang lagi sayang-sayangnya sama Ziu..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
~v
salh sendiri Mr zie dulu cuek m bia milih blikan m April 🤦🤦,, sekarang baru terasa
2024-10-14
0
Dewi Ansyari
Kasihan Mr Zie sampe sakit gitu karena April datang gangguin hufff
2024-05-22
0
Dewi Anggya
tuhhh Bii gmn² jg udh tugas istri merhatiin suami walpun kontrak kn klo cocok bisa perpanjang mpe jd hak milik gtu🤭
2023-12-23
0