Bab 7

Dimalam pertama pernikahan keduanya, baik Mr Zie maupun Sabia sama-sama merasa gelisah dan tidak bisa tidur satu sama lain. Rasanya tetap beda saat sebelum menikah dengan sekarang yang sudah menyandang status suami istri, ya walaupun tidur secara terpisah.

Tidak menyangka takdir justru menyatukan kembali keduanya tak tanggung-tanggung lagi, keduanya justru menyatu dalam ikatan suci tali pernikahan terasa seperti mimpi tapi ini nyata.

Pagi menjelang, untung saja Sabia dibawakan beberapa pasang baju oleh Naura saat kemarin selesai pesta pernikahan di gedung. Tapi pakaian yang dibawakan tentu saja pakaian minim karena baik Sabia maupun Naura sama-sama menyukai pakaian minim.

Dengan menggunakan pakaian dan tas berwarna merah muda membuat Sabia terlihat sangat fresh dan cantik, setibanya di meja makan Mr Zie yang sedang menyuap makanan kedalam mulutnya pun sempat terpaku beberapa saat melihat penampilan gadis yang ia nikahi kemarin itu.

"Pagi Mr,"

"Pagi Bi, sarapan dulu hari kau kuliah sampai sore kan?"

"Iya, coba lihat dulu Mr Zie apa penampilan ku cantik hari ini?"

Sebenarnya Mr Zie tidak mau menatap Sabia terlalu lama, ini malah diminta lihat penampilannya.

"Cantik,"

"Apa menurut mu Ziu akan mengatakan hal yang sama?"

"Aku berkata cantik memakai sudut pandang dari Ziu kok, jadi dia akan berkata hal yang sama,"

"Aku senang jika Ziu akan menyukai penampilan ku hari ini, tidak sabar untuk menantikan sore hari,"

Kenapa rasanya kesal juga lama-lama ketika Sabia terus saja menyebutkan nama Ziu, dalam hati Mr Zie.

"Untuk apa aku kesal begini? Toh memang Sabia milik Ziu." Dalam hatinya lagi

Setelah sarapan bersama Mr Zie mengantarkan Sabia ke kampusnya. Sepanjang perjalanan pun tidak ada hal menarik untuk keduanya terlibat obrolan, hanya dia dan mendengarkan musik saja, akhirnya mobil Mr Zie tiba di halaman kampus Sabia.

"Aku akan langsung ke rumah Dady Gilbert, nanti sore aku jemput ya!"

"Iya, bye Mr," Sabia buru-buru turun dari mobil Mr Zie.

Setelah itu mobil Mr Zie segera meninggalkan halaman kampus. Sabia santai saja berjalan menuju kelasnya, tetapi Sabia melihat ada hal menarik didepan kelasnya! Seorang wanita cantik dan sudah Sabia kenal sebelumnya tengah berdiri dengan kedua tangan yang bertolak pinggang dan wajah yang memerah seperti menahan kesal dan menyimpan banyak amarah.

Sabia cuek saja melewati wanita tersebut tetapi tiba-tiba April yang sejak tadi menunggu kedatangan Sabia, langsung menarik rambut panjang Sabia hingga tubuh Sabia kembali mundur kebelakang.

"Aw, apa-apaan ini lepaskan," Sabia mencubit kulit tangan April hingga tangan April pun terlepas dari rambutnya.

Segera Sabia membenahi rambutnya sementara April kesakitan karena Sabia mencubitnya terlalu kencang. Teman-teman Sabia yang mendengar teriakan Sabia pun kompak keluar dari dalam kelas.

"Ada apa Bi?"

"Tau tuh, aku sedang jalan dia malah menjambak rambutku tiba-tiba aneh dasar!"

"Aneh kau bilang? Kau itu merebut calon suamiku apa kau lupa? Bagaimana bisa kau menikahi Zie?"

"Tolong ya anda tidak perlu teriak-teriak begitu," ujar temannya Sabia.

"Tau bisa kan bicara baik-baik?" tegur teman Sabia yang lain.

"Udah guys, engga perlu kita repot-repot meladeni perempuan ini!" kata Sabia.

"Eh anak kecil pokoknya aku tidak mau tau cerai dari Zie sekarang juga atau,"

"Atau apa hah? Kenapa kau tidak tanya langsung saja pada Mr Zie kenapa dia malah menikahi aku bukan kau?"

"Ini semua pasti karena kau menjebak Zie kan? Kau benar-benar wanita tidak punya hati Sabia, aku dan Zie itu sudah berhubungan bertahun-tahun jadi kau tidak berhak sama sekali memilikinya!"

"Kalau begitu kenapa malah aku yang dinikahi bukan kau? Oh aku tau, mungkin gaya ranjang mu payah sementara aku memuaskan," ledek Sabia.

Ckckck ckckx...

Teman-teman Sabia malah menertawakan bercandaan Sabia dan ikut mengolok-ngolok April.

"Diam!! Zie bukan laki-laki seperti itu, kau dengar ya anak kecil secepatnya aku akan minta Zie segera menceraikan mu, ingat itu!" setelah itu April pergi dari hadapan Sabia dengan hati yang masih geram dan panas.

"Semangat kakak semoga berhasil usahanya, bye!!"

Dasarnya Sabia memiliki sikap santai jadi kehadiran April barusan malah dia jadikan sebagai hiburan gratis bersama teman-teman sekelasnya, tidak ada rasa kesal atau benci meskipun April telah melabraknya didepan banyak orang.

Sore harinya pulang kuliah Sabia sudah gusar karena Mr Zie belum juga datang menjemputnya.

"Kemana dia?" sambil terus melihat jam tangannya.

Setelah hampir setengah jam menunggu, akhirnya mobil Mr Zie memasuki halaman kampus Sabia, dengan kesal buru-buru Sabia menghampiri mobil Mr Zie yang baru saja berhenti didekatnya. Sabia masuk dengan wajah ditekuk karena dia sampai dibuat menunggu sangat lama.

"Wajahmu kenapa Bi?"

"Gosong kelamaan nunggu,"

"Makanya kasih kabar kalau pulang lebih cepat,"

Hari ini memang Sabia setengah jam pulang lebih cepat karena Dosen yang mengajar terakhirnya ada keperluan mendadak.

"Bagaimana mau kasih kabar?"

"Gengsi ya minta nomor handphone suami sendiri?" Mr Zie malah menggoda Sabia.

"Tepatnya suami kontrak," kata Sabia.

Tangan Mr Zie pun langsung merogoh isi tas milik Sabia yang dia taruh diatas pahanya.

"Eh mau apa?"

Diambilnya handphone milik Sabia dari dalam tasnya, kemudian Mr Zie pun memasukan nomor handphonenya kedalam handphone Sabia kemudian melakukan Miss call, sehingga kini keduanya sama-sama memiliki nomor telepon satu sama lain.

"Lain kali hubungi aku jika kau pulang lebih cepat, maaf ya sudah membuat mu menunggu!" kata Mr Zie lalu tidak lupa juga diiringi mencubit pipi Sabia.

Kini Sabia pun sudah mulai hilang rasa kesalnya, lalu Mr Zie membukakan minuman yang tadi dia beli sengaja karena tau jika pulang kuliah pasti haus dan lapar.

"Minumlah kau haus pasti!" disodorkannya minuman yang telah lebih dulu dibuka oleh Mr Zie.

Diraihnya minuman itu oleh Sabia, tetapi Sabia tidak pernah menatap wajah Mr Zie.

"Terimakasih,"

"Sama-sama Bi,"

Keduanya melakukan perjalanan menuju rumah sakit untuk menemani Tuan Morgan dan Nyonya Elvia juga melihat kondisi Ziu.

Setibany di rumah sakit Sabia dan Mr Zie berjalan bersama-sama hingga keduanya tiba di ruangan rawat tempat Ziu berada. Di sana hanya ada nyonya Elvia sepertinya Tuan Morgan belum pulang dari kantor.

"Sore mom," sapa Mr Zie yang langsung mencium pipi kanan kiri ibunya.

"Sore Zie, ada Bia juga rupanya!"

"Halo momy El, hai Ziu," sapa Sabia, meskipun Ziu dalam keadaan koma Sabia tetap menyapanya.

"Senangnya melihat kalian kompak begini,"

Tanpa ragu-ragu Sabia duduk didekat Ziu lalu menggenggam tangan Ziu dengan erat, seketika hati Mr Zie justru merasa tersentak melihat Sabia memperlakukan Ziu dengan sangat manis.

Mr Zie mundur kebelakang, membiarkan Sabia bersama dengan Ziu.

"Sore Ziu, hari ini aku pulang kuliah lebih cepat bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Sabia dengan mata yang berkaca-kaca.

Sementara momy Elvia langsung menepuk-nepuk punggung Sabia agar Sabia tetap tegar.

"Zie," panggil momy Elvia.

"Iya mom ada apa?" tanya Mr Zie seraya mendekat.

"Dady dan momy sudah sepakat mulai besok Ziu akan dirawat di rumah dan kita menyewa suster, sepertinya suasana rumah lebih dibutuhkan oleh Ziu untuk saat ini Momy tidak tega dia terus-menerus berada di rumah sakit!"

"Aku setuju mom, jadi besok pagi Ziu sudah bisa pindah ke rumah?"

"Iya, semua dokumen sudah ditandatangani tinggal besok membawa Ziu pulang ke rumah kita, momy juga ada permintaan padamu dan Bia,"

"Permintaan apa mom?"

"Kalian tinggallah di rumah momy dan Dady,"

"Ta-tapi aku sudah memiliki rumah sendiri mom,"

"Memangnya kau tidak mau ikut merawat adikmu, Zie kita tidak tau sampai kapan Ziu akan kuat dan bertahan kau tidak mau menemaninya disaat bisa?"

"Aku setuju momy, aku ingin berada didekat Ziu selama aku bisa!" Sabia memotong pembicaraan.

"Tuh, Bia mau siapa tau dengan kehadiran kalian berdua di rumah Ziu jadi ada semangat untuk pulih,"

Mr Zie memandangi wajah adiknya yang sedang koma, sebenarnya benar juga apa yang dikatakan oleh ibunya tetapi satu rumah dengan orangtuanya sudah pasti Mr Zie harus satu kamar dengan Sabia.

"Pokoknya aku mau merawat Ziu," rengek Sabia.

"Zie tolonglah bantu adikmu itu agar bisa cepat sadar dari koma, momy minta tolong tinggal bersama kami ya nak!"

"Baiklah kalau begitu,"

Akhirnya setelah satu rumah sekarang akan satu kamar setelah satu kamar akan satu ranjang setelah satu ranjang jadi apa ya???😁😁😁

Visual Ziu nanti nyusul ya!!

Terpopuler

Comments

bhunshin

bhunshin

jadi panas dingin si Mr zie 🤣🤣🤣🤣dulu ja ditolak sekarang giliran pengen ditolak bia rasakan kau mr zie 🤣🤣🤭

2024-06-23

0

Suci Nurhidayah

Suci Nurhidayah

rasain luuuu

2024-03-30

0

Dewi Anggya

Dewi Anggya

nahan sabaaar Mr zie.....

2023-12-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!