Di sebuah cafe, Salma mengajak Reza untuk bertemu. Keduanya membicarakan tentang siapa wanita yang telah merebut hati Kei dari Salma. Reza, yang semakin di tekan oleh Salma, dia semakin iba dan menutupi apa yang diketahuinya.
"Baru kali ini aku bekerja dengan sangat tidak profesional. Aku membohongi klienku dan menutupi data musuhnya. Ah ... tapi melihat dari setiap ancaman dan umpatan yang wanita ini berikan, aku rasa memang ini yang terbaik bagi Neta. ditambah lagi, sekarang aku juga bekerja sama dengannya." Reza membatin ketika ia berbicara dengan Salma.
"Apa benar bukan wanita perancang baju itu yang menggoda suamiku?" desak Salma.
Salma terus saja mendesak dan memerhatikan gaya bicara Reza. Seolah, wanita itu tengah mencari titik kebohongan di setiap kata yang Reza ucapkan. Tetapi, sikap Reza yang teramat tenang, membuatnya tidak bisa membaca mimik wajahnya.
"Kenapa dia terlihat begitu datar, apa ini artinya benar bahwa dia sama sekali tidak mengetahui tentang Neta dan Kei?" pikir Salma yang mulai menduga-duga.
"Aku sudah dan sampai bekerja dengan wanita itu atas perintahmu. Selama itu juga aku mengenalnya dan dia bahkan sama sekali tidak pernah berbicara dengan lelaki untuk urusan pribadi dengan ponselnya. Dia hanya sibuk soal pekerjaan, kalau suamimu berselingkuh dengannya, bukankah seharusnya mereka saling bicara di sambungan telepon ?"
Reza mencoba untuk mempengaruhi pikiran Salma. Dia ingin mencari tahu lebih banyak tentang kepribadian Salma. Wanita yang duduk di hadapannya itu terlihat begitu berapi-api.
"Ah, apa benar seperti itu? Kenapa aku merasa kamu juga menyembunyikan sesuatu ?" cetus Salma dengan ekspresi wajahnya yang mengintimidasi. Matanya sedikit menyipit dan bibirnya menyunggingkan senyuman sinis.
Reza bukannya menjawab pertanyaan Salma, melainkan dia hanya memasang ekspresi datar dan dingin. Dia sama sekali tidak menunjukkan bahwa saat ini dia sedang memikirkan Neta. Bahkan Reza yang baru bertemu saja sudah bisa membedakan antara Salma dan Neta.
"Apa yang bisa kusembunyikan dari wanita cantik sepertimu Nyonya?" tanya Reza yang mulai dengan jurus andalannya.
Reza, adalah perayu handal. Wajah dan juga kekayaannya yang sesungguhnya membuatnya banyak digandrungi wanita di kotanya. Pekerjaannya yang hanya untuk menjadi mata-mata di kota ini sebenarnya hanyalah sampingan di hari libur saja.
Mendengar pujian dari Reza membuat Salma tersipu. Salma yang memang menyenangi segala macam bentuk sanjungan itu pun tersenyum manis. Sesekali Salma melirik dengan tatapan nakalnya.
...****************...
Sementara itu di butik, Neta tengah sibuk menggambar sketsa desain pakaian pesanan pelanggan. Sebenarnya tadi di saat dia menemui Dokter kandungan. Dokter itu meminta agar Salma menjaga kehamilannya.
Kandungan Neta tergolong lemah dan rawan keguguran. Karena hal itu juga Dokter memberikan banyak peraturan dan larangan, termasuk Neta yang tidak boleh lelah dan terforsir pikirannya. Akan tetapi, justru dengan melakukan hal itu pikirannya jadi tidak terpusat pada Kei saja.
"Aku hamil, tapi suamiku seolah tidak peduli. Dia bahkan terkesan acuh dengan kondisiku ini. Ah, sudahlah Neta. Ibumu saja tidak peduli apa lagi suamiku yang tidak berkaitan darah denganmu?" kata Neta seorang diri seraya menggambar sesuatu.
Semenjak hari itu, Neta menjadi tertutup. Satu-satunya orang yang bisa menemuinya di kantor adalah Reza. Sebab, di mata Neta, Rezalah satu-satunya orang yang bisa dipercaya.
Pintu ruang kerja Neta tiba-tiba saja diketuk dari luar. Neta seketika mengalihkan pandangannya dari kertas putih bergaris itu ke pintu. rasanya sangat ini sungguh kacau dia malas bertemu dengan siapapun.
"Siapa?" seru Neta dari dalam ruangan.
"Reza!" jawab Reza dengan setengah berseru.
"Masuk Za!" seru Neta mempersilahkan.
Reza masuk dengan perlahan-lahan ke ruangan Neta yang biasanya terang kini hanya berubah menjadi remang. Agaknya, saat ini jiwanya tengah terguncang karena kejadian kemarin. Siapa yang tidak terguncang, bila jalan hidupnya hanya dijadikan mainan?
"Kenapa tidak keluar?" tanya Reza yang baru saja pulang dari bertemu dengan Salma.
"Buat apa? Aku malu dengan semua orang Za, aku malu," kata Neta yang terasa begitu tulus dari dalam hatinya.
Menjalar panas sampai ke pulung hati ketika Neta berkata demikian. Wanita yang sebelumnya ceria kini bergelayut duka. Wajahnya sendu dan seolah menjadi kanvas dari goresan banyaknya kuas-kuas kebohongan.
"Orang-orang tidak akan tahu Ta, mereka tidak akan tahu. Mereka sudah sibuk dengan urusan mereka masing-masing," kata Reza yang berusaha kembali memupuk rasa percaya diri istrinya.
"Kamu tidak merasakan bagaimana jadi aku Za. tidak pernah sekalipun aku berangan-angan untuk jadi pelakor seperti ini. Dan sekarang apa Za? aku bahkan sudah hamil anak suami orang," sesal Neta yang begitu menyesakkan dada.
Reza hanya terdiam menatap wanita yang tengah terpuruk itu. Lagi-lagi, Neta menangis sedih. Dia terlihat kacau dan tidak bersemangat untuk melanjutkan hidup.
"Aku sangat malu Za, bagaimana aku bisa menghadapi semua orang jikalau sampai mereka semua tahu?"
Neta berbicara dengan wajahnya yang tertunduk, bahunya bergetar turun naik. Matanya pun memerah saat menatap ke arah Reza. Riza pun menjadi begitu kaku dan bahkan dia tidak bergeming.
"Gunakan aku saja sebagai penutup semua ini Ta," kata Reza dengan tiba-tiba.
"Apa maksudnya Za?" tanya Neta dengan tatapan nanarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments