Selesai dengan pesta kecil-kecilan itu, baik bu Rahayu maupun Risma dan beberapa saudara Neta membantu pengantin baru itu untuk membersihkan hunian baru yang bila dijual lagi kisaran harganya akan mencapai 22M ke atas. Rumah itu bukan apa-apa bagi Kei yang memang dia banyak mempunyai aset dan juga sumber kekayaan yang begitu banyaknya.
Kei merupakan pengusaha yang bergerak dalam bidang impor dan ekspor pakaian. Juga dia memiliki beberapa usaha kecil di dalam negri yang jumlahnya sampai tidak bisa dihitung jari. Karena terlalu kaya, Kei pernah sampai melupakan mobilnya sendiri yang terparkir selama beberapa tahun di salah satu bandara internasional negri ini.
“Apa sudah semuanya Bu?” tanya Kei dengan nada ramah pada bu Rahayu yang sedang mengelap meja dan membelakangi Neta yang sedang mencuci piring bersama Risma.
“Sebentar lagi,” jawab bu Rahayu tanpa melihat Kei.
“Bu. Lihat aku. Ini sudah jam berapa?” cetus Kei dengan memelankan suaranya seolah tidak ingin Neta mendengarnya.
“Astaga! Sudah lewat 10 menit,” ucap bu Rahayu dengan menutup mulutnya. Dia begitu terkejut saat tidak menyadari waktu karena terlalu serius membantu membersihkan rumah putrinya.
“Iya, akan aku selesaikan ini,” katanya yang terlihat tergugup karena Kei yang ada di hadapannya dan terlihat seolah membantunya padahal menantunya itu hanya sedang menekannya.
“Tidak usah!” Kei mencekal pergelangan tangan bu Rahayu dan otomatis semua itu terhenti.
“Cepat pergi dari sini, aku tidak punya banyak waktu. Kamu tahu benar betapa sibuknya aku,” ketus Kei yang berbicara dengan sorot mata tajamnya seperti macan kumbang yang akan menerkam.
“Ba-baik, baiklah,” jawab bu Rahayu tergugup dan segera menyudahi pekerjaannya meskipun belum selesai.
“Risma, aku rasa kita harus cepat pulang. Sepertinya kita melupakan sesuatu di rumah. Sepertinya, sepeda motor yang dibelakang belum di masukan karena terburu-buru tadi. Aku baru ingat,” ujar bu Rahayu dengan segera mengajak Risma pergi dari sana.
“Astaga! Mbak, kok bisa teledor begitu? Ayo kalau begitu. Nanti kalau ada maling bagaimana?” timpal Risma yang begitu kompak dengan kakaknya yang pembohong itu.
Demi keuntungan yang besar jumlahnya, keduanya rela bekerja sama dan menjual keluarga mereka kepada Kei si pengusaha kaya. Ada sesuatu yang Kei janjikan untuk keduanya hingga membuat bu Rahayu dan Risma begitu bersemangat ketika sudah membahasnya.
“Oh, ibu mau pulang? Kenapa tidak menginap di sini saja?” tanya Kei yang tentunya hanya berpura-pura dan itu langsung disambut senyuman palsu oleh keduanya.
“Kei, kami juga tidak mau mengganggu pengantin baru, dan kebetulan ibu mertuami ini malah lupa memasukan sepeda motor. Oh, di sana lagi musim maling Kei,” ujar Risma yang juga ikut serta dalam drama tersebut.
“Yah, harus pulang ya? Padahal aku kira kalian mau menginap di sini,” gumam Neta dengan pipinya yang menggembung.
“Tidak bisa Sayang, bagaimana dengan sepeda motor butut ibu yang ibu sayangi itu. Sepeda motor itu punya banyak kenangan dengan ayahmu dulu,” kata bu Rahayu yang seketika membuat Neta luluh.
“Ya sudah, Neta antar sampai mobil ya Bu?” tawar Neta.
“Oh, enggak usah. Enggak usah,” tolak bu Rahayu sambil menggerakkan kelima jarinya tanda menolak.
“Ibu sudah pesan taksi online jadi baik kamu dan suamimu tidak usah mengantar,” kata bu Rahayu yang kemudian mengambil tasnya dan segera menggandeng Risma.
Mereka saling melambai dan pergi. Sementara Kei kemudian beralasan bingkisan untuk ibu mertuanya ketinggalan dan menyusulkan. Tentu saja Neta sangat senang melihat perhatian yang suaminya berikan untuk ibunya.
“Tunggu!” seru Kei memanggil bu Rahayu dan Risma.
“Ada apa? Oh iya, pasti mau memberikan bayaran kami ya?” tanya bu Rahayu yang sudah berbinar cerah matanya ketika membahas soal uang.
“Hemh.” Kei menghela napasnya sambil menggeleng dan menatap remeh ibu mertua serta tantenya. “Ada di dalam kaleng ini, buka saja kalau di rumah nanti.”
Kei berbalik badan dan melangkah. Tetapi, baru babarapa langkah dia kembali lagi. Seperti ingin memberikan peringatan.
“Oh iya, jangan ganggu kami 3 bulan ini. Jangan pernah hubungi atau memintanya untuk ke rumah kalian. Paham?”
“Pa, paham.” Bu Rahayu dan juga Risma mengangguk bersamaan.
“Dasar mata duitan,” hina Kei seraya berlalu pergi.
****
“Bagaimana Kei, apa ibu sudah datang mobilnya?” tanya Neta sembari menata barang-barang itu ke lemari pendingin.
Neta mengenakan pakaian yang sebenarnya bisa dibilang sopan untuk kelas pengantin baru. Dia mengenakan dress selutut dengan tali spagety. Rambutnya ia ikat asal, meski begitu dia terlihat sangat menawan.
Bibirnya yang berwarna pink alami itu seolah memanggil Kei berkali-kali. Lehernya terlihat jenjang dengan hiasan beberapa anak rambut yang menambah kecantikan leher jenjangnya. Kei mengamatinya dari ruang tamu dan tersenyum miring.
“Ibumu telah menjualmu kepadaku. Kita lihat saja katanya kamu ini bibit unggul dan itu akan aku buktikan malam ini,” kata hati Kei.
Ting! Satu buah pesan masuk pada ponsel Kei.
[Ramuan cinta itu ada pada jus jeruk yang berada di meja makan]. Isi pesan dari bu Rahayu.
“Dasar si tua mata duitan,” gumam Kei dengan tersenyum miring dan kembali menyimpan ponselnya.
“Capek?” tanya Kei yang terlihat tengah mencari sesuatu di dalam lemari pendingin.
“Lumayan, haus juga sih,” balas Neta sembari melanjutkan pekerjaannya membersihkan meja makan kali
ini.
“Minum dulu kalau haus Ta, itu ibu buatkan jus. Habisin, mubazir kalau enggak habis,” kata Kei
dengan menyodorkannya.
Neta tersenyum menerimanya dan dalam sekali teguk, habislah jus itu membasahi kerongkongannya. Ia meminumnya hingga tandas dan langsung mencuci gelas tersebut.
“Bagus, memang harus kamu habiskan dan kita lihat bagaimana reaksinya. Bagaimana kamu memuaskan aku Neta,” batin Kei dengan senyum liciknya.
“Apa ada yang bisa aku bantu? Kalau enggak ada aku ke kamar dulu ya, mau bersih-bersih,” kata Kei yang berpamitan dan hanya dibalas senyuman oleh Neta.
Kei memang masuk ke dalam kamar mandi, ia berendam di dalam bathub dengan menghitung waktu. Berkali-kali senyum kelicikan itu lolos dan menghiasi bibirnya. Entah rencana apa yang ada di dalam kepalanya saat ini, yang jelas dalam hal ini Neta lah umpannya.
“Malam pertama ini harus sukses, 2 menit lagi dia akan mencariku dan menyerahkan dirinya dengan gila,” gumam Kei dengan harapan dan bayangan pasti.
Benar saja, selesai Kei menghitung, Neta sudah mengetuk pintu dengan dia yang sudah tidak
memakai baju dan hanya bra saja. “Kak, buka pintunya, aku juga mau mandi, ini panas sekali.”
Kei yang gila itusegera keluar dari bathub tanpa mengenakan apapun. Dia langusng membuka pintu dan visual Neta langsung nampak. Gadis itu napasnya sudah memburu dan sesekali mendesah kecil.
“Kei, bisa bantuaku? Aku tidak tahu kenapa ini, panas sekali, dan ….”
Ucapan Neta terhenti lantaran dia sudah dengan brutal ******* bibir Kei dan memeluknya erat. Menyentuh dari segala arah apa yang bisa disentuh. Menghisap apa yang bisa dia hisap sesuka hatinya malam itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments