14. Mengapa ibunya tega menjual anaknya?

14.

"Apa, dia hamil? Dia hamil anakku berarti. Oh, aku harus memperjelas hal ini." Kei terdiam tetap dengan wajahnya yang tanpa ekspresi.

"Neta, kamu hamil?" tanya nenek Fuji dengan wajah terkejutnya. "Terakhir kamu bertemu kamu bilang masih sendiri, apa sekarang kamu sudah menikah?" imbuhnya yang membuat Neta gelagapan.

Neta sesaat melirik Kei yang justru hanya menatapnya dingin. Dari tatapan itu Neta mengartikan bahwa lelaki itu tidak ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kei berlaku seolah dia sama sekali tidak mengenal Neta.

"Kalau nenek Fuji bertanya seperti ini, ini artinya dia tidak tahu menahu soal pernikahanku dengan Kei. Oh, Tuhan ... Permainan apa yang Engkau berikan ini?" tanya Neta di dalam hatinya yang tersayat sembilu.

"Aku sudah menikah beberapa bulan lalu. Sayangnya suamiku itu tidak berumur panjang. Satu bulan setelah kami menikah, dia meninggal dunia," jawab Neta dengan wajah sedihnya yang tidak mampu ia tutupi lagi.

Reza dan Dara hanya bisa menatapnya nanar. Tatapan mata yang menyatakan bahwa keduanya menjadi kikuk di sana. Mereka bingung harus bersikap seperti apa.

Mendengar apa yang Meta katakan Kei lalu menoleh ke arah wanita itu dengan tatapan matanya yang teramat tajam. Emosinya bercampur aduk saat dirinya dikatakan sudah meninggal dunia 1 bulan setelah pernikahannya. Kei merasa Neta sudah bisa membaca situasi yang ada.

"Em, Nek ini sudah selesai bukan?" Tanya Kei kepada nenek Fuji yang sedang duduk dan mengusap lembut punggung tangan Neta.

"Sudah," jawab nenek Fuji dengan menatap datar cucunya itu.

"Oh baguslah kalau sudah selesai berarti sekarang kita bisa melanjutkan ke agenda kita yang lain. Iya kan Sayang?" Sambung Salma beriringan dengan gerak tubuhnya yang kembali berkelanjutan suaminya.

Melihat apa yang Salma dan Kei lakukan, membuat air mata Neta luruh seketika. Kali ini dia tidak menutupi lagi isak tangisnya. Iya menangis dengan matanya yang menatap ke langit-langit seolah kesedihan yang ia rasakan begitu dalam.

"Iya aku dan Salma harus segera pergi, teman-teman kami sudah menunggu kami juga sudah melakukan reservasi di hotel milik kita," kata Kei yang seolah dengan sengaja memamerkan segala kegiatan yang akan ia lakukan berdua dengan Salma di depan Neta.

Sakit dan perih hati nata saat mendengar suaminya berkata seolah tanpa berdosa. Dengan mudahnya Kei menyebutkan agenda dan kegiatan yang akan mereka lakukan berdua di hadapannya. Satu yang ada di dalam kepala Neta saat ini adalah ibunya. Iya tujuannya adalah ibunya.

Neta membulatkan tekad dan berusaha untuk memberanikan diri menemui sang ibu dan bertanya mengenai masalah ini. Sebab, jika diingat kembali tanpa peranan sang ibu, maka pernikahan antara Kei dan dirinya tidak akan pernah terjadi.

Neta bahkan masih teringat dengan sangat jelas bagaimana di saat beberapa bulan lalu dia sempat mengeluhkan hubungan dengan sang suami kepada ibunya. Namun sungguh di luar dugaan jawaban dari setiap pertanyaan yang Neta lontarkan seolah justru menyudutkannya sebagai seorang istri. Berkali-kali ibunya selalu menyalahkan Neta dan mengatakan bahwa Neta tidak becus mengurus suami.

"Ya sudah sana pergilah nikmati acara kalian," kata nenek Fuji yang mempersilahkan kedua orang itu untuk pergi.

Setelah Neta bisa kembali menstabilkan emosinya barulah iya mencoba untuk duduk perlahan. Ia berusaha menguatkan dirinya sendiri akan kejamnya kenyataan. Dia yang tidak tahu apa-apa saat ini bisa dikatakan menjadi sebagai tersangka atas rusaknya rumah tangga orang lain.

Neta dan rekan-rekannya kemudian undur diri dari kediaman nenek Fuji. Baik Reza maupun Dara keduanya sama-sama tidak berani untuk bertanya apapun kepada Neta. Dalam hal ini hanya darah yang mengetahui siapa suami Neta.

Hingga sampailah mereka di butik. Neta langsung masuk begitu saja dan membaringkan tubuhnya di ruang kerjanya yang kebetulan di sana memiliki sofa panjang. Dia menangis dan terisak di sana kenyataan ini begitu pedih dan menyiksa.

"Mbak ini sudah sore aku pamit pulang ya tokonya mau aku tutup atau mbak tutup sendiri?" tanya Dara kepada Neta sebelum ia pergi.

"Taruh saja kuncinya di atas meja Dara nanti biar aku tutup sendiri," kata Neta tanpa melihat Dara. Dia terus saja menutup matanya dengan meletakkan lengannya di atas kening.

Ternyata pada saat itu tidak hanya Dara yang ada di sana melainkan Reza dan juga Wilda pun ada di sana. Mereka masih menatap bingung tetapi sebelumnya mereka sudah mendapatkan kisi-kisi dari Dara tentang siapa suami Neta. Wilda pun mendekati dia berniat untuk berpamitan kepada Neta secara langsung.

"Mbak Ta, aku pamit pulang ya ini sudah sore," pamit Wilda kepada Neta yang hanya mendapatkan anggukan tanpa sepatah kata.

Setelah Wilda dan Dara pergi barulah Reza memberanikan diri untuk mendekati Neta. Dia sungguh iba menatap wanita yang saat ini tengah berusaha untuk tetap tegar dan tenang dalam menghadapi kejutan yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Benar ternyata dugaan Reza bahwa wanita ini sama sekali tidak tahu tentang latar belakang seorang Keiji Syabil.

"Ta, are you okay?" tanya Reza dengan lembutnya sembari duduk di dekat ujung kaki Neta.

"I'm oke, aku hanya belum siap dengan kehamilanku ini Reza," jawab Neta yang membuat Reza menjadi yakin bahwa Neta mau berkomunikasi dengannya perihal masalah pribadi ini.

"Kenapa belum siap? Bukankah statusmu sudah menjadi istri seseorang walaupun katamu tadi suamimu itu sudah meninggal dunia, setidaknya statusmu aman," kata Reza menimpali.

Neta menggeleng lalu ia terduduk tangannya bergerak mengambil sepotong tisu lalu menyeka air matanya. Wanita itu kemudian menangis tergugu ia menutupi wajahnya. Neta saat ini merasa malu semalu-malunya kepada semua karyawan dan tidak terkecuali Reza.

"Aku malu kepada Dara, dia tahu suamiku yang sebenarnya siapa. Dan hari ini dia juga melihat suamiku bersama dengan istri pertamanya. Sedangkan aku hanyalah orang yang tidak jelas yang terjerat ke dalam jalan cerita hidupnya," kata Neta dengan suara sendunya.

"Apa maksudmu?" tanya Reza dengan raut wajah sok polosnya.

"Sebelumnya aku mau bercerita denganmu karena aku merasa kamu adalah orang yang bisa dipercaya dan tidak begitu banyak bicara di luaran sana. Sebenarnya laki-laki yang tadi melakukan sesi pemotretan dengan keluarganya itu adalah suamiku. Aku pun baru mengetahuinya hari ini kalau statusnya yang sebenarnya adalah suami orang. Aku harus bagaimana Reza?"

Mendengar penuturan Neta membuat hati Reza pun ikut tersentil. Reza yang sebenarnya mengetahui semua tentang rahasia diantara Kei dan Neta pun hanya bisa bungkam. Dia sama sekali tidak berani membuka suara sebab Reza sangat tahu hal itu akan mempersulit posisi Neta.

"Aku saat ini sama sekali tidak punya wajah di hadapan Dara. Aku malu kepadanya dia tahu siapa lelaki tadi. Sedangkan aku, aku bahkan sama sekali tidak tahu kalau ternyata statusnya adalah masih suami orang. Ibuku yang menjodohkan aku dengannya ibuku yang memilihnya sebagai anak mantu. Aku percaya saja dengan pilihan ibuku. Aku tidak menyangka jika ibuku akan tega melakukan ini kepadaku Reza. Aku harus bagaimana?"

Neta mengadu kepada Reza dengan air matanya yang berderai dia sungguh-sungguh berada pada titik terendahnya saat ini. Reza pun tidak bisa bicara banyak dia hanya bisa mendekat lalu menepuk perlahan punggung Neta. Lelaki itu berusaha untuk menenangkan wanita yang tengah hamil muda tersebut.

"Melihatmu seperti ini membuat hatiku pun merasa sakit ternyata benar hasil dari penyelidikanku selama ini kalau ibumu itu menjualmu kepada Kei. Tapi untuk apa dan mengapa ia sampai tega, aku pun belum menemukan jawabannya Neta," kata Reza di dalam hatinya sembari menatap iba Neta yang terus menangis tersedu-sedu.

Episodes
1 `1. Hari Pernikahan
2 2. Malam Pertama
3 3. Gagal Bulan Madu
4 4. Tidak Ada Kabar
5 5. Pertengkaran yang Selalu Terjadi
6 6. Mulai ada Perbandingan
7 7. Sikap aneh Kei
8 8. Mirip dengan Petunjuk
9 9. Hampir Ketahuan
10 10. Salma yang mulai mengendus
11 11. Nasihat Almarhum Ayah
12 12. Demi menghindari kecurigaan Salma
13 13. Neta hamil
14 14. Mengapa ibunya tega menjual anaknya?
15 15. Neta yang menuntut Penjelasan
16 16. Kei yang berbelok perasaannya
17 17. Kei yang Meninggalkan Tanpa Ucapan
18 18. Maksud Terpendam Reza
19 19. Perasaan Keduanya yang Bimbang
20 20. Neta yang kian lemah
21 21. Kejujuran Kei
22 22. Keputusan Neta
23 23. Kemarahan yang tidak Terkendali
24 24. Pemindahan Neta dari Apartemen
25 25. Sosok impian Kei
26 26. Berperan Sebagai Istri yang Baik
27 27. Dia yang Tidak Pernah Sadar
28 28. Kedatangannya Membawa Musibah
29 29. Berharap yang Terbaik yang Terjadi
30 30. Merelakan itu lebih baik
31 31. Perasaan Neta yang Sebenarnya
32 32. Sebuah Permulaan yang Baik
33 33. Neta dan Kesedihannya
34 34. Namanya Rumi
35 35. Hari yang Menyesakkan Dada
36 36. Bagaimana Bila tak Bisa Hamil
37 37. Neta Adalah Wanita yang Tepat
38 38. Cacian dari Mereka
39 39. Cerai
40 40. Hari yang Berat
41 41. Rival Kei
42 42. Kei yang Tak Bisa Melepaskan
43 43. Tidak Bisa Berjauhan
44 44. Pernikahan Ulang
45 45. Kekhawatiran Kei
46 46. Bulan Madu Merah
47 47. Mengulang Rasa sakit yang Sama
48 48. Memaksa?
49 49. Perhatian Kei yang Membuat Iri
50 50. Masih Bisa Hamil
51 51. Akan dilengserkan
52 52. Takdir Keluarga
53 53. Mulai posesif
54 54. Usulan Keni
55 55. Kebenaran Tentang Neta
56 56. Menjaga Butik Demi Istri
57 57. Lebih Dari Suka
58 58. Keni yang Mulai Tertarik
59 59. Karena Secangkir Kopi
60 60. Masuk Surga Dengan Cara Enak
61 61. Kenny yang Menyebalkan
62 62. Kenny si Jahil
63 63. Diantara dua lelaki manja
64 64. Kenny Sebenarnya Baik
65 65. Menjadi Dekat Karena Luka
66 66. Menyelamatkan Nyawanya yang Berharga
67 67. Upaya Pencarian
68 68. Pelerai Handal
69 69. Neta Demam
70 70. Mencemaskannya Lebih Dari Apapun
71 71. Apa jangan-jangan ....
72 72. Sikap Posesif Calon Ayah
73 73. Syarat dari Suami Tercinta
74 74. 3 Asisten
75 75. Sikap Anehnya
76 76. Sangat Mau digoda
77 77. Tidak Mau Apa-apa Lagi
78 78. Ancaman dari Nyonya
79 79. Kei Merajuk
80 80. Sudah tidak Marah Lagi
81 81. Kenny yang masih mendamba
82 82. Persalinan
83 83. END
Episodes

Updated 83 Episodes

1
`1. Hari Pernikahan
2
2. Malam Pertama
3
3. Gagal Bulan Madu
4
4. Tidak Ada Kabar
5
5. Pertengkaran yang Selalu Terjadi
6
6. Mulai ada Perbandingan
7
7. Sikap aneh Kei
8
8. Mirip dengan Petunjuk
9
9. Hampir Ketahuan
10
10. Salma yang mulai mengendus
11
11. Nasihat Almarhum Ayah
12
12. Demi menghindari kecurigaan Salma
13
13. Neta hamil
14
14. Mengapa ibunya tega menjual anaknya?
15
15. Neta yang menuntut Penjelasan
16
16. Kei yang berbelok perasaannya
17
17. Kei yang Meninggalkan Tanpa Ucapan
18
18. Maksud Terpendam Reza
19
19. Perasaan Keduanya yang Bimbang
20
20. Neta yang kian lemah
21
21. Kejujuran Kei
22
22. Keputusan Neta
23
23. Kemarahan yang tidak Terkendali
24
24. Pemindahan Neta dari Apartemen
25
25. Sosok impian Kei
26
26. Berperan Sebagai Istri yang Baik
27
27. Dia yang Tidak Pernah Sadar
28
28. Kedatangannya Membawa Musibah
29
29. Berharap yang Terbaik yang Terjadi
30
30. Merelakan itu lebih baik
31
31. Perasaan Neta yang Sebenarnya
32
32. Sebuah Permulaan yang Baik
33
33. Neta dan Kesedihannya
34
34. Namanya Rumi
35
35. Hari yang Menyesakkan Dada
36
36. Bagaimana Bila tak Bisa Hamil
37
37. Neta Adalah Wanita yang Tepat
38
38. Cacian dari Mereka
39
39. Cerai
40
40. Hari yang Berat
41
41. Rival Kei
42
42. Kei yang Tak Bisa Melepaskan
43
43. Tidak Bisa Berjauhan
44
44. Pernikahan Ulang
45
45. Kekhawatiran Kei
46
46. Bulan Madu Merah
47
47. Mengulang Rasa sakit yang Sama
48
48. Memaksa?
49
49. Perhatian Kei yang Membuat Iri
50
50. Masih Bisa Hamil
51
51. Akan dilengserkan
52
52. Takdir Keluarga
53
53. Mulai posesif
54
54. Usulan Keni
55
55. Kebenaran Tentang Neta
56
56. Menjaga Butik Demi Istri
57
57. Lebih Dari Suka
58
58. Keni yang Mulai Tertarik
59
59. Karena Secangkir Kopi
60
60. Masuk Surga Dengan Cara Enak
61
61. Kenny yang Menyebalkan
62
62. Kenny si Jahil
63
63. Diantara dua lelaki manja
64
64. Kenny Sebenarnya Baik
65
65. Menjadi Dekat Karena Luka
66
66. Menyelamatkan Nyawanya yang Berharga
67
67. Upaya Pencarian
68
68. Pelerai Handal
69
69. Neta Demam
70
70. Mencemaskannya Lebih Dari Apapun
71
71. Apa jangan-jangan ....
72
72. Sikap Posesif Calon Ayah
73
73. Syarat dari Suami Tercinta
74
74. 3 Asisten
75
75. Sikap Anehnya
76
76. Sangat Mau digoda
77
77. Tidak Mau Apa-apa Lagi
78
78. Ancaman dari Nyonya
79
79. Kei Merajuk
80
80. Sudah tidak Marah Lagi
81
81. Kenny yang masih mendamba
82
82. Persalinan
83
83. END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!