10. Salma yang mulai mengendus

Seorang laki-laki terdengar mengamuk di ruang kerjanya. Kali ini dia sedang memarahi asisten pribadinya. Ia merasa kecewa karena satu informasi penting telah ia lewatkan dari istri keduanya.

"Jono! Ke mana saja otakmu itu aku suruh bekerja? Bisa-bisanya kamu melewatkan satu informasi penting tentang Neta. Sudah berapa lama dia berlangganan dengan nenekku?" Tanya Kei dengan nada marah kepada Jono yang tengah tertunduk lesu karena satu kesalahan yang telah ia perbuat.

Dengan suara yang bergetar Jono berusaha untuk menjelaskan ini. Dalam beberapa hari semenjak pernikahan Kei dengan Neta Jono jadi tidak mempunyai waktu untuk bicara secara langsung dengan Kei. Pasalnya atasannya ini selalu pergi ke luar kota untuk mengurus segala bisnisnya.

"Ma ... Maaf Pak, saya lalai. Saya benar-benar lupa pak semenjak pernikahan bapak dengan ibu Neta, saya jadi kewalahan mengurus segala sesuatunya di sini. Karena itulah saya sampai melupakan tentang satu poin itu di mana ibu Neta dan nenek anda sudah berlangganan setahun belakangan ini," papar Jono meski dengan suaranya yang bergetar.

Kei melempar sebuah buku catatan kecil dari atas mejanya tepat di hadapan Jono hingga membuat laki-laki yang 2 tahun lebih muda darinya itu terkejut. Jono tahu akan kebiasaan ini ia lalu memungutnya dan menulis kesalahannya di sana tentang kelalaian yang telah ia perbuat. Buku catatan kecil itu merupakan catatan pengurangan poin kedisiplinan milik Jono.

"Kamu buka itu kamu baca semuanya berapa poinmu yang sudah hilang dalam satu bulan ini," titah Kei penuh dengan kemarahan.

Belum sempat Jono membacanya, pintu ruang kerja Kei tiba-tiba saja terbuka. Menampilkan sosok wanita cantik berambut panjang yang merindukan suaminya. Iya dia adalah Salma.

Salma datang untuk mencari Kei lantaran sudah 2 hari suaminya itu tidak pulang dengan alasan berbisnis ke luar kota. Alasan yang terdengar cukup masuk di akal tetapi tidak masuk di hati Salma. Pasalnya secara diam-diam wanita cantik itu membayar mata-mata untuk membuntuti Kei mulai dari kepergiannya yang terakhir kali.

"Oh, sedang rapat ya?" Tanya Salma yang sedikit kebingungan lantaran melihat ada Jono di ruangan itu dengan wajahnya yang pucat seperti ketakutan.

"Oh tidak Bu ini sudah selesai dan saya akan keluar," jawab Jono yang baginya ini merupakan satu kesempatan emas untuk melarikan diri dari kemarahan sang atasan.

Secepat kilat Jono melesat pergi bersamaan dengan itu Salma lalu mengunci pintu ruang kerja tersebut. Tanpa diminta dan memang sering terjadi seperti biasanya dia akan segera menempatkan dirinya untuk duduk manis di atas pangkuan suaminya. Bila sudah dalam posisi ini tentu key sangat hafal apa yang Salma inginkan.

"Ada apa Salma, aku ini lelah sekali baru saja tadi pagi aku sampai dari Singapura," kata Kei dengan sejuta kebohongannya dia pikir Salma tidak mengetahui sesuatu tentang dirinya.

"Tidak ada apa-apa hanya saja temanku mengajakku untuk menonton konser idolku di Korea. Apakah kamu memberiku izin suamiku?" tanya Salma dengan nada bicaranya yang teramat lembut dan manja mendayu di telinga.

Akan tetapi jangan salah terka dengan itu semua. Tutur kata Salma memang sangatlah lembut dan mendayu-dayu. Kesan pertama yang orang lain lihat dari sosok Salma adalah wanita yang cantik lemah gemulai.

Namun, dibalik itu semua Salma merupakan sosok wanita pemarah yang temperamental. Entah sudah berapa kali tubuh Kei menerima jahitan setelah suatu pertengkaran terjadi. Tidak lain tidak bukan pelaku kekerasan itu ialah Salma sendiri.

"Boleh kamu boleh pergi dengan teman-temanmu dan seperti biasa aku akan mengirimkan uangnya nanti," kata Kei yang tidak banyak pertimbangan ketika istrinya meminta untuk pergi.

"Tapi sebelum itu apakah kamu tidak ingin melakukan sesuatu dengan Kei? Apa kamu tidak merindukan sesuatu Sayang?"

Salma merayu dengan suara lembutnya jemarinya yang lentik itu pun mulai menari di atas resleting celana. Iya dia memang sering tidak tahu tempat untuk menggoda suaminya. Sebagai lelaki pun terkadang Kei merasa risih sebab ini sedang berada di kantor bukan di rumah mereka.

Jika kalian pikir Salma benar-benar menginginkannya maka kalian salah besar. Salma hanya sekedar menggoda dan apabila Kei sudah terangsang Salma akan pergi begitu saja sambil tertawa. Baginya mungkin hal itu adalah suatu permainan yang begitu menggemaskan tetapi bagi Kei itu adalah sebuah siksaan.

"Tolong sama hentikan ini 20 menit lagi aku ada rapat, pergilah jika kamu mau pergi nanti malam kita bertemu," kata Kei.

"Bagaimana bisa bertemu? Kamu belum pulang saja aku sudah berangkat ke Korea," jawab Salma yang kemudian berdiri dan merapikan penampilannya.

"A ... Apa?" Tanya Kei dengan ekspresi wajahnya yang begitu gugup dan terkejut.

"Kamu baru saja minta izin 3 menit yang lalu dan sekarang kamu bilang nanti malam kamu berangkat? Ini artinya kamu sudah merencanakan ini dari beberapa bulan yang lalu Salma, kenapa kamu tidak meminta izin dari beberapa bulan yang lalu juga?" Tanya Kei dengan dirinya yang sudah siap meledak dan marah.

Salma dengan santainya mengusap pipi sebelah kanan suaminya itu sambil berbisik, "Bagaimana bisa aku meminta izin kepadamu sedangkan kamu saja terlalu sibuk dengan mainan barumu Sayang."

Setelah berbisik meninggalkan rangkaian kata yang begitu ambigu untuk dimaknai, Salma pergi melenggang begitu saja meninggalkan Kei yang hanya terdiam mematung di tempatnya. Seketika itu juga Kei memikirkan banyak kemungkinan yang bisa saja terjadi dan mungkin saja Salma lakukan di belakangnya. Tidak mungkin semuanya terendus oleh Salma begitu cepat sedangkan Neta saja belum hamil.

"Tidak, tidak. Tidak boleh Salma mengetahui ini sebelum aku mendapatkan anakku dari Neta, aku harus mencari cara supaya apapun yang Salma coba ketahui tentang Neta itu terputus begitu saja. Aku yakin Salma memiliki seseorang di balik ini semua tapi siapa?"

Kei bingung setengah mati memikirkan ini semua.

****

Sementara itu di sebuah butik Neta tengah mempersiapkan semua bahan dan juga potongan-potongan pola yang telah ia buat. Pikirannya saat ini hanya tertuju kepada pekerjaan dan tidak ada yang lainnya termasuk Kei suaminya. Di saat dia tengah berusaha menyibukkan diri tiba-tiba saja datang seorang lagi lagi yang Neta anggap sebagai calon pembeli.

"Reza?" gumam Salma pertama kali saat melihat Reza si fotografer jalanan yang pernah bertemu dengannya beberapa hari lalu itu.

"Hei kamu di sini ini butikmu?" Tanya Reza penuh dengan ekspresi dan antusias yang terpancar dari wajah dan matanya.

"Iya ini butik ku, kamu ke sini sama siapa?" Tanya Neta yang merasa penasaran lantaran Reza datang ke sebuah butik pakaian khusus wanita.

"Aku sendiri aku ingin membeli baju perempuan," jawab Reza singkat dengan maniknya yang sudah mulai mengamati model-model baju yang tergantung rapi.

"Buat pacar?" tanya Neta.

"Bukan." Reza menggeleng.

"Lalu?" tanya Neta.

"Kamu," jawab Reza dalam hatinya.

Episodes
1 `1. Hari Pernikahan
2 2. Malam Pertama
3 3. Gagal Bulan Madu
4 4. Tidak Ada Kabar
5 5. Pertengkaran yang Selalu Terjadi
6 6. Mulai ada Perbandingan
7 7. Sikap aneh Kei
8 8. Mirip dengan Petunjuk
9 9. Hampir Ketahuan
10 10. Salma yang mulai mengendus
11 11. Nasihat Almarhum Ayah
12 12. Demi menghindari kecurigaan Salma
13 13. Neta hamil
14 14. Mengapa ibunya tega menjual anaknya?
15 15. Neta yang menuntut Penjelasan
16 16. Kei yang berbelok perasaannya
17 17. Kei yang Meninggalkan Tanpa Ucapan
18 18. Maksud Terpendam Reza
19 19. Perasaan Keduanya yang Bimbang
20 20. Neta yang kian lemah
21 21. Kejujuran Kei
22 22. Keputusan Neta
23 23. Kemarahan yang tidak Terkendali
24 24. Pemindahan Neta dari Apartemen
25 25. Sosok impian Kei
26 26. Berperan Sebagai Istri yang Baik
27 27. Dia yang Tidak Pernah Sadar
28 28. Kedatangannya Membawa Musibah
29 29. Berharap yang Terbaik yang Terjadi
30 30. Merelakan itu lebih baik
31 31. Perasaan Neta yang Sebenarnya
32 32. Sebuah Permulaan yang Baik
33 33. Neta dan Kesedihannya
34 34. Namanya Rumi
35 35. Hari yang Menyesakkan Dada
36 36. Bagaimana Bila tak Bisa Hamil
37 37. Neta Adalah Wanita yang Tepat
38 38. Cacian dari Mereka
39 39. Cerai
40 40. Hari yang Berat
41 41. Rival Kei
42 42. Kei yang Tak Bisa Melepaskan
43 43. Tidak Bisa Berjauhan
44 44. Pernikahan Ulang
45 45. Kekhawatiran Kei
46 46. Bulan Madu Merah
47 47. Mengulang Rasa sakit yang Sama
48 48. Memaksa?
49 49. Perhatian Kei yang Membuat Iri
50 50. Masih Bisa Hamil
51 51. Akan dilengserkan
52 52. Takdir Keluarga
53 53. Mulai posesif
54 54. Usulan Keni
55 55. Kebenaran Tentang Neta
56 56. Menjaga Butik Demi Istri
57 57. Lebih Dari Suka
58 58. Keni yang Mulai Tertarik
59 59. Karena Secangkir Kopi
60 60. Masuk Surga Dengan Cara Enak
61 61. Kenny yang Menyebalkan
62 62. Kenny si Jahil
63 63. Diantara dua lelaki manja
64 64. Kenny Sebenarnya Baik
65 65. Menjadi Dekat Karena Luka
66 66. Menyelamatkan Nyawanya yang Berharga
67 67. Upaya Pencarian
68 68. Pelerai Handal
69 69. Neta Demam
70 70. Mencemaskannya Lebih Dari Apapun
71 71. Apa jangan-jangan ....
72 72. Sikap Posesif Calon Ayah
73 73. Syarat dari Suami Tercinta
74 74. 3 Asisten
75 75. Sikap Anehnya
76 76. Sangat Mau digoda
77 77. Tidak Mau Apa-apa Lagi
78 78. Ancaman dari Nyonya
79 79. Kei Merajuk
80 80. Sudah tidak Marah Lagi
81 81. Kenny yang masih mendamba
82 82. Persalinan
83 83. END
Episodes

Updated 83 Episodes

1
`1. Hari Pernikahan
2
2. Malam Pertama
3
3. Gagal Bulan Madu
4
4. Tidak Ada Kabar
5
5. Pertengkaran yang Selalu Terjadi
6
6. Mulai ada Perbandingan
7
7. Sikap aneh Kei
8
8. Mirip dengan Petunjuk
9
9. Hampir Ketahuan
10
10. Salma yang mulai mengendus
11
11. Nasihat Almarhum Ayah
12
12. Demi menghindari kecurigaan Salma
13
13. Neta hamil
14
14. Mengapa ibunya tega menjual anaknya?
15
15. Neta yang menuntut Penjelasan
16
16. Kei yang berbelok perasaannya
17
17. Kei yang Meninggalkan Tanpa Ucapan
18
18. Maksud Terpendam Reza
19
19. Perasaan Keduanya yang Bimbang
20
20. Neta yang kian lemah
21
21. Kejujuran Kei
22
22. Keputusan Neta
23
23. Kemarahan yang tidak Terkendali
24
24. Pemindahan Neta dari Apartemen
25
25. Sosok impian Kei
26
26. Berperan Sebagai Istri yang Baik
27
27. Dia yang Tidak Pernah Sadar
28
28. Kedatangannya Membawa Musibah
29
29. Berharap yang Terbaik yang Terjadi
30
30. Merelakan itu lebih baik
31
31. Perasaan Neta yang Sebenarnya
32
32. Sebuah Permulaan yang Baik
33
33. Neta dan Kesedihannya
34
34. Namanya Rumi
35
35. Hari yang Menyesakkan Dada
36
36. Bagaimana Bila tak Bisa Hamil
37
37. Neta Adalah Wanita yang Tepat
38
38. Cacian dari Mereka
39
39. Cerai
40
40. Hari yang Berat
41
41. Rival Kei
42
42. Kei yang Tak Bisa Melepaskan
43
43. Tidak Bisa Berjauhan
44
44. Pernikahan Ulang
45
45. Kekhawatiran Kei
46
46. Bulan Madu Merah
47
47. Mengulang Rasa sakit yang Sama
48
48. Memaksa?
49
49. Perhatian Kei yang Membuat Iri
50
50. Masih Bisa Hamil
51
51. Akan dilengserkan
52
52. Takdir Keluarga
53
53. Mulai posesif
54
54. Usulan Keni
55
55. Kebenaran Tentang Neta
56
56. Menjaga Butik Demi Istri
57
57. Lebih Dari Suka
58
58. Keni yang Mulai Tertarik
59
59. Karena Secangkir Kopi
60
60. Masuk Surga Dengan Cara Enak
61
61. Kenny yang Menyebalkan
62
62. Kenny si Jahil
63
63. Diantara dua lelaki manja
64
64. Kenny Sebenarnya Baik
65
65. Menjadi Dekat Karena Luka
66
66. Menyelamatkan Nyawanya yang Berharga
67
67. Upaya Pencarian
68
68. Pelerai Handal
69
69. Neta Demam
70
70. Mencemaskannya Lebih Dari Apapun
71
71. Apa jangan-jangan ....
72
72. Sikap Posesif Calon Ayah
73
73. Syarat dari Suami Tercinta
74
74. 3 Asisten
75
75. Sikap Anehnya
76
76. Sangat Mau digoda
77
77. Tidak Mau Apa-apa Lagi
78
78. Ancaman dari Nyonya
79
79. Kei Merajuk
80
80. Sudah tidak Marah Lagi
81
81. Kenny yang masih mendamba
82
82. Persalinan
83
83. END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!