4. Tidak Ada Kabar

"Maaf, ini urusan mendadak, tidak bisa aku tinggal."

Kata-kata itu terngiang-ngiang di telinga Neta seharian ini. Sampai sore hari suaminya itu sama sekali belum memberikan kabar apapun. Neta tengah dilanda kegalauan.

"Rasanya sakit sekali, saat dia mengabaikan aku seperti ini. Ini masih hari spesial kami, tapi dia menganggapnya seperti hari biasa," ujar Neta seorang diri.

Dari pagi sampai siang hari hanya Neta habiskan untuk memikirkan semua itu. Kei, laki-laki yang telah menjadi suaminya itu terkesan sangat acuh. Sama sekali tidak memberikan kabar.

"Ah, bosan juga aku sendirian begini. Apa aku ke butik saja ya? Tapi nanti pasti anak-anak akan terkejut kalau aku ke butik sekarang. Mereka pasti akan banyak tanya," gumam Neta sembari memainkan ponselnya.

Sudah lelah dia merasa frustasi setengah harian karena kepergian suaminya yang tanpa kabar. Memang baru berapa jam suaminya itu pergi, tetapi tindak-tanduknya membuat Neta merasa curiga. Siapa yang tidak curiga, hanya sekejap Kei masuk ke kamar dan keluar langsung dnegan kopernya. Agaknya, dia memang sudah mempersiapkan semuanya.

"Ah, tidak. Jangan ke butik, main sajalah, ke mall," kata Neta yang kemudian menyambar kunci sepeda motornya dan pergi meninggalkan apartemen.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Menikmati kesendirian dengan berjalan-jalan seorang diri di sana tanpa sengaja dia melihat pasangan yang bertengkar dengan dugaan perselingkuhan. Neta hanya terdiam menatapnya dan iya, di dalam hatinya berkecamuk. terbersit tentang perselingkuhan juga.

"Apa Kei pergi dengan tergesa-gesa karena dia mau menemui wanita lain?" batin hatinya bertanya-tanya.

"Mengerikan ya, perselingkuhan itu," kata seorang laki-laki yang tiba-tiba mendekat di sampingnya.

"Iya, dan aku sangat membenci kebohongan. Perselingkuhan itu hanya dilakukan oleh mereka yang murahan," timpal Neta tanpa melihat lawan bicaranya.

Pemuda yang mendekatinya di tengah kerumunan saat melihat pertengkaran perebutan hati seorang laki-laki itu berparas tampan. Gayanya casual, dengan rambut sebahu yang diikat asal dan hidung mancung serta postur tubuh yang tinggi dengan kalung kamera yang tengah ia gunakan untuk mengambil gambar perselingkuhan itu.

"Kamu kok ngambil foto orang berantem?" tanya Neta.

"Ini pekerjaanku, aku hanya melakukan pekerjaanku saja," jawab laki-laki itu dengan santainya.

"Pekerjaan? Membuntuti orang?" tanya Neta untuk memperjelas jawab si laki-laki tersebut

"Kenalin, gue Reza. Gue fotografer jalanan." Reza mengulurkan tangannya dan memulai perkenalan dengan menggunakan bahasa yang tidak formal seolah mereka sudah berteman lama.

"Oh, gue Neta," jawab Neta sembari membalas uluran tangan tersebut dan tersenyum canggung.

"Cantik," batin hati Reza saat melihat Neta.

Kesan pertama yang Neta berikan adalah "Cantik". Mata hazel, tinggi 164 dengan berat badan yang ideal namun sedikit berisi, 58kg. Semua itu semakin didukung dengan rambut panjangnya sepinggang bergelombang kecoklatan.

"Neta? Cantik namanya unik, tidak pasaran. Em ... apa boleh gue ambil foto elu?" tanya Reza.

"Buat apa? Tidak usahlah, nanti bisa marah suami gue kalau lihat foto gue lu sebar ke sosial media." Neta berbicara dengan mengulum senyumnya, seolah membicarakan status telah bersuami adalah hal yang paling menyenangkan.

"Oh, lu udah nikah?" tanya Reza yang tidak percaya dengan penuturan wanita cantik itu.

"Udah," jawab Neta dengan memamerkan cincin di jari manisnya dengan bangga.

"Yah, kurang beruntung deh gue," desah Reza yang seolah merasa kecewa. "Oke kalau gitu lu simpen aja kartu nama gue, siapa tahu suatu saat kita bisa kerja sama. Oh iya kerjaan lu apa?"

"Gue, desainer. Oh iya, ini kartu nama butik gue. Siapa tahu nanti pacar lu ngajak shopping," ucap Neta sambil tersenyum manis.

"Jangan tersenyum, kamu terlalu manis untuk itu Neta," batin hati Reza mengagumi sosok Neta.

Reza tersenyum tipis saat menerima kartu nama Neta. Beberapa detik, ia menatap Neta dan kembali menatap kartu nama itu sebelum menyimpannya.

"Cool, kita pasti bisa kerja sama suatu saat nanti," ujar Reza dengan ekspresi wajah kalemnya.

"Semoga aja ya," kata Neta membalasnya. "Eh, gue cabut dulu ya, mau keliling cari inspirasi."

"Oke," jawab Reza yang mengangguk pelan.

Neta berlalu pergi dengan Reza yang diam-diam mengabadikan punggung cantiknya. Iya, Reza sudah menaruh damba pada sosok wanita keibuan itu.

Sekali lagi, ia tersenyum dan menatap kartu nama yang ada di tangannya hingga Neta tak lagi dapat ia tangkap dengan pandangan. Namun ada satu keyakinan di mana dirinya suatu saat nanti bisa menemui wanita itu.

"Harus bisa Reza, sudah menikah bukan berarti tidak bisa didekati," ucap Reza menyemangati diri sendiri.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara itu di lain tempat, Keiji, sedang bertengkar dengan istrinya, Salma. Salma, anak satu-satu dari keluarga kaya yang tidak bisa memberikan keturunan yang selalu menuntut kesempurnaan dari Kei. Egois, iya Salma adalah sosok manja dan egois.

Dibesarkan dalam ranah keluarga kaya membuatnya tumbuh menjadi sosok wanita yang keras kepala dan tidak mudah menaruh iba pada ketidak mampuan dan kesempurnaan orang lain. Sedangkan Kei, dia adalah sosok yatim piatu kaya raya yang besar dengan banyaknya rasa belas kasihan dari sekelilingnya membuatnya merindukan kehangatan. Dan Salma, selama 3 tahun pernikahan mereka tidak bisa memberikan itu.

Malam itu, Salma tengah meminta nafkah batin. Dia sudah berdandan semaksimal mungkin dengan lingerie merah menyala dan juga minuman kesukaan Kei yang ia tata sedemikian rupa.

Persiapan itu bahkan begitu maksimal, meski hubungan mereka sudah berjalan sekian tahun, tetapi Salma tetap memberikan suguhan terbaik untuk suaminya. Lingerie tipis menerawang dan menampilkan seluruh lekuk tubuh sama sekali tidak membangunkan gairah Kei.

Kei, yang sudah bertelanjang dada dari semenjak membersihkan diri, hanya menatapnya datar dan dingin. Sama sekali tidak ada senyuman ataupun belaian yang ia daratkan. Agaknya pertengkaran tadi membuat moodnya kacau.

"Jangan malam ini, aku lelah," kata Kei dengan membuang mukanya saat Salma mendekat dan hendak menciumnya.

"Kei! Kamu kenapa? Sebelumnya tidak pernah menolakku!" sentak Salma seketika dengan wajah marah.

"Salma! Aku lelah, kamu tuli? Aku lelah!" tegas Kei mengulangnya penuh penekanan. Matanya menyorot tajam dengan hembus napasnya yang menderu.

"Alasan!" tampik Salma yang tidak mempercayai apa yang suaminya utarakan.

"Terserah! Aku tidak mau berdebat lagi, aku mengantuk," kata Kei dengan acuhnya dan berlalu meninggalkan Salma.

Salma yang tidak mau ditinggalkan, ia mencekal pergelangan tangan Kei namun laki-laki yang sudah beberapa tahun menjadi suaminya itu menampiknya kuat-kuat. Terhempaslah cekalan tangan Salma dan membuatnya merasa tersisihkan.

"Kei!" pekik Salma dengan menghentakkan kakinya dengan kedua tangannya yang mengepal menahan amarah.

"Oh, ****! Selalu saja aku teringat Neta. Kenapa aku jadi sama sekali tidak bernapsu dengan Salma?" batin Kei bertanya-tanya.

Episodes
1 `1. Hari Pernikahan
2 2. Malam Pertama
3 3. Gagal Bulan Madu
4 4. Tidak Ada Kabar
5 5. Pertengkaran yang Selalu Terjadi
6 6. Mulai ada Perbandingan
7 7. Sikap aneh Kei
8 8. Mirip dengan Petunjuk
9 9. Hampir Ketahuan
10 10. Salma yang mulai mengendus
11 11. Nasihat Almarhum Ayah
12 12. Demi menghindari kecurigaan Salma
13 13. Neta hamil
14 14. Mengapa ibunya tega menjual anaknya?
15 15. Neta yang menuntut Penjelasan
16 16. Kei yang berbelok perasaannya
17 17. Kei yang Meninggalkan Tanpa Ucapan
18 18. Maksud Terpendam Reza
19 19. Perasaan Keduanya yang Bimbang
20 20. Neta yang kian lemah
21 21. Kejujuran Kei
22 22. Keputusan Neta
23 23. Kemarahan yang tidak Terkendali
24 24. Pemindahan Neta dari Apartemen
25 25. Sosok impian Kei
26 26. Berperan Sebagai Istri yang Baik
27 27. Dia yang Tidak Pernah Sadar
28 28. Kedatangannya Membawa Musibah
29 29. Berharap yang Terbaik yang Terjadi
30 30. Merelakan itu lebih baik
31 31. Perasaan Neta yang Sebenarnya
32 32. Sebuah Permulaan yang Baik
33 33. Neta dan Kesedihannya
34 34. Namanya Rumi
35 35. Hari yang Menyesakkan Dada
36 36. Bagaimana Bila tak Bisa Hamil
37 37. Neta Adalah Wanita yang Tepat
38 38. Cacian dari Mereka
39 39. Cerai
40 40. Hari yang Berat
41 41. Rival Kei
42 42. Kei yang Tak Bisa Melepaskan
43 43. Tidak Bisa Berjauhan
44 44. Pernikahan Ulang
45 45. Kekhawatiran Kei
46 46. Bulan Madu Merah
47 47. Mengulang Rasa sakit yang Sama
48 48. Memaksa?
49 49. Perhatian Kei yang Membuat Iri
50 50. Masih Bisa Hamil
51 51. Akan dilengserkan
52 52. Takdir Keluarga
53 53. Mulai posesif
54 54. Usulan Keni
55 55. Kebenaran Tentang Neta
56 56. Menjaga Butik Demi Istri
57 57. Lebih Dari Suka
58 58. Keni yang Mulai Tertarik
59 59. Karena Secangkir Kopi
60 60. Masuk Surga Dengan Cara Enak
61 61. Kenny yang Menyebalkan
62 62. Kenny si Jahil
63 63. Diantara dua lelaki manja
64 64. Kenny Sebenarnya Baik
65 65. Menjadi Dekat Karena Luka
66 66. Menyelamatkan Nyawanya yang Berharga
67 67. Upaya Pencarian
68 68. Pelerai Handal
69 69. Neta Demam
70 70. Mencemaskannya Lebih Dari Apapun
71 71. Apa jangan-jangan ....
72 72. Sikap Posesif Calon Ayah
73 73. Syarat dari Suami Tercinta
74 74. 3 Asisten
75 75. Sikap Anehnya
76 76. Sangat Mau digoda
77 77. Tidak Mau Apa-apa Lagi
78 78. Ancaman dari Nyonya
79 79. Kei Merajuk
80 80. Sudah tidak Marah Lagi
81 81. Kenny yang masih mendamba
82 82. Persalinan
83 83. END
Episodes

Updated 83 Episodes

1
`1. Hari Pernikahan
2
2. Malam Pertama
3
3. Gagal Bulan Madu
4
4. Tidak Ada Kabar
5
5. Pertengkaran yang Selalu Terjadi
6
6. Mulai ada Perbandingan
7
7. Sikap aneh Kei
8
8. Mirip dengan Petunjuk
9
9. Hampir Ketahuan
10
10. Salma yang mulai mengendus
11
11. Nasihat Almarhum Ayah
12
12. Demi menghindari kecurigaan Salma
13
13. Neta hamil
14
14. Mengapa ibunya tega menjual anaknya?
15
15. Neta yang menuntut Penjelasan
16
16. Kei yang berbelok perasaannya
17
17. Kei yang Meninggalkan Tanpa Ucapan
18
18. Maksud Terpendam Reza
19
19. Perasaan Keduanya yang Bimbang
20
20. Neta yang kian lemah
21
21. Kejujuran Kei
22
22. Keputusan Neta
23
23. Kemarahan yang tidak Terkendali
24
24. Pemindahan Neta dari Apartemen
25
25. Sosok impian Kei
26
26. Berperan Sebagai Istri yang Baik
27
27. Dia yang Tidak Pernah Sadar
28
28. Kedatangannya Membawa Musibah
29
29. Berharap yang Terbaik yang Terjadi
30
30. Merelakan itu lebih baik
31
31. Perasaan Neta yang Sebenarnya
32
32. Sebuah Permulaan yang Baik
33
33. Neta dan Kesedihannya
34
34. Namanya Rumi
35
35. Hari yang Menyesakkan Dada
36
36. Bagaimana Bila tak Bisa Hamil
37
37. Neta Adalah Wanita yang Tepat
38
38. Cacian dari Mereka
39
39. Cerai
40
40. Hari yang Berat
41
41. Rival Kei
42
42. Kei yang Tak Bisa Melepaskan
43
43. Tidak Bisa Berjauhan
44
44. Pernikahan Ulang
45
45. Kekhawatiran Kei
46
46. Bulan Madu Merah
47
47. Mengulang Rasa sakit yang Sama
48
48. Memaksa?
49
49. Perhatian Kei yang Membuat Iri
50
50. Masih Bisa Hamil
51
51. Akan dilengserkan
52
52. Takdir Keluarga
53
53. Mulai posesif
54
54. Usulan Keni
55
55. Kebenaran Tentang Neta
56
56. Menjaga Butik Demi Istri
57
57. Lebih Dari Suka
58
58. Keni yang Mulai Tertarik
59
59. Karena Secangkir Kopi
60
60. Masuk Surga Dengan Cara Enak
61
61. Kenny yang Menyebalkan
62
62. Kenny si Jahil
63
63. Diantara dua lelaki manja
64
64. Kenny Sebenarnya Baik
65
65. Menjadi Dekat Karena Luka
66
66. Menyelamatkan Nyawanya yang Berharga
67
67. Upaya Pencarian
68
68. Pelerai Handal
69
69. Neta Demam
70
70. Mencemaskannya Lebih Dari Apapun
71
71. Apa jangan-jangan ....
72
72. Sikap Posesif Calon Ayah
73
73. Syarat dari Suami Tercinta
74
74. 3 Asisten
75
75. Sikap Anehnya
76
76. Sangat Mau digoda
77
77. Tidak Mau Apa-apa Lagi
78
78. Ancaman dari Nyonya
79
79. Kei Merajuk
80
80. Sudah tidak Marah Lagi
81
81. Kenny yang masih mendamba
82
82. Persalinan
83
83. END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!