5. Pertengkaran yang Selalu Terjadi

"Wah, aku tidak menyangka bila kita bisa hidup enak lagi," kata bu Rahayu pada adiknya Risma.

Saat ini merekaberdua tengah menikmati pemandangan senja di mana kedunya menghamburkan uang hasil kerja sama dengan Kei. Keduanya sekongkol untuk menyembunyikan status Kei yang notabene adalah suami orang. di otak mereka yang terpenting hanyalah uang.

"Kak, kalau nanti Neta tahu bagaimana?" tanya Risma yang merasa was-was bila saja

keponakannya itu nanti mengetahui kelicikan mereka.

"Ah gampang itu. kita tinggal memohon, memasang wajah sedih dan menyesal, lalu semuanya beres. Oh, beruntungnya aku mempunyai anak yang mudah dimanfaatkan," ucap bu Rahayu tanpa merasa bersalah sama sekali.

Mudah sekali baginya untuk berkata demikian di mana anaknya sendiri ia korbankan demi

kebahagiaan pribadi. Miris memang di mana seharusnya seorang ibu yang melindungi,

ini malah seorang ibu yang menyakiti. Neta menjadi sumber penghasilan hidup bagi mereka. Terlebih lagi bila sampai dia hamil dan mempunyai anak laki-laki nantinya.

“Anakmu itu sama seperti mendiang suamimu Kak, dia sangat baik. Jujur kadang aku merasa bersalah telah melakukan ini, Tapi kita juga butuh uang untuk hidup,” kata Risma.

“Kita ini tidak melakukan dosa, kita menikahkan. Setidaknya mereka berhubungan badan itu sudah sah dan halal,” papar bu Rahayu yang merasa bila semuanya itu benar.

Sementara itu di tempat lain, sepasang suami istri masih saling beradu mulut. Hanya saja kali

ini berbeda sebab Salma mulai mencurigai gelagat aneh Kei. Dia mulai memasang strategi baru untuk itu.

“Kei, maafkan aku semalam ya? Aku hanya begitu rindu sama kamu sampai marah saat kamu menolaknya. Seharusnya aku tahu kalua kamu sedang Lelah,” ujar Salma dengan manjanya.

Wanita itu bergelayut manja dan menempelkan bibirnya di leher Kei yang tentu saja merasa geli akan hal itu. Beberapa kali Kei mencoba untuk menghindar namun tetap saja Salma Kembali melakukannya.

“Diamlah, aku hanya ingin memelukmu begini okey?” Salma berbicara dengan sangat manja.

“Oh, aku merasa di mulai aneh. Biasanya dia akan membanting sesuatu. Mengapa kali ini terasa berbeda?”batin Kei yang rupanya mulai mencurigai gelagat istrinya itu.

“Kenapa tidak mengamuk seperti semalam lagi? Bukankah kamu senang melakukan itu?” tanya Kei tanpa basa-basi. Ia melirik sinis istrinya yang malah tersenyum manis menatapnya.

“Aku lelah seperti itu Sayang, apa salah kalau aku lebih tenang dan tidak agresif? Aku merasa kamu mulai tidak tertari denganku. Apa ada yang baru?” tanya Salma yang juga tanpa basa-basi.

Kei sama sekali tidak terlihat gugup. Dia sangat tenang menyikapi ini. Dengan wajah datarnya, Kei menatap ke arah Salma lalu mencium keningnya.

“Mana bisa aku melakukan itu? Tidak ada waktu Sayang, aku terlalu lelah untuk itu,” jawab Kei dengan sangat tenang hingga Salma tidak bisa mengendus kecurangan yang ia mainkan.

Ting! Satu buah pesan masuk ke ponsel Kei dan ini adalah panggilan rapat untuknya dari sang asisten, Miko. Ia membacanya di hadapan Salma dan dengan sengaja menunjukannya.

“See? I have to go,” pamit Kei pada Salma dengan serta-merta berdiri membuat Salma marah kembali.

“Kei! Apa tidak bisa tinggal lebih lama?” teriak Salma membahana. Suaranya melengking hingga terdengar ke seluruh ruang makan.

“Ini bisnis, bukan mainan.” Kei menjawabnya dengan acuh tanpa menoleh sedikit pun.

Salma menghentakan kakinya berkali-kali dengan geramnya. Meskipun begitu, dia sama sekali tidak bisa mempengaruhi suaminya itu untuk tetap tinggal.

Salam mengotak-atik ponselnya dan menghubungi seseorang selepas Kei pergi. Setelahnya senyuman jahat hadir dan ia menatap penuh kebencian pada foto pernikahan mereka.

“Ayo Kei, kalau kamu mau bermain denganku,” gumam Salma dengan menyeringai.

****

Sudah tiga hari semenjak kepergiannya, dan baru kali ini Kei menghubungi Neta lagi. Kali ini alasan yang ia gunakan adalah ponselnya sempat hilang dan pada akhirnya ditemukan lagi. Sedikit tidak masuk akal namun Neta lebih memilih untuk percaya.

“Sayang, maaf ya beberapa hari ini aku jarang menghubungimu. Ponselku hilang kemarin, untungnya masih bisa ketemu,” bohongnya pada Neta.

“Iya, terus gimana Mas Kei? Gimana pekerjaannya? Kapan balik?” tanya

Neta yang memang lebih perhatian ketimbang Salma yang selalu menuntut kesempurnaan tanpa mau memperdulikan.

“Pekerjaan baik, malam ini selesai. Aku akan pulang malam ini, kamu mau dibelikan apa Sayang?” tanya Kei yang entah mengapa bisa bersikap lebih manis dari pada saat dia berhadapan dengan Salma.

“Apa ya? Tidak usahlah, yang penting kamu pulang dengan selamat.”

“Ya sudah, aku balik kerja,” pamit Kei dengan senyuman yang begitu cerah di bibirnya.

Miko yang melihat Kei dari kaca spion dalam  dan dia ikut tersenyum miring. “Bahagia banget kalau telfonan sama Neta? Kayak apa sih anaknya. Penasaran aku,”

“Yang jelas dia lebih baik dari Salma si manja itu. Kalau bukan karena harta ayah ibunya yang akan jadi milik si anak tunggal itu, aku tidak akan mau bertahan sejauh ini,” papar Kei.

“Ah, iya. Itu adalah ilmu untuk bertahan hidup Kei. Bertahanlah sampai titik darah penghabisan. Satu pesanku, jangan sampai ketahuan,” pesan Miko.

“Kamu tahu bagaimana buruknya sikap Salma itu ‘kan? Kelakuannya sangat jauh dari bagusnya nama yang dia punya,” gumam Miko dengan matanya yang terus fokus pada ramai jalanan.

Kei memijat keningnya dan bersandar pada bangku mobil. Tatapannya menerawang ke luar jendela. Entah apa yang ia pikirkan, saat ini tujuannya hanyalah untuk mempunyai keturunan.

Sementara itu di sebuah apartemen, Neta yang tadinya sibuk di butik seketika pulang setelah suaminya yang menghilang dua hari lalu menghubunginya. Dia ingin mempersiapkan semuanya secara maksimal.

“Oh, semuanya sudah siap, sekarang waktunya mandi. Hemh, aku bau bawang,” cibirnya pada diri sendiri setelah membuat masakan.

Semua dan apapun itu Neta sendiri yang urus. Berbeda dengan Salma yang semuanya mengandalkan maid. Pelayan menjadi andalannya.

Neta mandi, dia benar-benar mempersiapkan dirinya. Ia berdandan cantik dengan make up tipis dan gaun selutut juga dengan rambut yang ia jepit membuatnya tampak ayu keibuan.

“Katanya malam dia akan pulang? Ini

sudah jam 9 malam dan dia belum pulang? Pesanku tidak ia baca, panggilan juga tidak di angkat. Ke mana dia? Apa aku simpan di lemari pendingin saja ya? Sayang kalau harus dibuang,” gumam Neta dengan menatap makanan yang ia tata sedemikian cantiknya di meja.

Baru saja ia mengangkat satu mangkuk sup, pintu terbuka. Seketika itu juga Neta berlari menghampiri dengan wajah cerianya.

“Mas? Kamu sudah pulang?” pekik Neta sambil berlari menghampiri. Dia seperti anak TK yang menunggu kedatangan ayah tercintanya.

“Ta!” panggil Kei dan Neta seketika menghambur ke dalam pelukannya.

“Mas …! Kamu pulang? Aku kangen tahu, udah makan? Aku sampai laper nungguin kamu. Makan yuk!” cerocosnya sambil memeluk Kei dengan erat.

“Kalau dia tahu yang sebenarnya, apa dia masih seperti ini?” tanya Kei pada dirinya sendiri dengan bibir yang tersenyum menerima sambutan hangat tersebut.

Episodes
1 `1. Hari Pernikahan
2 2. Malam Pertama
3 3. Gagal Bulan Madu
4 4. Tidak Ada Kabar
5 5. Pertengkaran yang Selalu Terjadi
6 6. Mulai ada Perbandingan
7 7. Sikap aneh Kei
8 8. Mirip dengan Petunjuk
9 9. Hampir Ketahuan
10 10. Salma yang mulai mengendus
11 11. Nasihat Almarhum Ayah
12 12. Demi menghindari kecurigaan Salma
13 13. Neta hamil
14 14. Mengapa ibunya tega menjual anaknya?
15 15. Neta yang menuntut Penjelasan
16 16. Kei yang berbelok perasaannya
17 17. Kei yang Meninggalkan Tanpa Ucapan
18 18. Maksud Terpendam Reza
19 19. Perasaan Keduanya yang Bimbang
20 20. Neta yang kian lemah
21 21. Kejujuran Kei
22 22. Keputusan Neta
23 23. Kemarahan yang tidak Terkendali
24 24. Pemindahan Neta dari Apartemen
25 25. Sosok impian Kei
26 26. Berperan Sebagai Istri yang Baik
27 27. Dia yang Tidak Pernah Sadar
28 28. Kedatangannya Membawa Musibah
29 29. Berharap yang Terbaik yang Terjadi
30 30. Merelakan itu lebih baik
31 31. Perasaan Neta yang Sebenarnya
32 32. Sebuah Permulaan yang Baik
33 33. Neta dan Kesedihannya
34 34. Namanya Rumi
35 35. Hari yang Menyesakkan Dada
36 36. Bagaimana Bila tak Bisa Hamil
37 37. Neta Adalah Wanita yang Tepat
38 38. Cacian dari Mereka
39 39. Cerai
40 40. Hari yang Berat
41 41. Rival Kei
42 42. Kei yang Tak Bisa Melepaskan
43 43. Tidak Bisa Berjauhan
44 44. Pernikahan Ulang
45 45. Kekhawatiran Kei
46 46. Bulan Madu Merah
47 47. Mengulang Rasa sakit yang Sama
48 48. Memaksa?
49 49. Perhatian Kei yang Membuat Iri
50 50. Masih Bisa Hamil
51 51. Akan dilengserkan
52 52. Takdir Keluarga
53 53. Mulai posesif
54 54. Usulan Keni
55 55. Kebenaran Tentang Neta
56 56. Menjaga Butik Demi Istri
57 57. Lebih Dari Suka
58 58. Keni yang Mulai Tertarik
59 59. Karena Secangkir Kopi
60 60. Masuk Surga Dengan Cara Enak
61 61. Kenny yang Menyebalkan
62 62. Kenny si Jahil
63 63. Diantara dua lelaki manja
64 64. Kenny Sebenarnya Baik
65 65. Menjadi Dekat Karena Luka
66 66. Menyelamatkan Nyawanya yang Berharga
67 67. Upaya Pencarian
68 68. Pelerai Handal
69 69. Neta Demam
70 70. Mencemaskannya Lebih Dari Apapun
71 71. Apa jangan-jangan ....
72 72. Sikap Posesif Calon Ayah
73 73. Syarat dari Suami Tercinta
74 74. 3 Asisten
75 75. Sikap Anehnya
76 76. Sangat Mau digoda
77 77. Tidak Mau Apa-apa Lagi
78 78. Ancaman dari Nyonya
79 79. Kei Merajuk
80 80. Sudah tidak Marah Lagi
81 81. Kenny yang masih mendamba
82 82. Persalinan
83 83. END
Episodes

Updated 83 Episodes

1
`1. Hari Pernikahan
2
2. Malam Pertama
3
3. Gagal Bulan Madu
4
4. Tidak Ada Kabar
5
5. Pertengkaran yang Selalu Terjadi
6
6. Mulai ada Perbandingan
7
7. Sikap aneh Kei
8
8. Mirip dengan Petunjuk
9
9. Hampir Ketahuan
10
10. Salma yang mulai mengendus
11
11. Nasihat Almarhum Ayah
12
12. Demi menghindari kecurigaan Salma
13
13. Neta hamil
14
14. Mengapa ibunya tega menjual anaknya?
15
15. Neta yang menuntut Penjelasan
16
16. Kei yang berbelok perasaannya
17
17. Kei yang Meninggalkan Tanpa Ucapan
18
18. Maksud Terpendam Reza
19
19. Perasaan Keduanya yang Bimbang
20
20. Neta yang kian lemah
21
21. Kejujuran Kei
22
22. Keputusan Neta
23
23. Kemarahan yang tidak Terkendali
24
24. Pemindahan Neta dari Apartemen
25
25. Sosok impian Kei
26
26. Berperan Sebagai Istri yang Baik
27
27. Dia yang Tidak Pernah Sadar
28
28. Kedatangannya Membawa Musibah
29
29. Berharap yang Terbaik yang Terjadi
30
30. Merelakan itu lebih baik
31
31. Perasaan Neta yang Sebenarnya
32
32. Sebuah Permulaan yang Baik
33
33. Neta dan Kesedihannya
34
34. Namanya Rumi
35
35. Hari yang Menyesakkan Dada
36
36. Bagaimana Bila tak Bisa Hamil
37
37. Neta Adalah Wanita yang Tepat
38
38. Cacian dari Mereka
39
39. Cerai
40
40. Hari yang Berat
41
41. Rival Kei
42
42. Kei yang Tak Bisa Melepaskan
43
43. Tidak Bisa Berjauhan
44
44. Pernikahan Ulang
45
45. Kekhawatiran Kei
46
46. Bulan Madu Merah
47
47. Mengulang Rasa sakit yang Sama
48
48. Memaksa?
49
49. Perhatian Kei yang Membuat Iri
50
50. Masih Bisa Hamil
51
51. Akan dilengserkan
52
52. Takdir Keluarga
53
53. Mulai posesif
54
54. Usulan Keni
55
55. Kebenaran Tentang Neta
56
56. Menjaga Butik Demi Istri
57
57. Lebih Dari Suka
58
58. Keni yang Mulai Tertarik
59
59. Karena Secangkir Kopi
60
60. Masuk Surga Dengan Cara Enak
61
61. Kenny yang Menyebalkan
62
62. Kenny si Jahil
63
63. Diantara dua lelaki manja
64
64. Kenny Sebenarnya Baik
65
65. Menjadi Dekat Karena Luka
66
66. Menyelamatkan Nyawanya yang Berharga
67
67. Upaya Pencarian
68
68. Pelerai Handal
69
69. Neta Demam
70
70. Mencemaskannya Lebih Dari Apapun
71
71. Apa jangan-jangan ....
72
72. Sikap Posesif Calon Ayah
73
73. Syarat dari Suami Tercinta
74
74. 3 Asisten
75
75. Sikap Anehnya
76
76. Sangat Mau digoda
77
77. Tidak Mau Apa-apa Lagi
78
78. Ancaman dari Nyonya
79
79. Kei Merajuk
80
80. Sudah tidak Marah Lagi
81
81. Kenny yang masih mendamba
82
82. Persalinan
83
83. END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!