13. Neta hamil

Seorang wanita duduk terdiam termangu menatap makanannya. Dia tidak terlihat tertarik namun tangannya terus saja bergerak memainkan sendok seolah tengah menari di piringnya. Wajahnya terlihat pucat dan tidak sesegar biasanya.

Neta pagi ini dia mengalami pusing yang amat sangat hebat. Beberapa kali dia merasakan gemetar dan keringat dingin yang keluar dari tubuhnya. Dia juga kehilangan mood untuk melakukan segala aktivitasnya.

Namun apalah daya hari ini adalah hari di mana pemotretan keluarga nenek Fuji akan dilangsungkan. Mereka sudah melakukan pekerjaan ini selama satu bulan lalu. Semua persiapan sudah mereka lakukan.

Reza, yang memang dari satu bulan lalu sudah bekerja dengan Neta terus saja mengawasinya. Dia menjadi tidak tega terhadap wanita baik yang ia akui bisa mencuri hatinya. Neta dengan segala kelembutannya berhasil membuat Reza berubah pikiran.

"Halo, bagaimana pengintaianmu hari ini?" tanya Salma kepada Reza melalui sambungan telepon.

"Aku sepertinya salah target. Wanita itu ternyata bukan siapa-siapa suami Anda. Dan dia ke apartemen wanita itu hanya untuk mengambil pakaian nenek Fuji saja, aku sudah memastikannya selama bekerja di sini," jawab Reza dengan kebohongannya.

"Apa kamu sudah memastikannya Reza?" tanya Salma yang seolah tidak percaya begitu saja.

"Iya, satu bulan ini saja suami Anda sama sekali tidak menemui wanita itu. Dia sibuk bekerja, Anda juga pasti tahu itu. Wanita ini juga sama sekali tidak pernah membicarakan soal suami Anda. Ini artinya memang mereka tidak ada hubungan," terang Reza menjelaskan.

"Oh, Syukurlah. Kalau terbukti dia selingkuh dibelakangku maka aku akan menghabisi siapapun wanitanya dengan tanganku sendiri," kata Salma yang terdengar mengerikan di telinga Reza.

Satu bulan bersama Neta, bekerja bersama dan mengenal Neta lebih jauh membuatnya mempunyai rasa iba. Reza yang sebenarnya sudah mengetahui bila ibu Rahayu menjual anaknya kepada Kei pun justru berbelok ingin melindungi Neta. Paling tidak, nantinya dia yang akan membawa lari Neta bila sampai perpecahan itu benar-benar terjadi.

"Za, apa sudah siap?" tanya Neta pada Reza yang baru saja menutup panggilannya.

"Sudah, baru saja selesai," jawab Reza dengan santainya bersamaan dengan senyuman manis yang ia berikan.

"Sudah makan? Kita makan dulu kalau kamu belum makan. Kita tidak tahu apakah pemotretan ini akan berlangsung lama atau tidak." Neta mulai mengemas pakaian yang akan ia bawa.

Reza mulai membantunya. "Mereka itu orang kaya, bukannya biasanya akan banyak makanan?"

Neta tersenyum pias. "Jangan dinilai dari kayanya. Nilai dari kebaikan hatinya. Tidak semua orang kaya itu baik. Aku pernah diperlakukan tidak baik dengan orang kaya," akunya.

"Apa? Di saat apa?" tanya Reza yang seolah tertarik akan cerita Neta.

"Di saat aku menolong anak orang kaya yang hampir terlindas mobil. Aku menariknya, tapi tarikanku sepertinya terlalu kuat dan tangannya terkilir. Aku dimarahi habis-habisan dan ibuku disuruh bayar denda biaya pengobatan. Nasib baik tidak selalu berpihak kepada orang baik Za, sana makanlah. Kita masih punya waktu," kata Neta.

Reza mengamati wajah pucat Neta. Wanita itu pandangannya pun terlihat sayu dan sama sekali tidak bersemangat. Keringat terlihat menyembul dari keningnya.

"Kamu sakit?" tanya Reza.

Neta menggeleng. "Enggak, kayaknya cuma karena keseringan begadang untuk menyelesaikan ini. Menantu nenek Fuji banyak meminta perbaikan. Ah, beberapa hari ini aku tidak bisa tidur nyenyak."

"Oh, sudah makan? Kalau belum makan bersamaku yuk?" ajak Reza yang sebenarnya dia sedang mengkhawatirkan keadaan atasannya ini.

"Enggak, kamu aja. Aku udah tadi," tolak Neta secara halus.

Neta dan Reza menuju ke kediaman utama nenek Fuji. Rumah besar yang akan ia wariskan untuk Kei dan juga anaknya nantinya. Rumah besar dan seluruh aset nenek Fuji akan jatuh ke tangan Kei bila ia sudah mempunyai pewaris. Nenek Fuji sengaja memang ingin mempertemukan antara Neta, Kei dan Salma hari itu.

Sebelum pertemuan mengerikan itu terjadi, Kei sama sekali tidak mengetahui bila juru fotonya adalah Reza dan penata busananya adalah istrinya. Kei hanya tahu hari itu akan ada pemotretan. Andaikan dia tahu, tentu saja dia tidak akan datang pada hari itu.

Satu bulan ini Kei sudah mati-matian menahan hasratnya untuk tidak menemui Neta. Dia juga sebisa mungkin bersikap manis kepada Salma, wanita yang ia butuhkan dukungan finansialnya. Apakah Kei egois? Iya dia egois.

"Nyonya, fotografer yang nyonya pesan dan penata busananya susah datang. Mereka ada di kebun bunga belakang," ujar seorang pelayan dengan sopannya.

"Baik, ayo kita semua foto dulu dengan pakaian ini, nanti kita ganti dengan baju yang lain. Salma ayo," ajak nenek Fuji kepada Salma yang sudah berdandan dengan teramat sangat cantik.

"Ayo Sayangku," ajak Salma dengan manisnya kepada Kei yang sedang merapikan dasinya.

"Ayo!" Kei mengulurkan tangannya untuk Salma dan mereka berdua berjalan bersama dengan begitu mesra menuju ke taman bunga di belakang rumah tersebut.

Sementara itu, Neta tengah menggantung pakaian yang telah ia desain di tempat yang telah disediakan. Pada awalnya dia tersenyum senang melihat betapa megah dan mewah rumah itu. Tetapi, saat seorang laki-laki yang ia kenal berjalan sambil menggandeng mesra istrinya di situ semua senyumnya menguap, hilang entah ke mana.

"Ta, kamu kenapa?" tanya Reza saat melihat Neta mematung.

"Ehem! Tidak, aku tidak apa-apa," jawab Neta.

"Mbak, itu bukannya ...." Dara mulai ingin bersuara, dia juga mengenali sosok yang berdiri di sana dengan wanita cantik di sampingnya dan terlihat begitu mesra.

Tatapan mata Neta beradu dengan Kei yang juga terlihat terkejut melihatnya. Kei juga terlihat kelabakan saat bertemu dengan Neta di sana. Dia takut kalau Neta akan membuka semua cerita.

"Kalau dia ini bukan wanita baik-baik pasti dia akan membuat keributan di sini dan berteriak bahwa aku adalah suaminya juga. Tetapi, jika dia wanita yang bijaksana, dia pasti bisa menahan diri. Nenek, kenapa kamu melakukan ini?" batin Kei bertanya-tanya.

"Neta, apa ini fotografernya?" tanya nenek Fuji dengan ramahnya.

"Ah, iya Nek. Dia, hasil fotonya bagus dan tidak pernah gagal," puji Neta sekaligus memperkenalkan siapa Reza.

"Oh ya? Nenek senang kamu membantu nenek sejauh ini demi kelancaran acara ini. Oh ya, kenalkan, ini cucu nenek dan istrinya. Keiji dan Salma," nenek Fuji memperkenalkan.

Deg!

Terasa berhenti berputar dunia Neta. Lelaki yang ia rindukan satu bulan ini, yang tidak pernah mau mengangkat panggilannya dan hanya membalas pesannya sesekali itu rupanya tengah bersama keluarganya. Neneknya dan juga istrinya.

Meski dengan susah payah Neta masih berusaha untuk bersikap sopan. Dia bersikap profesional. Neta memperkenalkan dirinya dengan baik.

"Saya Aneta, saya perancang baju yang kalian gunakan untuk pemotretan kali ini. Saya harap kalian senang dengan baju rancangan saya ini," ucap Neta dengan tersenyum ramah dan tanpa menunjukkan kegugupannya.

"Salma," balas Salma yang juga sambil mengulurkan tangannya dan berjabat tangan dengan Neta. "Tanganmu dingin, apa kamu gugup?"

Deg!

Terombang-ambing sudah perasaan Neta saat ini. Jantungnya serasa berhenti dan terasa sesak saat Salma berkata demikian. Terlebih saat dia melihat Salma yang begitu manja bergelayut di lengan Kei.

"Aku gugup, sebab ini kali pertamaku menerima klien besar seperti keluarga nenek. Aku sangat gugup," jawab Neta sambil tersenyum.

Kei seketika juga mengulurkan tangannya. Ada perasaan kesal seperti sedang dipermainkan oleh Neta. Bukannya seharusnya wanita itu cemburu? Tapi ini malah tersenyum? Ini sungguh diluar dugaan Kei.

"Kei," kata Kei dengan mengulurkan tangannya.

"Neta," jawab Neta.

"Loh, bukannya kalian sudah pernah bertemu saat mengambil busana nenek beberapa waktu lalu?" tanya Salma.

"Mungkin sudah, tapi aku lupa. Aku tidak begitu ingat soalnya penjahit langganan nenek itu banyak sekali," jawab Kei yang seketika menutupi kecurigaan Salma.

"Desainer Kei," ralat nenek Fuji.

"Oh, iya itu maksudku. Bukannya sama saja?" gumam Kei sambil tersenyum canggung.

"Begitu ya? Sudah lupa rupanya, pantas saja tidak tahu siapa aku. Melihat dari kedekatannya sepertinya mereka sudah berhubungan lama. Lalu aku ini siapa di mata mereka? Kei tidak mengenaliku lagi. Nenek seperti tidak mengetahui sama sekali tentang pernikahan ku dan Kei. Apa lagi Salma ini, dia seperti tidak mencurigaiku. Apa saat ini aku pelakornya?" batin hati Neta menangis sedu.

Neta bertahan meski dengan hatinya yang tercabik-cabik. Terlebih saat melihat Kei dan Salma berpose berciuman bibir. Hancur sudah perasaannya kali ini.

Neta mampu bertahan sampai semua pekerjaannya selesai. Hingga ketika Reza dan Dara sedang membereskan alat-alat mereka, tiba-tiba saja Neta mengeluh pusing. Ia berpegangan pada pundak Reza.

"Za, apa kamu punya obat pusing?" tanya Neta sambil memijit keningnya.

"Obat pusing?" ulang Reza dan Neta sudah ambruk.

Kebetulan sekali Reza langsung sigap menangkapnya. Pada saat itu Kei melihat Reza membopong tubuh Neta keluar dari taman belakang. Nenek Fuji ikut panik saat melihat gadis yang sudah membantunya itu jatuh pingsan.

"Ada apa ini?" tanya nenek Fuji seketika.

"Tadi kayaknya dia belum makan Nek makanya pingsan," jawab Reza.

"Sini tidurkan di sini saja dan panggil dokter rumah kita," kata nenek kepada suster Dini.

Suster Dini pun segera memanggil dokter rumah yang memang bersiaga di rumah tersebut selama beberapa Minggu ini karena keadaan nenek yang naik turun. Dokter itu memeriksanya dan ia sempat memijit sedikit di bagian perutnya. Dia terdiam lalu mulai bicara.

"Bagaimana Dok?" tanya Dara yang juga ikut panik.

"Keadaannya lemah, sepertinya dia membutuhkan bedrest. Hal ini biasa dialami oleh wanita yang hamil muda," jawab si dokter yang membuat semua orang yang ada di sana tercengang.

"Di, dia hamil?" batin Kei campur aduk antara senang dan takut juga cemas jadi satu.

Episodes
1 `1. Hari Pernikahan
2 2. Malam Pertama
3 3. Gagal Bulan Madu
4 4. Tidak Ada Kabar
5 5. Pertengkaran yang Selalu Terjadi
6 6. Mulai ada Perbandingan
7 7. Sikap aneh Kei
8 8. Mirip dengan Petunjuk
9 9. Hampir Ketahuan
10 10. Salma yang mulai mengendus
11 11. Nasihat Almarhum Ayah
12 12. Demi menghindari kecurigaan Salma
13 13. Neta hamil
14 14. Mengapa ibunya tega menjual anaknya?
15 15. Neta yang menuntut Penjelasan
16 16. Kei yang berbelok perasaannya
17 17. Kei yang Meninggalkan Tanpa Ucapan
18 18. Maksud Terpendam Reza
19 19. Perasaan Keduanya yang Bimbang
20 20. Neta yang kian lemah
21 21. Kejujuran Kei
22 22. Keputusan Neta
23 23. Kemarahan yang tidak Terkendali
24 24. Pemindahan Neta dari Apartemen
25 25. Sosok impian Kei
26 26. Berperan Sebagai Istri yang Baik
27 27. Dia yang Tidak Pernah Sadar
28 28. Kedatangannya Membawa Musibah
29 29. Berharap yang Terbaik yang Terjadi
30 30. Merelakan itu lebih baik
31 31. Perasaan Neta yang Sebenarnya
32 32. Sebuah Permulaan yang Baik
33 33. Neta dan Kesedihannya
34 34. Namanya Rumi
35 35. Hari yang Menyesakkan Dada
36 36. Bagaimana Bila tak Bisa Hamil
37 37. Neta Adalah Wanita yang Tepat
38 38. Cacian dari Mereka
39 39. Cerai
40 40. Hari yang Berat
41 41. Rival Kei
42 42. Kei yang Tak Bisa Melepaskan
43 43. Tidak Bisa Berjauhan
44 44. Pernikahan Ulang
45 45. Kekhawatiran Kei
46 46. Bulan Madu Merah
47 47. Mengulang Rasa sakit yang Sama
48 48. Memaksa?
49 49. Perhatian Kei yang Membuat Iri
50 50. Masih Bisa Hamil
51 51. Akan dilengserkan
52 52. Takdir Keluarga
53 53. Mulai posesif
54 54. Usulan Keni
55 55. Kebenaran Tentang Neta
56 56. Menjaga Butik Demi Istri
57 57. Lebih Dari Suka
58 58. Keni yang Mulai Tertarik
59 59. Karena Secangkir Kopi
60 60. Masuk Surga Dengan Cara Enak
61 61. Kenny yang Menyebalkan
62 62. Kenny si Jahil
63 63. Diantara dua lelaki manja
64 64. Kenny Sebenarnya Baik
65 65. Menjadi Dekat Karena Luka
66 66. Menyelamatkan Nyawanya yang Berharga
67 67. Upaya Pencarian
68 68. Pelerai Handal
69 69. Neta Demam
70 70. Mencemaskannya Lebih Dari Apapun
71 71. Apa jangan-jangan ....
72 72. Sikap Posesif Calon Ayah
73 73. Syarat dari Suami Tercinta
74 74. 3 Asisten
75 75. Sikap Anehnya
76 76. Sangat Mau digoda
77 77. Tidak Mau Apa-apa Lagi
78 78. Ancaman dari Nyonya
79 79. Kei Merajuk
80 80. Sudah tidak Marah Lagi
81 81. Kenny yang masih mendamba
82 82. Persalinan
83 83. END
Episodes

Updated 83 Episodes

1
`1. Hari Pernikahan
2
2. Malam Pertama
3
3. Gagal Bulan Madu
4
4. Tidak Ada Kabar
5
5. Pertengkaran yang Selalu Terjadi
6
6. Mulai ada Perbandingan
7
7. Sikap aneh Kei
8
8. Mirip dengan Petunjuk
9
9. Hampir Ketahuan
10
10. Salma yang mulai mengendus
11
11. Nasihat Almarhum Ayah
12
12. Demi menghindari kecurigaan Salma
13
13. Neta hamil
14
14. Mengapa ibunya tega menjual anaknya?
15
15. Neta yang menuntut Penjelasan
16
16. Kei yang berbelok perasaannya
17
17. Kei yang Meninggalkan Tanpa Ucapan
18
18. Maksud Terpendam Reza
19
19. Perasaan Keduanya yang Bimbang
20
20. Neta yang kian lemah
21
21. Kejujuran Kei
22
22. Keputusan Neta
23
23. Kemarahan yang tidak Terkendali
24
24. Pemindahan Neta dari Apartemen
25
25. Sosok impian Kei
26
26. Berperan Sebagai Istri yang Baik
27
27. Dia yang Tidak Pernah Sadar
28
28. Kedatangannya Membawa Musibah
29
29. Berharap yang Terbaik yang Terjadi
30
30. Merelakan itu lebih baik
31
31. Perasaan Neta yang Sebenarnya
32
32. Sebuah Permulaan yang Baik
33
33. Neta dan Kesedihannya
34
34. Namanya Rumi
35
35. Hari yang Menyesakkan Dada
36
36. Bagaimana Bila tak Bisa Hamil
37
37. Neta Adalah Wanita yang Tepat
38
38. Cacian dari Mereka
39
39. Cerai
40
40. Hari yang Berat
41
41. Rival Kei
42
42. Kei yang Tak Bisa Melepaskan
43
43. Tidak Bisa Berjauhan
44
44. Pernikahan Ulang
45
45. Kekhawatiran Kei
46
46. Bulan Madu Merah
47
47. Mengulang Rasa sakit yang Sama
48
48. Memaksa?
49
49. Perhatian Kei yang Membuat Iri
50
50. Masih Bisa Hamil
51
51. Akan dilengserkan
52
52. Takdir Keluarga
53
53. Mulai posesif
54
54. Usulan Keni
55
55. Kebenaran Tentang Neta
56
56. Menjaga Butik Demi Istri
57
57. Lebih Dari Suka
58
58. Keni yang Mulai Tertarik
59
59. Karena Secangkir Kopi
60
60. Masuk Surga Dengan Cara Enak
61
61. Kenny yang Menyebalkan
62
62. Kenny si Jahil
63
63. Diantara dua lelaki manja
64
64. Kenny Sebenarnya Baik
65
65. Menjadi Dekat Karena Luka
66
66. Menyelamatkan Nyawanya yang Berharga
67
67. Upaya Pencarian
68
68. Pelerai Handal
69
69. Neta Demam
70
70. Mencemaskannya Lebih Dari Apapun
71
71. Apa jangan-jangan ....
72
72. Sikap Posesif Calon Ayah
73
73. Syarat dari Suami Tercinta
74
74. 3 Asisten
75
75. Sikap Anehnya
76
76. Sangat Mau digoda
77
77. Tidak Mau Apa-apa Lagi
78
78. Ancaman dari Nyonya
79
79. Kei Merajuk
80
80. Sudah tidak Marah Lagi
81
81. Kenny yang masih mendamba
82
82. Persalinan
83
83. END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!