...༻✫༺...
"Mmmph..." begitulah suara yang diperdengarkan Elena ketika Vino mengecup dalam bibirnya. Cowok itu melepaskan ciumannya sejenak untuk menanggalkan pakaian.
Pupil mata Elena membesar. Dia merasa deja vu. Mimpi yang pernah di alaminya sekarang seakan menjadi kenyataan.
"Vin..." lirih Elena.
"Kenapa? Lo gugup atau takut?" tanya Vino. Kini dia dalam keadaan bertelanjang dada.
Elena menenggak ludahnya sendiri. "Dua-duanya mungkin..." jawabnya sembari memperhatikan badan atletis Vino. Tubuh itu tidak hanya terlihat bugar, tetapi juga putih bersih memikat. Entah bagaimana seorang cowok berandal seperti Vino bisa merawat badannya sampai begitu.
Senyuman mengembang di wajah Vino. "Tenang aja. Gue nggak akan nyakitin lo," tuturnya seraya membuka kancing baju Elena satu per satu. Secara alami cewek tersebut merubah posisi menjadi duduk. Lalu melepaskan pakaian atasannya. Hingga tampilan Elena sekarang tampak hanya mengenakan bra.
Kini Vino yang terpana. "Polos banget persis kayak orangnya," komentarnya sambil tidak mengalihkan perhatian ke dada Elena. Ia segera melepaskan bra cewek itu.
"Gue merasa ini salah," ungkap Elena seraya mengatur nafas. Meski berucap begitu, dia tak melakukan perlawanan sama sekali. Sampai membiarkan Vino sepenuhnya melepas bra.
"Lo nggak tahu seberapa banyak kesalahan yang sudah gue buat," sahut Vino yang menyudutkan Elena hingga kembali terbaring.
"Dari awal gue harusnya nggak pernah masuk ke lingkaran pertemanan---Sial!" Elena merutuk dan tak melanjutkan perkataan. Sekujur tubuhnya merinding hebat tatkala Vino sudah bermain mulut di dadanya.
"Vin..." lirih Elena sambil memejamkan mata dan mendongak. Kedua kakinya bergerak tak karuan. Dia dapat merasakan sentuhan panas dari lidah dan mulut Vino. Terlebih kegiatan cowok itu memperdengarkan suara kecupan persis seperti video yang Elena tonton sebelumnya.
Dahi Vino berkerut dalam. Ia merasa gairahnya sudah membuncah. Dirinya tidak pernah begini saat bersama gadis mana pun. Jantungnya juga berpacu lebih cepat dari biasanya.
Alhasil Vino semakin meliar. Ia menenggelamkan wajah ke ceruk leher Elena.
"Vin!" panggil Elena. Dia kembali bergidik nikmat ketika dapat merasakan dadanya dan badan Vino bersentuhan.
"Non Elena?" suara seorang wanita mendadak memanggil dari luar. Elena langsung mendorong Vino. Ia bergegas mengenakan bra dan pakaian.
Sementara Vino tampak duduk tegak dan mengusap kasar wajahnya. Dia tersengal-sengal akibat aktifitas intim yang mungkin hanya terjadi tidak sampai lima menit itu.
"Lo harus pergi!" ujar Elena.
"Kayaknya sembunyi adalah pilihan terbaik sekarang." Vino mengenakan pakaian dengan raut wajah suntuk. Dia berjalan ke belakang pintu. Lalu menyuruh Elena untuk segera membuka pintunya. Seperti biasa, Vino selalu bersikap tenang.
Elena mendengus kasar. Dia menggeleng tak percaya dan segera membuka pintu. Kemunculan Bi Irna otomatis menyambut penglihatan Elena.
"Halo, Non. Makan malam sudah siap," ujar Bi Irna sembari menunjuk ke arah dapur.
"Iya, Bi. Nanti aku akan ke sana. Kebetulan aku belum mandi," tanggap Elena. Dia menutup pintu setelah memastikan Bi Irna pergi jauh.
Kini Elena menatap Vino. Cowok itu terlihat menyandar sambil melipat tangan di dada.
"Oke, sekarang sebaiknya gue pulang," cetus Vino. Dia berjalan menuju jendela.
Elena lagi-lagi terpikir mengenai kedekatannya dengan Vino. Dia kali ini ingin meminta kejelasan. Mengingat Vino sudah tiga kali menciumnya.
"Vin!" panggil Elena. Hingga Vino tidak jadi keluar dari jendela.
"Tumben lo yang berhentiin gue," tanggap Vino. Dia memutar tubuhnya menghadap Elena.
"Gue cuman pengen penjelasan." Elena berucap sambil melipat tangan di dada.
"Tentang?" Vino mengernyitkan kening.
Elena tercengang. "Nggak usah berlagak nggak ngerti. Lo udah cium gue tiga kali. Ngajakin gue begituan lagi! Gue pengen tahu maksud lo apa?!" timpalnya.
Vino menggaruk kepalanya. "Gue nggak tahu," jawabnya.
Elena semakin terperangah. Bagaimana bisa Vino masih bisa bersikap sesantai itu? Padahal dirinya tadi sudah menjamah setengah badan Elena.
"Dasar bajingan!" geram Elena. Dia melayangkan tamparan ke pipi Vino.
Vino menahan tangan Elena. Mendekat ke hadapan cewek itu. Ia berseringai. "Biar gue tanya. Lo bisa jelasin nggak kenapa lo pasrah saat gue cium?" tanyanya.
Elena yang tadinya merasa benar sendiri, merasa tertohok. Sebab dia juga tidak tahu kenapa dirinya selalu membiarkan Vino menyentuhnya. Bahkan Elena membalas sentuhan cowok itu. Jujur saja, dia tidak bisa menyimpulkan dengan cepat perasaannya adalah rasa suka. Terlebih Elena tidak pernah jatuh cinta hingga sekarang.
"Lo juga nggak tahu kan?" Vino memegangi pundak Elena. Lalu menepuknya dua kali. "Oke, sekarang gue pulang. Selamat makan malam," pamitnya. Kemudian segera melompat keluar dari jendela.
Elena diam di tempat. Memandangi kepergian Vino yang sudah menaiki pagar rumahnya. Keberadaan cowok itu perlahan menghilang dari pandangan Elena.
"Dasar cowok gila!" maki Elena seraya mengepalkan tinju di kedua tangan. Dia kesal pada Vino. Akan tetapi merasa lebih kesal dengan dirinya sendiri.
...***...
Di depan sebuah toko, Vino baru saja masuk ke mobil. Dia sibuk sendiri di sana. Dalam keadaan celana yang terbuka.
Kebetulan suasana di sekitar sedang sepi. Vino mengatup bibirnya rapat-rapat sambil tak berhenti bermain tangan. Sesekali dia kecolongan dan mengerang sendiri.
Sampai tibalah Vino merasakan puncak. Sekarang yang tersisa hanyalah lenguhan nafasnya. Cowok itu memang sedang memuaskan hasratnya sendiri karena tidak bisa melakukannya dengan Elena.
Vino menggunakan banyak sekali tisu. Setelah selesai, dia mengenakan kembali celananya dan duduk menyandar untuk menenangkan diri.
"Elena..." lirih Vino. Di sela pengaturan nafas. "Kenapa gue nggak tega kalau sama dia?" gumamnya.
Entah kenapa Vino merasa tidak tega ketika bersama Elena. Padahal biasanya jika dengan cewek lain, Vino tidak akan segan menyuruh cewek tersebut untuk bermain mulut. Tetapi kali ini dia memilih pergi. Vino bahkan menjadikan Elena sebagai cewek yang dipilihnya berhubungan intim untuk kali pertama. Ia selama ini berkata jujur perihal tidak pernah melakukan hubungan layaknya suami istri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Whila Abigail
brrti elena SM vino saling suka🤭kapan sih Thor mereka jadian hhhhh
2023-01-27
3
Nunu
tanda bucin dah mulai ya Thor.. hihihi ..
2023-01-26
1
listia_putu
vino sudah jatuh hati sama elena...
2023-01-26
1