Bab 9 - Vino & Keluarganya

...༻✫༺...

Vino menarik sudut bibirnya ke atas. Dia menatap wajah-wajah semua orang yang menanti jawaban.

"Kalian bertanya begini karena ciuman gue sama Elena tadi kan?" tukas Vino sembari menghempaskan diri ke sofa. Dia duduk menyandar dalam keadaan kepala mendongak.

"Ya iyalah, Apa yang lo lakukan sama Elena itu bahaya!" sahut Iyan.

"Ngomong-ngomong lo masih belum jawab pertanyaan kita. Lo suka sama Elena?" tanya Andi. Dia sudah penasaran dengan jawaban Vino sejak tadi. Namun cowok itu selalu berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"Enggak. Sebagai teman, gue cuman pengen bikin dia happy," jawab Vino.

"Dengan ciuman kayak tadi?! Itu bukan happy tapi mesum!" cibir Iyan seraya melemparkan bantal sofa ke arah Vino.

"Tapi Elena suka kok. Kalian lihat sendiri kan?" Vino tergelak dengan percaya diri.

"Itu benar sih. Gue lihat jelas banget," tanggap Andi yang sependapat dengan Vino. Dia tidak tahu Ranti yang duduk di sebelah langsung mendelik ke arahnya.

"Tapi gue saranin lo mending jangan pernah lakuin itu lagi sama Elena. Nggak baik kalau--"

"Kalian tenang aja. Itu nggak akan terulang lagi. Gue juga nggak kuat terus terima omelan dari Elena." Vino memotong ucapan Ranti. Jawabannya tersebut membuat Ranti tersenyum lega.

"Terus sekarang kita ngapain?" celetuk Iyan. Menatap Vino dengan sudut matanya.

"Tenang. Gue udah pesan sesuatu yang spesial untuk kita semua hari ini." Andi memeriksa jam yang melingkar di tangan. "Tukang antarnya masih di jalan. Sebentar lagi pasti sampai," tambahnya.

"Emang lo pesan apaan?" tanya Ranti dengan kening yang mengernyit.

"Bedak buatmu, Sayang." Andi menjawab sambil mencolek dagu Ranti.

"Ish! Jangan pakai sayang-sayang. Lebay banget!" hardik Ranti cemberut. Sementara Vino dan Iyan sibuk mentertawakan.

Bedak yang dimaksud Andi sendiri adalah sejenis obat-obatan terlarang. Selama satu bulan terakhir dia cukup sering mengkonsumsi itu.

Awalnya Andi berniat hanya mencoba. Sebab dia mendapat tawaran gratis dari kenalannya. Tetapi saat mencoba, Andi berakhir mulai ketagihan. Kini dia ingin mengajak teman-temannya ikut merasakan.

"Lo serius pesan bedak?" tanya Iyan yang masih penasaran.

"Ya enggaklah. Nanti kalau barangnya datang lo bakalan tahu sendiri," jawab Andi.

Vino dan Iyan bertukar pandang. Mereka akan tahu saat barang yang dipesan Andi datang.

Di sisi lain, Elena melangkah cepat menyusuri jalanan trotoar. Tas ranselnya masih dipeluk erat. Pikiran Elena benar-benar runyam karena serangan Vino yang bisa dibilang gila itu.

"Dasar cabul! Bisa-bisanya dia cium teman sendiri! Argh! Gue nggak mau lagi temenan sama dia!" gerutu Elena. Dia berhenti berjalan saat melihat sebuah taksi. Tanpa pikir panjang, Elena langsung menghentikan taksi itu.

Elena menghembuskan nafas dari mulut. Matanya memejam karena berusaha menenangkan diri. Akan tetapi ingatan bagaimana ciuman Vino kembali terulang dalam ingatan.

"Aaarghh! Ini nyebelin banget. Kenapa gue kepikiran terus?!" keluh Elena sambil mengacak-acak rambut. Jantungnya bahkan selalu berdebar ketika kembali mengingat ciuman Vino.

"Adik nggak apa-apa?" sopir taksi yang menyetir sontak khawatir. Sebab Elena terdengar seperti mengamuk sendirian.

Wajah Elena memucat. Dia lupa kalau sopir taksi sedang ada bersamanya.

"Saya nggak apa-apa kok, Mas..." Elena menjawab dengan suara pelan. Dia menggigit bibir bawahnya karena merasa malu sendiri.

Tak lama kemudian Elena sampai di rumah. Dia bergegas turun dan tak lupa membayar ongkos taksi.

Elena berlari masuk ke rumah. Ia langsung menghempaskan diri ke ranjang. Jujur saja, dirinya sangat terbawa perasaan atas perlakuan Vino terhadapnya.

Perasaan Elena tidak karuan. Di sisi lain dia merasa sedih, namun dirinya juga tidak bisa membantah ada rasa antusias yang muncul. Ciuman Vino benar-benar seperti jebakan.

"Gue nggak mau dekat-dekat Vino lagi. Nggak akan!" Elena bertekad.

...***...

Waktu menunjukkan jam tujuh malam. Andi, Iyan, dan Ranti pamit pulang. Mereka hampir seharian berada di rumah Vino. Ketiganya langsung pergi setelah menghabiskan waktu untuk merasakan obat-obatan terlarang.

"Bye, Vin! Nanti kita coba lagi." Andi melambaikan tangan dari mobil. Dia dan yang lain di antar pulang oleh sopir suruhan Vino.

Kini Vino tertinggal sendirian. Dia memutuskan tidur karena kepalanya terasa pusing setelah mencoba obat terlarang pesanan Andi.

Ketika tengah malam, Vino dikejutkan dengan suara keributan di kamar sebelah. Kamar yang tidak lain adalah tempat dimana kedua orang tuanya tidur.

Dahi Vino berkerut. Dia keluar dari kamar. Memeriksa keadaan di kamar ayah dan ibunya.

Vino dapat melihat semuanya dari ambang pintu. Karena pintunya tidak dalam keadaan terkunci. Keadaan di kamar orang tuanya sangat berantakan. Banyak pecahan kaca dan barang-barang yang hancur.

Prang!

Terdengar jelas suara benda yang pecah. Ayahnya Vino yang bernama Arya itu terus meracau tidak jelas. Dia berdebat dengan Lina yang tidak lain adalah istrinya sendiri.

"Dasar sampah! Sudah tukang selingkuh, pemabuk pula!" maki Lina. Mengingat Arya dalam keadaan mabuk sekarang.

"Kau menyebutku apa tadi? Sampah? Bukankah kau sama saja?! Kau pikir aku tidak tahu kalau kau juga selingkuh?!" Arya berdiri. Kemudian mencekik leher sang istri dengan kasar.

"Aku melakukannya karena tidak ingin kalah darimu! Aku tidak akan kalah darimu, bangsat!" balas Lina. Satu tangannya mengambil sebuah gelas dari nakas. Lalu memukulkan benda itu ke kepala Arya.

Cengkeraman tangan Arya sontak terlepas dari leher Lina. Dia reflek melangkah mundur sambil memegangi kepala yang terasa sakit.

"Sialan!" umpat Arya ketika menyadari kepalanya berdarah.

"Kau yang membuatku terluka! Aku sudah tidak tahan denganmu! Kenapa kau pulang ke rumah hari ini, hah?! Apa jalaang itu sudah tidak mau tidur denganmu?" geram Lina.

"Kau yang jalaang!" Arya tak mau kalah. Dia menarik Lina dengan kasar. Hingga wanita itu langsung berada dalam dekapan. Tanpa diduga, Arya justru mencium bibir Lina. Pertengkaran berakhir dengan cumbuan liar mereka. Mungkin itulah salah satu alasan kenapa keduanya tidak berpikir untuk bercerai. Itu semua karena mereka saling mencintai satu sama lain. Masih sama-sama tidak bisa melepas tali pernikahan yang juga menjadi reputasi baik keluarga serta bibit harta kekayaan.

Dari pintu, Vino melihat dan mendengar semuanya. Dia sama sekali tidak terkejut. Sebab itu bukan pertama kalinya Vino melihat pertengkaran ayah dan ibunya. Semua pertengkaran yang terjadi selalu saja berakhir begitu.

Kata cacian dan pukulan adalah pemandangan yang selalu dilihat Vino saat melihat ayah dan ibunya bertemu. Mereka tidak pernah akur. Semuanya berawal ketika Arya ketahuan berselingkuh. Pemikiran Lina tidak seperti wanita pada umumnya. Ia justru memilih membalas dengan cara berselingkuh juga.

Vino perlahan menutup pintu saat menyaksikan ayah dan ibunya mulai melepaskan pakaian. Dia mengepalkan tinju di kedua tangan. Mata Vino berkaca-kaca. Dirinya semakin naik pitam saat mendengar suara lenguhan sang ibu dan ayah.

Jika seorang anak pada umumnya menginginkan kedua orang tuanya tidak bercerai, namun lain halnya dengan Vino. Dia malah ingin ayah dan ibunya bercerai. Vino benar-benar muak melihat kelakuan Arya dan Lina yang menurutnya seperti binatang.

"Kalian berdua yang sampah!" rutuk Vino. Giginya menggertak kesal. Dia masuk ke kamar. Berganti pakaian. Lalu memilih pergi dari rumah. Kemana pun, yang penting jauh dari rumah yang terasa seperti neraka jahanam.

Terpopuler

Comments

Junifa

Junifa

terus kalau begitu mengapa selingkuh jika setiap bertengkar berakhir kemesraan di ranjang 😂

2023-01-20

2

Nunu

Nunu

lanjut Thor ...
penasaran sama elena ..apakah dia akan jatuh cintrong sama vino

2023-01-20

2

Kristina Sinambela

Kristina Sinambela

yok Thor semangat,aku setia mendukung mu 😊

2023-01-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Elena & The Geng
2 Bab 2 - Janji Andi & Ranti
3 Bab 3 - Kesal
4 Bab 4 - Lingkungan Yang Berbeda
5 Bab 5 - Penguasa Sekolah
6 Bab 6 - Takut
7 Bab 7 - The Wheel Of Love
8 Bab 8 - Ciuman Teman Sendiri
9 Bab 9 - Vino & Keluarganya
10 Bab 10 - Wet Dream
11 Bab 11 - Siklus Menstruasi
12 Bab 12 - Popok Wanita
13 Bab 13 - Bolos Dadakan
14 Bab 14 - Bersenang-senang
15 Bab 15 - Ciuman Tanpa Status
16 Bab 16 - Pulang
17 Bab 17 - Penasaran
18 Bab 18 - Menonton Bersama
19 Bab 19 - Godaan Vino
20 Bab 20 - Cewek Pilihan Vino
21 Bab 21 - Godaan Vino Kedua
22 Bab 22 - Cowok Brengsek
23 Bab 23 - Gagal Fokus
24 Bab 24 - Ungkapan Menyakitkan
25 Bab 25 - Bukan Teman Lagi
26 Bab 26 - Cemburu?
27 Bab 27 - Sepupu Vino
28 Bab 28 - Puncak Pertama Elena
29 Bab 29 - Apa Mau Vino?
30 Bab 30 - Berniat Memberi Ketegasan
31 Bab 31 - Usaha Elena
32 Bab 32 - Tak Bisa Menolak Pesonanya
33 Bab 33 - Melakukan Hal Seperti Papah
34 Bab 34 - Sakit
35 Bab 35 - Pertandingan Basket
36 Bab 36 - Hubungan Misterius
37 Bab 37 - Mengintip [+Bonus Visual]
38 Bab 38 - Belum Berhenti Mengganggu Alam
39 Bab 39 - Perlawanan Pecundang
40 Bab 40 - Putus
41 Bab 41 - Keraguan Vino
42 Bab 42 - Pingsan Di Lapangan
43 Bab 43 - Memanfaatkan Kesempatan
44 Bab 44 - Hukuman Untuk Elena
45 Bab 45 - Penyakit Rindu
46 Bab 46 - Pacaran
47 Bab 47 - Diary Elena
48 Bab 48 - Merokok
49 Bab 49 - Mulai Berani Memberontak
50 Bab 50 - Menemui Vino Ke Rumah
51 Bab 51 - Sudut Pandang Iyan
52 Bab 52 - Rencana Pemberontakan
53 Bab 53 - Bergairah dan Berani
54 Bab 54 - Hukuman
55 Bab 55 - Efek Balikan
56 Bab 56 - Kemarahan Orang Tua Elena
57 Bab 57 - Perdebatan Orang Tua
58 Bab 58 - Mencari Kambing Hitam
59 Bab 59 - Pergilah Ke Neraka
60 Bab 60 - Menemukan Dua Tertuduh
61 Bab 61 - Saling Menuduh
62 Bab 62 - Teman Baru
63 Bab 63 - Sekolah Baru
64 Bab 64 - Cowok Ganteng Nyasar
65 Bab 65 - Pengakuan Palsu
66 Bab 66 - Bukan Hal Normal
67 Bab 67 - Patah Hati
68 Bab 68 - Pesan Elena
69 Bab 69 - Kedatangan Alam
70 Bab 70 - Pengakuan Iyan
71 Bab 71 - Persahabatan Yang Kacau
72 Bab 72 - Pelarian Vino & Elena
73 Bab 73 - Perdebatan
74 Bab 74 - Memberitahu
75 Bab 75 - Pertemuan Mendadak
76 Bab 76 - Kabar Tentang Tias
77 Bab 77 - Karma
78 Bab 78 - Rehabilitasi
79 Bab 79 - Menikah Muda
80 Bab 80 - Akhir Cerita
81 Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]
82 Novel Teen Baru
83 NOVEL TEEN BARU!
84 NOVEL SISI GELAP Terbaru!
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 - Elena & The Geng
2
Bab 2 - Janji Andi & Ranti
3
Bab 3 - Kesal
4
Bab 4 - Lingkungan Yang Berbeda
5
Bab 5 - Penguasa Sekolah
6
Bab 6 - Takut
7
Bab 7 - The Wheel Of Love
8
Bab 8 - Ciuman Teman Sendiri
9
Bab 9 - Vino & Keluarganya
10
Bab 10 - Wet Dream
11
Bab 11 - Siklus Menstruasi
12
Bab 12 - Popok Wanita
13
Bab 13 - Bolos Dadakan
14
Bab 14 - Bersenang-senang
15
Bab 15 - Ciuman Tanpa Status
16
Bab 16 - Pulang
17
Bab 17 - Penasaran
18
Bab 18 - Menonton Bersama
19
Bab 19 - Godaan Vino
20
Bab 20 - Cewek Pilihan Vino
21
Bab 21 - Godaan Vino Kedua
22
Bab 22 - Cowok Brengsek
23
Bab 23 - Gagal Fokus
24
Bab 24 - Ungkapan Menyakitkan
25
Bab 25 - Bukan Teman Lagi
26
Bab 26 - Cemburu?
27
Bab 27 - Sepupu Vino
28
Bab 28 - Puncak Pertama Elena
29
Bab 29 - Apa Mau Vino?
30
Bab 30 - Berniat Memberi Ketegasan
31
Bab 31 - Usaha Elena
32
Bab 32 - Tak Bisa Menolak Pesonanya
33
Bab 33 - Melakukan Hal Seperti Papah
34
Bab 34 - Sakit
35
Bab 35 - Pertandingan Basket
36
Bab 36 - Hubungan Misterius
37
Bab 37 - Mengintip [+Bonus Visual]
38
Bab 38 - Belum Berhenti Mengganggu Alam
39
Bab 39 - Perlawanan Pecundang
40
Bab 40 - Putus
41
Bab 41 - Keraguan Vino
42
Bab 42 - Pingsan Di Lapangan
43
Bab 43 - Memanfaatkan Kesempatan
44
Bab 44 - Hukuman Untuk Elena
45
Bab 45 - Penyakit Rindu
46
Bab 46 - Pacaran
47
Bab 47 - Diary Elena
48
Bab 48 - Merokok
49
Bab 49 - Mulai Berani Memberontak
50
Bab 50 - Menemui Vino Ke Rumah
51
Bab 51 - Sudut Pandang Iyan
52
Bab 52 - Rencana Pemberontakan
53
Bab 53 - Bergairah dan Berani
54
Bab 54 - Hukuman
55
Bab 55 - Efek Balikan
56
Bab 56 - Kemarahan Orang Tua Elena
57
Bab 57 - Perdebatan Orang Tua
58
Bab 58 - Mencari Kambing Hitam
59
Bab 59 - Pergilah Ke Neraka
60
Bab 60 - Menemukan Dua Tertuduh
61
Bab 61 - Saling Menuduh
62
Bab 62 - Teman Baru
63
Bab 63 - Sekolah Baru
64
Bab 64 - Cowok Ganteng Nyasar
65
Bab 65 - Pengakuan Palsu
66
Bab 66 - Bukan Hal Normal
67
Bab 67 - Patah Hati
68
Bab 68 - Pesan Elena
69
Bab 69 - Kedatangan Alam
70
Bab 70 - Pengakuan Iyan
71
Bab 71 - Persahabatan Yang Kacau
72
Bab 72 - Pelarian Vino & Elena
73
Bab 73 - Perdebatan
74
Bab 74 - Memberitahu
75
Bab 75 - Pertemuan Mendadak
76
Bab 76 - Kabar Tentang Tias
77
Bab 77 - Karma
78
Bab 78 - Rehabilitasi
79
Bab 79 - Menikah Muda
80
Bab 80 - Akhir Cerita
81
Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]
82
Novel Teen Baru
83
NOVEL TEEN BARU!
84
NOVEL SISI GELAP Terbaru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!