Bab 11 - Siklus Menstruasi

...༻☆༺...

Elena malu bukan kepalang. Setahunya, mimpi basah hanya dialami oleh pria. Lalu apa yang terjadi kepada dirinya sekarang?

Sial! Elena bingung harus memberi alasan apa pada kedua orang tuanya.

"Aku kebelet, Mah!" alhasil Elena berucap begitu sambil berlari kembali ke kamar. Atau tepatnya ke kamar mandi pribadinya.

"Ya ampun tuh anak. Ada-ada saja," komentar Rika. Dia duduk ke kursi yang ada di sebelah Alan. Sepasang suami istri itu tidak bicara. Mereka hanya sibuk dengan ponsel masing-masing. Keduanya tentu sedang mengurus masalah pekerjaan dari sana.

Selepas membersihkan diri, Elena bersiap pergi ke sekolah. Lalu segera bergabung bersama orang tuanya ke meja makan.

Elena menghela nafas ketika menyaksikan Alan dan Rika terus sibuk dengan ponsel. Itulah yang terjadi saat mereka berkumpul. Elena terkadang merasa tidak mengenali orang tuanya sendiri.

"Gimana sama kerja kelompok kemarin?" tanya Alan.

"Baik. Aku pulang agak sore," jawab Elena.

"Kami tahu. Kalungmu selalu berguna untuk kami. Tapi kemarin kau sempat ke super market sebelum pergi ke rumah temanmu kan?" selidik Rika. Dia dan Alan sama-sama protektif terhadap putri mereka.

"Iya, Mah. Temanku mau beli cemilan dulu katanya," sahut Elena.

"Temanmu nggak ada yang merokok kan?" tanya Alan memastikan.

Karena Elena anak yang patuh, dia lekas mengangguk. Meski anggukannya adalah sebuah kebohongan. Elena tentu tahu kalau Vino dan kawan-kawan adalah perokok.

"Pokoknya kamu harus jauhi teman-teman yang suka membuat masalah dan memiliki kebiasaan buruk. Aku dan Papah percaya sama kamu." Rika memberikan nasihat, yang lagi-lagi direspon Elena dengan anggukan kepala.

"Mana lembar kertas nilai tugasmu. Kami ingin melihatnya," pinta Rika.

"Tunggu sebentar." Elena segera mengambil hasil penilaian tugas untuk pelajaran kemarin. Kemudian memberikannya kepada Rika. Elena memang rutin melakukan itu karena kedua orang tuanya ingin mengetahui bagaimana perkembangan belajar Elena.

Sekarang Rika dan Alan sibuk mengamati hasil nilai belajar Elena. Keduanya tampak sangat serius.

"Mah, sebentar lagi kan liburan. Kebetulan juga akhir pekannya tahun baru. Kita jalan-jalan ke luar negeri yuk!" ajak Elena. Dia ingin mencairkan suasana yang ada. Jujur saja, Elena berusaha keras agar bisa memiliki waktu yang menyenangkan bersama keluarganya.

"Astaga... Nilai Biologi kamu turun ya? Bukannya kemarin 85? Ini kenapa jadi 80?" tukas Alan.

"Itu tugasnya memang susah, Pah. Tapi aku dapat nilai yang paling tinggi di kelas kok. Lagian itu tidak termasuk kategori nilai merah kan?" tanggap Elena. Dia yang wajahnya ceria karena membicarakan liburan, seketika berubah jadi masam.

"Tetap saja kau harus berusaha yang terbaik. Agar bisa lebih baik lagi, kamu harus menjadikan apa yang didapatkan sebelumnya sebagai patokan. Kalau kemarin dapat 75, maka hari berikutnya harus dapat nilai lebih dari itu," jelas Alan panjang lebar.

"Terus kalau aku sudah dapat nilai 100 bagaimana? Apa aku juga harus dapat nilai 101?" sahut Elena.

"Elena! Kamu kalau dikasih tahu nggak boleh begitu!" tegur Rika.

Sementara Alan terlihat mendelik. Ia tentu tidak suka mendengar jawaban Elena yang terdengar seperti mau main-main. Alan kembali memperhatikan nilai tugas Elena. Begitu pun Rika.

"Astaga, El... Nilai olahragamu rendah sekali. Ini lebih buruk dibanding nilai sebelumnya. Lihat, Pah! 60!" Rika memperlihatkan nilai kepada Alan.

"Aku kan memang nggak ahli sama pelajaran olahraga..." lirih Elena sembari tertunduk.

"Padahal kamu sudah punya guru olahraga privat loh," komentar Rika. Menatap tak percaya kepada putrinya.

"Ya sudah, jam les olahragamu ditambah!" cetus Alan.

"Tapi..."

"Tidak ada tapi-tapian!" Alan menjawab sambil memeriksa jam yang melingkar di tangan. Dia beranjak dari meja makan lebih dulu. Elena yang juga harus pergi, tak lupa bersalaman kepadanya dan Rika.

Kini Elena sudah berada di mobil. Dia memandangi kedua mobil Rika dan Alan yang beriringan.

Dengan perasaan kalut, Elena menyentuh kalungnya. Dia benar-benar merindukan masa kecilnya dulu. Saat itu kedua orang tua Elena masih belum dapat pekerjaan tetap. Jadi mereka selalu punya waktu untuk Elena.

Sekarang semua itu tak bisa dirasakan Elena. Kasih sayang orang tua adalah sesuatu yang sangat dirindukannya. Mungkin apa yang dilakukan Alan dan Rika memang adalah bentuk kasih sayang. Akan tetapi mereka tidak tahu bahwa Elena tersiksa terhadap kekangan yang berlebihan.

Terkadang Elena terpikir ingin membuang kalung yang ada di lehernya. Kalung pelacak dari orang tuanya itulah yang membuat Elena tak bisa berbuat apa-apa. Namun gadis tersebut masih belum berani bertindak sejauh itu.

...***...

Bel pertanda masuk berbunyi. Seluruh murid saling berdahuluan masuk ke kelas. Termasuk Elena.

Pelajaran dimulai, Elena fokus mendengarkan materi yang dijelaskan Bu Agni. Bersamaan dengan itu, dia merasa perutnya mendadak sakit.

Elena mengatup mulutnya rapat-rapat. Dia juga tak lupa mengapit kedua kakinya dengan erat. Elena melakukan itu karena merasakan cairan yang keluar dari bawah sana. Atau lebih tepatnya dari organ intimnya.

'Astaga... Kenapa harus sekarang sih?' batin Elena. Dia bergegas mencari pembalut ke dalam tas. Elena yakin dirinya sedang menstruasi.

Sayangnya hanya tersisa plastik pembalut. Elena sudah lupa bahwa persediaan pembalutnya habis.

Tanpa pikir panjang, Elena mengangkat tangan tinggi-tinggi. Hingga Bu Agni langsung memperhatikannya.

"Ada apa, Elena?" tanya Bu Agni.

"Aku sama Ranti harus ke toilet!" jawab Elena yang sudah berdiri. Kemudian langsung menarik tangan Ranti.

"Kenapa, El?" Ranti yang tidak tahu apa-apa sontak heran. Namun Elena tak menjawab dan hanya menyeretnya ikut.

Sambil berlari Elena tak lupa menutupi bagian bokongnya dengan sebuah buku tulis. Sebelum benar-benar keluar kelas dia juga menyempatkan diri untuk memberitahu Bu Agni. Gurunya itu tentu langsung mengizinkan. Sebagai perempuan dia mengerti kesulitan yang di alami Elena.

Setibanya di toilet, barulah Elena bisa melihat keadaan roknya. Dia meringiskan wajah saat darah sudah tembus ke roknya.

"Astaga, El. Tembusnya banyak banget," komentar Ranti.

"Belikan gue rok baru sama pembalut di koperasi ya, Ran. Itulah alasan gue ngajak lo ikut," ujar Elena.

"Ya sudah." Ranti bergegas pergi.

Elena sendirian di toilet. Setidaknya begitulah anggapan dia. Namun pupus sudah anggapan tersebut saat mendengar suara aneh dari salah satu bilik toilet.

Terdengar seperti ada dua orang berciuman. Elena menatap bilik itu lamat-lamat.

Pintu bilik yang ditatap Elena terbuka. Orang yang ada di sana ternyata adalah Vino dan seorang cewek bernama Ita. Cewek tersebut tampak gelagapan menperbaiki bajunya. Sementara Vino terlihat santai memperbaiki resleting celana.

"Gila lo ya!" timpal Elena sembari menggeleng tak percaya. Dia semakin tidak habis pikir dengan kelakuan nakal Vino. Sudah keluar kelas di jam pelajaran, ditambah dia malah sibuk bermesraan di toilet perempuan.

"Eh lo di sini, El." Vino baru menyadari kehadiran Elena setelah kedapatan di tegur. Tidak ada tampang takut sama sekali di wajah cowok itu. Vino justru tersenyum sumringah saat melihat Elena.

"Gue pergi duluan ya, Vin!" ujar Ita. Dia terlalu malu menatap ke arah Elena. Lagi pula Ita yakin Elena tidak akan membeberkan semuanya kepada guru. Mengingat Vino adalah sahabat karib cewek tersebut.

Terpopuler

Comments

Nacita

Nacita

gila, semua pelajaran d kasih guru private, apa sekalian aja s elena sekolah nya d rmh aja

2024-05-28

0

Kristina Sinambela

Kristina Sinambela

Thor apa nanti si elena kena bekas jg,sedih bgt

2023-01-20

1

Nunu

Nunu

si vino mah bekasnya banyak .. kesihan si elena dong thor

2023-01-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Elena & The Geng
2 Bab 2 - Janji Andi & Ranti
3 Bab 3 - Kesal
4 Bab 4 - Lingkungan Yang Berbeda
5 Bab 5 - Penguasa Sekolah
6 Bab 6 - Takut
7 Bab 7 - The Wheel Of Love
8 Bab 8 - Ciuman Teman Sendiri
9 Bab 9 - Vino & Keluarganya
10 Bab 10 - Wet Dream
11 Bab 11 - Siklus Menstruasi
12 Bab 12 - Popok Wanita
13 Bab 13 - Bolos Dadakan
14 Bab 14 - Bersenang-senang
15 Bab 15 - Ciuman Tanpa Status
16 Bab 16 - Pulang
17 Bab 17 - Penasaran
18 Bab 18 - Menonton Bersama
19 Bab 19 - Godaan Vino
20 Bab 20 - Cewek Pilihan Vino
21 Bab 21 - Godaan Vino Kedua
22 Bab 22 - Cowok Brengsek
23 Bab 23 - Gagal Fokus
24 Bab 24 - Ungkapan Menyakitkan
25 Bab 25 - Bukan Teman Lagi
26 Bab 26 - Cemburu?
27 Bab 27 - Sepupu Vino
28 Bab 28 - Puncak Pertama Elena
29 Bab 29 - Apa Mau Vino?
30 Bab 30 - Berniat Memberi Ketegasan
31 Bab 31 - Usaha Elena
32 Bab 32 - Tak Bisa Menolak Pesonanya
33 Bab 33 - Melakukan Hal Seperti Papah
34 Bab 34 - Sakit
35 Bab 35 - Pertandingan Basket
36 Bab 36 - Hubungan Misterius
37 Bab 37 - Mengintip [+Bonus Visual]
38 Bab 38 - Belum Berhenti Mengganggu Alam
39 Bab 39 - Perlawanan Pecundang
40 Bab 40 - Putus
41 Bab 41 - Keraguan Vino
42 Bab 42 - Pingsan Di Lapangan
43 Bab 43 - Memanfaatkan Kesempatan
44 Bab 44 - Hukuman Untuk Elena
45 Bab 45 - Penyakit Rindu
46 Bab 46 - Pacaran
47 Bab 47 - Diary Elena
48 Bab 48 - Merokok
49 Bab 49 - Mulai Berani Memberontak
50 Bab 50 - Menemui Vino Ke Rumah
51 Bab 51 - Sudut Pandang Iyan
52 Bab 52 - Rencana Pemberontakan
53 Bab 53 - Bergairah dan Berani
54 Bab 54 - Hukuman
55 Bab 55 - Efek Balikan
56 Bab 56 - Kemarahan Orang Tua Elena
57 Bab 57 - Perdebatan Orang Tua
58 Bab 58 - Mencari Kambing Hitam
59 Bab 59 - Pergilah Ke Neraka
60 Bab 60 - Menemukan Dua Tertuduh
61 Bab 61 - Saling Menuduh
62 Bab 62 - Teman Baru
63 Bab 63 - Sekolah Baru
64 Bab 64 - Cowok Ganteng Nyasar
65 Bab 65 - Pengakuan Palsu
66 Bab 66 - Bukan Hal Normal
67 Bab 67 - Patah Hati
68 Bab 68 - Pesan Elena
69 Bab 69 - Kedatangan Alam
70 Bab 70 - Pengakuan Iyan
71 Bab 71 - Persahabatan Yang Kacau
72 Bab 72 - Pelarian Vino & Elena
73 Bab 73 - Perdebatan
74 Bab 74 - Memberitahu
75 Bab 75 - Pertemuan Mendadak
76 Bab 76 - Kabar Tentang Tias
77 Bab 77 - Karma
78 Bab 78 - Rehabilitasi
79 Bab 79 - Menikah Muda
80 Bab 80 - Akhir Cerita
81 Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]
82 Novel Teen Baru
83 NOVEL TEEN BARU!
84 NOVEL SISI GELAP Terbaru!
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 - Elena & The Geng
2
Bab 2 - Janji Andi & Ranti
3
Bab 3 - Kesal
4
Bab 4 - Lingkungan Yang Berbeda
5
Bab 5 - Penguasa Sekolah
6
Bab 6 - Takut
7
Bab 7 - The Wheel Of Love
8
Bab 8 - Ciuman Teman Sendiri
9
Bab 9 - Vino & Keluarganya
10
Bab 10 - Wet Dream
11
Bab 11 - Siklus Menstruasi
12
Bab 12 - Popok Wanita
13
Bab 13 - Bolos Dadakan
14
Bab 14 - Bersenang-senang
15
Bab 15 - Ciuman Tanpa Status
16
Bab 16 - Pulang
17
Bab 17 - Penasaran
18
Bab 18 - Menonton Bersama
19
Bab 19 - Godaan Vino
20
Bab 20 - Cewek Pilihan Vino
21
Bab 21 - Godaan Vino Kedua
22
Bab 22 - Cowok Brengsek
23
Bab 23 - Gagal Fokus
24
Bab 24 - Ungkapan Menyakitkan
25
Bab 25 - Bukan Teman Lagi
26
Bab 26 - Cemburu?
27
Bab 27 - Sepupu Vino
28
Bab 28 - Puncak Pertama Elena
29
Bab 29 - Apa Mau Vino?
30
Bab 30 - Berniat Memberi Ketegasan
31
Bab 31 - Usaha Elena
32
Bab 32 - Tak Bisa Menolak Pesonanya
33
Bab 33 - Melakukan Hal Seperti Papah
34
Bab 34 - Sakit
35
Bab 35 - Pertandingan Basket
36
Bab 36 - Hubungan Misterius
37
Bab 37 - Mengintip [+Bonus Visual]
38
Bab 38 - Belum Berhenti Mengganggu Alam
39
Bab 39 - Perlawanan Pecundang
40
Bab 40 - Putus
41
Bab 41 - Keraguan Vino
42
Bab 42 - Pingsan Di Lapangan
43
Bab 43 - Memanfaatkan Kesempatan
44
Bab 44 - Hukuman Untuk Elena
45
Bab 45 - Penyakit Rindu
46
Bab 46 - Pacaran
47
Bab 47 - Diary Elena
48
Bab 48 - Merokok
49
Bab 49 - Mulai Berani Memberontak
50
Bab 50 - Menemui Vino Ke Rumah
51
Bab 51 - Sudut Pandang Iyan
52
Bab 52 - Rencana Pemberontakan
53
Bab 53 - Bergairah dan Berani
54
Bab 54 - Hukuman
55
Bab 55 - Efek Balikan
56
Bab 56 - Kemarahan Orang Tua Elena
57
Bab 57 - Perdebatan Orang Tua
58
Bab 58 - Mencari Kambing Hitam
59
Bab 59 - Pergilah Ke Neraka
60
Bab 60 - Menemukan Dua Tertuduh
61
Bab 61 - Saling Menuduh
62
Bab 62 - Teman Baru
63
Bab 63 - Sekolah Baru
64
Bab 64 - Cowok Ganteng Nyasar
65
Bab 65 - Pengakuan Palsu
66
Bab 66 - Bukan Hal Normal
67
Bab 67 - Patah Hati
68
Bab 68 - Pesan Elena
69
Bab 69 - Kedatangan Alam
70
Bab 70 - Pengakuan Iyan
71
Bab 71 - Persahabatan Yang Kacau
72
Bab 72 - Pelarian Vino & Elena
73
Bab 73 - Perdebatan
74
Bab 74 - Memberitahu
75
Bab 75 - Pertemuan Mendadak
76
Bab 76 - Kabar Tentang Tias
77
Bab 77 - Karma
78
Bab 78 - Rehabilitasi
79
Bab 79 - Menikah Muda
80
Bab 80 - Akhir Cerita
81
Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]
82
Novel Teen Baru
83
NOVEL TEEN BARU!
84
NOVEL SISI GELAP Terbaru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!