Bab 8 - Ciuman Teman Sendiri

...༻✫༺...

Mata Elena membulat sempurna. Dia mematung saat tangan Vino memegangi tengkuknya dengan erat. Lalu memberikan pagutan di bibir.

Deg!

Jantung Elena berdegup kencang. Dia juga merasakan gelitikan aneh di perut. Elena tak pernah merasakan sensasi itu sebelumnya.

Vino melepas tautan bibirnya sebentar hanya untuk membuka mulut Elena. Dia menekan bagian bibir bawah sampai mulut cewek tersebut sedikit terbuka. Setelah itu, Vino kembali menyatukan mulutnya dengan bibir Elena.

Perbuatan Vino membuat Elena kaku. Dia seolah terbuai akan ciuman cowok tersebut. Sensasi kupu-kupu beterbangan di perut memang terasa aneh bagi Elena, tetapi juga terasa candu.

Pergerakan dari mulut dan lidah Vino seakan mendesak. Membuat Elena secara alami ikut bergerak. Tanpa sadar matanya terpejam.

Sementara itu, Andi, Ranti, dan Iyan terdiam. Apa yang dilakukan Vino membuat suasana menjadi tegang.

Ranti langsung membuang muka saat melihat Vino mencium Elena. Sedangkan Iyan, dia sempat terpaku melihat aksi Vino sejenak. Namun tidak berlangsung lama, Iyan segera mengalihkan pandangan.

Andi menjadi satu-satunya orang yang tersenyum dan geleng-geleng kepala. Dia menoleh ke arah Ranti yang duduk di sebelah.

"Vino gila banget!" bisik Andi yang kembali menatap ke arah Vino dan Elena. "Tapi kalau dilihat, Elena sepertinya suka tuh," sambungnya.

Ranti perlahan melirik kembali ke arah Vino. Dia benar-benar melihat kalau Elena menanggapi ciuman Vino.

Iyan menghembuskan nafas dari mulut. Dia berusaha tenang. Lalu memeriksa waktu yang tertulis di rolet. Dalam rolet tersebut, french kiss harus dilakukan dalam waktu 30 detik. Namun Iyan merasa ciuman Vino dan Elena sudah lebih dari itu.

"Ekhem! Ini sudah lebih dari 30 detik." Iyan menjadi orang yang lebih dulu angkat suara.

Elena langsung tersadar. Dia sigap mendorong Vino dengan kuat. Hingga ciuman mereka terhenti.

"Itu hanya ciuman pertemanan," imbuh Vino. Dia bahkan dengan santainya mengukir senyuman.

Plak!

Elena menampar pipi Vino dengan keras. Wajah Elena memerah padam. Dia gelagapan dan tidak tahu harus bagaimana. Serangan Vino tadi jelas adalah sesuatu hal baru baginya.

"Gue mau pulang!" ujar Elena. Dia tak berani menatap ke arah semua orang. Lalu mengambil tas dan bergegas pergi.

"El!" Ranti segera mengejar Elena. Sebagai cewek lain dalam kelompok pertemanan itu, dia berusaha memastikan keadaan Elena.

"Gara-gara lo tuh, Vin. Elena jadi marah," ucap Andi.

"Lo gila ya?" timpal Iyan. "Gue itu nggak masalah kalau lo permainkan cewek lain. Tapi kalau teman sendiri, gue--" perkataan Iyan terhenti ketika Vino pergi begitu saja. Cowok tersebut menyusul kepergian Elena dan Ranti.

Elena sendiri sudah keluar dari rumah mewah Vino. Dia memegangi dada karena jantungnya masih berdebar-debar. Elena juga terus terbayang dan mengulang ingatan bagaimana cara Vino menciumnya.

Merasa terganggu, Elena menggeleng kuat. Dia reflek memejamkan mata. Saat itulah dia tidak sengaja tersandung. Elena jatuh dan terjerembab di halaman rumah Vino yang penuh dengan bebatuan.

"El!" seru Ranti. Dia menghampiri dan langsung memastikan keadaan Elena. Namun Vino yang sudah ada di belakangnya, menghentikan pergerakan Ranti.

"Biar gue aja," kata Vino. Dia segera mendatangi Elena. Ranti lantas menurut. Meski dengan perasaan berat dan ekspresi cemberut.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Vino saat menghampiri Elena.

Pupil mata Elena membesar. "Nggak apa-apa," jawabnya sembari berdiri. Atensinya tertuju ke arah lutut kanannya yang sedikit terluka dan berdarah.

"Nggak apa-apa gimana? Lo berdarah tuh!" Vino menyadari luka yang ada di lutut Elena.

"Gue beneran nggak apa-apa! Lagian itu cuman luka kecil doang kok," ujar Elena.

Vino tak peduli terhadap pernyataan Elena. Ia berjongkok di bawah kaki cewek itu. Kemudian memegangi lutut Elena. Vino berniat meniupinya. Namun Elena dengan cepat melangkah mundur.

"Lo emang udah sinting ya?! Gue ini teman lo, Vin! Masa mau lo embat juga!" timpal Elena.

"Lo ngomong apa sih? Gue cuman mau bantuin lo! Ciuman yang gue kasih tadi juga dengan tujuan bantuin lo juga!" balas Vino.

"Apa?! Bantuin lo bilang?!" Elena terperangah.

Vino mendengus. Dia sadar kalau ciuman yang diberikannya pada Elena berlebihan. Meskipun begitu, Vino juga tahu Elena juga menikmati ciuman yang diberikannya.

"Terus lo mau gue gimana? Lo itu pintar ngomel doang tahu nggak," tukas Vino.

"Dasar nggak tahu malu! Lo nggak merasa bersalah sama yang lo lakukan ke gue tadi?! Lo berpikir nggak sih kalau itu bisa dibilang pelecehan?" balas Elena.

"Pelecehan?" Vino justru terkekeh. Membuat mata Elena sontak mendelik.

"Nyebelin banget sih lo!" Elena memukuli Vino dengan tasnya. Kelakuan nakal cowok itu benar-benar membuat dia kesal. Entah kenapa wajah Elena memerah padam. Sebab dirinya sendiri sadar bahwa ciuman yang diberikan Vino tidak masuk kategori pelecehan. Itu karena Elena terbuai akan ciuman tersebut.

Vino semakin merasa gemas dengan tingkah Elena. Dia segera merebut tas cewek itu. Lalu memegangi dua tangan Elena.

"Enak kan, El?" tanya Vino dengan salah satu alis terangkat.

"Gila!" Elena menghempaskan tangan Vino. Wajahnya semakin memerah karena cowok tersebut seolah tahu apa yang dirasakannya.

Elena buru-buru mengambil tas dari genggaman Vino. Lalu melangkah cepat menuju gerbang. Hal yang paling dia inginkan sekarang adalah pulang dan menjauh dari Vino.

"Lo pulang beneran? Luka lo nggak mau di obatin dulu?" seru Vino. Dia membiarkan Elena berjalan menjauh.

"Gue baik-baik aja!" jawab Elena ketus. Dia melangkah cepat dan tidak menoleh ke belakang lagi.

Vino terlihat masih berdiri memandangi Elena yang kian menjauh. Saat itulah Ranti menghampiri. Cewek tersebut menatap Vino dari samping.

"Lo suka sama Elena?" tanya Ranti.

"Niat gue cuman mau ngajak dia senang-senang kok. Hidup Elena monoton banget sama jadwal les-lesnya yang padat itu," tanggap Vino. Jawabannya sebenarnya tidak menjawab pertanyaan Ranti secara spesifik. Mereka segera kembali masuk ke rumah.

"Kalau gue yang dapat french kiss, lo bakal lakuin hal sama nggak ke gue?" kecemburuan sepertinya membuat Ranti nekat bertanya begitu.

"Lo bercanda? Lo kan punya Andi," sahut Vino dengan tatapan heran. Langkahnya dan Ranti sontak terhenti.

"Ah, lo benar. Gue lupa. Maksudnya nggak kepikiran." Ranti memegangi tengkuk. Dia merutuk pada dirinya sendiri karena hampir keceplosan.

"Gila lo. Masa sama pacar sendiri lupa," komentar Vino. Dia merangkul Ranti dan kembali lanjut melangkah bersama.

Ranti tersenyum lebar. Dia sangat suka aroma tubuh Vino. Gadis itu perlahan melingkarkan satu tangannya ke pinggul Vino. Namun baru saja hendak melakukan hal tersebut, Andi muncul.

"Eh, Vin! Lo nggak embat cewek gue juga kan?" timpal Andi yang merasa tidak nyaman dengan rangkulan Vino pada Ranti.

"Gila lo! Gue emang cowok brengsek, tapi pacar teman sendiri bukan masuk tipe cewek yang gue mau deketin." Vino mengeratkan rangkulannya pada Ranti. "Gue begini karena menganggap Ranti teman juga!" tegasnya. Lalu melepas rangkulan dari pundak Ranti.

"Emang benar? Kalau dekatin teman sendiri, masuk tipe lo nggak?" tanya Andi. Dia curiga kalau Vino tertarik pada Elena.

Mendengar pertanyaan Andi, Ranti dan Iyan langsung menatap Vino. Mereka seolah tidak sabar menunggu cowok itu memberikan jawaban.

Terpopuler

Comments

HAnamichi Nhia Chan Tendo

HAnamichi Nhia Chan Tendo

elena tuch versi Raffi sdangkan vino versi Gamal mnrut aq

2023-01-21

1

octa❤️

octa❤️

cerita giana kok dihapus kak?

2023-01-18

0

Adila Ardani

Adila Ardani

ah vino tinggal bilang aja klau kamu menyukai elena

2023-01-18

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Elena & The Geng
2 Bab 2 - Janji Andi & Ranti
3 Bab 3 - Kesal
4 Bab 4 - Lingkungan Yang Berbeda
5 Bab 5 - Penguasa Sekolah
6 Bab 6 - Takut
7 Bab 7 - The Wheel Of Love
8 Bab 8 - Ciuman Teman Sendiri
9 Bab 9 - Vino & Keluarganya
10 Bab 10 - Wet Dream
11 Bab 11 - Siklus Menstruasi
12 Bab 12 - Popok Wanita
13 Bab 13 - Bolos Dadakan
14 Bab 14 - Bersenang-senang
15 Bab 15 - Ciuman Tanpa Status
16 Bab 16 - Pulang
17 Bab 17 - Penasaran
18 Bab 18 - Menonton Bersama
19 Bab 19 - Godaan Vino
20 Bab 20 - Cewek Pilihan Vino
21 Bab 21 - Godaan Vino Kedua
22 Bab 22 - Cowok Brengsek
23 Bab 23 - Gagal Fokus
24 Bab 24 - Ungkapan Menyakitkan
25 Bab 25 - Bukan Teman Lagi
26 Bab 26 - Cemburu?
27 Bab 27 - Sepupu Vino
28 Bab 28 - Puncak Pertama Elena
29 Bab 29 - Apa Mau Vino?
30 Bab 30 - Berniat Memberi Ketegasan
31 Bab 31 - Usaha Elena
32 Bab 32 - Tak Bisa Menolak Pesonanya
33 Bab 33 - Melakukan Hal Seperti Papah
34 Bab 34 - Sakit
35 Bab 35 - Pertandingan Basket
36 Bab 36 - Hubungan Misterius
37 Bab 37 - Mengintip [+Bonus Visual]
38 Bab 38 - Belum Berhenti Mengganggu Alam
39 Bab 39 - Perlawanan Pecundang
40 Bab 40 - Putus
41 Bab 41 - Keraguan Vino
42 Bab 42 - Pingsan Di Lapangan
43 Bab 43 - Memanfaatkan Kesempatan
44 Bab 44 - Hukuman Untuk Elena
45 Bab 45 - Penyakit Rindu
46 Bab 46 - Pacaran
47 Bab 47 - Diary Elena
48 Bab 48 - Merokok
49 Bab 49 - Mulai Berani Memberontak
50 Bab 50 - Menemui Vino Ke Rumah
51 Bab 51 - Sudut Pandang Iyan
52 Bab 52 - Rencana Pemberontakan
53 Bab 53 - Bergairah dan Berani
54 Bab 54 - Hukuman
55 Bab 55 - Efek Balikan
56 Bab 56 - Kemarahan Orang Tua Elena
57 Bab 57 - Perdebatan Orang Tua
58 Bab 58 - Mencari Kambing Hitam
59 Bab 59 - Pergilah Ke Neraka
60 Bab 60 - Menemukan Dua Tertuduh
61 Bab 61 - Saling Menuduh
62 Bab 62 - Teman Baru
63 Bab 63 - Sekolah Baru
64 Bab 64 - Cowok Ganteng Nyasar
65 Bab 65 - Pengakuan Palsu
66 Bab 66 - Bukan Hal Normal
67 Bab 67 - Patah Hati
68 Bab 68 - Pesan Elena
69 Bab 69 - Kedatangan Alam
70 Bab 70 - Pengakuan Iyan
71 Bab 71 - Persahabatan Yang Kacau
72 Bab 72 - Pelarian Vino & Elena
73 Bab 73 - Perdebatan
74 Bab 74 - Memberitahu
75 Bab 75 - Pertemuan Mendadak
76 Bab 76 - Kabar Tentang Tias
77 Bab 77 - Karma
78 Bab 78 - Rehabilitasi
79 Bab 79 - Menikah Muda
80 Bab 80 - Akhir Cerita
81 Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]
82 Novel Teen Baru
83 NOVEL TEEN BARU!
84 NOVEL SISI GELAP Terbaru!
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 - Elena & The Geng
2
Bab 2 - Janji Andi & Ranti
3
Bab 3 - Kesal
4
Bab 4 - Lingkungan Yang Berbeda
5
Bab 5 - Penguasa Sekolah
6
Bab 6 - Takut
7
Bab 7 - The Wheel Of Love
8
Bab 8 - Ciuman Teman Sendiri
9
Bab 9 - Vino & Keluarganya
10
Bab 10 - Wet Dream
11
Bab 11 - Siklus Menstruasi
12
Bab 12 - Popok Wanita
13
Bab 13 - Bolos Dadakan
14
Bab 14 - Bersenang-senang
15
Bab 15 - Ciuman Tanpa Status
16
Bab 16 - Pulang
17
Bab 17 - Penasaran
18
Bab 18 - Menonton Bersama
19
Bab 19 - Godaan Vino
20
Bab 20 - Cewek Pilihan Vino
21
Bab 21 - Godaan Vino Kedua
22
Bab 22 - Cowok Brengsek
23
Bab 23 - Gagal Fokus
24
Bab 24 - Ungkapan Menyakitkan
25
Bab 25 - Bukan Teman Lagi
26
Bab 26 - Cemburu?
27
Bab 27 - Sepupu Vino
28
Bab 28 - Puncak Pertama Elena
29
Bab 29 - Apa Mau Vino?
30
Bab 30 - Berniat Memberi Ketegasan
31
Bab 31 - Usaha Elena
32
Bab 32 - Tak Bisa Menolak Pesonanya
33
Bab 33 - Melakukan Hal Seperti Papah
34
Bab 34 - Sakit
35
Bab 35 - Pertandingan Basket
36
Bab 36 - Hubungan Misterius
37
Bab 37 - Mengintip [+Bonus Visual]
38
Bab 38 - Belum Berhenti Mengganggu Alam
39
Bab 39 - Perlawanan Pecundang
40
Bab 40 - Putus
41
Bab 41 - Keraguan Vino
42
Bab 42 - Pingsan Di Lapangan
43
Bab 43 - Memanfaatkan Kesempatan
44
Bab 44 - Hukuman Untuk Elena
45
Bab 45 - Penyakit Rindu
46
Bab 46 - Pacaran
47
Bab 47 - Diary Elena
48
Bab 48 - Merokok
49
Bab 49 - Mulai Berani Memberontak
50
Bab 50 - Menemui Vino Ke Rumah
51
Bab 51 - Sudut Pandang Iyan
52
Bab 52 - Rencana Pemberontakan
53
Bab 53 - Bergairah dan Berani
54
Bab 54 - Hukuman
55
Bab 55 - Efek Balikan
56
Bab 56 - Kemarahan Orang Tua Elena
57
Bab 57 - Perdebatan Orang Tua
58
Bab 58 - Mencari Kambing Hitam
59
Bab 59 - Pergilah Ke Neraka
60
Bab 60 - Menemukan Dua Tertuduh
61
Bab 61 - Saling Menuduh
62
Bab 62 - Teman Baru
63
Bab 63 - Sekolah Baru
64
Bab 64 - Cowok Ganteng Nyasar
65
Bab 65 - Pengakuan Palsu
66
Bab 66 - Bukan Hal Normal
67
Bab 67 - Patah Hati
68
Bab 68 - Pesan Elena
69
Bab 69 - Kedatangan Alam
70
Bab 70 - Pengakuan Iyan
71
Bab 71 - Persahabatan Yang Kacau
72
Bab 72 - Pelarian Vino & Elena
73
Bab 73 - Perdebatan
74
Bab 74 - Memberitahu
75
Bab 75 - Pertemuan Mendadak
76
Bab 76 - Kabar Tentang Tias
77
Bab 77 - Karma
78
Bab 78 - Rehabilitasi
79
Bab 79 - Menikah Muda
80
Bab 80 - Akhir Cerita
81
Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]
82
Novel Teen Baru
83
NOVEL TEEN BARU!
84
NOVEL SISI GELAP Terbaru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!