Bab 17 - Penasaran

...༻✫༺...

Elena telah tiba di depan rumah. Dia baru saja turun dari taksi. Dia segera berjalan melewati pintu gerbang. Langkahnya terhenti tatkala melihat mobil ayah dan ibunya sudah ada.

'Mereka sudah pulang? Secepat ini?' batin Elena. Dia menggigit bibir bawahnya. Elena mulai diselimuti rasa cemas. Ia berpikir, pasti kedua orang tuanya sengaja pulang cepat karena tahu dirinya tidak di sekolah sejak jam sembilan pagi.

"Ini gara-gara Vino!" gigi Elena menggertak kesal. Dia buru-buru menghubungi Vino. Menagih janji cowok itu yang katanya akan bertanggung jawab.

"Vin! Lo harus tanggung jawab! Bokap sama nyokap gue pulang lebih cepat dari biasanya. Jelas sekarang mereka lagi nungguin gue!" timpal Elena. Setelah panggilan teleponnya di angkat oleh Vino.

"Santai aja, El. Bilang ke mereka yang sebenarnya. Terus di bagian kita singgah ke taman bermain itu karena masalah mobil mogok," sahut Vino.

"Itu nggak masuk akal buat gue!" balas Elena. "Gimana kalau mereka ngomong begini, 'kan bisa naik taksi?' terus gue harus jawab apa coba?" sambungnya.

"Kalau begitu, lo telepon gue. Biar gua yang bicara sama bokap dan nyokap lo."

"Gila! Lo kan cowok!"

"Emangnya kenapa? Dari tadi lo diskriminasi gender mulu."

Elena memutar bola mata sebal. "Ya iyalah. Bokap dan nyokap gue selalu waspada sama cowok yang dekat dengan gue," jelasnya.

"Parah banget emang bokap sama nyokap lo," komentar Vino.

"Sekarang gue harus--"

"Elena!" ucapan Elena terpotong karena panggilan ibunya. Dia terlihat sudah berdiri di teras.

Elena langsung mematikan telepon. Kemudian berjalan menghampiri Rika. Keduanya segera masuk ke rumah. Elena disuruh duduk ke sofa. Di sana sudah ada Alan yang menunggu. Rika segera duduk ke sebelah suaminya tersebut.

"Ngapain kamu hari ini?!" timpal Alan dengan ekspresi garangnya.

"Sekolah, Pah..." Elena menjawab sambil menundukkan kepala.

"Yakin kamu? Terus kenapa pas Pak Anton jemput ke sekolah kamunya nggak ada?" tanya Rika.

"Tadi sekitar jam sembilan aku mens, Mah. Darahnya tembus ke rok. Terus aku terpaksa minta izin buat beli rok sama celana baru keluar. Tapi..." Elena menenggak salivanya sebelum berbohong. Sebab dia hampir tidak pernah membohongi kedua orang tuanya.

"Tapi apa, El?" desak Rika.

"Ta-tapi mobil temanku mogok di jalan. Kami harus nunggu di bengkel," ucap Elena. Dia masih tidak berani menatap Rika dan Alan.

"Elena! Kalau lagi ngomong itu tatap lawan bicara kamu!" tegas Alan dengan dahi yang berkerut dalam.

Elena lantas mengangkat kepalanya. Memberanikan diri menatap Rika dan Alan.

"Kamu pikir kami percaya? Kami bisa melihat titik lokasimu seharian ini. Kau jelas jalan-jalan di taman bermain! Apa itu namanya bengkel?" tukas Rika.

"Teman aku ngajak aku ke sana selagi menunggu mobilnya diperbaiki." Elena kembali membuat alasan.

"Apa yang terjadi sama kamu?! Mamah sama Papah nggak menyangka kau melakukan ini?! Kau tidak tahu betapa kerasnya kami ingin menjadikanmu sebagai anak yang baik dan berguna," ujar Rika.

"Aku hanya ingin bersenang-senang sebentar, Mah. Papah sama Mamah nggak tahu betapa lelahnya aku dengan jadwal les yang padat," ungkap Elena jujur.

"Bersenang-senang kau bilang? Lelah?!" Alan melotot. Dia dan Rika terperangah. Akhirnya mereka bisa mendengar niat sebenarnya Elena membolos.

"Apa kau merasa senang membolos sekolah?! Begitu maksudmu?! Kenapa kau jadi begini, El?! Baru kau yang berani berbuat seperti ini. Kakakmu bahkan tidak melakukannya!" omel Rika.

"Aku hanya--"

"Sekali lagi kau berbuat begini, jangan harap Papah sama Mamah akan memaafkan. Sebagai hukumannya, kamu nggak boleh keluar dari rumah setelah pulang sekolah!" tegas Alan. Memangkas perkataan Elena.

"Mamah juga akan membayar salah satu guru di sekolah untuk mengawasimu!" tambah Rika.

"Tidak ada ponsel selama tiga hari!" Alan membuka lebar telapak tangannya. Memaksa Elena untuk menyerahkan ponsel.

Elena merasa sesak. Dia terpaksa menyerahkan ponselnya. Lalu segera masuk ke kamar. Ia harus bersiap untuk les biola dan Matematika.

Saat tiba di kamar, Elena membanting tas ransel ke ranjang. Dia sekarang sangat kesal dengan apa yang terjadi. Kekesalan yang dirasakannya membuat air mata Elena menetes. Gadis itu tengkurap dan membenamkan wajah ke bantal.

Awalnya Elena memang menyalahkan segalanya kepada Vino. Namun setelah dipikir-pikir, dia merasa kedua orang tuanya lah yang berlebihan. Kekangan Rika dan Alan semakin menjadi-jadi saat dirinya melakukan kesalahan.

Bersamaan dengan itu, Elena mendengar suara mesin mobil berbunyi. Dia bergegas melihat ke jendela. Dirinya menyaksikan ayah dan ibunya pergi lagi untuk bekerja.

Elena kembali memecahkan tangis. Dia terduduk di lantai sambil memeluk lutut.

Selang sekian menit, suara Bi Irna memanggil. Dia memberitahu kalau guru les Elena sudah datang. Cewek itu sontak berhenti menangis. Kemudian berganti pakaian.

Selama menjalani lesnya, Elena tidak bersemangat. Ia mengerjakan dengan raut wajah datar. Meskipun begitu, dia memahami semua pelajaran yang diajarkan kepadanya.

Di saat merasakan kesenduan, tanpa sengaja Elena memikirkan tentang ciumannya dan Vino di taman bermain. Apa yang dia rasakan seolah bisa terasa lagi. Elena tenggelam memikirkan itu sampai jadwal lesnya selesai. Ia buru-buru kembali ke kamar.

Elena telentang di ranjang. Dia tak bisa berhenti mengulang ingatan tentang ciumannya dan Vino.

"Kenapa rasanya begitu ya? Apa itu hal wajar?" gumam Elena yang merasa penasaran. Dia bangkit dari kasur. Lalu menyalakan laptopnya.

Jika tidak ada ponsel, Elena terpaksa menggunakan laptop untuk menjelajah internet. Di sana dia mencari berbagai hal tentang ciuman bibir.

Rasa penasaran Elena secara alami semakin membuncah. Sampai dia menonton video orang berciuman bibir.

Pupil mata Elena membesar. Ia mengatup bibirnya sendiri. Apalagi saat dalam video itu Elena menemukan kalau dua orang yang berciuman terus berlanjut ke tahap lebih intim.

Karena takut, tangan Elena reflek menekan tombol pause. Ia dilanda dilema. Dirinya merasa takut karena menonton video tidak senonoh. Di sisi lain Elena merasa penasaran bukan kepalang.

Elena berpikir cukup lama. Hingga akhirnya rasa penasaran mengalahkan teguran hatinya.

"Tidak apa-apa kalau sekali-kali kan? Setelah ini aku tidak akan melakukannya lagi," ucap Elena bertekad. Ia mengunci pintu kamar terlebih dahulu.

Elena menghembuskan nafas dari mulut. Setelah itu, barulah dia lanjut menonton video.

Wajah Elena memerah. Matanya tak bisa teralihkan dari layar laptop. Terutama saat kedua pasangan di dalam video melepaskan pakaian satu per satu.

"Astaga. Bagaimana bisa video seperti ini sangat mudah di akses? Gimana kalau anak di bawah umur melihatnya?" ujar Elena. Dia tidak sadar kalau dirinya juga merupakan anak di bawah umur. Usianya sekarang baru menginjak 16 tahun.

Elena geleng-geleng kepala ketika melihat pasangan di video bercinta. Memperdengarkan suara erangan yang khas.

"Parah!" komentar Elena. Walaupun begitu, dia terus menonton. Sesekali Elena menggigit bibir bawahnya. Meski mulutnya terus mengeluarkan perkataan tidak suka, tetapi tidak tubuhnya. Elena tidak bisa membantah kalau apa yang ditontonnya sekarang memberikan sensasi berbeda. Sesuatu hal yang candu dan memikat.

Kekalutan Elena terhadap orang tuanya seketika hilang. Dia teralihkan dengan aktifitas barunya sekarang.

Terpopuler

Comments

Maple🍁

Maple🍁

Matax di kntrol Elena entar gw congkel nihhh..😁😁

2023-04-08

0

Whila Abigail

Whila Abigail

Thor di tunggu up nya LG ya🤗

2023-01-25

1

zelindra

zelindra

Emang setan mahh suka nya sama yg alim " yakkk .. gk nyerahh tu setan😁

2023-01-25

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Elena & The Geng
2 Bab 2 - Janji Andi & Ranti
3 Bab 3 - Kesal
4 Bab 4 - Lingkungan Yang Berbeda
5 Bab 5 - Penguasa Sekolah
6 Bab 6 - Takut
7 Bab 7 - The Wheel Of Love
8 Bab 8 - Ciuman Teman Sendiri
9 Bab 9 - Vino & Keluarganya
10 Bab 10 - Wet Dream
11 Bab 11 - Siklus Menstruasi
12 Bab 12 - Popok Wanita
13 Bab 13 - Bolos Dadakan
14 Bab 14 - Bersenang-senang
15 Bab 15 - Ciuman Tanpa Status
16 Bab 16 - Pulang
17 Bab 17 - Penasaran
18 Bab 18 - Menonton Bersama
19 Bab 19 - Godaan Vino
20 Bab 20 - Cewek Pilihan Vino
21 Bab 21 - Godaan Vino Kedua
22 Bab 22 - Cowok Brengsek
23 Bab 23 - Gagal Fokus
24 Bab 24 - Ungkapan Menyakitkan
25 Bab 25 - Bukan Teman Lagi
26 Bab 26 - Cemburu?
27 Bab 27 - Sepupu Vino
28 Bab 28 - Puncak Pertama Elena
29 Bab 29 - Apa Mau Vino?
30 Bab 30 - Berniat Memberi Ketegasan
31 Bab 31 - Usaha Elena
32 Bab 32 - Tak Bisa Menolak Pesonanya
33 Bab 33 - Melakukan Hal Seperti Papah
34 Bab 34 - Sakit
35 Bab 35 - Pertandingan Basket
36 Bab 36 - Hubungan Misterius
37 Bab 37 - Mengintip [+Bonus Visual]
38 Bab 38 - Belum Berhenti Mengganggu Alam
39 Bab 39 - Perlawanan Pecundang
40 Bab 40 - Putus
41 Bab 41 - Keraguan Vino
42 Bab 42 - Pingsan Di Lapangan
43 Bab 43 - Memanfaatkan Kesempatan
44 Bab 44 - Hukuman Untuk Elena
45 Bab 45 - Penyakit Rindu
46 Bab 46 - Pacaran
47 Bab 47 - Diary Elena
48 Bab 48 - Merokok
49 Bab 49 - Mulai Berani Memberontak
50 Bab 50 - Menemui Vino Ke Rumah
51 Bab 51 - Sudut Pandang Iyan
52 Bab 52 - Rencana Pemberontakan
53 Bab 53 - Bergairah dan Berani
54 Bab 54 - Hukuman
55 Bab 55 - Efek Balikan
56 Bab 56 - Kemarahan Orang Tua Elena
57 Bab 57 - Perdebatan Orang Tua
58 Bab 58 - Mencari Kambing Hitam
59 Bab 59 - Pergilah Ke Neraka
60 Bab 60 - Menemukan Dua Tertuduh
61 Bab 61 - Saling Menuduh
62 Bab 62 - Teman Baru
63 Bab 63 - Sekolah Baru
64 Bab 64 - Cowok Ganteng Nyasar
65 Bab 65 - Pengakuan Palsu
66 Bab 66 - Bukan Hal Normal
67 Bab 67 - Patah Hati
68 Bab 68 - Pesan Elena
69 Bab 69 - Kedatangan Alam
70 Bab 70 - Pengakuan Iyan
71 Bab 71 - Persahabatan Yang Kacau
72 Bab 72 - Pelarian Vino & Elena
73 Bab 73 - Perdebatan
74 Bab 74 - Memberitahu
75 Bab 75 - Pertemuan Mendadak
76 Bab 76 - Kabar Tentang Tias
77 Bab 77 - Karma
78 Bab 78 - Rehabilitasi
79 Bab 79 - Menikah Muda
80 Bab 80 - Akhir Cerita
81 Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]
82 Novel Teen Baru
83 NOVEL TEEN BARU!
84 NOVEL SISI GELAP Terbaru!
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 - Elena & The Geng
2
Bab 2 - Janji Andi & Ranti
3
Bab 3 - Kesal
4
Bab 4 - Lingkungan Yang Berbeda
5
Bab 5 - Penguasa Sekolah
6
Bab 6 - Takut
7
Bab 7 - The Wheel Of Love
8
Bab 8 - Ciuman Teman Sendiri
9
Bab 9 - Vino & Keluarganya
10
Bab 10 - Wet Dream
11
Bab 11 - Siklus Menstruasi
12
Bab 12 - Popok Wanita
13
Bab 13 - Bolos Dadakan
14
Bab 14 - Bersenang-senang
15
Bab 15 - Ciuman Tanpa Status
16
Bab 16 - Pulang
17
Bab 17 - Penasaran
18
Bab 18 - Menonton Bersama
19
Bab 19 - Godaan Vino
20
Bab 20 - Cewek Pilihan Vino
21
Bab 21 - Godaan Vino Kedua
22
Bab 22 - Cowok Brengsek
23
Bab 23 - Gagal Fokus
24
Bab 24 - Ungkapan Menyakitkan
25
Bab 25 - Bukan Teman Lagi
26
Bab 26 - Cemburu?
27
Bab 27 - Sepupu Vino
28
Bab 28 - Puncak Pertama Elena
29
Bab 29 - Apa Mau Vino?
30
Bab 30 - Berniat Memberi Ketegasan
31
Bab 31 - Usaha Elena
32
Bab 32 - Tak Bisa Menolak Pesonanya
33
Bab 33 - Melakukan Hal Seperti Papah
34
Bab 34 - Sakit
35
Bab 35 - Pertandingan Basket
36
Bab 36 - Hubungan Misterius
37
Bab 37 - Mengintip [+Bonus Visual]
38
Bab 38 - Belum Berhenti Mengganggu Alam
39
Bab 39 - Perlawanan Pecundang
40
Bab 40 - Putus
41
Bab 41 - Keraguan Vino
42
Bab 42 - Pingsan Di Lapangan
43
Bab 43 - Memanfaatkan Kesempatan
44
Bab 44 - Hukuman Untuk Elena
45
Bab 45 - Penyakit Rindu
46
Bab 46 - Pacaran
47
Bab 47 - Diary Elena
48
Bab 48 - Merokok
49
Bab 49 - Mulai Berani Memberontak
50
Bab 50 - Menemui Vino Ke Rumah
51
Bab 51 - Sudut Pandang Iyan
52
Bab 52 - Rencana Pemberontakan
53
Bab 53 - Bergairah dan Berani
54
Bab 54 - Hukuman
55
Bab 55 - Efek Balikan
56
Bab 56 - Kemarahan Orang Tua Elena
57
Bab 57 - Perdebatan Orang Tua
58
Bab 58 - Mencari Kambing Hitam
59
Bab 59 - Pergilah Ke Neraka
60
Bab 60 - Menemukan Dua Tertuduh
61
Bab 61 - Saling Menuduh
62
Bab 62 - Teman Baru
63
Bab 63 - Sekolah Baru
64
Bab 64 - Cowok Ganteng Nyasar
65
Bab 65 - Pengakuan Palsu
66
Bab 66 - Bukan Hal Normal
67
Bab 67 - Patah Hati
68
Bab 68 - Pesan Elena
69
Bab 69 - Kedatangan Alam
70
Bab 70 - Pengakuan Iyan
71
Bab 71 - Persahabatan Yang Kacau
72
Bab 72 - Pelarian Vino & Elena
73
Bab 73 - Perdebatan
74
Bab 74 - Memberitahu
75
Bab 75 - Pertemuan Mendadak
76
Bab 76 - Kabar Tentang Tias
77
Bab 77 - Karma
78
Bab 78 - Rehabilitasi
79
Bab 79 - Menikah Muda
80
Bab 80 - Akhir Cerita
81
Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]
82
Novel Teen Baru
83
NOVEL TEEN BARU!
84
NOVEL SISI GELAP Terbaru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!