...༻✫༺...
Suasana terasa panas saat pasangan dalam video melakukan penyatuan. Saat itulah Vino langsung menutup laptop. Video lantas berhenti terputar.
"Kayaknya sudah cukup," imbuh Vino.
Elena perlahan menatap Vino. "Lihat sekarang siapa yang takut?" tukasnya seraya terkekeh remeh.
"Gue nggak takut. Gue cuman nggak mau punya gue aktif di sini. Lagian lo nggak mau kan jadi korbannya?" Vino memberi alasan. Dia merebahkan diri ke ranjang. Hal serupa lantas dilakukan Elena. Cewek itu kembali tertawa kecil.
"Ya iyalah! Kalau terjadi, gue langsung laporin lo ke polisi," sahut Elena.
"Emang iya?" remeh Vino dengan senyuman miring. Dia dan Elena menatap langit-langit pelafon.
"Jadi... Apa hukuman bokap sama nyokap lo?" tanya Vino. Melanjutkan pembicaraan. Dia menjadikan dua tangannya jadi bantalan kepala.
"Gue nggak boleh keluar rumah, di awasi di sekolah sama guru bayaran mereka, terus nggak bisa pakai ponsel selama tiga hari," jawab Elena.
"Gila!" komentar Vino. Dia menoleh kepada Elena sejenak. "Sekarang gue bisa menyimpulkan semua orang tua sama aja. Mereka egois!" tambahnya.
"Bokap sama nyokap lo juga?" Elena menatap Vino dengan sudut matanya.
"Iya. Tapi bedanya mereka nggak pernah peduli sama gue."
"Tapi kan lo anak tunggal. Biasanya anak tunggal selalu disayang banget sama orang tua."
"Kayaknya hal itu nggak berlaku sama gue." Perlahan percakapan Vino dan Elena semakin dalam.
"Gue selalu sendirian di rumah. Bagi gue rumah adalah neraka. Makanya gue jarang banget pulang," sambung Vino.
"Mungkin semua orang tua punya cara masing-masing untuk menunjukkan kasih sayang."
"Pengecualian untuk bokap dan nyokap gue. Mereka nggak pernah memberikan gue kasih sayang."
Elena terdiam sejenak. Ia mendengus kasar. "Sebenarnya apa yang terjadi hari ini bikin gue bertanya. Apa bokap sama nyokap gue sayang ke gue? Mereka pulang hanya untuk kasih gue hukuman," ungkapnya.
"Itu menyebalkan. Gue yakin lo tadi nangis," tanggap Vino.
"Ya, gue nangis."
"Jadi karena itu lo nonton video bokep? Biar rasa sedih lo hilang gitu?"
"Bisa dibilang begitu." Elena tak bisa membantah. Dia dan Vino lantas tergelak bersama.
Vino dan Elena saling bertukar pandang. Perlahan Vino mendekat. "Lo penasaran mau coba nggak?" tanyanya.
"Maksud lo cobain..." Elena menerka sambil menunjuk ke arah laptop.
"Iya." Vino mengangguk. "Jujur gue nggak pernah cobain sampai sejauh itu. Tapi entah kenapa gue pengen melakukannya sama lo sekarang," ucapnya dengan nada pelan.
"Lo pikir gue percaya? Gue sudah dua kali lihat lo begituan sama cewek!" balas Elena.
"Iya. Tapi mereka cuman main mulut, El. Lo ngerti kan?"
"Lo emang parah." Mata Elena mengedip pelan. Sensasi debaran di jantungnya kembali lagi. Dia segera membuang muka.
"Semua cewek yang bermain sama gue itu karena mereka datang sendiri. Ada beberapa yang gue tolak dan ada juga yang nggak bisa," jelas Vino. Dia belum mengalihkan pandangan dari Elena.
"Kepedean banget lo!" Elena kembali menatap Vino. Keduanya kembali bertukar tatapan.
"Emang! Tapi itulah pesona gue, El." Vino memancarkan tatapan tajam dan serius. Membuat Elena lagi-lagi harus terbuai. Cewek itu seolah tak bisa memutuskan pertukaran tatapannya dengan Vino. Tatapan Vino begitu menjerat.
"Lo mau nggak cobain sama gue?" tawar Vino. Dia bergerak kian mendekat.
Mata Elena membulat sempurna. Walaupun begitu, dia membeku di tempat. Karena baru saja menonton video por-no, libido di tubuh Elena sedang meningkat. Ia sebenarnya menginginkan hal sama dengan Vino.
"Tinggal ngomong iya kenapa sih? Gengsi lo itu ketinggian, El." Karena Elena tidak kunjung menjawab, Vino segera bergerak. Ia menganggap diamnya Elena sebagai persetujuan.
Perlahan Vino mencium bibir Elena. Ini ketiga kalinya mereka berciuman. Keduanya kembali melakukannya tanpa adanya hubungan yang jelas.
Suara kecup-mengecup memecah kesunyian. Vino sudah memposisikan diri ke atas badan Elena. Nafas keduanya mulai menderu-deru.
Vino sangat lihai memainkan mulut dan lidahnya. Membuat Elena merasa kian bergairah.
Dahi Elena berkerut dalam. Wajahnya memerah padam. Kena sudah, dia juga sudah jatuh ke dalam pesona Vino. Cewek itu kini bahkan membiarkan Vino meremas buah dadanya.
Bersamaan dengan itu, Elena baru teringat sesuatu. Dia sedang datang bulan sekarang. Elena sontak mendorong Vino. Hingga tautan bibirnya dan Vino terlepas.
"Gue nggak bisa. Lo tahu gue lagi mens," ujar Elena sembari mengontrol nafas.
Vino tersenyum miring. "Kita lakukan seadanya," bisiknya. Lalu kembali memagut bibir Elena. Mereka lanjut berciuman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Nunu
untung lagi mens tapi gpp El lagi nanggung nih wkwkwkwk lanjut thorrr
2023-01-26
1
Junifa
yah seadanya kayak gimana🤔 gila emang vino perjelaslah perasaanmu sama elena 😆
2023-01-26
1
Whila Abigail
hhhh ya ampun vino elena LG dtng bulan aja masih Kya gtu🤭😅
2023-01-26
0