...༻✫༺...
Elena sangat serius menonton video tidak senonoh. Bahkan dia mengulur waktu mandi. Sekarang waktu menunjukkan jam 06.35 malam.
Di samping pagar rumah Elena, ada seorang lelaki yang baru saja datang. Dia ternyata adalah Vino. Cowok itu mengamati keadaan rumah sebelum menyelinap masuk. Ia memastikan kehadirannya tidak tertangkap CCTV. Jadi Vino mengambil jalan yang tidak tertangkap kamera pengawas.
Vino memarkirkan mobilnya ke toko terdekat dengan rumah Elena. Niat kedatangannya sekarang adalah karena ingin menepati janji untuk bertanggung jawab. Mengingat Elena tidak bisa dihubungi lagi setelah mengomel padanya.
Dengan hati-hati Vino menaiki pagar. Dia melakukannya sangat mulus. Vino sepertinya memang sudah terbiasa melakukan hal tersebut.
Kini Vino sudah masuk ke wilayah rumah Elena. Sekarang dia mencoba memindai rumah itu. Mencari-cari dimana jendela kamar Elena.
Kebetulan ada dua kamar yang lampunya sedang menyala. Yaitu kamar di lantai satu dan dua. Vino memilih memeriksa kamar di lantai satu terlebih dahulu.
Jackpot! Kamar pertama yang didatangi Vino adalah milik Elena. Ia dapat melihat gadis itu duduk di ranjang sambil memangku sebuah laptop.
Mata Vino memicing. Dia memperhatikan ekspresi Elena. Seringai lantas muncul di wajahnya.
"Apa dia nonton bokep?" gumam Vino menduga. Dia bisa melihat Elena tampak tidak berhenti menggigit bibir bawahnya. Satu tangan gadis tersebut juga berpegang ke alat vitalnya sendiri.
Elena belum sadar kalau sejak tadi Vino ada di depan jendela. Dia sangat terpaku dengan tontonannya. Perhatian Elena teralih ketika teringat kalau di kamarnya terdapat CCTV yang selalu mengawasi.
"Sial! Gue lupa." Elena menepuk jidatnya sembari menatap ke arah kamera pengawas.
Bertepatan dengan itu, Vino mengetuk kaca jendela. Mata Elena sontak terbelalak.
"Anjir!" umpat Elena. Dia bergegas turun dari ranjang. Lalu membuka jendela. Untung saja posisi jendela tidak tertangkap kamera.
"Sorry, El. Lo nggak bisa dihubungi sih," tukas Vino.
"Ngapain lo di sini?!" timpal Elena.
"Gue mau lihat keadaan lo lah! Gimana? Lo dimarahi bokap sama nyokap lo nggak?" tanya Vino sembari naik ke jendela karena ingin masuk. Namun Elena sigap menghentikan.
"Tunggu! Di kamar gue ada CCTV!" ungkap Elena.
"Apa?!" Vino tercengang. "Sumpah hidup lo kayak singa di kebun binatang aja," komentarnya.
"Lo nggak bisa masuk!" larang Elena.
"Bisa. Kalau lo tutupin kameranya sama sesuatu," sahut Vino santai. Dia mendorong Elena dan memaksakan diri untuk masuk.
Pandangan Vino mengedar ke atas. Sampai dia menemukan kamera CCTV di kamar Elena.
"Berarti posisi sekarang nggak masuk kamera kan?" Vino memastikan.
"Jangan gila lo! Keluar nggak?!" geram Elena.
"Enggak!" balas Vino. Dia mengambil jaket Elena yang tergantung. Kemudian berjalan melewati tempat yang tidak kena tangkapan CCTV.
Vino sudah tiba tepat di bawah kamera pengawas. Dia langsung menutupi kamera itu dengan jaket.
Elena mematung di tempat. Dia sedikit kagum dengan apa yang dilakukan Vino. Sungguh, Elena tidak pernah terpikir untuk melakukan apa yang dilakukan cowok itu.
"Nah sekarang kita aman," ucap Vino. Dia duduk ke ranjang dan meraih laptop Elena. Kebetulan laptop tersebut sedang terhubung dengan headset.
"Vino!" Elena buru-buru menghentikan Vino. Bagaimana tidak? Dia tadi lupa mematikan video yang ditontonnya karena merasa terdesak menyaksikan kemunculan Vino.
Sayangnya Vino terlanjur melihat video yang terputar di laptop. Dia langsung tertawa.
Elena sangat kesal. Dia berusaha mematikan laptop. Akan tetapi ditahan oleh Vino.
"Nggak apa-apa, El. Gue juga sering nonton begini. Kita nonton bareng," ucap Vino. Ia membelenggu Elena dengan rangkulan erat.
"Gila lo!" hardik Elena. Mencoba melepas rangkulan Vino. Namun cowok itu semakin memeluknya dengan erat.
"Tenang aja, El. Gue akan rahasiakan ini dengan baik," kata Vino.
"Enggak!" Elena kembali mematikan laptop. Tetapi Vino memegangi tangannya lebih dulu untuk menghentikan.
"Ya udah kalau lo nggak mau nonton. Gue aja sendiri." Vino melepaskan tangan Elena. Lalu mengambil laptop untuk dirinya sendiri.
"Lo kenapa nyebelin banget sih?! Kenapa nggak pulang aja?! Lo nggak tahu kalau gue kena hukuman dari bokap dan nyokap gue. Jangan sampai kemunculan lo di sini bikin hukuman gue tambah parah!" timpal Elena.
"Mereka nggak akan tahu kali ini," sahut Vino. Dia kembali menawarkan Elena untuk menonton bersama. Menyerahkan headset yang terhubung dengan laptop kepada cewek itu. Vino menawarkan Elena berbagi headset.
Elena mendengus. Dia memang selalu tidak bisa melawan sisi berandal seorang Vino.
"Nggak apa-apa. Gue yakin 80% anak remaja di dunia ini seperti kita. Di umur segini tuh adalah momen kita pertama kali mengenal yang namanya sekss." Tangan Vino masih terulur untuk menawarkan headset.
"Lo aja pakai." Elena memilih menolak.
"Nggak seru dong. Ya udah, nggak usah pakai headset." Vino mencabut penghubung headset dari laptop. Video yang terputar sontak memperdengarkan suara kecup-mengecup orang berciuman.
Elena membulatkan mata. Meskipun begitu, kali ini dia tidak bergerak untuk mematikan video.
"Kamar ini kedap suara kan?" tanya Vino. Dia dan Elena duduk bersebelahan. Cewek tersebut otomatis mengangguk.
Kini Vino dan Elena sama-sama terdiam. Terpaku dengan video por-no yang terputar.
..._____...
Catatan Author :
Guys aku mau promosi baru yang genrenya juga teen. Yang penasaran silahkan cek profilku ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Whila Abigail
wkwkwwk si vino sampe nyamperin elena ke rmh Krn ga bisa di hubungi,,nonton bareng LG hhhh 🤭
2023-01-26
3
Anis Arfita
dulu raffi sma elsa skrng vino sma elena....
2023-01-26
0