Bab 6 - Takut

...༻✫༺...

Alam dipaksa Vino untuk menemui Elena. Cowok gempal itu terpaksa bersedia.

Dengan kepala yang tertunduk, Alam melangkah lebih dulu menuju kelas Elena. Sesampainya di kelas gadis tersebut, Vino menyuruh Alam masuk.

"Eh, jangan bilang ke Elena kalau gue yang nyuruh lo nyanyi. Paham lo?!" tukas Vino. Tepat sebelum Alam masuk ke kelas. Cowok berbadan berisi itu lantas mengangguk.

Alam didorong Vino masuk ke kelas Elena. Dia segera menghampiri tempat dimana gadis itu sedang duduk.

Kebetulan hanya ada sedikit orang di dalam kelas. Termasuk Elena dan Ranti.

"El!" Ranti menepuk pundak Elena. Dia menjadi orang pertama yang menyadari kehadiran Alam.

Elena sontak menatap Alam. Dia tentu heran kenapa cowok itu tiba-tiba mendatanginya. Terlebih Elena nyaris tidak pernah bicara pada Alam.

Atensi Elena dan Ranti tertuju ke arah Alam. Menunggu cowok itu angkat bicara lebih dulu.

Alam terus tertunduk. Ia juga tak berhenti memainkan jari-jemarinya. Siapa yang tidak gugup dan malu saat disuruh bernyanyi di hadapan orang yang disuka.

Di jendela, Vino dan kawan-kawan mengamati. Mereka tida berhenti cekikikan. Menanti Alam mempermalukan dirinya sendiri.

"A-ada mbah dukun... Sedang... Se-sedang..." Alam kesulitan bernyanyi. Dia tampak sangat gelisah. Sesekali bahkan dirinya reflek menoleh ke arah pintu. Berharap Vino memahami kesulitannya. Akan tetapi cowok itu tentu tidak akan terlihat di sana.

"Hah? Lo ngomong apa?" Elena terpelongo. Dia sama sekali tidak mengerti maksud dari tindakan Alam.

"Dia kesurupan kali," cetus Ranti yang memiliki rasa heran layaknya Elena.

Melihat reaksi Elena dan Ranti, Alam berusaha tenang. Dia akhirnya bernyanyi sambil memejamkan mata.

Semua orang tentu langsung tertawa ketika melihat apa yang dilakukan Alam. Elena bahkan sempat ikut tergelak bersama mereka. Mengingat lagu yang dinyanyikan Alam sangat lucu.

Semakin lama suara tawa kian bertambah. Sebab murid-murid lain mulai berdatangan. Sampai-sampai ada salah satu dari mereka yang merekam tindakan Alam.

Vino dan kawan-kawan akhirnya memperlihatkan diri di ambang pintu. Saat itulah Elena tahu kalau apa yang dilakukan Alam sekarang adalah ulah Vino.

Elena yang tadinya sempat tertawa, langsung cemberut. Apalagi ketika melihat Alam tiba-tiba berlari keluar.

Suara gelak tawa semua orang, membuat Alam memilih berhenti bernyanyi. Dia bergegas pergi dari hadapan semua orang.

"Ini pasti ulah cecunguk itu!" imbuh Elena sembari melangkah cepat menghampiri Vino. Cowok itu tampak sudah beranjak bersama Iyan dan Andi.

"Tunggu, El!" Melihat Elena pergi, Ranti segera mengikuti.

"Vino!" panggil Elena.

Vino berhenti melangkah. Dia saling bertukar pandang dengan Andi dan Iyan.

"Kayaknya Elena tahu deh, Vin. Harusnya kita tadi tetap sembunyi aja," ucap Iyan.

"Nggak apa-apa. Paling Elena cuman ngomel doang kayak biasa," sahut Vino seraya memutar tubuhnya menghadap Elena yang baru saja datang.

"Kenapa? Mau pulang bareng gue lagi hari ini?" ujar Vino.

"Kalian kemarin pulang bareng?" Ranti yang tidak tahu sontak penasaran. Mengingat dia diam-diam memiliki rasa dengan Vino.

"Loh tuh ya! Kenapa tega berbuat begitu sih sama Alam?!" timpal Elena. Tak menanggapi basa-basi Vino dan rasa penasaran Ranti.

"Sabar... Gue tuh cuman mau bantu dia biar bisa percaya diri." Vino merangkul pundak Elena. Namun gadis itu menepis.

"Itu bukan bantuin kalau bikin dia tertekan!" balas Elena.

Vino memutar bola mata jengah. "Terus lo mau gue gimana?" tanyanya.

"Berhenti gangguin Alam! Lo juga harus minta maaf atas perbuatan lo selama ini." Elena mengacungkan jari telunjuk ke depan wajah Vino.

"Sorry, El. Gue nggak bisa janji. Lagian kami nggak tiap hari begini," sahut Vino.

Elena mendengus kesal. Kini dia menatap Iyan dan Andi. "Kalian juga! Kenapa kalian mau-mau aja ngikutin kelakuan Vino yang nggak ada gunanya itu?!" timpalnya.

"Ya udah, mending gue sama yang lain pergi dari hadapan lo dulu. Biar amarah lo bisa turun." Vino segera mengajak Iyan dan Andi pergi dari hadapan Elena.

Ketidakpedulian Vino membuat Elena tambah kesal. Dia hanya bisa menghentakkan salah satu kaki ke lantai. Lalu kembali ke kelas.

Langkah Elena terhenti saat menyadari Ranti tidak mengikuti. Dia menoleh ke belakang dan melihat Ranti berjalan menuju arah yang sama dengan Vino.

"Ran! Lo mau kemana?" tegur Elena.

"Gue mau bicara sama Andi sebentar!" sahut Ranti sambil melambaikan tangan. Dia perlahan menghilang di telan jarak.

Ranti menemui Andi ke kelas. Kebetulan kekasihnya itu memang berada di kelas yang sama dengan Vino dan Iyan.

Setibanya di tempat tujuan, atensi Ranti justru tertuju pada Vino, dan bukannya kepada kekasihnya sendiri. Jujur saja, dia sangat ingin menjadi salah satu cewek yang dekat dengan Vino. Tetapi semuanya pupus ketika suatu hari Andi menyatakan cinta kepadanya.

Alasan Ranti menerima Andi, agar dirinya bisa menjadi bagian kelompok pertemanan Vino. Hingga Ranti bisa terus-terusan dekat dengan Vino.

Benar saja, usahanya berhasil. Ranti bahkan mampu membawa Elena ikut masuk ke dalam lingkaran pertemanan itu secara alami.

Menyaksikan kedatangan Ranti, Andi langsung menghampiri. Ranti bergegas mengalihkan atensinya pada Andi. Mereka berdiri saling berhadapan di luar kelas.

"Kenapa?" tanya Andi sembari menggenggam salah satu tangan Ranti. Ia mendekatkan mulut ke telinga cewek itu. "Mau melakukan yang kemarin lagi?" tawarnya.

Kebetulan saat bicara empat mata kemarin Andi dan Ranti berciuman bibir untuk pertama kalinya. Sepertinya Andi ketagihan ingin melakukan hal tersebut lagi.

"Bukan." Ranti menggeleng.

Dahi Andi berkerut. "Terus?"

"Kayaknya malam minggu nanti gue nggak bisa deh. Gue ketiban bulan," ungkap Ranti.

"Maksudnya datang bulan?" Andi memastikan. Ranti lantas mengangguk untuk mengiyakan.

"Sorry ya, mungkin kita bisa bicarain lagi kalau datang bulan gue udah kelar," tutur Ranti. Dia sebenarnya berbohong. Entah kenapa keraguan tiba-tiba muncul dalam dirinya. Terlebih Andi bukanlah orang yang dicintai Ranti.

Andi menghela nafas panjang. "Mau gimana lagi," tanggapnya.

"Lo manis banget kalau bisa ngertiin gue gini." Ranti memegangi pipi Andi. Sengaja ingin menghibur cowok itu.

Andi segera memegang tangan Ranti. Kemudian menciumnya.

"Ish! Kita dilihatin orang loh." Ranti buru-buru menarik tangannya. Dia segera kembali ke kelas.

Sementara itu, Vino dan Iyan sedang bermain ponsel. Keduanya sama-sama tergelak. Mereka sedang melihat video Alam bernyanyi yang sudah tersebar dengan cepat.

"Dia nggak selesain lagunya, Vin!" ujar Iyan.

"Gue tahu," sahut Vino santai. Dia berniat menjadikan kesalahan kecil itu sebagai alasan untuk mengganggu Alam lagi.

Ketika pulang sekolah, Vino dan kawan-kawan berkumpul untuk menunggu Elena. Mereka berdiri di depan gerbang sekolah.

Bersamaan dengan itu, banyak cewek yang lalu lalang dan tak lupa menyapa Vino. Mereka tidak lain adalah cewek-cewek yang sudah pernah disentuh Vino.

"Gila! Sudah berapa cewek yang jadi korban lo?!" tanya Iyan.

"Korban apaan. Mereka sendiri yang nyerahin diri," jawab Vino santai.

"Gue jadi penasaran sudah berapa kali lo celap-celup ke lubang buaya," ucap Andi. Dia lalu tergelak bersama Iyan.

"Lubang buaya? Gue nggak pernah sampai ke sana," ungkap Vino. Memang selama ini Vino tak pernah melakukan hubungan sampai sejauh itu.

Andi dan Iyan kaget. Keduanya tentu merasa tak percaya.

"Jangan bohong deh lo!" timpal Iyan.

"Ngapain gue bohong," balas Vino. Ia mendengus sejenak dan melanjutkan, "sebenarnya gue juga penasaran sih. Tapi merasa belum waktunya aja. Lagian gue takut kalau cewek yang gue deketin hamil."

"Baru kali ini gue dengar Vino nyebut kata takut," komentar Andi. Dia tersenyum remeh.

Vino langsung mendelik. Membuat senyuman Andi seketika hilang. Wajahnya memucat.

"Gue cuman merasa belum waktunya aja!" tegas Vino.

"Iya, iya. Gue sama Andi ngerti." Iyan merangkul Vino. Dia langsung menegur Andi dengan tatapan. Keduanya sangat tahu bagaimana temperamen Vino saat dalam suasana hati buruk.

Terpopuler

Comments

Nacita

Nacita

dasar ga ada akhlaqqqq 🙈

2024-05-28

0

Nunu

Nunu

cuma main mulut doang belum masuk ke goa 😂😂😂

2023-01-17

1

Adila Ardani

Adila Ardani

lanjut

2023-01-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Elena & The Geng
2 Bab 2 - Janji Andi & Ranti
3 Bab 3 - Kesal
4 Bab 4 - Lingkungan Yang Berbeda
5 Bab 5 - Penguasa Sekolah
6 Bab 6 - Takut
7 Bab 7 - The Wheel Of Love
8 Bab 8 - Ciuman Teman Sendiri
9 Bab 9 - Vino & Keluarganya
10 Bab 10 - Wet Dream
11 Bab 11 - Siklus Menstruasi
12 Bab 12 - Popok Wanita
13 Bab 13 - Bolos Dadakan
14 Bab 14 - Bersenang-senang
15 Bab 15 - Ciuman Tanpa Status
16 Bab 16 - Pulang
17 Bab 17 - Penasaran
18 Bab 18 - Menonton Bersama
19 Bab 19 - Godaan Vino
20 Bab 20 - Cewek Pilihan Vino
21 Bab 21 - Godaan Vino Kedua
22 Bab 22 - Cowok Brengsek
23 Bab 23 - Gagal Fokus
24 Bab 24 - Ungkapan Menyakitkan
25 Bab 25 - Bukan Teman Lagi
26 Bab 26 - Cemburu?
27 Bab 27 - Sepupu Vino
28 Bab 28 - Puncak Pertama Elena
29 Bab 29 - Apa Mau Vino?
30 Bab 30 - Berniat Memberi Ketegasan
31 Bab 31 - Usaha Elena
32 Bab 32 - Tak Bisa Menolak Pesonanya
33 Bab 33 - Melakukan Hal Seperti Papah
34 Bab 34 - Sakit
35 Bab 35 - Pertandingan Basket
36 Bab 36 - Hubungan Misterius
37 Bab 37 - Mengintip [+Bonus Visual]
38 Bab 38 - Belum Berhenti Mengganggu Alam
39 Bab 39 - Perlawanan Pecundang
40 Bab 40 - Putus
41 Bab 41 - Keraguan Vino
42 Bab 42 - Pingsan Di Lapangan
43 Bab 43 - Memanfaatkan Kesempatan
44 Bab 44 - Hukuman Untuk Elena
45 Bab 45 - Penyakit Rindu
46 Bab 46 - Pacaran
47 Bab 47 - Diary Elena
48 Bab 48 - Merokok
49 Bab 49 - Mulai Berani Memberontak
50 Bab 50 - Menemui Vino Ke Rumah
51 Bab 51 - Sudut Pandang Iyan
52 Bab 52 - Rencana Pemberontakan
53 Bab 53 - Bergairah dan Berani
54 Bab 54 - Hukuman
55 Bab 55 - Efek Balikan
56 Bab 56 - Kemarahan Orang Tua Elena
57 Bab 57 - Perdebatan Orang Tua
58 Bab 58 - Mencari Kambing Hitam
59 Bab 59 - Pergilah Ke Neraka
60 Bab 60 - Menemukan Dua Tertuduh
61 Bab 61 - Saling Menuduh
62 Bab 62 - Teman Baru
63 Bab 63 - Sekolah Baru
64 Bab 64 - Cowok Ganteng Nyasar
65 Bab 65 - Pengakuan Palsu
66 Bab 66 - Bukan Hal Normal
67 Bab 67 - Patah Hati
68 Bab 68 - Pesan Elena
69 Bab 69 - Kedatangan Alam
70 Bab 70 - Pengakuan Iyan
71 Bab 71 - Persahabatan Yang Kacau
72 Bab 72 - Pelarian Vino & Elena
73 Bab 73 - Perdebatan
74 Bab 74 - Memberitahu
75 Bab 75 - Pertemuan Mendadak
76 Bab 76 - Kabar Tentang Tias
77 Bab 77 - Karma
78 Bab 78 - Rehabilitasi
79 Bab 79 - Menikah Muda
80 Bab 80 - Akhir Cerita
81 Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]
82 Novel Teen Baru
83 NOVEL TEEN BARU!
84 NOVEL SISI GELAP Terbaru!
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 - Elena & The Geng
2
Bab 2 - Janji Andi & Ranti
3
Bab 3 - Kesal
4
Bab 4 - Lingkungan Yang Berbeda
5
Bab 5 - Penguasa Sekolah
6
Bab 6 - Takut
7
Bab 7 - The Wheel Of Love
8
Bab 8 - Ciuman Teman Sendiri
9
Bab 9 - Vino & Keluarganya
10
Bab 10 - Wet Dream
11
Bab 11 - Siklus Menstruasi
12
Bab 12 - Popok Wanita
13
Bab 13 - Bolos Dadakan
14
Bab 14 - Bersenang-senang
15
Bab 15 - Ciuman Tanpa Status
16
Bab 16 - Pulang
17
Bab 17 - Penasaran
18
Bab 18 - Menonton Bersama
19
Bab 19 - Godaan Vino
20
Bab 20 - Cewek Pilihan Vino
21
Bab 21 - Godaan Vino Kedua
22
Bab 22 - Cowok Brengsek
23
Bab 23 - Gagal Fokus
24
Bab 24 - Ungkapan Menyakitkan
25
Bab 25 - Bukan Teman Lagi
26
Bab 26 - Cemburu?
27
Bab 27 - Sepupu Vino
28
Bab 28 - Puncak Pertama Elena
29
Bab 29 - Apa Mau Vino?
30
Bab 30 - Berniat Memberi Ketegasan
31
Bab 31 - Usaha Elena
32
Bab 32 - Tak Bisa Menolak Pesonanya
33
Bab 33 - Melakukan Hal Seperti Papah
34
Bab 34 - Sakit
35
Bab 35 - Pertandingan Basket
36
Bab 36 - Hubungan Misterius
37
Bab 37 - Mengintip [+Bonus Visual]
38
Bab 38 - Belum Berhenti Mengganggu Alam
39
Bab 39 - Perlawanan Pecundang
40
Bab 40 - Putus
41
Bab 41 - Keraguan Vino
42
Bab 42 - Pingsan Di Lapangan
43
Bab 43 - Memanfaatkan Kesempatan
44
Bab 44 - Hukuman Untuk Elena
45
Bab 45 - Penyakit Rindu
46
Bab 46 - Pacaran
47
Bab 47 - Diary Elena
48
Bab 48 - Merokok
49
Bab 49 - Mulai Berani Memberontak
50
Bab 50 - Menemui Vino Ke Rumah
51
Bab 51 - Sudut Pandang Iyan
52
Bab 52 - Rencana Pemberontakan
53
Bab 53 - Bergairah dan Berani
54
Bab 54 - Hukuman
55
Bab 55 - Efek Balikan
56
Bab 56 - Kemarahan Orang Tua Elena
57
Bab 57 - Perdebatan Orang Tua
58
Bab 58 - Mencari Kambing Hitam
59
Bab 59 - Pergilah Ke Neraka
60
Bab 60 - Menemukan Dua Tertuduh
61
Bab 61 - Saling Menuduh
62
Bab 62 - Teman Baru
63
Bab 63 - Sekolah Baru
64
Bab 64 - Cowok Ganteng Nyasar
65
Bab 65 - Pengakuan Palsu
66
Bab 66 - Bukan Hal Normal
67
Bab 67 - Patah Hati
68
Bab 68 - Pesan Elena
69
Bab 69 - Kedatangan Alam
70
Bab 70 - Pengakuan Iyan
71
Bab 71 - Persahabatan Yang Kacau
72
Bab 72 - Pelarian Vino & Elena
73
Bab 73 - Perdebatan
74
Bab 74 - Memberitahu
75
Bab 75 - Pertemuan Mendadak
76
Bab 76 - Kabar Tentang Tias
77
Bab 77 - Karma
78
Bab 78 - Rehabilitasi
79
Bab 79 - Menikah Muda
80
Bab 80 - Akhir Cerita
81
Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]
82
Novel Teen Baru
83
NOVEL TEEN BARU!
84
NOVEL SISI GELAP Terbaru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!