Bab 10 - Wet Dream

...༻✫༺...

Vino memilih pergi ke klub malam. Dia mencoba mengalihkan pikirannya dengan cara bersenang-senang. Vino minum lumayan banyak alkohol di sana. Menari di lantai dansa. Lalu memilih salah satu wanita untuk dipermainkan.

Tidak ada sama sekali ketakutan dalam diri Vino. Toh orang tuanya juga melakukan hal sama sepertinya.

Vino dan seorang wanita bernama Tasya masuk ke ruang VIP sambil tak berhenti berciuman bibir. Nafas sang wanita sudah tersengal-sengal.

Tasya mulai melenguh, saat itulah Vino mendorongnya menjauh. Dia tidak tahu kenapa, tetapi dirinya merasa tidak bergairah melakukan apapun.

"Ada apa? Kenapa tiba-tiba melepaskanku? Ayolah, tampan..." Tasya kembali mendekati Vino. Dari gayanya yang glamor, dia jelas berusia lebih tua dari Vino.

"Menjauhlah!" Vino tak terima. Kali ini dia mendorong Tasya dengan kuat. Sampai membuat wanita itu jatuh terduduk ke lantai. Dia tidak bisa menahan keseimbangan karena menggunakan sepatu hak tinggi.

"Kau menyakitiku! Dasar bocah!" geram Tasya yang akhirnya menunjukkan jati diri.

Vino menarik sudut bibirnya ke atas. Dia mengacungkan jari tengah kepada Tasya sambil duduk ke sofa.

"Dasar anak muda zaman sekarang! Tidak ada yang tahu sopan santun!" gerutu Tasya. Ia yang kesal segera keluar dari ruangan.

Kini Vino sendirian. Dia merebahkan diri ke sofa. Dirinya benar-benar bosan sekarang. Kegiatan minum-minum dan bermain wanita juga sudah membuat Vino muak. Ia yang berniat tidur, bahkan tak bisa jatuh ke dalam lelap.

Waktu menunjukkan jam 12.45 malam. Vino hanya terpaku sambil menatap langit pelafon. Entah kenapa ingatan tentang ciumannya dan Elena tadi siang mendadak muncul.

Senyuman merekah di wajah Vino. Dia ingat bagaimana wajah merah Elena saat malu. Jujur saja, Vino tidak pernah melihat sisi Elena seperti itu. Selama ini, Elena hanya Vino kenal sebagai gadis tukang omel.

"Ngajak Elena ke sini pasti seru," gumam Vino. Dia mengambil ponsel dan menghubungi Elena.

Di malam selarut itu, Elena tentu asyik tertidur. Namun suara dering ponsel yang terus berbunyi, membuatnya terpaksa harus bangun.

Atensi Elena langsung tertuju ke arah jam dinding. Di sana waktu menunjukkan jam satu dini hari.

"Hah? Siapa yang telepon malam-malam begini?" keluh Elena. Dia akhirnya memeriksa ponsel dan melihat nama Vino di sana.

Deg!

Jantung Elena langsung berdegup kencang. Sekilas bayangan tentang apa yang dilakukan cowok itu tadi siang segera teringat.

Sungguh, Elena baru tertidur satu jam lalu. Ia tidak bisa tidur karena pikirannya terus dihantui Vino. Karena hal itu, Elena menggunakan musik untuk membuatnya tertidur dengan cepat. Namun cowok yang sama lagi-lagi harus mengganggunya.

"Dia beneran udah gila!" komentar Elena. Dia memilih mematikan panggilan telepon dari Vino.

Selang satu detik, pesan dari Vino masuk. Cowok tersebut memberitahu bahwa dirinya sedang menghadapi keadaan genting.

'Cepat angkat, El. Ini penting banget!' begitulah bunyi kalimat terakhir di pesan Vino. Menyebabkan perasaan cemas sontak menyelimuti Elena.

Karena khawatir, Elena lantas menghubungi Vino. Panggilannya langsung dijawab oleh cowok tersebut.

"Wah, akhirnya diangkat juga," komentar Vino dari seberang telepon.

"Apaan sih?! Lo pasti ngerjain gue kan?" tukas Elena dengan wajah yang dipenuhi oleh garis-garis kekesalan.

"Enggak. Gue cuman kepikiran sama kejadian tadi siang. Setelah dipikir-pikir, ciuman gue itu memang keterlaluan..." Vino bicara dengan nada tak seperti biasa. Lebih pelan dan asal-asalan. Mengingat cowok tersebut dalam keadaan mabuk.

"Lo baru sadar? Nada bicara lo kenapa kayak gitu? Lo mabuk ya?" Elena menyelidik.

Vino terkekeh. "Gue minta maaf sama yang tadi siang. Gue harap lo bisa lupain apa yang terjadi di antara kita. Oke?" ujarnya. Dia tak menjawab pertanyaan Elena.

"Nggak semudah itu kali! Apa yang lo lakukan ke gue itu berdampak banget!"

"Berdampak? Tunggu dulu..." Vino terdiam sejenak dan meneruskan, "lo kepikiran terus ya?"

"E-enak aja! Enggaklah! Gu-gue cuman merasa nggak nyaman. Gue merasa kotor tahu nggak!" Elena berusaha menutupi kegelisahannya dari Vino. Tetapi dia tentu tidak bisa menyembunyikan nada bicaranya yang tergagap.

"Hahaha! Lo polos banget." Vino tertawa renyah. "Dunia ini sudah kotor, El. Percuma terus menjaga diri kalau nggak bisa bebas," sambungnya yang kini terdengar serius.

Elena tertegun. Perkataan Vino seolah menamparnya. Begitu menohok hingga kena ke hati. Elena tentu tidak membantah kalau kehidupannya sekarang seperti penjara. Yaitu penjara aturan dari kedua orang tuanya.

"Oke, El. Lo bisa tidur lagi sekarang," ujar Vino. Pembicaraannya dan Elena berakhir disitu.

Elena meletakkan ponsel kembali ke atas nakas. Kemudian merebahkan diri ke kasur. Ia jadi memikirkan perkataan Vino yang selalu mengajaknya untuk sesekali lepas dari kekangan orang tua.

Sambil berkalut dengan pikiran, Elena secara alami tertidur. Tanpa diduga, dia merasakan cahaya menghantam matanya. Elena segera membuka mata.

Betapa kagetnya Elena saat melihat Vino sedang telentang di ranjang yang sama dengannya. Cowok itu segera mematikan senter ponsel ketika melihat Elena sudah bangun.

"Gila! Gimana lo--" tangan Vino sigap membekap mulut Elena. Hingga perkataan gadis itu otomatis terhenti.

"Hush!" Vino meletakkan jari telunjuk ke depan bibirnya. Ia bergeser lebih dekat. Cowok itu memancarkan tatapan tajam dan tersenyum nakal seperti biasa. Menyebabkan jantung Elena rasanya ingin meledak.

Elena tidak tahu kenapa, tetapi menurutnya begitulah daya tarik seorang Vino. Pantas saja banyak cewek yang jatuh dalam pesonanya.

Perlahan tangan Vino berhenti menutup mulut Elena. Sebelum cewek tersebut sempat bicara lagi, Vino kembali menutup mulutnya. Namun sekarang bukan dengan tangan, melainkan dengan bibir.

Vino memposisikan diri ke atas badan Elena yang masih telentang. Mulutnya terus mendorong bibir gadis tersebut untuk bergerak.

Alhasil Elena tak bisa menahan diri. Ia membalas ciuman Vino. Kedua tangannya bahkan memegangi erat kepala cowok tersebut.

Elena merasakan sesuatu yang tak biasa ditubuhnya. Yaitu kenikmatan fisik. Terutama saat tangan Vino mulai menjamah area sensitifnya.

Vino melepas ciumannya sejenak. Dia menggunakan waktu itu untuk melepas pakaian atasan. Hingga badan atletis Vino terpampang jelas. Tidak heran cowok tersebut memiliki tubuh yang bugar. Sebab dia merupakan atlet sekolah yang di idolakan.

Elena terpaku. Dia seolah terhipnotis dengan pemandangan yang dilihatnya.

"Vi-vin--" Mulut Elena harus kembali bungkam karena serangan Vino. Kini cowok itu menenggelamkan wajah ke ceruk leher Elena.

Bibir Elena mengatup rapat. Dia berusaha keras melawan hal yang seharusnya tidak dirinya lakukan sekarang. Akan tetapi lenguhan nikmat tetap tak bisa Elena tahan.

"Ah..."

Mendengar suara itu, Vino berhenti bergumul dengan kulit Elena. Ia menatap gadis tersebut. "Gimana? Enak kan, El?" ujarnya. Kalimat itu seperti deja vu untuk Elena. Mata cewek tersebut membulat.

"Elena!" Suara tidak asing terdengar memekik lantang. Itu terdengar berulang kali sampai akhirnya Elena terbangun dari mimpi. Sosok Vino yang sedari tadi ada di ranjang otomatis menghilang. Apa yang dilakukan Elena dan Vino tadi jelas hanyalah mimpi.

"Syukurlah..." Elena mengelus dadanya. Dia bergegas keluar untuk menghampiri ibunya yang sejak tadi memanggil.

"Kenapa, Mah?!" tanya Elena seraya keluar dari kamar. Dia menghampiri meja makan.

"Celanamu kenapa basah? Kamu ngompol?" bukannya menjawab, Rika justru berbalik tanya.

Mata Elena terbelalak. Dia langsung memastikan keadaan celananya. Benar saja, celana Elena basah!

Meski basahnya sedikit, celana piama yang berwarna abu-abu itu memperlihatkan dengan jelas basah yang Elena alami.

Terpopuler

Comments

Nacita

Nacita

wkwk mimpi bsaaaahh 😆

2024-05-28

0

Nunu

Nunu

vino beneran racun kotor buat elena 🤣

2023-01-20

1

Kristina Sinambela

Kristina Sinambela

lanjut LG thor

2023-01-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Elena & The Geng
2 Bab 2 - Janji Andi & Ranti
3 Bab 3 - Kesal
4 Bab 4 - Lingkungan Yang Berbeda
5 Bab 5 - Penguasa Sekolah
6 Bab 6 - Takut
7 Bab 7 - The Wheel Of Love
8 Bab 8 - Ciuman Teman Sendiri
9 Bab 9 - Vino & Keluarganya
10 Bab 10 - Wet Dream
11 Bab 11 - Siklus Menstruasi
12 Bab 12 - Popok Wanita
13 Bab 13 - Bolos Dadakan
14 Bab 14 - Bersenang-senang
15 Bab 15 - Ciuman Tanpa Status
16 Bab 16 - Pulang
17 Bab 17 - Penasaran
18 Bab 18 - Menonton Bersama
19 Bab 19 - Godaan Vino
20 Bab 20 - Cewek Pilihan Vino
21 Bab 21 - Godaan Vino Kedua
22 Bab 22 - Cowok Brengsek
23 Bab 23 - Gagal Fokus
24 Bab 24 - Ungkapan Menyakitkan
25 Bab 25 - Bukan Teman Lagi
26 Bab 26 - Cemburu?
27 Bab 27 - Sepupu Vino
28 Bab 28 - Puncak Pertama Elena
29 Bab 29 - Apa Mau Vino?
30 Bab 30 - Berniat Memberi Ketegasan
31 Bab 31 - Usaha Elena
32 Bab 32 - Tak Bisa Menolak Pesonanya
33 Bab 33 - Melakukan Hal Seperti Papah
34 Bab 34 - Sakit
35 Bab 35 - Pertandingan Basket
36 Bab 36 - Hubungan Misterius
37 Bab 37 - Mengintip [+Bonus Visual]
38 Bab 38 - Belum Berhenti Mengganggu Alam
39 Bab 39 - Perlawanan Pecundang
40 Bab 40 - Putus
41 Bab 41 - Keraguan Vino
42 Bab 42 - Pingsan Di Lapangan
43 Bab 43 - Memanfaatkan Kesempatan
44 Bab 44 - Hukuman Untuk Elena
45 Bab 45 - Penyakit Rindu
46 Bab 46 - Pacaran
47 Bab 47 - Diary Elena
48 Bab 48 - Merokok
49 Bab 49 - Mulai Berani Memberontak
50 Bab 50 - Menemui Vino Ke Rumah
51 Bab 51 - Sudut Pandang Iyan
52 Bab 52 - Rencana Pemberontakan
53 Bab 53 - Bergairah dan Berani
54 Bab 54 - Hukuman
55 Bab 55 - Efek Balikan
56 Bab 56 - Kemarahan Orang Tua Elena
57 Bab 57 - Perdebatan Orang Tua
58 Bab 58 - Mencari Kambing Hitam
59 Bab 59 - Pergilah Ke Neraka
60 Bab 60 - Menemukan Dua Tertuduh
61 Bab 61 - Saling Menuduh
62 Bab 62 - Teman Baru
63 Bab 63 - Sekolah Baru
64 Bab 64 - Cowok Ganteng Nyasar
65 Bab 65 - Pengakuan Palsu
66 Bab 66 - Bukan Hal Normal
67 Bab 67 - Patah Hati
68 Bab 68 - Pesan Elena
69 Bab 69 - Kedatangan Alam
70 Bab 70 - Pengakuan Iyan
71 Bab 71 - Persahabatan Yang Kacau
72 Bab 72 - Pelarian Vino & Elena
73 Bab 73 - Perdebatan
74 Bab 74 - Memberitahu
75 Bab 75 - Pertemuan Mendadak
76 Bab 76 - Kabar Tentang Tias
77 Bab 77 - Karma
78 Bab 78 - Rehabilitasi
79 Bab 79 - Menikah Muda
80 Bab 80 - Akhir Cerita
81 Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]
82 Novel Teen Baru
83 NOVEL TEEN BARU!
84 NOVEL SISI GELAP Terbaru!
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 - Elena & The Geng
2
Bab 2 - Janji Andi & Ranti
3
Bab 3 - Kesal
4
Bab 4 - Lingkungan Yang Berbeda
5
Bab 5 - Penguasa Sekolah
6
Bab 6 - Takut
7
Bab 7 - The Wheel Of Love
8
Bab 8 - Ciuman Teman Sendiri
9
Bab 9 - Vino & Keluarganya
10
Bab 10 - Wet Dream
11
Bab 11 - Siklus Menstruasi
12
Bab 12 - Popok Wanita
13
Bab 13 - Bolos Dadakan
14
Bab 14 - Bersenang-senang
15
Bab 15 - Ciuman Tanpa Status
16
Bab 16 - Pulang
17
Bab 17 - Penasaran
18
Bab 18 - Menonton Bersama
19
Bab 19 - Godaan Vino
20
Bab 20 - Cewek Pilihan Vino
21
Bab 21 - Godaan Vino Kedua
22
Bab 22 - Cowok Brengsek
23
Bab 23 - Gagal Fokus
24
Bab 24 - Ungkapan Menyakitkan
25
Bab 25 - Bukan Teman Lagi
26
Bab 26 - Cemburu?
27
Bab 27 - Sepupu Vino
28
Bab 28 - Puncak Pertama Elena
29
Bab 29 - Apa Mau Vino?
30
Bab 30 - Berniat Memberi Ketegasan
31
Bab 31 - Usaha Elena
32
Bab 32 - Tak Bisa Menolak Pesonanya
33
Bab 33 - Melakukan Hal Seperti Papah
34
Bab 34 - Sakit
35
Bab 35 - Pertandingan Basket
36
Bab 36 - Hubungan Misterius
37
Bab 37 - Mengintip [+Bonus Visual]
38
Bab 38 - Belum Berhenti Mengganggu Alam
39
Bab 39 - Perlawanan Pecundang
40
Bab 40 - Putus
41
Bab 41 - Keraguan Vino
42
Bab 42 - Pingsan Di Lapangan
43
Bab 43 - Memanfaatkan Kesempatan
44
Bab 44 - Hukuman Untuk Elena
45
Bab 45 - Penyakit Rindu
46
Bab 46 - Pacaran
47
Bab 47 - Diary Elena
48
Bab 48 - Merokok
49
Bab 49 - Mulai Berani Memberontak
50
Bab 50 - Menemui Vino Ke Rumah
51
Bab 51 - Sudut Pandang Iyan
52
Bab 52 - Rencana Pemberontakan
53
Bab 53 - Bergairah dan Berani
54
Bab 54 - Hukuman
55
Bab 55 - Efek Balikan
56
Bab 56 - Kemarahan Orang Tua Elena
57
Bab 57 - Perdebatan Orang Tua
58
Bab 58 - Mencari Kambing Hitam
59
Bab 59 - Pergilah Ke Neraka
60
Bab 60 - Menemukan Dua Tertuduh
61
Bab 61 - Saling Menuduh
62
Bab 62 - Teman Baru
63
Bab 63 - Sekolah Baru
64
Bab 64 - Cowok Ganteng Nyasar
65
Bab 65 - Pengakuan Palsu
66
Bab 66 - Bukan Hal Normal
67
Bab 67 - Patah Hati
68
Bab 68 - Pesan Elena
69
Bab 69 - Kedatangan Alam
70
Bab 70 - Pengakuan Iyan
71
Bab 71 - Persahabatan Yang Kacau
72
Bab 72 - Pelarian Vino & Elena
73
Bab 73 - Perdebatan
74
Bab 74 - Memberitahu
75
Bab 75 - Pertemuan Mendadak
76
Bab 76 - Kabar Tentang Tias
77
Bab 77 - Karma
78
Bab 78 - Rehabilitasi
79
Bab 79 - Menikah Muda
80
Bab 80 - Akhir Cerita
81
Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]
82
Novel Teen Baru
83
NOVEL TEEN BARU!
84
NOVEL SISI GELAP Terbaru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!