Bab 12 - Popok Wanita

...༻✫༺...

Vino mengangguk malas untuk menanggapi perkataan Ita. Lalu membiarkan cewek itu pergi.

Sementara Elena menyandar ke depan wastafel. Dia berusaha keras menutupi roknya yang kena darah menstruasi. Elena tentu malu jika hal tersebut dilihat oleh Vino. Ia terus memegangi bagian perut karena merasa sedikit nyeri.

"Lo sakit, El? Muka lo pucat banget." Vino berjalan mendekat.

"Jangan dekat-dekat!" tegas Elena sembari mengarahkan satu tangan ke arah Vino.

Vino terkekeh geli. "Kenapa? Lo kayaknya masih baper sama yang kemarin ya?" tukasnya.

"Idih! Enak aja. Yang jelas masalahnya bukan itu! Lo mending keluar. Kalau enggak, gue lapor ke Bu Nita lo," ancam Elena. Bu Nita sendiri merupakan guru BK di sekolah.

"Lapor aja. Gue nggak takut." Vino mengedikkan bahu tak acuh.

"Cepat keluar gih! Kepo banget." Gigi Elena menggertak kesal. Dia terpaksa menghampiri dan mendorong Vino ke arah pintu keluar. Akan tetapi cowok itu justru memegang tangan Elena.

"Gue emang kepo. Lo kenapa sih?" Vino menuntut jawaban.

"Ini masalah cewek! Lo nggak akan ngerti," sahut Elena. Bersamaan dengan itu, dia meringiskan wajah. Terlihat di kakinya ada darah yang mengalir.

Vino membulatkan mata. Dia bergegas mengambilkan tisu dan mengelap darah Elena sebelum menyentuh kaos kaki.

"Biar gue aja!" Elena tak terima. Dia merebut tisu yang dipegang Vino. Kemudian mendorong cowok tersebut dengan kasar. Elena segera mengelap darahnya sendiri.

"Lo mens?" tanya Vino.

"Kan gue udah bilang ini masalah cewek. Lo nggak bakalan ngerti! Mending lo pergi sana!" balas Elena dengan dahi yang berkerut dalam.

"Mau gue beliin apa namanya itu..." Vino menggaruk kepala. Dia mencoba mengingat benda yang biasanya dipakai oleh wanita saat datang bulan. Apalagi kalau bukan pembalut. Namun Vino benar-benar tidak bisa mengingat nama benda tersebut.

"Oh iya. Popok! Mau gue beliin?" ujar Vino yang sudah berusaha keras mengingat. Wajar, dia seorang cowok. Tentu jarang berhubungan dengan yang namanya pembalut.

"Popok? Emangnya lo pikir gue balita? Hal terbaik yang harus lo lakukan sekarang itu pergi! Kalau perlu hilang aja dari peradaban!" omel Elena.

"Yakin pengen gue menghilang? Entar kangen lagi." Vino tergelak kecil. Dia memang senang membual dengan Elena. Entah kenapa itu seperti kebiasaan baginya. Menggoda Elena memang seperti candu.

"Huek!" Elena berlagak ingin muntah. Ia jelas menampik keras pernyataan Vino.

Pintu mendadak terbuka. Membuat Vino dan Elena kaget bersamaan. Tetapi mereka lega ketika melihat orang yang muncul adalah Ranti. Cewek itu membawakan pembalut dan rok baru untuk Elena.

Atensi Ranti langsung tertuju ke arah Vino. Ia tentu heran menyaksikan cowok tersebut ada di toilet perempuan.

"Lo ngapain di sini?" tanya Ranti seraya menyodorkan rok dan pembalut untuk Elena.

"Biasalah. Dia mainin burungnya sama cewek." Elena menjawabkan pertanyaan Ranti.

"Oh..." Ranti hanya memberikan reaksi begitu. Dari lubuk hatinya terkadang dia berharap bisa menjadi korban Vino. Namun itu sangat sulit dilakukan karena dirinya terlanjur berpacaran dengan Andi. Terlebih Vino selalu berkata bahwa dia tidak akan pernah mendekati kekasih temannya sendiri.

Elena hendak masuk ke bilik toilet. Namun langkahnya terhenti saat teringat perihal celana dallamnya. Karena jika membeli rok baru, maka otomatis dia juga harus membeli celana dallam baru.

"Anjir!" umpat Elena.

"Kenapa?" tanya Ranti.

Vino yang hampir pergi, sontak berhenti berjalan. Dia menoleh ke arah Elena. Penasaran kenapa cewek itu mendadak berhenti.

"Di koperasi nggak ada jual celana dallam ya?" tanya Elena.

"Ah, benar!" Ranti menepuk jidatnya sendiri. Dia tadi sebenarnya ingin mengatakan kalau di koperasi sekolah tidak ada celana dallam. Namun tidak terucap karena terpaku dengan keberadaan Vino. "Gue lupa kasih tahu lo. Mending lo pulang aja deh. Nanti gue yang minta izin sama guru," sambungnya.

"Enggak. Gue nggak mau pulang cuman masalah begini. Gue beli aja di tempat dekat sini," ujar Elena. Sebagai murid yang rajin belajar, dia enggan melewatkan jam pelajaran hanya karena hal sepele.

"Ya sudah. Gue minta izin dulu ya. Nanti gue temenin lo," sahut Ranti.

"Biar gua aja yang temenin. Lagian tokonya agak jauh dari sini," tawar Vino.

"Nggak usah, Vin. Biar gue aja. Kami bisa jalan kaki ke depan. Terus naik angkot," tanggap Ranti.

"Gila! Itu kan lama. Pas kalian datang orang-orang di sekolah ini sudah pada pulang. Kalau begitu, mending Elena pulang ke rumah aja sekalian," ucap Vino.

Elena sejak tadi terdiam. Dia sebenarnya malu jika pergi bersama Vino. Namun setelah dipikir-pikir pendapat Vino ada benarnya. Ia memang akan mendapatkan waktu lebih cepat bila menaiki mobil cowok itu.

"Vino benar, Ran. Gue sama dia aja deh. Lo izinin kami ke guru ya," imbuh Elena. Dia terpaksa setuju dengan usulan Vino. Elena tak mau mengulur waktu.

Ranti mengangguk. Keputusan Elena tentu membuatnya gelisah. Dia merasa aneh terhadap perlakuan Vino kepada Elena akhir-akhir ini. Apalagi setelah melihat insiden ciuman yang dilakukan keduanya.

Dengan wajah cemberut, Ranti melangkah menuju ruang guru. Dia merasa sangat jengkel.

"Elena nggak tahu diri banget. Padahal gue yang bawa dia masuk ke dalam lingkaran pertemanannya Vino!" gerutu Ranti.

Di toilet, Vino dan Elena hanya berduaan. Elena berada di bilik toilet karena harus berganti rok. Mengingat dia akan berjalan keluar dari toilet.

Setelah selesai mengganti rok dan mengenakan pembalut, Elena pergi bersama Vino ke parkiran. Setibanya di mobil Vino, Elena enggan masuk. Dia takut darahnya mengotori kursi mobil cowok itu.

Vino yang bisa memahami keraguan Elena, langsung melemparkan jaketnya. "Ikat itu di pinggang lo. Jaketnya tebal kok," sarannya yang telah duduk di depan setir.

Elena melakukan apa yang disuruh Vino. Dia malas sekali hanya sekedar mengucapkan terima kasih kepada cowok tersebut.

"Cepat jalan!" imbuh Elena ketika sudah duduk di sebelah Vino.

"Sombong banget lo. Sudah dibantuin juga. Ini nggak gratis ya," cetus Vino.

Elena memutar bola mata jengah. "Gue agak malu sekaligus malas berdebat sama lo sekarang," tanggapnya.

"Malu? Santai aja kali. Gue kan teman lo juga," tanggap Vino.

"Tapi kan lo cowok!"

"Emang kenapa?"

"Malu lah!" Elena memutar bola mata sebal.

"Lo tenang aja. Gue akan rahasiakan warna celana dallam yang lo beli hari ini," jawab Vini.

Elena yang mendengar, langsung memukul kepala Vino. "Lo tunggu di luar toko aja!" geramnya. Vino lantas tertawa puas.

"Sebentar lagi bakalan ada pemilihan ketos kan? Lo jadi ikut?" celetuk Vino. Memulai pembicaraan kembali. Setahunya Elena pernah cerita bahwa dirinya berminat ingin menjadi ketua osis.

"Gue nggak tahu. Soalnya jadwal les gue nambah," sahut Elena.

"Apa?! Lo belajar apa lagi? Sudah pintar begitu juga. Bokap sama nyokap lo nggak puas apa?" komentar Vino.

"Begitulah mereka. Gue cuman bisa nurut," ungkap Elena sambil mendengus kasar.

"Lo pernah melanggar aturan mereka nggak?" Vino kembali bertanya.

Elena menggeleng. "Enggak pernah sekali pun. Karena itulah hidup gue terasa baik-baik aja," terangnya.

Vino berdecak remah. "Baik-baik aja? Lo emang terlihat baik-baik aja, El. Tapi sebagai orang yang mengenal lo, gue tahu lo nggak baik-baik aja," balasnya.

"Lo nggak usah bikin gue goyah. Gue nggak masalah jalanin hidup begini kok!" Elena membantah.

"Emang lo nggak penasaran, sama apa yang terjadi kalau lo melanggar aturan orang tua?" Vino menyeringai. Dia yakin Elena memiliki rasa penasaran jika hal tersebut terjadi.

Terpopuler

Comments

Kristina Sinambela

Kristina Sinambela

udh 3 x kuksh hadih tor, semangat
biar ku ksh LG 😍😘

2023-01-22

3

Kristina Sinambela

Kristina Sinambela

waduhhh 😁

2023-01-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Elena & The Geng
2 Bab 2 - Janji Andi & Ranti
3 Bab 3 - Kesal
4 Bab 4 - Lingkungan Yang Berbeda
5 Bab 5 - Penguasa Sekolah
6 Bab 6 - Takut
7 Bab 7 - The Wheel Of Love
8 Bab 8 - Ciuman Teman Sendiri
9 Bab 9 - Vino & Keluarganya
10 Bab 10 - Wet Dream
11 Bab 11 - Siklus Menstruasi
12 Bab 12 - Popok Wanita
13 Bab 13 - Bolos Dadakan
14 Bab 14 - Bersenang-senang
15 Bab 15 - Ciuman Tanpa Status
16 Bab 16 - Pulang
17 Bab 17 - Penasaran
18 Bab 18 - Menonton Bersama
19 Bab 19 - Godaan Vino
20 Bab 20 - Cewek Pilihan Vino
21 Bab 21 - Godaan Vino Kedua
22 Bab 22 - Cowok Brengsek
23 Bab 23 - Gagal Fokus
24 Bab 24 - Ungkapan Menyakitkan
25 Bab 25 - Bukan Teman Lagi
26 Bab 26 - Cemburu?
27 Bab 27 - Sepupu Vino
28 Bab 28 - Puncak Pertama Elena
29 Bab 29 - Apa Mau Vino?
30 Bab 30 - Berniat Memberi Ketegasan
31 Bab 31 - Usaha Elena
32 Bab 32 - Tak Bisa Menolak Pesonanya
33 Bab 33 - Melakukan Hal Seperti Papah
34 Bab 34 - Sakit
35 Bab 35 - Pertandingan Basket
36 Bab 36 - Hubungan Misterius
37 Bab 37 - Mengintip [+Bonus Visual]
38 Bab 38 - Belum Berhenti Mengganggu Alam
39 Bab 39 - Perlawanan Pecundang
40 Bab 40 - Putus
41 Bab 41 - Keraguan Vino
42 Bab 42 - Pingsan Di Lapangan
43 Bab 43 - Memanfaatkan Kesempatan
44 Bab 44 - Hukuman Untuk Elena
45 Bab 45 - Penyakit Rindu
46 Bab 46 - Pacaran
47 Bab 47 - Diary Elena
48 Bab 48 - Merokok
49 Bab 49 - Mulai Berani Memberontak
50 Bab 50 - Menemui Vino Ke Rumah
51 Bab 51 - Sudut Pandang Iyan
52 Bab 52 - Rencana Pemberontakan
53 Bab 53 - Bergairah dan Berani
54 Bab 54 - Hukuman
55 Bab 55 - Efek Balikan
56 Bab 56 - Kemarahan Orang Tua Elena
57 Bab 57 - Perdebatan Orang Tua
58 Bab 58 - Mencari Kambing Hitam
59 Bab 59 - Pergilah Ke Neraka
60 Bab 60 - Menemukan Dua Tertuduh
61 Bab 61 - Saling Menuduh
62 Bab 62 - Teman Baru
63 Bab 63 - Sekolah Baru
64 Bab 64 - Cowok Ganteng Nyasar
65 Bab 65 - Pengakuan Palsu
66 Bab 66 - Bukan Hal Normal
67 Bab 67 - Patah Hati
68 Bab 68 - Pesan Elena
69 Bab 69 - Kedatangan Alam
70 Bab 70 - Pengakuan Iyan
71 Bab 71 - Persahabatan Yang Kacau
72 Bab 72 - Pelarian Vino & Elena
73 Bab 73 - Perdebatan
74 Bab 74 - Memberitahu
75 Bab 75 - Pertemuan Mendadak
76 Bab 76 - Kabar Tentang Tias
77 Bab 77 - Karma
78 Bab 78 - Rehabilitasi
79 Bab 79 - Menikah Muda
80 Bab 80 - Akhir Cerita
81 Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]
82 Novel Teen Baru
83 NOVEL TEEN BARU!
84 NOVEL SISI GELAP Terbaru!
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 - Elena & The Geng
2
Bab 2 - Janji Andi & Ranti
3
Bab 3 - Kesal
4
Bab 4 - Lingkungan Yang Berbeda
5
Bab 5 - Penguasa Sekolah
6
Bab 6 - Takut
7
Bab 7 - The Wheel Of Love
8
Bab 8 - Ciuman Teman Sendiri
9
Bab 9 - Vino & Keluarganya
10
Bab 10 - Wet Dream
11
Bab 11 - Siklus Menstruasi
12
Bab 12 - Popok Wanita
13
Bab 13 - Bolos Dadakan
14
Bab 14 - Bersenang-senang
15
Bab 15 - Ciuman Tanpa Status
16
Bab 16 - Pulang
17
Bab 17 - Penasaran
18
Bab 18 - Menonton Bersama
19
Bab 19 - Godaan Vino
20
Bab 20 - Cewek Pilihan Vino
21
Bab 21 - Godaan Vino Kedua
22
Bab 22 - Cowok Brengsek
23
Bab 23 - Gagal Fokus
24
Bab 24 - Ungkapan Menyakitkan
25
Bab 25 - Bukan Teman Lagi
26
Bab 26 - Cemburu?
27
Bab 27 - Sepupu Vino
28
Bab 28 - Puncak Pertama Elena
29
Bab 29 - Apa Mau Vino?
30
Bab 30 - Berniat Memberi Ketegasan
31
Bab 31 - Usaha Elena
32
Bab 32 - Tak Bisa Menolak Pesonanya
33
Bab 33 - Melakukan Hal Seperti Papah
34
Bab 34 - Sakit
35
Bab 35 - Pertandingan Basket
36
Bab 36 - Hubungan Misterius
37
Bab 37 - Mengintip [+Bonus Visual]
38
Bab 38 - Belum Berhenti Mengganggu Alam
39
Bab 39 - Perlawanan Pecundang
40
Bab 40 - Putus
41
Bab 41 - Keraguan Vino
42
Bab 42 - Pingsan Di Lapangan
43
Bab 43 - Memanfaatkan Kesempatan
44
Bab 44 - Hukuman Untuk Elena
45
Bab 45 - Penyakit Rindu
46
Bab 46 - Pacaran
47
Bab 47 - Diary Elena
48
Bab 48 - Merokok
49
Bab 49 - Mulai Berani Memberontak
50
Bab 50 - Menemui Vino Ke Rumah
51
Bab 51 - Sudut Pandang Iyan
52
Bab 52 - Rencana Pemberontakan
53
Bab 53 - Bergairah dan Berani
54
Bab 54 - Hukuman
55
Bab 55 - Efek Balikan
56
Bab 56 - Kemarahan Orang Tua Elena
57
Bab 57 - Perdebatan Orang Tua
58
Bab 58 - Mencari Kambing Hitam
59
Bab 59 - Pergilah Ke Neraka
60
Bab 60 - Menemukan Dua Tertuduh
61
Bab 61 - Saling Menuduh
62
Bab 62 - Teman Baru
63
Bab 63 - Sekolah Baru
64
Bab 64 - Cowok Ganteng Nyasar
65
Bab 65 - Pengakuan Palsu
66
Bab 66 - Bukan Hal Normal
67
Bab 67 - Patah Hati
68
Bab 68 - Pesan Elena
69
Bab 69 - Kedatangan Alam
70
Bab 70 - Pengakuan Iyan
71
Bab 71 - Persahabatan Yang Kacau
72
Bab 72 - Pelarian Vino & Elena
73
Bab 73 - Perdebatan
74
Bab 74 - Memberitahu
75
Bab 75 - Pertemuan Mendadak
76
Bab 76 - Kabar Tentang Tias
77
Bab 77 - Karma
78
Bab 78 - Rehabilitasi
79
Bab 79 - Menikah Muda
80
Bab 80 - Akhir Cerita
81
Novel Teen [Kisah Dua Asmara Di SMA]
82
Novel Teen Baru
83
NOVEL TEEN BARU!
84
NOVEL SISI GELAP Terbaru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!