Sisi lain Ningsih

" Ningsih, hentikan. Aku berjanji akan mencari cara untuk menolongmu, aku mohon kebalikan bayi itu kepada bapak dan ibunya. "

Ningsih menangis sesenggukan, kini suaranya lemah.

" Anak ku.. hmm hmmm hmmm " Ningsih terus menangis menyebut anak. Apa Ningsih memiliki anak ?

" Kembalikan Ningsih, kamu tidak berhak atas bayi itu. Aku akan membantumu, aku janji. " Aku mendekati ningsih yang masih terambang di sudut kamar ini.

Langkahku terhenti melihat Ningsih bergerak melayang menghampiri ranjang yang ada sepasang suami istri itu. Aku rasa hatinya tergerak, dia mengembalikan dengan lembut bayi itu kepada bapak dan ibunya.

Kaki Ningsih kembali menapak serentak. Pakaiannya yang semula adalah gaun putih panjang yang gombrong, kini berubah menjadi gaun merah seperti yang aku lihat saat di bangunan kayu itu.

Ningsih menangis, dan berjalan ke arah pintu belakang rumah akses ia masuk di awal tadi.

" Jaga bayi itu baik baik, dan di belakang ada seorang wanita yang berlumur darah. Tolong urusi, aku berjanji akan menghentikan teror ningsih. " Ucapku kepada sepasang suami istri dengan bayi nya itu, lalu pergi menyusul ningsih.

Aku mengikuti langkah Ningsih yang berjalan menuju arah hutan. Semakin dalam masuk ke hutan, langkah Ningsih pun semakin cepat. Ku berjalan setengah berlari untuk menyimbangi langkah Ningsih.

Ini air terjun !

Apa air terjun ini yang di katakan oleh Pak Darman ?

Mungkin tempat ini akan indah jika di siang hari, tapi di tengah malam seperti ini dalam pandangan ku adalah tempat yang menyeramkan.

Ningsih berhenti di sebuah batu yang cukup besar, di bibir air terjun. Ningsih duduk di atas batu itu. Dia tidak lagi menangis seperti tadi, hanya saja aku bisa merasakan hawa dari rasa sedih wanita malang ini.

Aku mendekatinya dan mencoba duduk di sebelahnya, entah kenapa hati ku terasa sangat tenang berada di dekat ningsih saat ini.

" Ningsih, " aku memberanikan diri memegang tangan Ningsih yang tertampal di batu besar ini.

" Aku datang untuk menolong mu, katakan apa yang harus aku lakukan. " Ucapku lembut, aku tahu betul wanita ini sangat sensitif. Aku tidak mau hanya karena nada suaraku salah membuat Ningsih menghindar lagi.

Ningsih hanya diam, seraya menikmati suara deras nya air yang terjun bebas tanpa rasa beban. Percikan air halus mengenai kami dengan ringan.

" Kamu bilang aku ini temanmu kan. Kalau sesama teman tidak boleh saling menutupi ningsih. " Aku berbicara tanpa menatap Ningsih, aku mengikuti Ningsih yang hanya menatap air.

" Mereka mengubahku sangat drastis. Mereka kejam, mereka membenciku. " Suaranya lemah, sekarang ia kembali menangis sesenggukan.

Aku tidak berbicara, membiarkan dia meluapkan rasa sedihnya.

" Mereka mengambil kebahagiaanku, masa mudaku. Bahkan anakku, "

" Apa yang bisa aku bantu Ningsih ,?" Tanyaku.

" Kamu tidak boleh di sini, kamu juga tidak bisa menjadi temanku. " Ucapnya, genggaman tangan ku yang tadinya lembut kini berganti Ningsih yang menggenggam tangan ku sangat erat.

" Pergilah, kamu akan bahaya jika bersamaku. " Ucapnya, genggaman nya kembali lembut.

Aku yakin sebenarnya Ningsih adalah pribadi yang lembut, tapi sudah pasti ada hal yang membuat dia menjadi wanita kejam yang siap membunuh korbannya tanpa ampun.

" Kenapa ? Aku sangat percaya jika kamu adalah wanita yang baik Ningsih. "

" Aku bisa berubah kapan saja. Dalam satu kedipan mata, apa yang kamu lihat tentang diriku saat ini akan berubah. "

" Kenapa bisa seperti itu ? " Tanyaku

" Ilmu hitam yang membuatku menjadi seperti ini. Saat ini, jin dan setan sangat menguasaiku. Aku sungguh tidak bisa mengendalikannya. Aku selalu menyakiti bahkan membunuh orang. Memang rasa sakit hati dan benciku sangatlah besar, tapi aku tidak bisa melakukan apapun. Bahkan untuk menuntut balas dendam yang ku pendam selama 6 tahun tidak dapat aku lakukan. Aku selalu menyakiti orang yang tidak bersalah, sedangkan orang orang yang membuat ku seperti ini malah bisa berkeliaran bebas. " Jelasnya lagi.

Ningsih yang aku tahu dari sumber info yang aku dapat adalah wanita pembunuh yang sangat kejam terhadap korban nya. Tapi sedari tadi, Ningsih hanya berbicara lembut dengan wajahnya penuh kekecewaan namun ia juga terlihat tulus dan ikhlas. Nada bicara nya lembut dan terdengar lemah, apa ini memang sisi asli dari ninygsih ??

" Aku sungguh tidak mengerti Ningsih. Orang orang yang kamu maksud itu siapa ? "

" Serli ! "

" Lin.. kamu dimana lin.. !? "

Tiba tiba terdengar suara orang berteriak menyebut namaku. Itu suara teman temanku !

" Pergilah Serli, aku tidak ingin kamu dan teman teman mu menjadi sasaranku. Pergi serli ! Pergi dari desa terkutuk ini ! " Ningsih berdiri di sampingku dan mencengkeram kuat bahuku, tatapan nya benar benar memelas tulus. Aku hanya terbengong mendengar ucapan Ningsih.

" Serli! "

Aku tersadar dari lamunanku, itu Bara!

Ia berlari menghampiriku, temanku masih lengkap. Mereka menyusulku.

Aku baru tersadar, mentari sudah menunjukan sinar yang membuat langit sedikit terang.

" Kamu dari mana saja Lin ? Kami semua mencarimu ke mana mana. Kamu sedang apa disini sendirian ?" Tanya Bara.

" Aku tidak sendiri, aku bersama Ningsih. "

Mataku terbelalak saat akan menunjuk Ningsih, dia tadi masih di sebelahku. Tapi sekarang sudah tidak ada lagi.

" Sudah Lin, kita harus segera pergi dari desa ini. Aku tidak mau mati konyol disini, " Ucap Ambar sambil mengeluarkan bulir bening dari matanya. Air matanya mengalir deras, suaranya pun terdengar menggetar.

" Iya Lin, aku dan Bara melihat hal aneh di rumah Buk Darsih. Perasaan ku tidak enak, " ucap Reza.

" Hal aneh apa ?" Tanyaku.

" Semalam, aku terbangun mendengar suara jeritan Ambar dan Dina di kamar. Aku membangunkan Reza untuk mengecek apa yang terjadi di kamar kalian. Pas aku masuk, Dina dan Ambar hanya menangis. "

" Iya Lin, aku dan Dina melihat Bu Darsih dengan keadan yang sangat aneh. " Lanjut Ambar.

" Aneh bagaimana ?! " Tanyaku.

" Wajahnya hancur dan di penuhi ulat, rambut nya seperti orang habis terstroom. Dia diam menatap kita Lin, lalu setelah Bara dan Reza masuk ia menghilang. " Lanjut Dina.

" Bukan hanya itu, setelah kita menyadari bahwa kamu tidak ada. Kami keluar untuk mencari kamu, tapi tidak keluar rumah. Kita memeriksa semua ruangan yang ada di rumah ini."

" Aku tidak melihat siapapun di setiap ruangan, bahkan di kamar Bu Darsih dan Pak Darman juga tidak ada orang. Saat kita sampai di ruangan belakang, tempat nya ruangan paling pojok setelah lorong, niat hati ingin memeriksanya seperti kamar lain. Ternyata ada suara di dalam. " Jelas Reza.

" Aku mengintip dari celah kecil di dinding kayi itu, di sana ada Bu Darsih dan Pak Darman sedang duduk di depan patung manekin. Mereka seakan seperti sedang menyebah ke arah patung itu, dan di dalam ruangan itu ada foto kalian. Ambar Dina dan Serli yang di tancapkan sebuah paku. " Lanjut Reza menjelaskan.

Patung manekin?? Foto aku, Ambar dan Dina yang di tancapkan paku ?? Apa maksudnya semua ini ??

Aku tidak berbicara lagi, namun otakku berfikir keras untuk mengartikan semua kenyataan ini.

" Kita harus menemui Parmin sekarang. Dan nanti malam aku akan menemui Ningsih juga, hanya mereka yang bisa membantu kita untuk keluar. Kita harus mendapatkan informasi juga, aku yakin kita tidak akan bisa keluar dari sini. Tidak ada cara lain, kita harus memecahkan semua misteri ini. "

Terpopuler

Comments

FiaNasa

FiaNasa

dr awal serli udah gak mau ke desa ini,karna Ambar yg ngotot mau kesini,,itulah,,anak kota slalu meremehkan tempat² keramat,kebanyakan anak kota g percaya hal² gaib.

2024-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!