Dewa Yang Diremehkan
Siang hari di pemukiman Harshfield.
Krieet!
Suara pintu berderit terbuka perlahan di apartemen kumuh di area perkampungan pinggir kota Harshfield.
Berjalan masuk secara perlahan seorang pemuda berumur 16 tahun, yang takut kena omelan dari bibi dan pamannya.
"Gavin!!! Apakah itu kamu?!"
"Cepat kemari! bantu aku cuci baju laundry ini semua!"
"Dasar anak tidak berguna, kerjanya baca buku terus. Apa menariknya sih buku yang kamu baca?"
"Tidak bisa menghasilkan uang, cuma bisa merepotkan saja kamu ini."
"Dasar anak tidak bisa diharapkan ,jangan jadi seperti pamanmu yang pemabuk berat itu yang juga tidak berguna."
Nama perempuan yang mengomel adalah Amelia Swatch, dia yang memungut serta mengasuh Gavin yang dia temukan di depan pintu rumahnya.
Dengan sepucuk kertas bertuliskan nama Gavin D. Frey di atas keranjang bayi tersebut.
Meski Amelia dan Peter suaminya yang membesarkan Gavin, mereka tidak mau dipanggil ayah dan juga ibu.
Karena Amelia takut terhadap Peter yang pencemburu juga pemabuk, serta kasar.
Jadi Amelia hanya bilang ke suaminya bahwa bayi tersebut merupakan anak dari saudara jauhnya Amelia yang tidak bisa mereka besarkan karena keterbatasan ekonomi mereka.
Sehingga Amelia lebih suka dipanggil Bibi daripada Ibu.
"Gavin, kamu dengar tidak apa kata bibi?"
"I.. Iya bibi Amelia, saya segera ke sana untuk mencuci laundry nya."
Gavin segera berlari setelah menaruh tas sekolah,berganti pakaian dan berganti sepatu ke sandal rumah untuk segera membantu mencuci pakaian pelanggan laundry bibinya.
Kemudian.
Braakk!
Suara pintu terbuka keras.
"Amelia! Di mana kamu sayang?!"
Hik!
Suara cegukan karena minuman keras.
Masuklah Peter yang mabuk seperti biasa, padahal masih siang hari.
"Amelia, kamu ada uang tidak?"
"Sayang, aku butuh 10 dollar saja untuk investasi di temanku. Katanya nanti pasti ada profit 3x lipat dalam sebulan."
Peter awalnya pekerja kantoran yang keuangannya cukup stabil, juga suka berinvestasi.
Suatu saat dia awalnya berinvestasi kepada temannya yang kelihatannya sukses, dan mendapatkan tawaran hasil yang menggiurkan.
Awal investasi sebanyak 2 kali,hasilnya berjalan baik dan mendapatkan profit yang sesuai janjinya.
Kemudian setelah 2 kali investasi, Peter merasa yakin juga tergiur dengan hasilnya dan akhirnya Peter memasukkan semua uang tabungan untuk hasil berikutnya.
Kemudian ternyata temannya ini tiba - tiba menghilang,juga tidak dapat dihubungi.
Dari situ Peter mulai tidak fokus bekerja dan suka mabuk - mabukan, sehingga kinerjanya menurun membuat dia tergeser dari posisi dia bekerja, dan sekarang menempati posisi kurir dan cleaning service di tempatnya bekerja.
"Peter, sudah berapa kali aku sudah bilang jangan pernah berinvestasi yang tidak jelas lagi!"
"Kamu sudah menghabiskan uang tabungan untuk pernikahan dan juga tabungan masa depan kita untuk investasi mu yang tidak berguna dulu itu."
Sambil menyetrika baju Laundry, Amelia berdebat dengan Peter.
Peter Membalas, "Hah, Apa maksudmu Sayang?! Ungkit saja terus, aku kan sudah meminta maaf kepadamu."
"Apa kamu masih tidak Terima? Lalu mengapa kamu masih mau menikah denganku? "
Amelia pun menghela nafas, " Kamu ini kerjanya tiap pulang istirahat selalu mabuk terus, sudah makan sana dahulu,cuci muka dan minum Air jahe di meja biar mabuk mu berkurang. Lalu kembalilah bekerja."
Gavin sudah terbiasa melihat perdebatan paman dan bibinya tiap hari seperti ini.
Cuma bisa tersenyum dan menerima nasibnya yang memang dia lahir dan di besarkan oleh keluarga ini tanpa mengetahui keberadaan orang tua kandungnya.
...
Distrik Northwest.
Sreek.. Sreek...
Suara sepeda Gavin yang mengantarkan baju langganan Laundry bibinya di perkotaan.
Setelah mengantarkan Laundry, Gavin berhenti sebentar dan duduk di taman kota setelah membeli Hotdog dan membaca buku pelajarannya.
karena bibinya berpesan bahwa dia tidak masak makan malam, jadi kembalian uang laundry untuk Gavin membeli makan malamnya sendiri lalu sisa kembalian diberikan kepada bibinya.
Saat Gavin mau makan, tiba - tiba ada kakek berpakaian lusuh duduk di sebelah Gavin mengajaknya berbincang,
" Halo Nak."
" Oh Halo kakek." Gavin menoleh dan tersenyum tulus.
"Wah kelihatannya serius sekali membacanya, buku apa yang sedang kamu baca nak? " Si Kakek bertanya.
"Ini cuma buku pelajaran saja kakek, karena setiap malam saya selalu sibuk mengantarkan laundry ke pelanggan."
"Jadi setelah selesai mengantarkan beberapa, saya sempatkan untuk membaca buku pelajaran." Jawab Gavin dengan wajah tetap membaca buku.
"Kalau boleh tahu, siapa namamu anak muda?"
Sang kakek bertanya kembali.
" Gavin D. Frey, Kek. " Jawabnya.
"Oh, Gavin D. Frey. Bagus juga namamu nak."
"Gavin artinya Garuda Putih bisa juga Kemenangan, lalu Frey yang berarti yang diagungkan."
"Maaf kakek bertanya lagi, inisial D. Pada namamu apa ya kepanjangannya? " Dengan wajah penasaran kakek bertanya.
Kemudian Gavin menjawab dengan santai dan tidak berfikir buruk, " Saya juga tidak tahu, karena saya dibesarkan oleh paman dan bibi."
"Katanya saya anak dari saudara jauh bibi saya, saat bibi saya mau menghubungi saudaranya tersebut, dia tiada kabar dan tidak dapat dihubungi."
"Nama Saya hanya di tuliskan di sepucuk kertas 'Gavin D. Frey'. Ya hanya itu saja sih kek ceritanya, dan sampai sekarang saya juga tidak penasaran sih."
"Lagipula saya sudah senang sudah dibesarkan dan hidup seperti ini."
Kemudian Kakek tersebut memberikan nasehat, "Ya Hidup itu juga ada beberapa hal yang belum bisa diungkapkan."
"Jadi tetaplah ceria dan kerendahan hati seperti ini, suatu saat masa depanmu akan bisa mengubah hidupmu, bahkan dunia... Hahaha.. "
Lalu Gavin Menoleh ke arah kakek tersebut dan mencoba bertanya,
"Apa maksud Kakek?"
Tetapi saat Gavin menoleh Kakek itu sudah menghilang.
"Yah, mungkin kakek sudah pulang, apa mungkin karena aku terlalu serius membaca dan tidak terlalu memperhatikan."
"Ah, sudahlah. Sudah waktunya pulang."
Gavin bersiap menaiki sepeda, tetapi ada sebuah buku yang terlihat sangat tua di posisi kakek tersebut duduk sebelumnya.
Tanpa pikir panjang Gavin membawa buku tersebut sambil bergumam,
'Lebih baik aku bawa saja buku ini, mungkin besok bisa bertemu kakek itu lagi dan kukembalikan bukunya.'
Dengan itu Gavin membawa bukunya pulang ke rumah sambil menaiki sepedanya.
Setelah sampai Rumah Apartemen.
Gavin menaruh buku milik kakek tersebut di meja,dan Gavin tetap melanjutkan membaca buku pelajarannya, karena besok harinya akan ada ujian sekolah.
Karena terlalu banyak kiriman hari itu, Gavin tanpa sadar tertidur.
Kemudian saat Gavin tertidur, dia bermimpi sedang di suatu tempat yang tidak dia kenali.
Dia mencoba menjelajahi tempat itu dan ingin mencoba bertanya, tapi bahasa yang digunakan berbeda dengan bahasanya.
Namun anehnya Gavin mengerti bahasa tersebut, mencoba memberanikan diri berinteraksi dia bertanya dengan bahasa yang biasanya anehnya kata-kata yang keluar dari mulutnya berbeda dan sesuai dengan bahasa orang - orang yang ada dalam mimpinya.
Gavin bertanya kepada pemuda yang terlihat umurnya sama dengannya, " Permisi, di manakah ini?"
Pemuda itu menjawab, " Oh, kamu orang baru ya?"
"Ini adalah dunia Deity atau para manusia bilang adalah dunia Dewa.dimana orang-orang pilihan yang dapat mengubah nasib sebuah galaksi di tangannya."
"Maaf kawan, kalau boleh tahu kamu dari Galaksi mana?"
Gavin tercengang, dan kaget.
Sehingga agak bingung dan gagap dalam menjawab,
"Du.. Dunia Deity.. Dunia Dewa.. "
"A.. Aku dari Galaksi Bima Sakti, penduduk Bumi."
Dalam tidurnya,tubuh Gavin di tempat tidur tiba - tiba melayang dan dahi Gavin bersinar mengeluarkan simbol aneh, dan juga Cover halaman depan buku kakek Tua itu mengeluarkan cahaya simbol yang sama dengan dahi Gavin.
Kemudian tubuh Gavin kembali ke tempat tidur seperti semula, juga buku tersebut tidak memancarkan sinarnya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
bubur_JADI_ayam
mantap
2024-04-29
1
Halim Hrfin
tamatin ya thor
2023-01-20
0
Randy
awal yg baik thor..lanjuuut
2023-01-19
1