05. Gerbang Dan Buku.

Setelah selang beberapa saat, tampak tembok yang menjulang tinggi dari batu, tingginya mencapai 15 meter, hampir setinggi bangunan 3 - 4 lantai..

"Wah tinggi sekali tembok itu, apakah itu tembok rumahmu Cherylin?" Gavin bertanya.

"Iya benar, itu tembok yang mengelilingi Rumahku." Jawab Cherylin.

Ckiiit!

Suara ban Mobil berdecit karena berhenti dan sudah mencapai gerbang.

Gerbang itu sendiri lebih tinggi dari temboknya, tinggi gerbang itu mencapai 20 meter.

Juga bentuk gerbangnya itu sangat unik, seperti ada Gerbang bertingkat yang lebih kecil di area dalam gerbang itu sendiri dan ada seperti 5 tingkatan gerbang di dalamnya.

Tiap - tiap gerbang berjarak 4 meter antar gerbang dari yang terkecil hingga gerbang terbesar dalam 5 tingkatan gerbang tersebut, dan gerbang terkecil tingginya 4 meter. Ada juga ornamen berlapis emas di tiap tepi gerbang tersebut.

Namun kelihatannya gerbangnya terbuat seperti dari batu alam granit yang indah, besar dan tebal,lalu dipotong secara utuh dibentuk menjadi pintu gerbang, kelihatannya juga sangat berat.

" Selamat Sore Nona Muda Cherylin." Datang seorang penjaga gerbang yang lain. Tetapi dia penjaga gerbang rumah pribadi keluarga Cherylin.

" Saya mohon tunggu sebentar Nona, saya bukakan gerbangnya dulu."

Dengan cepat penjaga itu menuju gerbang itu, dan mendorongnya dengan tenaganya.

Dok.. Greek.. Greek... Greek...

Gerbang itu terbuka dari sisi tengah gerbang.

Namun Gavin heran,juga penasaran.

" Eh... bapak penjaga itu hanya bisa membuka gerbang yang terkecil saja yang tingginya 4 meter."

"Cherylin, aku jadi bingung ya. Apakah sisa gerbang yang di tingkat atasnya hanyalah hiasan saja? Atau apakah bisa terbuka juga hingga gerbang yang terbesar?"

Cherylin tersenyum, lalu menjelaskan.

"Menurut cerita penduduk asli sini. Gerbang dan tembok ini sebenarnya artefak kuno potongan lempengan dari sebuah gunung yang dibuat oleh Dewa tersebut."

" Kemudian kini menjadi peninggalan sang Dewa."

"Nama Gerbang ini adalah Gerbang Bumi."

"Apakah kamu penasaran kenapa dinamakan 'Gerbang Bumi'? "

"Aku tidak akan menjelaskan lebih lanjut, silahkan observasi serta cobalah mendorong gerbang tersebut mengapa bisa dinamakan 'Gerbang Bumi'."

Gavin merasa penasaran, tetapi tidak berani aneh - aneh.

" Sudahlah, jangan banyak berfikir, Cepat sana keluarlah. Nanti kalau kamu ditanya oleh penjaga gerbang tersebut, bilang saja kamu temanku. Semua nanti pasti beres."

"Baiklah kalau begitu, saya tidak akan sungkan lagi dan mohon ijin turun dari mobilmu Cherylin untuk melihatnya." Gavin segera keluar dan berjalan mendekat ke arah gerbang.

" Eh.. Siapa anda? " Penjaga gerbang kaget karena tiba-tiba Gavin muncul.

"Ah... Maafkan saya mengagetkan anda pak. Namaku Gavin, Temennya Cherylin. Tujuan awal saya mau mengantarkan Laundry dari bibi saya. Alamatnya ternyata rumahnya Cherylin."

"Bolehkah saya melihat dan mencoba gerbangnya pak?"Gavin memohon.

Penjaga gerbang memberi nasehat,

"Silahkan. Tapi saya cuma ingin mengingatkan, jika anda ingin mencoba mendorong gerbangnya, saya sarankan urungkan niat anda."

"Karena gerbangnya ini beratnya di luar kemampuan manusia biasa. Hanya dengan melewati pelatihan khusus keluarga Aciel, baru dapat belajar membuka gerbang ini. "

"Saya saja sudah menjaga gerbang ini selama hampir 10 tahun. Tapi saya cuma bisa membuka gerbang tingkat pertama yang terkecil."

" Bahkan Tuan Besar Aciel, yang menurut saya kekuatannya sungguh besar. Maksimal bisa membuka 4 Gerbang."

"Baik Pak, Terima kasih nasehatnya. Saya cuma ingin mencoba melihat gerbang yang keren ini." Kata Gavin.

Saat Gavin menyentuh gerbang tersebut.

Siuut...

Tiba-tiba Gavin seperti masuk ke dimensi lain.

Suasana menjadi gelap.

"Hah...kenapa ini?apa yang terjadi?" Gumam Gavin.

Saat melihat gerbang itu kembali.

Mulai berpendarlah gerbang tersebut lalu memancarkan cahaya yang cukup terang.

Cahaya tersebut mulai membentuk pola diagram seperti motif Cover buku tua yang ditinggalkan kakek tua di taman kota Northwest yang saat ini dia bawa di tasnya.

Kemudian Gavin melihat ke tasnya, ternyata kondisi buku tersebut ikut mengeluarkan cahaya.

"Ada apa dengan buku ini?"

Kemudian Gavin mengambil buku tersebut.

Keadaan tersebut hanya bisa dilihat oleh Gavin sendiri.

Orang lain tidak dapat melihat apa yang dilakukannya di dimensi tersebut. Yang kelihatan di dunia nyata, Gavin hanya menyentuh serta menatap Gerbang tersebut, tanpa melakukan apapun lagi.

Lalu Gavin membuka buku tua tersebut, muncul tulisan di dalam buku tersebut dan tulisannya seperti abjad kuno. Tapi anehnya Gavin bisa mengerti.

"Sepertinya saya pernah membaca tulisan ini." Gavin penasaran.

Di dalam tulisan di buku kuno tersebut. Ada semacam tutorial pelatihan beladiri, yang bertuliskan.

"Tubuh Abadi, Tahap awal Penempaan Tulang."

Kemudian...

Plook!

"Hei nak, kenapa kamu bengong. Apakah kamu tidak apa?" Penjaga gerbang menepuk pundak Gavin dari belakang.

Seketika itu Gavin tersadar.

"Eh.. Oh.. Ya.. Ya.. Saya baik - baik saja pak. Hehe.. "

"Saya cuma mengagumi keren sekali motif batu alam gerbang ini. Warnanya merah delima dan terdapat aksen corak garis portoro Gold di setiap urat dari batu alam ini."

"Juga ternyata tebal sekali ini. Kira - kira berapa pak beratnya untuk tiap gerbangnya?" Tanya Gavin.

Kemudian ada suara dari kejauhan.

"Hei Gavin , mau sampai kapan kamu mau berdiri di situ?" Suara Cherylin yang sedang melambai untuk memanggil dari dalam mobil dengan kaca yang diturunkan.

"Katanya mau mengantar laundry, kalau kamu tidak cepat. Hari akan semakin gelap."

"apalagi ini musim gugur, mendekati musim salju. Jadi udara sudah pasti akan semakin dingin. "

"Ya, kamu benar." Gavin kemudian berjalan untuk mengambil laundry di bagasi mobil dan akan diserahkan kepada penjaga gerbang.

" Eh.. Kenapa mau ambil laundrynya di sini. Maksudku tadi masuklah ke dalam mobil. Nanti berikan kepada mamaku sendiri di rumah." Tegur Cherylin yang bingung saat Gavin menuju ke bagasi mobil.

"Tidak apa Cheryl. Saya sampai sini saja, karena ini sudah mau malam. Ini Laundrynya saya ambilkan di dalam bagasi atau biarkan di bagasi mobil?" Gavin tetap memaksa.

" Ah, sudahlah terserah kamu. Sudah biarkan laundrynya di bagasi. Itu sudah dibayar belum?kalau belum minta nomor rekening milik bibimu, biar saya transfer. Mana notanya?" Pinta Cherylin.

Kemudian Gavin mengeluarkan nota yang sudah ada no rekeningnya.

Setelah selesai dibayar. Gavin pun pamit pulang.

" Yakin kamu mau jalan dari sini sampai gerbang depan perumahan?atau aku panggilkan sopir lainnya untuk mengantarmu turun?" Tanya cherylin kembali.

"Aku tidak apa - apa. Santai saja. Aku jalan sambil mau menikmati pemandangan di sekitar sini. Yasudah aku balik dulu Cheryl" Kata Gavin yang tersenyum sambil melambaikan tangan.

"Oke, baiklah. Hati - hati di jalan." Cherylin melambaikan tangan juga dari dalam mobil.

Cherylin masih belum Terima akan keputusan Gavin, teman satu satunya yang tulus kepadanya.

'Duh, susah banget kalau dibilangin.'

'Apa sih yang dipikirkan anak ini, mau memberikan laundrynya di sini?'

'Terus setelah itu mau jalan gitu sampai ke gerbang depan, jaraknya dari sini hampir 5KM loh.'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!