17. Keluarga Yang Keras Kepala.

Saat malam sebelum pagi itu terjadi.

Di kediaman keluarga Aciel.

Gavin sudah di halaman pintu masuk keluarga Aciel,hendak mau pulang meninggalkan  kediaman Aciel.

" Baik Tuan Besar Aciel, permasalahan Anda telah saya bereskan."

" Tinggal mengikuti arahan pelatihan yang saya berikan,supaya energi Yin di dalam batu Giok Darah tersebut dapat terserap maksimal selama anda bermeditasi."

"Juga ada resep obat yang aku berikan itu untuk membantu melancarkan meridian anda, supaya dapat meningkatkan kultivasi anda untuk menembus tahap berikutnya yaitu tahap awal Chang Qiang."

"Jika tidak ada perihal lagi Saya mohon pamit , karena besok saya masih harus bersekolah."

kemudian Kakek Edwin membungkukkan badan dan berkata,

"Terima kasih banyak Tuan Gale, atas segala bantuan yang anda berikan."

"Juga pertolongan anda tadi siang, jika tidak ada anda . Penyakitku mungkin makin parah karena memaksakan diri untuk melepaskan Qi yang lebih besar dari batas kemampuanku."

"Hal ini terjadi mungkin sudah takdir."

"Ngomong - ngomong , karena ini sudah larut malam. Bagaimana jika saya mengantarkan anda pulang Tuan Gale?"

"Tidak perlu repot-repot Tuan Aciel, saya jalan kaki saja." Gavin segera merespon.

Namun Kakek Edwin tetap memaksakan kehendaknya untuk tetap mengantarkan Gavin secara pribadi.

" Tidak, tidak merepotkan sama sekali.Anda sudah jadi dermawanku ,juga banyak hal telah anda lakukan untukku."

"Mengantar anda pulang juga merupakan kewajiban saya."

"Baiklah kalau begitu Tuan Aciel." Gavin menjawab dengan pasrah.

"Namun saya minta tolong antarkan saya hanya sampai taman kota Northwest.Karena ada hal lain yang akan saya lakukan di daerah sana."

Dengan begitu Kakek Edwin mempersilahkan Gavin untuk masuk ke dalam mobil yang telah dipersiapkan di halaman depan pintu.

"Emm...Kakek bolehkah aku ikut mengantarkan Tuan Gale?" Cherylin tiba - tiba meminta untuk ikut serta.

"Nak , ini sudah larut malam. Lebih baik kamu di rumah saja. Juga lebih aman." Kakek Edwin segera menanggapi permintaan Cherylin.

"Engga mau , aku mau ikut kakek. Alin bosan di rumah terus. Sesekali ingin mengetahui suasana baru di malam hari." Cherylin terus memaksa.

"Maafkan saya Tuan Gale atas perilaku cucuku ini. Apakah anda keberatan jika dia ikut serta?" Kakek Edwin bertanya dengan sopan.

Melihat perdebatan kakek dan cucunya itu membuat Gavin tersenyum, dan berkata di dalam hati,

'Uhm, memang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.'

'Sifat Kakeknya yang keras kepala ternyata menurun kepada cucunya.'

Gavin yang tanpa sadar tersenyum, dilihat oleh Cherylin.

Wajah Cherylin berubah semerah tomat karena tersadar dan malu akan rengekannya kepada kakeknya.

Kakek Edwinpun tertawa melihat tingkah cucunya.

"Hahaha....Maafkan saya Tuan Gale akan keributan kecil ini dengan cucu kesayanganku."

"Biasanya dia tidak pernah seperti ini dan masih bisa menjaga sikap di depan tamu. Atau mungkin dia menyukaimu Tuan Gale?"

Muka Cherylin makin merah padam,dan membalas perkataan kakeknya,

"Kakek ngomong apaan sih." Cherylin segera membalas perkataan kakeknya,

"Ya...Ya saya hanya mengagumi kemampuan Tuan Gale dalam beladiri juga tingkat pengobatan yang beliau lakukan."

"Harusnya wajar kan saya menghargai beliau karena menolong kakek dengan ikut serta mengantarkannya sampai ke taman kota Northwest."

"Tidak ada alasan lain lebih dari itu Kakek."

Kemudian Cherylin berubah sikap menjadi sopan saat berbicara kepada Gavin,

"Mohon maaf Tuan Gale , atas tingkah laku saya. Bolehkah saya ikut mengantarkan anda kembali ke taman kota Northwest?"

Gavin tersenyum menanggapi permintaan keduanya,

"Baiklah kalau begitu jika saya tidak merepotkan anda berdua."

"Tidak sama sekali Tuan Gale." Kakek Edwin dan Cherylin menjawab bersamaan.

Lalu mereka bertiga masuk ke dalam mobil, dan mobil melaju hingga taman kota Northwest.

"Terima kasih Tuan Aciel, dan Nona Cherylin sudah mengantarkan saya kemari. Saya pamit kalau begitu, masih ada beberapa urusan yang harus saya lakukan."

"Baik Tuan Gale,jika memang kita berjodoh karena takdir.Mungkin di lain hari kita akan bertemu kembali." Kakek Edwin memberi salam perpisahan.

"Selamat malam Tuan Gale." Cherylin juga memberikan salam ke Gavin.

Gavin turun dari mobil dan mohon pamit ,Kakek Edwin dan Cherylin melambaikan tangan dari dalam mobil sebagai salam perpisahan.

Setelah mobil keluarga Aciel menjauh dan tidak nampak lagi, Gavin segera berlari secepatnya takut dia dicari oleh bibinya.

Tidak lama kemudian dia sampai di basement apartemen dia tinggal.

"Wah kelihatannya sudah larut malam sekali, jika aku datang melalui pintu depan nanti membangunkan bibi Amelia."

"Lebih baik lewat jendela saja,sekalian mencoba seberapa besar kemampuan melompatku."

Gavin membuat posisi untuk bersiap melompat dan berkonsentrasi mengarahkan tenaganya ke otot kaki untuk melompat.

Wush...

Trep...

"Ehhhh...." 

Gavin terkejut, karena lompatannya sangat tinggi , bahkan mencapai atap Apartemen yang berlantai 15.

"Waduh Kelewatan nih."

"Nampaknya aku harus melatih terus ini, bagaimana mengatur ritme mengeluarkan tenagaku secukupnya,"

Akhirnya Gavin melakukan parkour menuruni dari atap menuju setiap pondasi jendela apartemen sampai menuju ke jendela kamarnya ,dan segera masuk ke kamarnya.

Gavin melihat jam , ternyata sudah pukul tiga pagi.

Namun wajah Gavin bingung , seperti dia melupakan sesuatu.

"hmm,, apa ya yang terlupakan..."

Gavin masih mencoba mengingat - ingat kembali.

"Ahh...Iya sepedaku masih tertinggal di area perbukitan."

"Gara - gara kemarin dipaksa sama Tuan Aciel untuk ikut. Lalu pulang dipaksa untuk diantarkan juga sampai ke taman kota Northwest."

" Mumpung masih subuh , lebih baik aku segera mengambil sepedaku,sebelum bibi Amelia menyadari tentang sepedaku."

Gavin kembali menuruni apartemen namun kali ini mencoba melompati dari jendela kamarnya di lantai 7.

Wush...

Tep...

"Wow ... benar - benar ringan tubuhku, saat mendarat kakiku juga tidak ada cidera apapun." Gavin masih belum percaya akan kemampuannya sendiri saat ini.

"Karena ini masih subuh,lebih baik secepatnya aku ambil sepedaku sebelum bibi Amelia terbangun. Soalnya bibi Amelia jam 5 pagi memakai sepeda untuk berbelanja ke pasar."

Gavin kali ini mencoba belajar mengatur nafas untuk pengaturan Qi di tubuhnya.

kemudian Gavin mulai berlari secepatnya menuju bukit tempat dia meninggalkan sepedanya.

Tong...

Tong...

"Waktu sudah menunjukkan pukul tiga, jangan berkeliaran sembarangan. Harap menjaga diri." Suara penjaga siskamling setempat sedang bertugas berkeliling area kampung Gavin berada.

Wuuussshhh.....

"Eh ,, Ada angin apa ini,,kencang sekali..." Penjaga merasakan angin melewati dirinya.

"Tunggu,bayangan apa itu dari arah angin yang melewatiku?? jangan - jangan......"

"Ha..Hantuuuu....." 

Penjaga berlari ketakutan karena bayangan yang lewat begitu cepat.

Kecepatan Gavin berlari saat ini membuat tubuh Gavin di mata orang awam nampak seperti bayangan, hanya terasa angin kencang yang lewat jika dia melewati orang yang berjalan di sekitarnya.

.....

setelah 30 menit berlari,kemudian sampailah Gavin di area bukit tempat meninggalkan sepedanya di semak - semak dekat pohon.

"Ah,,Untung ketemu sepedanya,lagipula siapa juga mau mengambil sepeda butut begini."

Gavin melihat jamnya,

"Waduh sudah hampir jam 4,aku harus secepatnya kembali ini."

"Hmm..Jika aku naiki sepeda ini, bakal memakan waktu lebih lama,lebih baik aku taruh saja di bahuku sambil aku berlari kembali ke rumah."

Setelah mengangkat dan menaruh sepedanya di bahu dan memegangnya dengan erat, Gavin mulai berlari kembali ke rumah secepatnya.

Gavin berlari kembali dengan jalur yang sama saat dia berangkat.

"Aduuhh,,,Mana sih temen - temen ini, kok di pos ga ada orang juga." Gumam penjaga siskamling yang telah kembali ke pos ronda.

dari jauh samar - samar nampak sesuatu yang aneh mengarah ke arah pos ronda dengan kecepatan yang tinggi...

"Itu apa ya dari jauh....." Penjaga menyipitkan matanya.

kemudian...

Wussshh....

angin kencang melewati pos ronda tersebut, dan nampaklah benda yang dari kejauhan tersebut.

"Argh...angin kencang lagi."

"Hmm..itu...itu.....Se...Se...Sepeda terbang....."

seketika Penjaga pos ronda pun pingsan.

Gavin terlalu fokus berlari tidak memperhatikan sekitar, akhirnya sampai di basement apartemen.

Lalu Gavin menaruh sepeda di tempatnya, dan Gavin kembali melompat ke jendela kamarnya.

Namun kali ini dia berhasil mencapai jendela kamarnya, karena dia mengatur tenaga lompatan dari kakinya.

"Hoaahhmmm...Ngantuk banget, tidur sebentar sajalah, weker aku pasang jam 6.30 supaya tidak kesiangan."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!