11. Orang Tua Yang Keras Kepala.

20 menit sebelum kejadian.

Vrooom...

Vrooom...

Vrooom...

Tiga mobil telah melewati Gavin, dan yang terakhir lewat hampir menabrak Gavin.

Gavin spontan meneriaki mobil tersebut.

"Woi, Kurang Ajar. Hati - hati jika berkendara!"

Namun mobil tetap melaju kencang, tidak menanggapi teguran Gavin.

"Huft.. Hampir saja kena."

"Ada apa sebenarnya sama tiga mobil tersebut? Terlihat seperti mobil awal dikejar oleh dua mobil di belakangnya."

" Perasaanku ada yang tidak beres, sebaiknya coba saya ikuti saja."

Dengan begitu Gavin mulai mengayuh sepedanya dengan lebih cepat.

Tidak lama kemudian. Di kejauhan jalan turunan bukit. Terdengar suara.

Dooor!!

Prang!!

" Wah..suara apa itu? terdengar suara tembakan dan seperti kaca pecah."

Gavin berhenti sejenak karena terkejut suara tersebut.

" Kelihatannya ada permasalahan yang gawat ini!"

Gavin lalu mengayuh kembali sepedanya semakin kencang untuk mencapai tempat suara tembakan tersebut.

Lima menit kemudian, Gavin sampai 100 meter dari tempat asal suara tembakan dan kaca pecah yang dia dengar.

Gavin berhenti dan meminggirkan sepedanya, dia naik ke atas bukit berlari mendekat dari atas bukit untuk mengamati situasi.

Di bawah bukit terlihat sepuluh orang terkapar, lalu seorang Kakek yang terlihat terengah-engah sudah hampir kehabisan tenaga, juga seorang gadis dikepung oleh lima orang dengan badan tinggi dan berwajah seram layaknya preman.

Kakek tersebut di mata Gavin terlihat ada aura putih samar, saat gadis tersebut selesai bicara untuk membela kakeknya.

Pada saat melihat gadis tersebut lebih seksama, Gavin terkejut.

" Bukannya itu Cherylin? Kelihatannya itu kakeknya Cherylin. Kenapa dia bisa terlibat dengan preman tersebut."

Terlihat salah satu orang preman berbicara dan mengeluarkan air liur saat melihat Cherylin.

Kemudian Kakek tersebut marah, dan tubuh kakek tersebut mulai berubah menjadi kemerahan, serta aura putih tadi yang samar sekarang lebih pekat dan berkobar-kobar di sekitar tubuh kakek tersebut.

Namun Aura tersebut seperti sedikit tersendat-sendat saat keluar dari bagian kaki hingga ke atas kepala si kakek.

Gavin tetap mengamati dengan seksama dari atas bukit.

"Hmm.. Nampaknya Kakek tersebut memaksakan Aura Qi nya. Kelihatannya kakek tersebut sedang terluka di aliran dantiannya dan saat ini memaksakan tenaga dalamnya."

"Kelihatannya aku harus turun tangan untuk membantu."

Lalu Gavin mengambil masker Balaclava dari dalam tasnya yang biasa untuk dia bawa dan pakai jika cuaca makin dingin saat mengantarkan Laundry bibi Amelia ke pelanggan, dan juga menaikkan hoodie dari jaketnya,lalu menaikkan zipper jaketnya untuk menutupi seragam sekolahnya.

"Oke, sebelum aku ikut dalam pertandingan amatir. Lebih baik aku coba dulu kekuatan ini dalam pertarungan sesungguhnya saat ini."

Saat Gavin bersiap membantu..

Hoooeek!!!

Si kakek tersebut menyemburkan darah dari mulutnya, dan gadis tersebut berlari melindungi kakeknya.

Namun keadaan kelima preman sudah maju untuk melawan kakek tersebut.

" Gawat, kedua orang tersebut dalam bahaya!"

Tap..

Swooshh...

Tanpa pikir panjang Gavin langsung melompat dari atas bukit ke tempat pertarungan yang berada di bawahnya dengan kecepatan yang tidak dapat dilihat mata orang awam.

Tak! Dhuash!

Tep! Bhuuk!

Swish! Dhuak!

Trep! Dhaak!

Dengan gerakan Gavin yang sangat cepat melontarkan serangan lawan dan menyerang keempat preman yang sudah melompat ke arah kakek dan gadis tersebut dengan masing-masing satu serangan ke arah titik vital mereka.

Sehingga membuat keempatnya diterbangkan ke arah berlawanan dari lompatan mereka yang hendak menyerang kedua orang tersebut.

Keempatnya langsung mati di tempat.

Tersisa satu preman, yang nampaknya lebih berpengalaman dari empat yang lain.

Lalu preman tersebut berkata, " Siapa Kau bocah? Berani sekali ikut campur dan membunuh keempat bawahanku!"

Gavin hanya tersenyum.

Kemudian dengan kecepatan secepat kilat sehingga pemimpin preman tersebut tidak dapat bereaksi.

Saat Gavin mau melancarkan serangannya, Dia mengejek preman tersebut.

"LAMBAT!"

"Apa?!" Pemimpin tersebut terkejut dengan kecepatan Gavin.

Wuushh!!

Dhuaarr!!!

Gavin melancarkan tendangan lutut dengan kaki kanan ke perut preman tersebut, kemudian tendangan putar dengan kaki kiri tepat mengenai wajah preman tersebut.

Preman tersebut terlempar terbang menabrak dinding tebing sampai jebol dengan kedalaman 10 meter jauhnya.

Lalu preman tersebut juga mati.

Dari arah punggung Gavin, kakek tersebut tertegun dengan kekuatan Gavin.

"Kecepatan serta kekuatan yang luar biasa."

"Nak, tolong kakek untuk mendekati Orang itu untuk berterima kasih."

" Baik, Kakek. "

Cherylin membantu kakeknya berjalan menuju ke Gavin.

Saat sudah mendekat, dia berbicara ke Cherylin, "Sudah Nak, lepaskan Kakek. Kakek sudah tidak apa - apa.Terima kasih."

Lalu kakek tersebut membungkuk, dan melipatkan tangannya sebagai tanda hormat.

" Salam Tuan, Terima kasih atas bantuan Tuan."

" Perkenalkan nama Saya Edwin Aciel."

"Jika tidak ada Tuan, saya tidak tahu lagi masa depan kami. Sekali lagi saya berterima kasih dan hutang budi kepadamu Tuan."

Gavin menanggapi sambil mengangkat Kakek Edwin berdiri.

"Bukan masalah besar Tuan besar Aciel, saya cuma kebetulan lewat, dan arah saya pulang juga melewati perjalanan di bukit ini."

Edwin tertawa dengan satu lengan memegang janggut putihnya, satu tangan lagi di dadanya,

" Hohoho...di dunia ini saya tidak percaya akan sebuah kebetulan,saya hanya percaya takdir."

"Ini mungkin takdir saya di selamatkan dan bertemu dengan anda sebagai penyelamat saya dan cucu saya."

" Dengan ini saya berhutang budi kepada anda."

Kemudian Edwin bertanya,

" Tuan, jika boleh saya bertanya. Siapakah nama Tuan?"

Karena Gavin tidak ingin menonjolkan diri, maka dia memakai nama samaran.

" Nama Saya Gale, Tuan Besar Aciel."

Edwin tersenyum.

" Gale, yang berarti orang yang tenang. Sesuai dengan sikap dan karakter anda saat ini."

" Mohon maaf Tuan Gale jika saya lancang, dapatkah Tuan Gale ikut mendampingi kami hingga ke rumah?"

" Karena setelah pertarungan tadi, kekuatan saya belum pulih. Jadi saya minta tolong Tuan Gale untuk mendampingi kami takut jika terjadi hal yang sama."

Gavin berusaha menolak,

" Mohon maaf Tuan Besar Aciel, saya tidak dapat ikut. Karena pekerjaan saya di rumah sudah menunggu."

Edwin lanjut bertanya dan agak sedikit memaksa,

"Oh jika boleh tahu pekerjaan apa ya Tuan Gale? Mungkin saya bisa memberikan kompensasi yang layak untuk penggantian waktu Anda yang terbuang untuk mendampingi kami sampai ke rumah."

Gavin menjawab,

"Saya masih bersekolah, jadi saya sepulang sekolah membantu keluarga untuk mengantarkan barang pelanggan."

"Jadi saya mohon maaf, dan mohon undur diri."

Kakek Edwin masih berusaha membujuk Gavin,

" Begini saja, karena Anda penolong saya, dan juga masih bersekolah."

" Saya akan mendatangi rumah Anda,Saya minta tolong kepada keluarga Anda untuk dapat mengijinkan anda untuk mendampingi kami untuk melindungi kami sampai ke depan gerbang rumah kami. Lalu Anda Saya antar balik ke rumah anda."

"Bagaimana dengan itu?"

Cherylin juga angkat bicara,

"Saya minta maaf Tuan Gale, Kakekku memang keras kepala, dan sangat jarang sekali memohon kepada orang lain karena statusnya."

" Bahkan hampir tidak pernah meminta bantuan, bahkan kepadaku atau ayahku sekalipun."

"Jadi Saya juga memohon kepadamu Tuan Gale atas nama Kakekku untuk mendampingi kami selama perjalanan menuju ke rumah."

Karena Gavin tidak enak atas permintaan Kakek Edwin yang ketiga kali, dan juga Cherylin angkat bicara.

Mau tidak mau terpaksa menerima tawaran tersebut.

"Hmm.. Baiklah Tuan Besar Aciel. Saya akan mendampingi anda sekarang sampai ke depan gerbang rumah anda."

"Namun Anda tidak perlu repot - repot datang ke rumah Saya untuk meminta ijin kepada keluarga Saya atau pun mengantar Saya kembali."

"Itu saja permintaan Saya."

Kakek Edwin tertawa karena permintaannya dituruti,

" Bagus... Bagus... Mari Tuan Gale, silahkan masuk ke dalam mobil."

Setelah selesai perbincangannya, mereka bertiga masuk ke dalam mobil.

Kakek Edwin memerintahkan Ajudan yang duduk di sebelah supir,

" Panggil Grup Pembersihan untuk membersihkan semua kekacauan ini, kembalikan seperti semula, jangan meninggalkan jejak apapun."

"Baik Tuan Besar Aciel, segera saya laksanakan."

Setelah menjawab, ajudan tersebut langsung menelepon.

" Pak, Ayo berangkat kembali ke rumah." Cherylin memerintahkan supir untuk mulai menjalankan mobilnya.

Setelah mobil melaju, kemudian Gavin teringat sesuatu,

'Oh tidak,,, Aku lupa sesuatu.'

'huhuhu... sepedaku ketinggalan.'

Terpopuler

Comments

nabawi ahmad

nabawi ahmad

top

2024-03-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!