09. Pertemuan Yang Tidak Terduga.

crip.. crip.. crip

suara burung terdengar di jendela kamar Gavin.

dia terbangun membuka mata karena suara burung gereja yang mempunyai sarang di depan jendela kamar Gavin.

saat dia mau melihat jam, ternyata tangannya menggenggam sebuah benda aneh, benda tersebut berupa plakat emas dengan simbol 1 matahari yang dikelilingi oleh 7 bintang. dibaliknya bertuliskan elisio.

" ehh... ke.. kenapa benda ini ada di sini?! di tanganku?! "

Gavin sangat terkejut sehingga tidak sadar melemparkan benda tersebut keluar jendela.

swiing...

tok...

aduuh!!

terdengar suara benturan kecil kemudian dilanjutkan dengan suara seorang gadis kesakitan dari arah luar jendela Gavin melempar plakat tersebut.

kemudian secara reflek gavin buru - buru melihat ke arah luar jendela untuk segera meminta maaf.

" hallo.. maafkan saya, saya tidak sengaja melempar benda tersebut. tunggu saya, saya akan segera turun untuk mengambilnya dan meminta maaf sekali lagi secara langsung kepada anda."

gadis itu setelah melihat Gavin, kemudian menoleh ke arah benda yang jatuh di tumpukan salju setelah mengenai dirinya, kemudian mengambilnya.

gadis itu terkejut saat melihat benda tersebut.

"ini kan... plakatku..."

kemudian Gavin sudah sampai di bawah.

" hai.. maafkan aku nona, saya tidak sengaja melempar benda ini keluar jendela kamar saya dan secara tidak sengaja mengenai anda."

Gavin merapatkan kedua tangannya dan menunduk untuk meminta maaf kepada gadis itu.

" tidak apa - apa, benda ini cuma mengenai bahuku tadi." sambil menyodorkan plakat tersebut kepada Gavin.

kemudian Gavin mengambil kembali plakat tersebut.

Gavin kembali meminta maaf, " sekali lagi saya meminta maaf nona, bolehkah saya tahu nama nona?"

" Supaya jika ke depannya bertemu nona kembali ,juga misal nona dalam kesulitan saya dapat membantu anda untuk ungkapan permintaan maaf saya."

Kemudian Gavin menyodorkan tangannya dan berkata,

" Maaf atas ketidaksopanan saya. Saya belum memperkenalkan diri, nama saya Gavin."

gadis itupun menjawab, " salam kenal Gavin, namaku Feifel."

Gavin menanggapi,

"Feifel ya, wah nama yang bagus, Feifel melambangkan orang yang cermat dalam membuat suatu rencana dan juga setia."

"Gavin!! "

"Gavin!! "

" apakah kamu tidak sekolah? bukankah hari ini masih ujian?"

teriakan suara bibi Amelia terdengar dari jendela Gavin.

"ya ampun, iya aku lupa masih ada ujian hari ini." Gavin sambil memukul ringan keningnya.

Dengan sedikit rasa malu kepada feifel di depannya.

" nona Feifel, mohon maaf saya harus segera kembali ke atas untuk berangkat ke sekolah. karena masih ada ujian."

" baiklah, tidak mengapa." Feifel menanggapi Gavin dengan senyuman.

" saya mohon pamit undur diri." Gavin segera berbalik dan berlari menuju ke rumahnya.

kemudian Feifel berbalik pergi menuju ke sekolah sambil berfikir.

'pantas saja aku cari di manapun tidak menemukannya. ternyata ada di pemuda itu.'

'tapi kenapa bisa ya ada di pemuda itu?'

'padahal seharusnya plakat tersebut hanya bisa muncul di dunia manusia jika orang tersebut pernah juga berada di deity world.'

'hmm.. menarik..kelihatannya pemuda itu mempunyai latar belakang yang tidak biasa.'

'ah sudahlah, pura-pura tidak tahu saja. aku ingin menyelidiki latar belakang pemuda ini.'

sambil berjalan Feifel kemudian bergumam sendiri dengan berekspresi cemberut dan menggaruk kepalanya.

"sebel.. sebel.. sebel...!!! "

"huft.. kenapa sih papa jahat banget."

" cuma karena kehilangan plakat gitu aja, harus menerima hukuman ke dunia manusia selama 3 tahun sebagai remaja yang bersekolah. padahal kan usiaku 400 tahun di deity world."

" juga harus menjalankan misi yang aneh juga. gimana coba mencari keturunan langsung dari dewa peringkat atas yaitu tuan Deon di dunia manusia ini tanpa petunjuk apapun. "

" ada - ada saja sih papa ini, ribet banget deh."

. . .

Griffin High School.

waktu menunjukkan pukul 10.30.

waktu di mana ujian sekolah telah usai, juga akan memasuki waktu istirahat.

namun pintu kelas dibuka, kepala sekolah masuk ke dalam kelas.

" selamat pagi para murid sekalian, mohon maaf meminta waktu kalian sebentar."

" hari ini kelas kalian kedatangan murid baru."

" ayo masuk, silahkan perkenalkan diri anda."

kepala sekolah mempersilahkan murid baru untuk memasuki kelas dan memperkenalkan dirinya.

saat murid baru ini melangkah masuk, para murid cowok pada tersenyum bahagia melihat kecantikan yang masuk ke kelas mereka saat ini.

" wah cantik sekali... "

" wah dia bagaikan dewi yang turun dari kahyangan.."

berbagai komentar pujian karena terpesona oleh kecantikan murid baru tersebut.

tidak luput juga Kenneth berkomentar, " cantik juga, tidak kalah cantik dengan Cherylin."

" kecantikan itu harus jadi milikku yang kedua setelah Cherylin. hehehe. "

dengan senyum mesum Kenneth memandang murid baru itu.

tibalah murid baru itu di area tengah depan papan tulis kelas di dekat meja guru.

murid baru mulai memperkenalkan dirinya.

" ni hao... hallo.. nama saya Feifel Elisio, saya lahir di kota Ürümqi,provinsi Xinjiang barat laut tiongkok.namun ayah saya dari yunani, ibu saya dari suku Uyghur di tiongkok."

" salam kenal, dan semoga kita bisa akrab sampai lulus sekolah teman - teman. "

setelah perkenalan singkat tersebut.

"wah... wah... wah..."

"pantas saja sangat cantik dan menawan."

"ternyata cewek cantik ini asalnya sama dengan artis wanita favoritku yaitu dilraba dilmurat yang sama berasal dari suku Uyghur di tiongkok."

sahut Kenneth mencoba merayu dengan menyanjung feifel setelah perkenalan singkatnya di depan kelas.

"anda terlalu memuji, saya hanya orang biasa. kecantikan saya tidak sebanding dengan artis tersebut."

Feifel tersenyum untuk bersikap ramah seperti biasa saja.

lalu Feifel melanjutkan melihat orang-orang yang ada di dalam kelas, dan dia sedikit kaget melihat pemuda di barisan belakang dekat jendela, yang sedang mengarahkan pandangannya keluar jendela.

' Eh.. ternyata pemuda itu bersekolah di sini juga. apakah ini kebetulan?'

ya ternyata Feifel masuk ke sekolah dan juga kelas yang sama di mana Gavin bersekolah.

kemudian kepala sekolah segera mengarahkan feifel untuk duduk sambil menunjuk bangku kosong di sebelah Gavin.

" nak Feifel, silahkan duduk di sebelah sana di sebelah Gavin."

" Gavin merupakan murid terpintar di sekolah ini, namun anaknya pendiam. semoga kamu dapat akrab dengannya."

Gavin tetap cuek saja dan tidak mendengarkan sama sekali perihal murid pindahan.

karena di pikiran Gavin sedang memikirkan bagaimana caranya mencari 3 bahan untuk resep penguatan serta penggantian sumsum fana ke sumsum api sebagai pondasi dasar perubahan tubuh menuju tahap tulang Perak yang ada di dalam kitab tahap pondasi awal "tubuh abadi, tahap awal penempaan tulang."

sebenarnya satu bahan sudah ada di depan mata yaitu akar ginseng api 500 tahun, tapi harus minimal 3 besar dalam kompetisi beladiri amatir di Deity World.

lalu bahan kedua adalah bambu petir ungu minimal umur 100 tahun. juga bahan ketiga yaitu saripati lotus salju.

'argh.. dimana aku harus mencari bahan yang lainnya.' gavin bergumam sendiri.

ding dong

ding dong

bel pulang sekolah berbunyi,

Gavin akhirnya mengalihkan pandangannya dari jendela untuk bersiap mengambil tasnya.

namun gavin terkejut,

"looh.... kok.. kok... kamu ada di sini??? " Gavin tertegun melihat ke arah meja di sebelahnya.

" apa yang kamu lakukan di sini?" Gavin dengan linglung bertanya.

murid di meja sebelahnya menoleh melihat Gavin juga.

" menurutmu aku di sini ngapain?" Feifel memasang muka cemberut yang sangat lucu.

" aku di sini ya untuk bersekolah lah."

"jangan kira kamu murid terpintar di sekolah, seenaknya bersikap sombong juga cuek seperti itu di saat saya memperkenalkan diri di depan kelas."

karena semenjak dia duduk di sebelah Gavin, dia mencoba menyapa Gavin, tapi dia dicuekin sama Gavin.

" Feifel, kamu tuh cantik, jangan dekat dengan orang udik dari distrik sampah itu. nanti kamu juga ketularan udik." Kenneth mulai mengganggu Gavin lagi.

namun Gavin cuek aja, karena sudah kebal dengan hinaan Kenneth.

Kenneth mulai memperlihatkan kemampuannya di depan Feifel.

" hei udik, berani sekali kamu tidak meminta maaf kepada Feifel karena mengotori pandangannya."

"cepat berlutut minta maaf!"

"kalau kamu tidak mau berlutut, jangan salahkan aku untuk memberitahu ayahku untuk mencabut beasiswamu! cepat berlutut sekarang!" Kenneth membentak Gavin dan mulai menghampirinya.

Gavin yang sekarang harusnya sudah sangat bisa melawan Kenneth, namun dia berjanji kepada dirinya sendiri tidak akan memakai kekuatannya untuk masalah sepele seperti ini.

maka dari itu Gavin mulai berlutut, dan mulai mengarahkan kepalanya ke tanah seperti orang menyembah dan memohon pengampunan.

" nah gitu dong sampah. kamu harus tahu tempatmu." Kenneth menyeringai.

kemudian Kenneth mengeluarkan sebotol soda dari dalam tasnya, membuka tutupnya lalu hendak menyiramkan ke atas kepala Gavin yang sedang tertunduk di tanah.

lalu ada tangan yang menghentikan aksi Kenneth tersebut.

"hei.. hentikan, perlakuanmu sudah kelewatan." Feifel mencegah Kenneth.

" dia sudah merendahkan dirinya untuk meminta maaf seperti itu, apa yang kamu lakukan sudah keterlaluan."

" santai saja Feifel, orang ini sudah biasa seperti ini, sudah aku anggap seperti anjingku sendiri." balas Kenneth dengan santainya berbicara.

kemudian Kenneth berkata kepada gavin sambil tertawa menghina,

" hahaha... hebat juga kamu orang udik sampah, terakhir kali kamu dilindungi oleh Cherylin, sekarang Feifel.. "

"apakah kamu tidak malu bersembunyi di balik punggung wanita!"

" dasar laki - laki tidak berguna, sudahlah pergi sana. muak saya melihat kamu di sini terlalu lama."

" lagipula udaranya bau sampah jika kamu masih tetap di sini."

" untung kamu ada si cantik ini di sini, jika tidak ada habis kamu! hahahaha! "

" ayo gengs kita pergi ke lapangan basket."

kemudian Kenneth berjalan pergi dengan kelompoknya.

setelah kelompok Kenneth tidak terlihat, Gavin mulai bangkit berdiri dan mengambil tasnya.

namun Feifel mencegahnya pergi.

" nona Feifel, apa yang anda lakukan? kumohon menjauhlah dariku."

"daripada anda nanti terkena masalah karena dekat denganku!"

Gavin dengan dingin berjalan keluar kelas melewati Feifel yang hanya bisa menatap punggung Gavin.

sebenarnya Feifel ingin menasehati Gavin, tapi dia hanya bisa terdiam dan berbicara dalam hati.

'seharusnya sekolah merupakan tempat yang bagus untuk menjalin relasi yang baik,saling menghormati antar teman, namun ternyata kamu di perlakukan seperti ini.'

'jika kamu memang orang yang bisa datang ke Deity World, seharusnya kamu tidak selemah ini untuk dapat ditindas orang dari peradaban manusia yang rendah seperti mereka.'

Terpopuler

Comments

Audy Muhinsya

Audy Muhinsya

AUTO BINTANG SATU....PENULISNYA BIKIN KARAKTER MC NYA JADI BENER BENER SAMPAH.........

2024-04-29

1

Max Dillon

Max Dillon

spoil mood nak terus baca bila jumpa mc yg bodoh.

2024-03-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!