Ponsel Kendra bergetar. Dengan semangat empat lima dia pun meraih ponselnya. Harapannya Zayra menelponnya balik.
Tapi wajahnya berubah malas saat membaca nama kontak yang tertera di situ.
Atifa.
"Zayra apa Khanza?" tanya Rakha antusias. Dia pun sama bersemangatnya seperti Kendra.
Kendra memperlihatkan nama kontak yang menghubunginya ke arah Rakha.
"Aaaahhh." Rakha menghembuskan nafas panjang. Malas juga.
Ngga lama kemudian getaran ponsel Kendra berhenti. Tapi belum sempat Kendra menyimpan ponselnya, ponselnya kembali bergetar. Kali ini Aldo yang menelponnya.
"Ya halo?"
"Ken, anak anak osis udah di sini lo. Lo sama yang lainnya lagi on the way, ya?" suara Aldo menyahut sapaannya.
Terdengar cukup rame, juga ada musik. Mungkin mereka sekalian karaoke, pikir Kendra.
"Maaf banget kita ngga bisa datang. Ada keperluan mendadak. Salam aja buat yang lain," dusta Kendra menutupi keberadaannya dan teman temannya.
"Waduuuh,,,,, sayang banget loh. Nih, Atifa udah di sini."
"Oooh," balasnya lempeng.
Kendra tau, dengan viralnya video mesra mereka, pasti semua orang beranggapan mereka ada hubungan serius.
"Okelah kalo begitu. Kalo urusan lo udah selesai, gabung ya. Kafe biasa."
"Oke."
Kendra pun langsung memutuskan sambungan telponnya.
Ngga lama kemudian ada pesan masuk.
Atifa
Kendra, tadi aku telpon, kok, ngga diangkat?
Kendra ngga membalasnya. Malah langsung menyimpan ponselnya.
"Aldo?" tanya Kalil memastikan.
"Yah."
"Kita gabung sama mereka aja, dari pada bete di sini," usul Aqil sambil menatap teman temannya.
"Okelah. Ngga enak juga sama yang lain. Apa anak anak sekbid hadir?" Rakha menatap Kendra penuh tanya.
"Iya."
"Ya udah, kafe biasa, kan?" ujar Aqil sambil berdiri.
"Gue nitip," ucap Kendra sambil mengeluarkan amplop coklat di saku jaketnya pada Aqil yang langsung menerimanya.
"Habisin aja," sambungnya lagi.
"Lo kalo ngga ikut mau kemana?" tanya Kenan juga sambil berdiri. Yang lainnya mengikuti.
Mereka tadi selojoron di depan pagar rumah Zayra.
"Pulang. Malas gue ada Atifa."
Kendra pun menaiki motornya.
"Hati hati pulang lo," kata Kenan dengan tatapan kasian. Pasti Kendra lagi mumet.
Gimana nanti kalo dapat interogasi dari papinya ya, gara gara video viral ini?
Dia pun menatap kesal pada Kalil yang hanya menampilkan ekspresi santuynya.
"Oke. Gue duluan, ya," pamit Kendra sambil menggas motornya dan berlalu pergi dengan cepat.
"Gue jadi kasian sama Kendra," ucap Aqil merasa ngga enak. Kemudian dia melirik Kalil tajam
"Gue besok yang klarifikasiin sama Zayra dan Khanza," tegas Kalil yang ternyata mengerti kalo semuanya menyalahkannya.
"Tumben lo pintar," sarkas Kenan sambil melajukan motornya meninggalkan yang lain.
"Gue memang pintar woooiiii," teriak Kalil gemas pada kembarannya yang suka sok itu.
"Sudah, ayo cabut," kata Rakha mengingatkan sebelum pergi. Aqil menyusul di belakangnya.
"Wooiii, maen pergi pergi aja," seru Kalil yang kali ini jengkel karena ditinggal sendiri. Dengan cepat dia pun mengejar teman temannya yang sudah berada jauh di depannya.
*
*
*
Kendra heran melihat papinya seperti sedang menunggu kedatangannya di teras.
"Tadi kamu ke bandara?" tanya Kiano-Papa Kendra sambil berdiri dan menyambut kedatangannya.
Sudah dua kali dia mendengar kata bandara. Siapa yang berangkat sebenarnya, sih? batinnya ngga nyaman.
"Enggak," jawabnya jujur sambil menatap resah papinya yang berdiri di depannya.
"Kenapa Kendra harus ke bandara, pap?" sambungnya lagi karena netra papinya menyorotnya dengan tajam.
"Zayra ngga cerita apa apa sama kamu? Atau Khanza?"
Pertanyaan papinya membuat Kendra keran. Reflek Kendra.menggelengkan kepalanya.
Gimana mau cerita. Mereka berdua aja masih ngambek, jawabnya dalan hati.
Kiano menghela nafas panjang. Tadi dia ada meeting di luar kota dan sekarang baru pulang. Aruna pun sibuk dengan jadwal operasi yang ngga memberikannya cukup lama waktu istirahat.
"Jadi kamu belum tau?" tanya Kiano sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celana celana panjangnya.
Kendra yang tubuhnya hampir sama tinggi dengan Kiano menatap papinya heran campur kesal.
Nggak biasanya papinya kalo ngomong berteka teki dan penuh tahasia.
"Tau apa, pap?"
"Zayra udah berangkat ke Turki. Kakek neneknya kecelakaan."
DEG
Kiano mematung. Dia sedang mencerna kata kata papinya.
Jadi tadi Khanza ngantar Zayra ke bandara?
Kenapa mereka ngga bilang, sih.
Kendra mulai paham kenapa hatinya dari tadi merasakan hal aneh. Ngga tenang dan ngga nyaman.
"Pantasan rumah Khanza sepi banget. Kendra dua kali ke sana. Pembantunya kayaknya juga ngga ada."
"Kamu ke rumahnya?" tanya Kiano sambil melangkah masuk ke dalam rumahnya Kendra mengikutinya.
"Iya, pi. Setelah latihan, Kendra sama yang lain ke rumah Zayra tapi sepi. Malam ini juga ke sana, tapi masih sepi juga."
"Sama pacar kamu?"
Langkah Kendra terhenti.
"Cewe yang viral itu pacar kamu atau bukan?" Kiano tetap meneruskan langkahnya.
Kendra ngga menyahut.
Ternyata papinya sudah melihat videonya.
"Kata Om Regan, karena kamu sudah punya pacar, kamu ngga jadi tunangan sama Zayra."
Rasanya ada petir yang menggelegar dekat sekali dengan telinga Kendra. Hatinya langsung mencelos.
Biarpun dia ragu untuk bertunangan dengan Zayra, tapi penolakan yang datangnya lebih dulu dari Om Regan membuat dadanya terasa nyeri.
"Itu bukan pacar Kendra, pi," bantah Kendra cepat. Di ingjn menjelaskan semuanya agar papinya ngga salah paham.
"Kalo bukan pacar berarti teman tapi mesra," kekeh Kiano menyindir sambil menggelengkan kepalanya.
"Papi, berapa lama Zayra di Turki?"
Langkah Kiano yang akan memasuki kamarnya terhenti, dia pun menoleh dan memperhatikan putranya sebentar sebelum menjawab dengan ngga acuh
"Zayra nggak akan lama di Turki. Dia akan menemani kakek neneknya sekalian melanjutkan sekolah. Mungkin ke London."
Tanpa mempedulikan reaksi anaknya yang terpana, Kiano pun masuk ke kamar tidurnya. Aruna sudah menunggunya.
Kiano sudah kecewa berat dengan Kendra.
Dua video yang viral hanya selisih waktu sehari saja membuat Regan langsung memutuskan agar mereka berpikir ulang tentang pertunangan anak anak mereka.
Kiano langsung membaringkan tubuhnya di samping Aruna dengan wajah kesal.
"Aku ngga enak sama Regan. Aku yang minta anaknya. Tapi putraku berulah," keluhnya.
Aruna tersenyum mengerti. Dirinya pun shock dengan video mesra terbaru Kendra dengan anak perempuan yang mamanya sangat sombong itu.
Bagaimana perasaan Regan dan istrinya saat melihatnya? Pasti kecewalah.
Karena itu menjauhkan Zayra dari Kendra adalah yang terbaik. Zayra putri mereka satu satunya.
"Kalo mereka berjodoh, pasti bersama," bujuk Aruna bijak.
"Yah."
Kiano pun memejamkan matanya sambil memeluk erat Aruna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
andi hastutty
rasain kamu Kendra
2023-06-22
2
🔵 ⍣⃝ꉣꉣ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍁ariista❣️
good thor.. bgs berpisah aja.. biarkan zayra jd gadis tangguh..klo jodoh gak kan kemana.. semangat zayra.. kamu psti bs..
2023-04-16
2
usmaroaa
sat set bener om regan...rasain lo kendra,,galaukan d tinggal zayra
2023-01-30
1