"Ken, kita ngga bisa ngeredam berita lo sama Atifa," ujar Kenan ketika sorenya mereka lagi kumpul di kafe favorit mereka.
"Terlalu banyak yang upload," tambah Rakha.
"Nih, bermunculan terus. Tadi malam aja gue sama Kenan sampe ngga tidur. Ni baru aja tidur bentar," sambung Kalil sambil menguap hingga perkataannya kurang jelas.
"Ya udahlah, biarkan aja nyebar. Bukan gue yang nyium," jawab Kendra setelah terdiam sejenak
"Berita ini heboh karena Atifa abis menang lomba olimpiade matematika, sih. Lo juga abis terpilih jadi anggota paskribraka provinsi," analisa Aqil. Kendra, Kenan dan dirinya adalah tiga terbaik yang terpilih ke provinsi. Tentu gosip ini sangat empuk sekali.
"Mungkin juga," balas Rakha.
"Eh, katanya tadi malam lo nginap di rumah Zayra, ya. Cieee..... Katanya lo ngga punya perasaan," sambung Rakha mengejek.
"Om Regan nyuruh gue ngga usah pulang, katanya udah malam banget," jelas Kendra terus terang.
"Lo tidur bareng sama Zayra? Kan, udah ada lampu ijo," ledek Kalil terkekeh.
TUK
"Eh, sakit monyet. Lo apaan, sih, cemburu?" sarkas Kalil saat kepalanya diketok pake ponsel oleh Kenan.
Tapi kata kata Kalil membuat Kendra menoleh ke arah Kenan. Agak ngga percaya kalo Kenan cemburu.
Kenan ngga menjawab, tapi malah memeriksa ponsel puluhan juta yang baru saja dibelinya
"Aman," cetusnya lega.
"Kepala gue yang ngga aman," protes Kalil kesal membuat yang laen tertawa.
"Itu derita lo," timpal Rakha senang.
"Hemm ... lo bakal terima apa tolak perasaan Atifa?" tanya Aqil ingin tau.
"Gue B aja," jawab Kendra ngga acuh.
"Lo sama Zayra juga B aja, Atifa juga. Lo beneran ngga hombreng?" sarkas Kalil ngga abis ngerti.
Dua duanya perempuan cantik. Masa ngga ada rasa sedikit pun. Terutama sama Zayra, sahabat mereka.
"Kalo lo pilih siapa?" tantang Kendra ngga peduli dengan dugaan Kalil.
"Kalo gue pasti pilih Zayra," cetus Kenan yang menjawab.
Ada rasa aneh dalam.dada Kendra mendengarnya. Rasanya ngga suka aja.
"Wajar kalo Kenan pilih Zayra. Gue juga," sambung Rakha membuat Kendra meliriknya.
Eh, dia juga?
"Kita udah kenal Zayra sejak TK sampai sekarang. Kalo Atifa, kan, baru aja kenal," tambah Aqil memberikan pendapatnya.
Hening.
Mereka sama terdiamnya.
"Kendra, jawab yang jujur. Waktu Atifa nyium lo, lo ngerasa deg degan nggak?" tanya Kalil memecahkan kesunyian.
"B aja," jawab Kendra cepat.
Malah kesal, sambungnya dalam hati.
"Coba lo minta Zayra nyium lo. Gimana rasanya," usul Kalil yang kembali diketok lagi kepalanya sama ponsel Kenan.
"Lo demen banget ngetok kepala gue pake ponsel. Gue bilangin ke dady biar lo ngga dibolehin beli ponsel lagi," ancan Kalil galak. Jengkel juga kepalanya udah dua kali di cium sama ponsel.
"Itu buat mancing kepintaran otak lo," sarkas Kenan yang dibalas dengan juluran lidah gemas Kalil.
"Zayra ngga mungkin nyiun duluan wooiii. Yang ada Kendra yang nyosor," seru Aqil mulai kesal dengan kalimat Kalil.
"Kan seandainya," bantah Kalil tetap pada pendapatnya.
"Ngga bakalan," tandas Rakha yakin.
"Kalo gue percayanya Kendra yang nyium Zayra," tawa Kalil menggelegar.
Kenan hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kesintingan kembarannya. Ngomong ngga pernah disaring. Mau di ketok lagi, sayang ponselnya. Udah dua kali ngga mempan, ngga ngaruh apa apa, malahan jadi semakin gila.
Kendra diam ngga menanggapi perdebatan teman temannya.
Jika saja mereka tau kalo Kalil benar. Dan dia rasanya ketagihan dengan bibir lembut itu.
Apa artinya dia sudah mulai punya perasaan dengan Zayra?
Kendra menghela nafas panjang.
Apa Zayra akan mengubah keputusannya setelah ciumannya?
Kepala Kendra mau pecah memikirkan banyak kemungkinan yang belum.ada jawabannya. Sepertinya dia sekarang malah sangat berharap Zayra menerima pertunangan mereka.
*
*
*
"Mam, di sosmed lagi viral Kak Kendra dicium perempuan," lapor Salma yang langsung menerobos kamar mami dan papinya tanpa mengetuk pintu.
"Salma, kalo mau masuk, ketok dulu pintunya," peringat Aruna kaget.
Untung aja dia udah selesai *** *** dengan Kiano dan sudah berpakaian lengkap.
Kiano sendiri masih betah dengan boxernya aja sambil tiduran.
"Nih, pake," seru Aruna kesal sambil melempar kaos oblong ke arah Kiano yang hanya nyengir.
"Salah mami pintunya ngga dikunci," ngotot Salma ngga mau di salahkan.
Kiano kini tertawa kecil sambil mengenakan kaosnya yang berhasil ditangkapnya tadi.
Salahnya memang dia yang lupa ngunci pintu. Padahal Aruna sudah menyuruhnya berkali kali, batin Kiano geli.
"Nih, mam, lihat." Salma menyodorkan ponsel yang memuat berita kakaknya pada maminya. Bukan hanya sekedar tulisan, tapi komplit dengan banyak foto.
Dengan malas malasan Aruna menerimanya. Sejatinya dia ingin terlelap sebentar karena Kiano menuntaskan hasratnya begitu lama membuatnya sangat kelelahan.
"Coba papi lihat," kata Kiano sambil mendekati Aruna. Dia juga jadi tertarik.
Mata Aruna yang sudah lima watt, kini dipicingkan seolah biar tampak lebih jelas wajah anak perempuan yang sedang mencium putranya di atas panggung.
"Ini acara bazar kemaren, ya?" tanya Kiano sambil menatap Salma.
Beneran anak gue nih, kelakuannya, tawa Kiano dalam hati ketika melihat beberapa foto yang menunjukkan seorang anak perempuan cantik yang memberikan buket bunga, saling menatap sampai yang mencium Kiano.
Wow wow wow....... Apa kata teman temannya nanti.
"Iya, pi. Cewenya bukan cewe sembarangan, tapi juara tiga olimpiade matematika tingkat nasional. Hebat, ya, pi," jelas Salma menggebu.
Kiano memperhatikan beberapa foto yang ditampilkan putrinya, kemudian melirik istrinya yang malah diam saja. Tapi seperti sedang memikirkan sesuatu.
'Kamu kenapa?" tanya Kiano heran.
"Apa kamu tau siapa anak perempun ini?" sambungnya lagi karena reaksi Aruna sangat aneh di matanya.
"Anak perempuan ini rasanya aku pernah lihat. Tapi lupa," jawan Aruna yang memorinya masih blank akibat percintaan panas mereka tadi. Sekeras apa pun dia berusaha menggali ingatannya, tetap saja gagal. Ingatan wajah anak perempuan itu ngga muncul lagi di kepalanya.
"Dia seperti kamu. Pintar, juara olimpiade," puji Kiano dengan senyum tampannya.
"Mami pernah juara olimpiade matematika?" tanya Salma takjub karena baru tau.
Kenapa orang tuanya ngga pernah cerita. Padahal dia bisa membanggakannya di hadapan teman temannya. Hadeeewh.
"Bukan matematika. Tapi Fisika," jawab Aruna agak malas membanggakan prestasi masa lalunya.
"Wooww, fisika, kan, lebih susah, mam," seru Salma kagum dan excited.
"Tapi mami mu lebih pintar dari anak perempuan itu. Mami mu juara satu, loh," puji Kiano bangga kemudian mengecup kening Aruna dengan rasa sayang.
"Wooowww." Kembali seruan bangga terdengar dari mulut Salma. Dia pun menatap maminya dengan mata penuh binar.
"Kendra sama teman temannya sudah tau atau belum, ya?" tanya Aruna sambil mengelus lembut rambut putri bungsunya.
"Mungkin udahlah, mam. Padahal aku kirain Kak Kendra bakal jadian sama Kak Zayra," celoteh Salma agak kecewa.
Aruna dan Kiano saling pandang.
"Kok, gitu?" pancing Aruna ingin tau.
"Pokoknya aku lebih suka sama Kak Zayra," tandas Salma bersikeras.
Aruna dan Kiano tersenyum. Kantuk Aruna lenyap sudah.
"Ya udah, mam, pap. Aku mau nonton tivi lagi," ujar Salma sambil berjalan pergi.
"Oke, sayang," sahut Aruna dengan senyum melihat tingkah putrinya.
"Kira kira gimana reaksi Regan sama Dinda kalo lihat berita ini, ya," cetus Aruna setelah Salma menutup pintu kamarnya.
"Kalo Kendra ngga suka, santai aja lah," jawab Kiano santai.
"Laki laki tampan, pintar, anggota paskibraka, dan keren seperti Kendra, wajar banyak yang suka," sambungnya lagi sambil mendeskripsikan kelebihan putranya.
Aruna ngga menjawab. Tapi dia mempunyai firasat buruk untuk berita yang sudah mulai viral ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
andi hastutty
nah kan betul kata kiano
2023-06-22
1
Lenkzher Thea
Sukses selalu thor
2023-01-31
1
Weldien Juntak Sasada Part II
iya betulll..
aku juga lagi nungguin Kendra frustasi krn hilang nya Zayra di umpetin sama Abi Regan dan si author nihh 😁😁
Apa Kendra akan brusaha minta maaf dan meraih cinta nya Zayra atau malah menyerah pada keadaan ??? 🤔🤔
lanjutkan up nya thorrr😁😁😁
2023-01-25
2