Sesak

Barbeque akhirnya usai juga. Kini mereka saling bantu membersihkan sisa makanan dan minuman.

"Zayra, kamu mau kemana?" tanya Khanza ketika melihat Zayra yang ngga ke arah dapur. Padahal dia membawa beberapa buah piring kotor.

"Sabun cuci piringnya abis, Aku mau ambil yang baru," kata Zayra sambil berhenti menunggu kedatangan Khanza

"Ooh, kalo gitu sini aku yang bawa piring kotor kamu," kata Khanza yang menyusul Zayra tanpa membawa apa apa.

"Makasih, ya," jawab Zayra sambil memberikan piring piring kotor itu pada Khanza yang membalasnya dengan cengiran.

Tanpa kata Khanza pun berlalu ke arah dapur. Zayra pun melanjutkan langkahnya ke arah tangga yang memiliki laci laci yang menyimpan bahan bahan kering.

Tapi langkahnya terhenti ketika mendengar namanya disebut sebut cukup perlahan. Rasa keingintahuannya muncul begitu saja.

Zayra mencoba mengintip dari balik tembok. Ternyata Ada Kendra, Rakha dan Kalil yang berada di dekat tangg sedamg berbisik bisik tapi kelihatan cukup serius.

"Lo yakin ngga mau nerusin pertunangan ini?" bisik Kalil terkejut. Tapi dia menekan suaranya agar ngga terlalu kencang.

"Padahal udah lo iya-in," protes Rakha kesal. Dia kurang suka Kendra mempermainkan perasaan Zayra. Karena Zayra beda dengan Khanza.

Perasaannya sangat halus. Jika disakiti dia pasti hanya akan diam saja tanpa mau menyalahkan siapa siapa. Dan sakitnya pasti susah untuk hilang.

Jika itu Khanza, dia pasti akan mencak mencak. Ngamuk ngga karuan. Tapi hanya sebentar. Besok besok.dia sudah lupa.

"Gue bingung waktu daddy sama mami nanya. Gue rasa perasaan gue ke Zayra ngga jauh beda ke lo semua," jelas Kendra pelan.

"Najis gue punya perasaan sama kayak lo," maki Kalil pelan.

"Iya, ji-ji gue," sambung Rakha dengan muka mual.

"Hey goblok! Maksud gue cuma teman. Ngga lebih." Kendra balas memaki.

Apa apan mereka!

Maksudnya hombreng!

Sialan! Sialan!

Batin Kendra terus saja memaki sementara Dinda yang menguping merasa sesak di dadanya.

Dia sudah salah paham rupanya. Dikiranya perhatian Kendra spesial untuknya. Ternyata tidak.

Sakit hatinya memgetahui kenyataan itu.

"Apa karena ada Atifa?" cetus Kalil menebak.

Zayra sampai menahan nafasnya.

"Dia cantik banget, rambutnya hitam bergelombang. Juga seksi. Yang begitu, kan, lo suka," pancing Kalil sambil menatap Kendra tajam.

Zayra yang ngga sanggup lagi mendengar langsung bergegas pergi. Dia mengusap air matanya yang sudah jatuh.

Sementara itu Kendra menendang keras kaki Kalil sampai remaja itu mengaduh pelan, menahan sakit dan suaranya.

"Ini tulang kering gue, wooiii," sewot Kalil sambil menarik celananya sedikit ke atas untuk nelihat keadaan tulang keringnya.

"Makanya kalo ngomong dipikir," jawab Kendra ngga peduli.

Rakha terkekeh pelan melihat penderitaan Kalil. Agak nampak membiru di sekitar tulang kering yang dihajar Kendra tadi.

"Sialan Lo!" maki Kalil sambil mengelus tulang keringnya dengan mulut komat kamit menahan kesal.

"Tapi memang Atifa cantik, manja dan seksi. Wajar kalo lo suka," cetus Rakha membenarkan ucapan Kalil.

"Lo mau juga," ancam Kemdra sambil melayangkan tendangannya.

Tapi kali ini berbeda. Rakha sudah siap di posisinya. Dia pun berhasil menghindar dengan sukses.

"Hey, kalian lagi ngapain?" sentak Khanza mengagetkan ketiganya.

Khanza yang menunggu Zayra membawakan sabun cuci piring menjadi ngga sabar. Karena sudah cukup terlalu lama sendirian di tempat cucian piring, tapi bayangan gadis ini ngga nongol nongol juga.

"Kamu bisa, nggak, yang sopan kalo muncul," sergah Rakha dengan senyum menggoda.

"Iya, ini, sih, seperti lagi manggil jailangkung. Muncul ngagetin, pulangnya juga begitu," balas Kalil ikut meledek setelah rasa kagetnya juga hilang.

Maklumlah mereka membicarakan sesuatu hal yang sangat rahasia.

Kendra menatap Khanza seksama.

Melihat reaksinya yang ngga terkesan akan memarahi mereka karena Zayra, Kendra yakin, Khanza ngga mendengar apa pun.

"Minggir," katanya galak sambil mendorong Kalil yang berdiri tepat di laci yang akan dia periksa.

"Yang lembut, dong, Khanza sayang," ledek Kalil yang terdorong pelan ke arah Rakha.

"Apa di sini, ya?' gumam Khanza tanpa mempedulikan Kalil. Tangannya langsung membuka laci itu. Tapi kemudian tampak kecewa.

"Kamu nyari apa?" tanya Kendra ikut melihat isi laci yang tadi sempat dibuka dan sekarang sudah ditutup.

Kembali Khanza ngga menjawab membuat ketiganya melihat laci yang di bawahnya yang kini dibuka Khanza

"Ketemu," serunya girang sambil mengambil satu botol besar berisi cairan pencuci piring.

Ketiganya hanya menggelengkan kepalanya melihat reaksi bodoh Khanza saat menemukannya.

Kirain nyari bom, batin Kalil geli mengingat ekspresi serius Khanza tadinya.

"Kamu cuma nyari ini aja dorong dorong Kalil," ejek Rakha dengan nada meremehkan.

Kendra hanya tersenyum kecil melihat mata gadis itu yang kembali melotot.

"Biarin," sentaknya tetap galak. Wajah senangnya kini sudah raib berganti dengan wajah juteknya.

Matanya menatap kesal.pada tiga laki laki tanggung di depannya yang menatapnya sambil tersenyum.geli.

Tiba tiba keningnya berkerut. Dia teringat sesuatu yang penting.

"Kalian lihat Zayra?"

Pertanyaannya membuat ketiganya saling pandang.

"Nggak," jawab Kalil cepat, dia melirik Kendra dan Rakha.

"Kok, nanya Zayra?" tanya Kendra dengan jantung tiba tiba berdetak keras.

"Emang dia ke sini?" sambung Rakha kepo.

Ada kepanikan dalam matanya. Juga dalam mata Kalil dan Kendra.

"Katanya tadi mau ke sini ambil sabun cuci piring ini. Tapi aku tunggu ngga muncul muncul juga," celoteh Khanza sambil menunjukkan botol cairan hijau itu di depan wajah ketiganya.

DEG DEG DEG

Wajah ketiganya langsung pias.

Dia dengar? batin Kendra merasa bersalah.

Gawat, Kalil panik dalam hatinya.

Sebut nama Atifa lagi. Hadeeeh. Tanpa sadar Rakha mengusap wajahnya gusar.

Tapi reaksi ketiganya ngga diperhatikan Zayra, dia malah sibuk berceloteh kesal.

"Dia kemana, sih. Untung aku ke sini. Kalo engga bisa jamuran aku nungguinnya."

Setelah melontarkan kekesalannya, Khanza berlalu pergi meninggalkan ketiganya yang kini mematung dengan pikiran buruk masing masing.

"Zayra ke sini, nggak, ya?" cetus Rakha dengan wajah masih panik.

"Entahlah," jawab Kalil sambil melirik Kendra yang tanpa kata langsung pergi mencari Zayra. Rakha dan Kalil bergegas menyusul.

Tapi langkah mereka terhenti seketika dan hampir saling bertubrukan ketika Kendra menghentikan langkahnya tiba tiba.

"Woi, kalo berhenti bilang bilang, dong," kesal Kalil yang hampir menyeruduk Rakha.

Kalil heran ngga mendengar jawaban Kendra dan Rakha.

Rupanya keduanya bergeming karena ada Zayra yang juga berhenti di depan mereka. Di tangan Zayra ada botol yang berisi cairan hijau pencuci pirimg.

"Kalian ngapain?" tanya Zayra heran ketika menyadari tatapan aneh ketiganya padanya.

"Kamu dari mana?" tanya Kendra berusaha sesantai mungkin, seolah ngga terjadi apa apa.

"Beli ini," ucap Zayra sambil menunjukkan botol plastik yang dibelinya.

"Buat cuci piring," lanjutnya lagi

Ya kali buat diminum, batin Kalil agak lega.

"Kamu dicariin Khanza," kata Rakha sambil menatap lekat mata Zayra yang tampak murung

"Iya. Dia nungguin. Duluan, ya," pamitnya sambil tersenyum tipis sebelum berlalu pergi.

Ketiganya masih menatap punggung Zayra sampai menghilang di belokan.

"Kelihatannya dia ngga ada di tempat kita ngobrol tadi," ucap Kalil lega. Melihat ekspresi Zayra yang masih kelihatan biasa saja membuat Kalil agak tenang.

"Kalo dengar, ngga mungkin, kan, bisa sesantai itu," lanjutnya lagi sambil melihat Kendra dan Rakha yang hanya diam saja.

"Ya udah, aku mau bantu Kenan. Nanti dia bisa marah kalo lihat aku lagi santai," pamitnya langsung pergi tanpa peduli dengan keduanya yang masih saja diam.

"Lo yakin Zayra ngga dengar?" tanya Kendra sambil menatap Rakha buat memastikan. Tepatnya buat ketenangan jiwanya.

Kalo Kalil bisa berkata begitu, tentu pendapat Rakha juga sama. Hanya saja mengaoa rasa hatinya ngga karuan?

"Malah bagus, kan, kalo Zayra dengar. Lo ngga perlu lagi ngomong sama om dan tante," jawab Rakha sinis sambil berjalan pergi.

Gedek rasanya hati Rakha melihat kebimbangan Kendra.

Jangan sampai lo telat sadar dengan perasaan lo, Ken, batinnya menyumpah.

Dengan langkah perlahan Kendra menyusul Rakha. Hatinya tambah galau mendengar perkataan Rakha

Iya, harusnya dia senang, kan?

Tapi yang Kendra rasakan adalah oksigen yang sukar di hirupnya hingga membuat dadanya jadi sesak.

Terpopuler

Comments

Retno Isusiloningtyas

Retno Isusiloningtyas

Khanza .. Thor
typo yaaa

2024-02-04

1

andi hastutty

andi hastutty

Kendra PLIN plan ah

2023-06-21

1

R.F

R.F

lanjut

2023-04-21

1

lihat semua
Episodes
1 17 Tahun Yang Lalu
2 17 tabun yang lalu part 2
3 17 Tahun Yang Lalu part 3
4 Jadi Ketua Osis
5 Rapat Osis
6 Sekongkol
7 Barbeque
8 Sesak
9 Galau
10 Panas
11 Rencana Atifa
12 Ditolak?
13 Jadi Grogi
14 B aja
15 Akibat Viral
16 Ide Cemerlang Kalil
17 Mempraktekkan Ide Kalil
18 Ditinggalkan
19 Penuh Tanda Tanya
20 Keputusan Regan
21 DI Sidang
22 Rahasia Regan
23 Setelah Enam Tahun
24 Andai Kendra tau
25 Bertunangan
26 Babak Baru
27 Babak Baru 2
28 Dijemput Kendra
29 Kejutan Atifa
30 Keputusan Kendra
31 Aksi Kalil cs
32 Kumpul beda generasi
33 Playing Victims
34 Kendra yang menghindar
35 Zayra cemburu
36 Menahan Marah
37 Ulah Atifa
38 Sikap yang diambil Kendra
39 Balasan Kendra
40 Menahan Rindu
41 Pipi yang merona
42 Fitting Gaun Pengantin
43 Kegilaan Atifa
44 Di luar dugaan
45 Menunggu
46 Indah pada waktunya
47 Sadar
48 Berdua
49 Para Player
50 Perasaan aneh Khanza
51 Takut?
52 Dikenalkan
53 Panas
54 Bingung
55 Tentang Khanza
56 Masih bersama calon pengantin
57 Bucin
58 Karena Dhafi
59 Shock
60 Drama
61 Kalil yang tercemar
62 SAH
63 Kesabaran Khanza
64 Circle Yang Beda
65 SHOCK
66 Milik Kendra
67 Patah Hati
68 Saling Mengobati
69 Sikap yang Berbeda
70 Laki laki paling Kejam
71 Disuruh Move On
72 Rencana Aqil
73 Drama Kalil
74 Drama Kalil 2
75 Khanza dan Laki laki high qualitynya
76 Kemarahan Kalil
77 Memaksa Khanza
78 Akhr Drama Kalil
79 Akhir yang manis
80 Barbeque lagi
81 Calon Suami
82 Kena Mental
83 Ketegasan Kalil
84 Perhatian Dhafi
85 Pantang Menyerah
86 Cerita Rakha
87 Fans Kalil
88 Perasaan Khanza
89 Dua laki laki jomblo dengan tingkahnya
90 Masih tingkah dua jomblo
91 Tentang Cyra
92 kekhawatiran Aqil
93 Rakha yang mencurigakan
94 Masih tentang Rakha
95 Ketahuan mami dan papi
96 Aqil dan Niatnya
97 Ketemu!
98 Bahagianya Lala
99 Negoisasi
100 Usaha Dhafi
101 Kesempatan terakhir Dhafi
102 Terpaksa Membantu
103 Cerita Kenan
104 Bertenu di rumah sakit
105 Ngga Disangka
106 Pasangan Baru
107 Kencan
108 Not Cool Again
109 Ngga jadi jomblo akut
110 My Fiance
111 Cerita Mantan
112 Shakila dan Qabil?
113 Kalil Menikah
114 extra part 1
115 Extra part 2
116 Rencana Aqil /ex pat 3
117 Extra Part 4
118 Extra part 5
119 Pengumuman
Episodes

Updated 119 Episodes

1
17 Tahun Yang Lalu
2
17 tabun yang lalu part 2
3
17 Tahun Yang Lalu part 3
4
Jadi Ketua Osis
5
Rapat Osis
6
Sekongkol
7
Barbeque
8
Sesak
9
Galau
10
Panas
11
Rencana Atifa
12
Ditolak?
13
Jadi Grogi
14
B aja
15
Akibat Viral
16
Ide Cemerlang Kalil
17
Mempraktekkan Ide Kalil
18
Ditinggalkan
19
Penuh Tanda Tanya
20
Keputusan Regan
21
DI Sidang
22
Rahasia Regan
23
Setelah Enam Tahun
24
Andai Kendra tau
25
Bertunangan
26
Babak Baru
27
Babak Baru 2
28
Dijemput Kendra
29
Kejutan Atifa
30
Keputusan Kendra
31
Aksi Kalil cs
32
Kumpul beda generasi
33
Playing Victims
34
Kendra yang menghindar
35
Zayra cemburu
36
Menahan Marah
37
Ulah Atifa
38
Sikap yang diambil Kendra
39
Balasan Kendra
40
Menahan Rindu
41
Pipi yang merona
42
Fitting Gaun Pengantin
43
Kegilaan Atifa
44
Di luar dugaan
45
Menunggu
46
Indah pada waktunya
47
Sadar
48
Berdua
49
Para Player
50
Perasaan aneh Khanza
51
Takut?
52
Dikenalkan
53
Panas
54
Bingung
55
Tentang Khanza
56
Masih bersama calon pengantin
57
Bucin
58
Karena Dhafi
59
Shock
60
Drama
61
Kalil yang tercemar
62
SAH
63
Kesabaran Khanza
64
Circle Yang Beda
65
SHOCK
66
Milik Kendra
67
Patah Hati
68
Saling Mengobati
69
Sikap yang Berbeda
70
Laki laki paling Kejam
71
Disuruh Move On
72
Rencana Aqil
73
Drama Kalil
74
Drama Kalil 2
75
Khanza dan Laki laki high qualitynya
76
Kemarahan Kalil
77
Memaksa Khanza
78
Akhr Drama Kalil
79
Akhir yang manis
80
Barbeque lagi
81
Calon Suami
82
Kena Mental
83
Ketegasan Kalil
84
Perhatian Dhafi
85
Pantang Menyerah
86
Cerita Rakha
87
Fans Kalil
88
Perasaan Khanza
89
Dua laki laki jomblo dengan tingkahnya
90
Masih tingkah dua jomblo
91
Tentang Cyra
92
kekhawatiran Aqil
93
Rakha yang mencurigakan
94
Masih tentang Rakha
95
Ketahuan mami dan papi
96
Aqil dan Niatnya
97
Ketemu!
98
Bahagianya Lala
99
Negoisasi
100
Usaha Dhafi
101
Kesempatan terakhir Dhafi
102
Terpaksa Membantu
103
Cerita Kenan
104
Bertenu di rumah sakit
105
Ngga Disangka
106
Pasangan Baru
107
Kencan
108
Not Cool Again
109
Ngga jadi jomblo akut
110
My Fiance
111
Cerita Mantan
112
Shakila dan Qabil?
113
Kalil Menikah
114
extra part 1
115
Extra part 2
116
Rencana Aqil /ex pat 3
117
Extra Part 4
118
Extra part 5
119
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!