Karena hari sudah tengah malam, Kendra mengantarkan Zayra langsung ke rumahnya. Sepanjang perjalanan tadi ngga ada di antara keduanya yang mmbuka suara. Suasana kaku menyelimuti mereka.
Tapi ketika Zayra akan membuka pintu mobil, Kendra menahan tangannya.
"Ada yang ingin aku bicarakan," ucap Kemdra lembut.
Zayra pun berbalik menatap Kendra.
Keduanya bersitatap cukup lama, seakan sedang mencoba menggali lebih dalam lagi perasaan masing masing.
"Aku minta maaf atas kejadian tadi," ucap Kendra sungguh sungguh.
Juga kejadian kemaren. Kamu nguping, kan? sambungnya dalam hati. Sudah sangat yakin karena melihat sikap Zayra yang berubah akhir akhir ini.
"Kamu ngga salah apa apa," balas Zayra berusaha setenang mungkin. Padahal jantungnya berdebar ngga seirama. Dia selalu gugup di dekat cowo ini. Hanya dengannya saja, Zayra merasa begitu.
"Tetap aja salah. Kita, kan, bentar lagi mau tunangan. Aku malah membuat skandal," tegas Kendra langsung ke inti masalah.
Zayra tersenyum hambar. Dia kembali mengingat apa yang sudah dia dengar, kata kata penolakan dari Kendra yang masih sangat menyakiti hatinya.sampai sekarang. Ditambah lagi adegan mesranya dipanggung bersama Atifa.
"Kamu ngga perlu merasa bersalah hingga memaksakan hal yang ngga kamu sukai," ucap Zayra sambil menahan perih di hatinya. Kini dia mengalihkan tatapannya, menghindari Kendra.
Ucapan Zayra langsung menohok hati Kendra. Dia semakin yakin sudah membuat Zayra terluka akibat perkataannya. Terdengar helaan nafas berat Kendra.
"Kamu dengar, kan, waktu itu?" tanyanya kelu. Zayra saat ini seolah sedang menamparnya melalui ucapannya yang terdengar bijak.
"Ya, sangat jelas," sahut Zayra mulai merasa sesak di rongga dadanya.
"Maaf," ulang Kendra lagi, merasa sangat bersalah. Apa lagi Zayra ngga mau menatapnya sama sekali.
"Aku akan mengatakan pada abi dan umi, kalo aku belum siap terikat dengan kamu. Kita masih terlalu muda untuk melangkah ke jenjang yang serius," ucap Zayra berusaha tenang dan datar, kemudian membuka pintu mobilnya yang sudah diunlock oleh Kendra.
Kendra termangu. Hatinya merasa ada yang hilang. Bisa bisamya Zayra mengatakan kalimat balasan penolakannya dengan tenang dan ringan. Seolah ngga ada beban sama sekali. Seolah olah Zayra pun ngga ada rasa, sama seperti dirinya.
Ternyata dirinya terlalu ge-er. Bisa saja Zayra juga terpaksa menerima perjodohan ini demi orang tua mereka. Ingin berbakti. Ngga ingin membuat mereka kecewa.
Mengapa dia ngga memikirkan sampai ke sana? batinnya kesal dengan keegoisannya sendiri.
Suara tertutupnya pintu mobil membuat Kendra tersadar dari ketermanguannya. Dia pun segera keluar dari dalam mobil dan menjejari langkah Zayra
"Ngga perlu ditolak, Zay, pertunangan ini. Kita ikuti saja apa maunya orang tua kita," kata Kendra cepat.
Dia sudah merubah pilihannya. Hatinya mulai lega.
Zayra menghentikan langkahnya. Begitu juga Kendra yang kini menatapnya sungguh sungguh.
Zayra tersenyum.tipis.
"Ngga apa, Ken. Orang tua kita juga ngga bakal marah kalo kita menolak," jawab Zayra lugas.
"Zay..," panggil Kendra dengan mulut kaku.
Perasaannya rasanya ngga nyaman mendengar Zayra menolaknya lagi di saat saat akhir dia sudah merubah keputusannya.
Apa sesakit ini yang Zayra rasakan saat mendengar kata penolakannya waktu itu?
"Kamu pulanglah. Udah terlalu malam," usirnya halus.
"Ya, aku akan mengantar kamu sampai di depan pintu rumah, sampai tante dan om menyambut kita. Setelah itu aku akan pulang," tukas Kendra mulai kesal sambil meraih tangan Zayra dan mengajaknya berjalan beriringan.
Pintu rumahnya terbuka ketika mereka akan menginjakkan kaki di teras.
Umi dan abinya ternyata sudah berdiri di depan.pintu utamanya.
"Lancar semuanya?" ucap Regan dengan senyum tenangnya. Dia dan Dinda sudah mengamati keduanya sejak tadi.
Mereka mana bisa tidur sebelum anak gadis satu satunya pulang.
Keduanya dapat melihat kalo Kendra dan Zayra seperti sedang berdebat cukup serius.
"Iya, Om. Sukses besar," kekeh Kendra sambil menyalim tangan umi dan abi Zayra.
Regan tertawa sambil menepuk pundak Kendra bangga.
Zayra langsung menghambur dalam pelukan uminya. Hanya uminya yang bisa menenangkan perasaannya yang sedang ngga menentu saat ini.
"Ngopi dulu, Ken," ajak Regan serius.
"Abi, sudah malam banget, kasihan Kendra," larang Zayra cepat.
"Ya sekalian nginap. Abi udah lama ngga maen catur sama Kendra," kekeh Regan santai mendengar ucapan pengusiran putrinya pada Kendra.
Memang sekarang sudah lewat tengah malam.
"Boleh juga, Om," balas Kendra tertawa. Seakan ingin menantang perasaan Zayra.
Gila aja, dia diusir Zayra berkali kali.
"Beneran mau nginap? Om senang sekali mendengarnya. Sayang, bantu umi bereskan kamar buat Kendra," titah Regan senang.
Dia pun lebih tenang kalo Kendra menginap. Wajah Kendra pun terlihat lelah.
Zayra menatap abinya ngga percaya. Tapi kemudian dia menahan mulutnya untuk protes.
Ngga ada yang aneh jika Kendra menginap. Justru akan terlihat sangat aneh kalo.dia terus mengusir Kendra.
"Tante senang dengarnya. Tante sama Zayra nyiapin kamar kamu dulu, ya," ungkap mama Zayra-tante Dinda senang.
"Ya, tante,' balas Kendra sambil melirik penuh kemenangan pada Zayra yang hanya menatapnya dengan sorotan ngga terbaca.
"Ayo, Kendra, Om sudah geregetan, nih, mau ngalahin permainan catur kamu," ajaknya akrab pada anak sahabatnya. Tangan Regan pun merengkuh bahunya sambil membawanya masuk ke dalam rumah.
"Oke, Om," kekeh Kendra lagi.
Zayra dan uminya sudah lebih dulu masuk ke dalam rumah untuk menyiapkan kamar tamu buat Kendra.
Selain Kendra, Khanza dan yang lainnya juga pernah menginap. Begitu juga dirinya. Hubungan kekeluargaan mereka sangat dekat.
Setelah membantu uminya merapikan kamar untuk Kendra, Zayra pun kembali ke kamarnya. Dia ingin segera berganti pakaian dan tidur.
Tapi rasa kantuknya ngga datang datang juga. Zayra pun bangkit dan keluar dari kamarnya.
Ternyata abinya dan Kendra masih sibuk dengan caturnya. Bahkan uminya pun menemani abinya.
Zayra memutuskan untuk kembali ke kamarmya. Memejamkan matanya, berusaha untuk tidur.
Ketika terdengar azab subuh, Zayra pun bangun. Tapi seperti kebiasaannya, dia akan ke dapur untuk minum dulu.
Lupa dengan kehadiran Kendra, Zayra beranjak ke.dapur tanpa.memakai hijabnya. Dia pun hanya menggunakan daster batik tanpa lengan dengan panjang selutut, seperti kebiasaaannya.
Saat sedang meneguk minumannya, Zayra merasa ada yang mengawasinya.
Dia hampir berjengkit melihat Kendra yang berdiri ngga jauh darinya dengan netranya menyorot tajam
Kendra yang merasa haus saat terjaga dari tidur singkatnya, beranjak ke dapur untuk mengambil sebotol minuman dingin.
Tapi dia terpaku melihat Zayra yang tampak sangat mempesona dengan penampilannya.
Sudah sangat lama sekali Kendra ngga melihatnya tanpa menggunakan hijabnya. Bahkan dia menggunakan daster pendek yang menampilkqn kulit putihnya yang seakan bersinar.
"Emmm.... Ka kamu haus juga" tanya Zayra gugup menyadari tatapan Kendra pada dirinya. Dia mengumpat dalam hati telah melupakan kehadiran Kendra di rumahnya.
"Ya," jawab Kendra tenang sambil melangkah mendekatinya.
Zayra pun menyibakkan rambut panjangnya yang terurai ke balik telinganya dengan resah.
"Emmm... A aku duluan," gugupnya lagi sambil melangkah bermaksud meninggalkan Kendra yang sudah berada di dekatnya.
Kendra menahan Zayra yang berada di depan pintu kulkas. Memerangkapnya.
Jarak mereka terlalu dekat. Bahkan mereka bisa merasakan hangatnya hembusan nafas masing masing.
Kendra mengikis jarak keduanya dan menempelkan bibirnya ke bibir Zayra dengan cepat, membuat Zayra terkejut. Bibirnya sampai terbuka karenanya.
Kendra pun mengexploremya cukup lama sampai terdengar des*aha*n perlahan Zayra.
Suara Iqomat di masjid menyadarkan Zayra yang senpat terlena. Dia pun medorong kasar tubuh Kendra dan berlari pergi dengan jantung yang hampir berlompatan keluar.
Dia masih bisa merasakannya. Bibir Kendra seakan masih menempel.di bibirnya.
Kendra yang terdorong menatap kepergian Zayra dengan bodoh.
Apa yang sudah aku lakukan?
Kendra mengacak acak rambutnya frustasi. Melihat penampilan Zayra membuat hasratnya terpancing. Dia ngga bisa menahannya.
Tangannya menyentuh bibirnya yang sudah sangat nakal.
Manis, senyumnya terkembamg begitu saja. Dadanya berdesir karenanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
andi hastutty
Kendra nakal padahal papanya ngga kelewatan yah
2023-06-21
3
🔵 ⍣⃝ꉣꉣ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍁ariista❣️
kendra nakal yaa.. 😍wkwkk..
2023-04-16
2
lina
semangat
2023-03-05
1