Rapat Osis

Zayra, tunggu," panggil Khanza pada gadis yang menggunakan hijab yang berada ngga jauh di depannya.

Mereka saat ini berada di lorong kelas yang akan menuju ke ruang rapat osis.

"Kamu mau laporan sama Kendra ya?" tanya Khanza pada gadis cantik yang tersenyum menunggu langkahnya mendekat

"Iya. Kendra udah minta terus," katanya sambil berjalan ketika Khanza sudah berada di sampingnya.

"Rapat ini kayaknya isinya paparan laporan laporan semua, deh," senyum Khanza melebar. Zayra pun melakukan hal yang sama.

Mereka sedang mempersiapkan bazar sekolah yang minggu depan akan diadakan sebagai program pertama setelah pelantikan pengurus osis yang baru. Karenanya hari ini adalah rapat final.

"Si kembar sepertinya udah beres," tukas Khanza mengomentari pekerjaan Kalil dan Kenan sebagai seksi perlengkapan dan publikasi.

"Iya."

"Kapan, nih, diresmikan?" goda Khanza sambil memyenggol lengan Zayra.

"Apanya?" tanya Zayra pura pura ngga ngerti, padahal jantungnya berdebar ngga menentu.

"Pertunangan kalian, lah," sambung Khanza sambil ngikik.

Zayra tersenyum malu.

FLASHBACK

Seminggu yang lalu abi dan uminya menanyakan tentang hubungannya dengan Kendra.

"Kalo hubungan kamu sama Kendra gimana?" tanya Abi Zayra dengan tatapan menggoda.

Beliau tau putrinya menyukai putra dari sahabatnya. Regan merasa bersyukur, karena ngga perlu memaksakan kehendaknya pada putri tunggalnya.

Teringat pembicaraannya dengan Kiano dulu. Sahabatnya meminta putrinya yang belum lahir jadi pendamping putranya.

"Kendra mau memangnya, abi?" tanya Zayra agak ragu. Karena Zayra merasa sikap Kendra agak berubah akhir akhir ini. Lagian Kendra terlihat cukup akrab dengan Atifa sejak temannya itu menjabat jadi bendahara satu

"Memang Kendra ngga mau?" tanya Regan dengan kening mengernyit. Sepenglihatannya Kendra sangat penurut dan memperhatikan Zayra seperti biasa.

Apa ada yang aku lewatkan? batinnya mulai merasakan sesuatu yang aneh.

Zayra tertawa kecil menutupi kegundahan hatinya.

"Kami masih terlalu kecil, abi untuk dijodohkan," tolaknya diplomatis.

"Kan, ngga langsung nikah," timbrung Dinda yang sudah mendekati keduanya.

"Hemm... Zayra terserah umi dan abi saja," jawabnya sekenanya walaupun agak ragu. Tapi wajahnya terasa panas. Ngga bisa Zayra pungkiri kalo hatinya sangat senang jika dijodohkan bersama Kendra

Umi dan abinya tertawa melihat wajah tersipu Zayra.

"Oke, nanti kalo Om Kiano nanya, abi akan jawab setuju, ya," goda Regan semakin membuat Zayra salah tingkah.

"Abiiii," seru Zayra manja sambil memukul mukul bahu Regan berkali kali saking malunya. Dinda dan Regan tertawa lepas melihatnya. Mereka tau putrinya sangat senang dengan perjodohan ini.

Nyatanya kata abi dan uminya, Kendra menerima perjodohan mereka.

END

"Kata mami sama dady, udah ngga sabar mau diresmikan," kekeh Khanza memecah lamunan Zayra.

"Kalo kamu sama si kembar gimana?" tanya Zayra kepo, karena ada wacana juga kalo sahabatnya ini pun akan dijodohkan dengan salah satu anak dari teman teman abinya

Kekehan Khanza terhenti, berganti dengan tatapan melotot dan wajah yang ngga suka sama sekali.

"No kalo sama si kembar!"

"Kala Rakha atau Aqil?" goda Zayra lagi.

"Ciiih.... ngga pokoknya!" ketus Khanza membuat Zayra tertawa kecil.

"Aku mau sama yang di luar kita," tegasnya sambil membuka pintu ruangan yang tertutup rapat

Tawa Zayra langsung surut melihat pemandangan di depanya. Begitu juga wajah ketus Khanza yang memudar, dia melirik Rakha dan Aqil yang tampak acuh di sana.

"Ehem," batuk yang agak keras Khanza menyadarkan Zayra yang sempat bengong, juga dua mahluk berlainan jenis di depannya.

Saat ini Atifa duduk cukup dekat dengan Kendra sambil menunjukkan isi bukunya.

Hati Zayra walau pun mencelos berusaha berpikir posisif. Mungkin keduanya sedang membahas anggaran yang harus dikeluarkan untuk bazar.

Tapi Zayra merasakan Atifa terlalu agresif terhadap Kendra. Dan yang membuatnya kesal, Kendra seperti ngga merasa kalo tindakannya bisa membuat seseorang terluka.

Eh!

Zayrra mengomeli hatinya yang terlalu pe-de dengan sikap penerimaan Kendra akan perjodohan mereka.

Jika saja Kendra menolaknya, pasti Zayra ngga akan merasa terlalu diberi hati dan harapan oleh Kendra.

Kendra sedikit menjauhkan tubuhnya begitu menyadari ada Zayra yang kini sudah berjalan dan mendekati Rakha.

"Udah jadi laporannya, Zay?" tanya Kendra berusaha biasa aja.

"Sudah," jawab Zayra tenang membuat Khanza sampai mengamati wajah Zayra yang sudah biasa lagi. Padahal tadi wajahnya sempat berubah kaget melihat kedekatan Kendra dan Atifa.

"Ken, berarti ini udah benar, ya?" tanya Atifa sambil meraih lengan Kendra yang akan pergi mendekati Zayra. Mencoba mengambil perhatian Kendra lagi.

Khanza mendengus kesal melihat kegenitan Atifa.

Kalo ngga bisa kerja, ngga usah jadi bendahara, sarkasnya dalam hati.

"Sudah benar," kata Kendra sambil melepaskan pegangan Atifa. Bersamaan dengan itu si kembar pun masuk dengan beberapa pengurus osis lainnya.

Kendra pun ngga jadi mendekati Zayra dan mulai membuka rapat karena formasi pengurus sudah lengkap.

Hati Khanza rasanya benci banget melihat Kendra yang tetap duduk di dekat Atifa. Tapi kini si kembar sudah berada di dekat Kendra.

"Wajah mu jelek kalo marah, Za," ledek Rakha pelan. Aqil hanya nyengir. Tau kenapa Khanza emosi.

"Temannu tuh dibilangin jangan kegatalan," bisik Khanza penuh tekanan dengan wajah super jutek.

Rakha dan Aqil melebarkan cengirannya mendapat omelan Khanza.

Zayra pun ikut tersenyum melihat pembelaan sahabatnya.

"Fokus, Za. Fokus," ucap Zayra pelan.

"Zayra, bisa bagikan laporan yang sudah kamu buat," tukas Kendra sambil menatap Zayra lekat.

Ada yang berdesir di dadanya saat mendapatkan tatapan itu.

"Iya," sahutnya kemudian berdiri bersama Khanza dan membagikan laporan pada setiap pengurus.

Zayra juga mendekati Kendra sambil memberikan contoh surat yang akan menjadi undangan untuk sekolah lain agar berkunjung ke bazar sekolah mereka nantinya.

Surat undangan itu harus dikoreksi Kendra sebelum diperbanyak olehnya.

"Duduk di sini, Zay," kata Kenan sambil berdiri dan memberikan kursinya untuk Zayra duduki.

"Makasih."

Kenan tersenyum sebelum pergi ke sebelah kursi Kalil yang kosong.

"Sudah benar," kata Kendra kemudian menatapnya lega. Zayra memamg bisa diandalkan dan ngga pernah menyusahkannya selama mereka bekerja sama.

"Oke," katanya sambil berdiri.

'Di sini saja," tahan Kendra pada tangannya yang terulur menekan pelan bahu Zayra agar duduk lagi di sampingnya.

Zayra hanya menurut tanpa mengeluarkan kalimat sepatah kata pun. Dia sibuk menenangkan jantungnya yang kian kencang berdetak.

Kendra pun menelengkan kepalanya lagi ke arah Zayra sambil memperlihatkan laporan yang sudah dia buat.

"Ini bisa langsung dikasihkan ke pak kepala sekolah dan ketua yayasan."

Jarak mereka terlalu dekat hingga aroma nafas segar Kendra menghembus lembut pipinya. Kedua pipinya yang ngga tau diri pun merona.

"Ya," jawabnya sambil menunduk. Kemudian pura pura menyibukkan diri dengan melipat rapi surat surat itu dan memasukkannya ke amplop surat yang sudah ada korps sekolahnya.

Jangan tanyakan debar jantungnya yang seakan mau melompat dari dadanya.

Selanjutnya rapat diisi dengan laporan dari bendahara dan para seksi bidang lainnya.

Begitu rapat selesai, Khanza langsung menghampiri Zayra yang sedang menyimpan kertas kertas dan amplop dalam mapnya.

"Ayo, kutemani kamu ke ruang kepala sekolah," kata Kendra sambil berdiri.

"Ken, katanya kamu mau menemami aku ke tempat sponsor," protes Atifa tiba tiba ngga suka melihat perhatian Kendra pada Zayra.

Kendra terdiam, belum merespon. Zayra pun hanya diam saja

"Zayra bisalah sendiri atau sama Khanza ke ruangan kepala sekolah. Ya, kan, Zay?" tukas Atifa penuh tekanan pda Zayra.

Bagi Zayra ngga masalah, dia akan meluluskan keinginan Atifa. Zayra akan melakukannya demi kepentingan bazar sekolah.

Sementara Khanza udah siap mau menyemprot, tapi suara Aqil langsung menyambar.

"Lo sama gue aja. Gue juga ada perlu dengan pihak sponsor."

"Oke," putus Kendra membuat Atifa speachless.

"Ayo, Zayra," ajak Kendra sambil menggandengnya pergi bersama Khanza yang mengikuti dari belakang.

Si kembar dan Rakha pun mengikuti langkah Kendra ke luar dari ruangan rapat.

"Ayo, Tifa. Pak Muhid sudah menunggu di ruang yayasan," kata Aqil sambil berlalu pergi tanpa menunggunya.

Beberapa pengurus lain juga sudah keluar. Hanya Saskia yang jadi bendahara dua masih berada di sampingnya.

"Ayo, Tifa. Aqil udah duluan," kata Saskia mengingatkan.

Atifa menghembuskan nafas panjang dengan mimik kesal.

"Mereka sebenarnya ada hubungan apa, sih," gerutunya sambil berjalan di samping Saskia.

Padahal tadi dia sudah sangat bersemangat karena Kendra menanggapinya dengan ramah saat mereka membahas masalah anggaran. Tapi sikap Kendra langsung berubah ketika Zayra datang. Atifa yakin perasaannya ngga salah. Kendra seperti sungkan pada Zayra.

Aku harus cari cara agar dia ngga dekat dekat dengan Kendra, tekat Atifa dalam hati.

Terpopuler

Comments

Khendiz

Khendiz

aku kesini thor... semua karyamu keren keren thor

2023-12-11

1

andi hastutty

andi hastutty

aduh Atifa ganggu ajha

2023-06-21

1

R.F

R.F

3like hadie semang

2023-04-09

1

lihat semua
Episodes
1 17 Tahun Yang Lalu
2 17 tabun yang lalu part 2
3 17 Tahun Yang Lalu part 3
4 Jadi Ketua Osis
5 Rapat Osis
6 Sekongkol
7 Barbeque
8 Sesak
9 Galau
10 Panas
11 Rencana Atifa
12 Ditolak?
13 Jadi Grogi
14 B aja
15 Akibat Viral
16 Ide Cemerlang Kalil
17 Mempraktekkan Ide Kalil
18 Ditinggalkan
19 Penuh Tanda Tanya
20 Keputusan Regan
21 DI Sidang
22 Rahasia Regan
23 Setelah Enam Tahun
24 Andai Kendra tau
25 Bertunangan
26 Babak Baru
27 Babak Baru 2
28 Dijemput Kendra
29 Kejutan Atifa
30 Keputusan Kendra
31 Aksi Kalil cs
32 Kumpul beda generasi
33 Playing Victims
34 Kendra yang menghindar
35 Zayra cemburu
36 Menahan Marah
37 Ulah Atifa
38 Sikap yang diambil Kendra
39 Balasan Kendra
40 Menahan Rindu
41 Pipi yang merona
42 Fitting Gaun Pengantin
43 Kegilaan Atifa
44 Di luar dugaan
45 Menunggu
46 Indah pada waktunya
47 Sadar
48 Berdua
49 Para Player
50 Perasaan aneh Khanza
51 Takut?
52 Dikenalkan
53 Panas
54 Bingung
55 Tentang Khanza
56 Masih bersama calon pengantin
57 Bucin
58 Karena Dhafi
59 Shock
60 Drama
61 Kalil yang tercemar
62 SAH
63 Kesabaran Khanza
64 Circle Yang Beda
65 SHOCK
66 Milik Kendra
67 Patah Hati
68 Saling Mengobati
69 Sikap yang Berbeda
70 Laki laki paling Kejam
71 Disuruh Move On
72 Rencana Aqil
73 Drama Kalil
74 Drama Kalil 2
75 Khanza dan Laki laki high qualitynya
76 Kemarahan Kalil
77 Memaksa Khanza
78 Akhr Drama Kalil
79 Akhir yang manis
80 Barbeque lagi
81 Calon Suami
82 Kena Mental
83 Ketegasan Kalil
84 Perhatian Dhafi
85 Pantang Menyerah
86 Cerita Rakha
87 Fans Kalil
88 Perasaan Khanza
89 Dua laki laki jomblo dengan tingkahnya
90 Masih tingkah dua jomblo
91 Tentang Cyra
92 kekhawatiran Aqil
93 Rakha yang mencurigakan
94 Masih tentang Rakha
95 Ketahuan mami dan papi
96 Aqil dan Niatnya
97 Ketemu!
98 Bahagianya Lala
99 Negoisasi
100 Usaha Dhafi
101 Kesempatan terakhir Dhafi
102 Terpaksa Membantu
103 Cerita Kenan
104 Bertenu di rumah sakit
105 Ngga Disangka
106 Pasangan Baru
107 Kencan
108 Not Cool Again
109 Ngga jadi jomblo akut
110 My Fiance
111 Cerita Mantan
112 Shakila dan Qabil?
113 Kalil Menikah
114 extra part 1
115 Extra part 2
116 Rencana Aqil /ex pat 3
117 Extra Part 4
118 Extra part 5
119 Pengumuman
Episodes

Updated 119 Episodes

1
17 Tahun Yang Lalu
2
17 tabun yang lalu part 2
3
17 Tahun Yang Lalu part 3
4
Jadi Ketua Osis
5
Rapat Osis
6
Sekongkol
7
Barbeque
8
Sesak
9
Galau
10
Panas
11
Rencana Atifa
12
Ditolak?
13
Jadi Grogi
14
B aja
15
Akibat Viral
16
Ide Cemerlang Kalil
17
Mempraktekkan Ide Kalil
18
Ditinggalkan
19
Penuh Tanda Tanya
20
Keputusan Regan
21
DI Sidang
22
Rahasia Regan
23
Setelah Enam Tahun
24
Andai Kendra tau
25
Bertunangan
26
Babak Baru
27
Babak Baru 2
28
Dijemput Kendra
29
Kejutan Atifa
30
Keputusan Kendra
31
Aksi Kalil cs
32
Kumpul beda generasi
33
Playing Victims
34
Kendra yang menghindar
35
Zayra cemburu
36
Menahan Marah
37
Ulah Atifa
38
Sikap yang diambil Kendra
39
Balasan Kendra
40
Menahan Rindu
41
Pipi yang merona
42
Fitting Gaun Pengantin
43
Kegilaan Atifa
44
Di luar dugaan
45
Menunggu
46
Indah pada waktunya
47
Sadar
48
Berdua
49
Para Player
50
Perasaan aneh Khanza
51
Takut?
52
Dikenalkan
53
Panas
54
Bingung
55
Tentang Khanza
56
Masih bersama calon pengantin
57
Bucin
58
Karena Dhafi
59
Shock
60
Drama
61
Kalil yang tercemar
62
SAH
63
Kesabaran Khanza
64
Circle Yang Beda
65
SHOCK
66
Milik Kendra
67
Patah Hati
68
Saling Mengobati
69
Sikap yang Berbeda
70
Laki laki paling Kejam
71
Disuruh Move On
72
Rencana Aqil
73
Drama Kalil
74
Drama Kalil 2
75
Khanza dan Laki laki high qualitynya
76
Kemarahan Kalil
77
Memaksa Khanza
78
Akhr Drama Kalil
79
Akhir yang manis
80
Barbeque lagi
81
Calon Suami
82
Kena Mental
83
Ketegasan Kalil
84
Perhatian Dhafi
85
Pantang Menyerah
86
Cerita Rakha
87
Fans Kalil
88
Perasaan Khanza
89
Dua laki laki jomblo dengan tingkahnya
90
Masih tingkah dua jomblo
91
Tentang Cyra
92
kekhawatiran Aqil
93
Rakha yang mencurigakan
94
Masih tentang Rakha
95
Ketahuan mami dan papi
96
Aqil dan Niatnya
97
Ketemu!
98
Bahagianya Lala
99
Negoisasi
100
Usaha Dhafi
101
Kesempatan terakhir Dhafi
102
Terpaksa Membantu
103
Cerita Kenan
104
Bertenu di rumah sakit
105
Ngga Disangka
106
Pasangan Baru
107
Kencan
108
Not Cool Again
109
Ngga jadi jomblo akut
110
My Fiance
111
Cerita Mantan
112
Shakila dan Qabil?
113
Kalil Menikah
114
extra part 1
115
Extra part 2
116
Rencana Aqil /ex pat 3
117
Extra Part 4
118
Extra part 5
119
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!