19. Daniel Datang

“Kemarin gue udah janji mau ke sini malam-malam. Tapi mendadak ada tamu jadi gue nggak bisa ke sini,” jawab Daniel.

Daniel menghampiri Ibu Titin. Ia menyalami Ibu Titin dengan cara bersalaman ala orang sunda.

“Damang, Mak?” tanya Daniel. (Sehat, Mak?)

“Alhamdullilah. Pangestu,” jawab Emak. (Alhamdullilah. Sehat, baik-baik saja.)

Daniel duduk di sebelah Adrian.

“Lu tahu bahasa sunda darimana?” tanya Adrian.

“Diajarin Bokap,” jawab Daniel.

“Bokap lu kan bukan orang sunda,” kata Adrian.

“Tapi bokap gue ngerti dan bisa bahasa sunda. Ya, walaupun cuma sedikiti demi sedikit,” jawab Daniel.

Diam –diam Ibu Titin memperhatikan Daniel.

Siapa dia? Kok wajahnya mirip dengannnn.

“Hei Mia! Kok nunduk terus dari tadi? Nggak cape nunduk terus?” tanya Daniel. Ibu Titin yang bertanya di dalam hati langsung buyar ketika Daniel bertanya kepada Mia.

“Nggak apa-apa,” jawab Mia dengan suara pelan.

“Lu mau makan, kan? Sana, minta piring ke Odah!” kata Adrian agar Daniel tidak mengganggu Mia yang sedang makan.

“Odah siapa?” tanya Daniel bingung.

“Juru masak yang baru,” jawab Adrian.

“Yah. Jadi Mia tidak masak lagi, dong?” tanya Daniel.

“Nggak. Dia harus menjalani terapi,” jawab Adrian.

Daniel beranjak dari kursi makan. Ia berjalan menuju ke dapur untuk minta piring ke Odah. Emak memperhatikan Daniel dari belakang. Ketika Daniel tidak terlihat Ibu Titin menoleh ke Mia. Mia masih makan sambil menunduk.

Adrian memperhatikan gerak-gerik Ibu Titin yang memperhatikan Daniel.

Kenapa Emak melihat ke Daniel terus? tanya Adrian di dalam hati.

Ibu Ecin keluar dari dapur menuju ke lemari yang berada di ruang makan. Daniel mengikuti Ibu Ecin dari belakang. Ibu Ecin membuka pintu lemari dan mengambil piring dari dalam lemari lalu diberikan kepada Daniel.

“Terima kasih, Bu Ecin,” ucap Daniel. Ibu Ecin kembali ke dapur.

Daniel membawa piring menuju ke meja makan. Ia duduk kembali di sebelah Adrian.

“Katanya suruh nanya ke Odah? Tapi Odah tidak tahu dimana tempat piring. Untung ada Ibu Ecin, jadi ada yang mengambilkan piring dari lemari,” kata Daniel. Adrian diam saja tidak menjawab apa-apa.

Daniel memperhatikan makanan yang tersaji di atas meja.

“Wah, ada pepes nih. Ini pepes apa saja?” tanya Daniel.

“Yang ini pepes ikan,” Ibu Titin menunjuk ke pepes yang bentuknya besar dan panjang.

“IIni pepes ayam.” Ibu titin menunjuk ke pepes yang bentuknya agak gendut dan melebar.

“Yang ini pepes ikan asin.” Ibu Titin menunjuk ke pepes yang bentiuknya kecil dan panjang.

“Mau pepes ikan aja. Bosen makan ayam terus,” kata Daniel.

Daniel menuangkan nasi ke atas piring. Kemudian ia membuka membuka bungkus pepes ikan.

“Ikannya besar,” ujar Daniel ketika melihat isi pepes ikan.

Daniel menaruh pepes ikan di atas piringnya. Kemudian ia menuangkan sambel ke atas piringnya. Daniel melihat ke boros kunci.

“Ini boros kunci, ya Mak?” tanya Daniel.

“Iya,” jawab Ibu Titin.

“Kok elu tau kalau itu boros kunci?” tanya Adrian kaget. Dari lahir hingga dewasa Daniel tinggal di Kota Jakarta tapi ia tahu makanan boros kunci.

“Tahu dong. Kalau Papah ke Sumedang suka bawa boros kunci dengan sambel oncom,” jawab Daniel dengan tenang.

“Ngapain bokap lu ke Sumedang? Setahu gue bokap lu tidak punya usaha di Sumedang.,” tanya Adrian.

“Bokap suka mengunjungi teman lamanya yang tinggal di Sumedang,” jawab Daniel.

Ibu Titin jadi teringat Mia sering menemukan buket bunga di makan mamahnya. Tidak diketahui siapa yang selalu menaruh buket bunga karena tidak ada yang melihat.

Daniel berhenti bicara, ia pun mulai menikmati makanannya. Adrian memperhatikan Daniel yang makan dengan tenang. Ia menikmati masakan Ibu Titin. Bahkan dengan tenangnya Daniel makan boros kunci. Adrian menoleh ke Mia yang sedang menikmati makan boros kunci juga. Adrian melihat kesamaan Daniel dan Mia.

“Mak, pepes ikannya enak,” puji Daniel.

“Alhamdullilah. Kalau kamu suka nanti Emak akan buatkan pepes ikan,” kata Emak. Adrian memperhatikan Ibu Titin dan Daniel. Kelihatannya Ibu Titin senang sekali melihat Daniel makan masakannya dengan lahap.

Daniel menoleh ke Mia. Mia masih menunduk menyembunyikan wajahnya.

“Mia. Apa nggak pegel nunduk terus?” tanya Daniel menggoda Mia.

Ibu Titin menoleh ke Mia lalu mengusap punggung  Mia dengan lengannya.

“Dia malu karena wajahnya yang bengkak dan lebam akibat pukulan,” jawab Ibu Titin.

“Coba saya mau lihat wajahmu,” kata Daniel. Mia menggelengkan kepalanya tanda tidak mau.

“Tidak apa-apa. Saya tidak akan kabur ketika melihat wajahmu,” ujar Daniel.

Mia mengangkat wajahnya. Wajah Mia bengkak dan memar. Daniel menghela nafas ketika melihat wajah Mia.

“Kalau tahu akan terjadi seperti ini, waktu itu saya tidak akan mengantarkan dia pulang,” kata Daniel kepada Ibu Titin.

“Lu mau culik dia?” tanya Adrian dengan ngegas.

“Nggaklah. Paling gue bawa kemana-mana. Gue anterin pulang kalau elu sudah pulang,” jawab Daniel.

“Tapi tuh orang bisa saja melakukannya ketika malam hari sewaktu gue sedang tidur,” kata Adrian.

“Iya juga, ya,” ujar Daniel.

“Dia menganggap Mia perempuan murahan, karena dia melihat Mia turun dari mobil lu. Tidak naik taksi online,” kata Adrian.

“Halah dia cuma cari alasan. Memang dia sudah mengincar Mia,” ujar Daniel.

“Sudah! Tidak usah dibicarakan lagi. Semua sudah lewat. Yang penting Mia selamat dan pelakunya sudah ditangkap,” kata Ibu Titin yang mencoba untuk menengahi Adrian dan Daniel.

“Tenang saja, Mak. Kalau pengacara Adrian tidak bisa membuat penjahat itu membusuk di penjara, nanti pengacara saya yang akan membuat penjahat itu membusuk di penjara,” kata Daniel.

“Terima kasih sudah memberi perhatian kepada Mia. Semoga saja Mia bisa cepat pulih kembali karena mendapatkan dukungan dari semuanya,” kata Ibu Titin.

“Aamiin ya rabbal alamin,” ucap Adrian dan Daniel.

“Ayo, lanjutkan lagi makannya!” kata Ibu Titin.

Adrian dan Daniel melanjutkan makan. Lina datang menghampiri Mia.

“Ini Mbak obatnya.” Liba memberikan obat kepada Mia.

“Terima kasih,” ucap Mia.

Mia mengeluarkan obatnya dan meminumnya satu persatu.

“Obat apa itu?” tanya Daniel.

“Vitamin dari dokter,” jawab Adrian.

Daniel mengambil tempat obat Mia lalu membacanya. Daniel kaget mengetahui salah satu obat Mia adalah obat penenang.

“Ini?” Daniel menunjukkan obat penenang kepada Adrian.

“Dokter yang memberikan obat itu.” Adrian mengambil tempat obat dari tangan Daniel lalu diberikan kembali ke Mia.

“Apa separah itu, Dri?” tanya Daniel sambil berbisik.

Adrian menjawab dengan anggukan kepala. Daniel menghela nafas.

Setelah selesai makan Adrian dan Daniel masuk ke dalam ruang kerja Adrian.

“Sekarang apa yang harus gue lakukan agar Mia pulih kembali?” tanya Daniel.

“Tidak ada. Dokter menyuruhnya untuk terapi dan mendapat dukungan dari keluarga dan orang di sekitanya. Itu saja!” jawab Adrian.

“Tapi mengapa Mia harus mengkonsumsi obat penenang?” tanya Daniel.

“Karena Mia dalam keadaan shock. Bahkan dia ketakutan sewaktu gue hendak menutupi bagian dadanya yang terbuka,” jawab Adrian.

“Tentu saja dia ketakutan melihat lu. Lu kan doyan perempuan, dia takut diapa-apain sama lu,” kata Daniel.

“Sialan, lu!” sahut Adrian.

“Sudahlah lu nggak usah ikut campur dalam masalah ini. Biar gue yang mengurus semuanya,” ujar Adrian.

“Nggak bisa, Dri. Gue juga mau membantu dia,” kata Daniel.

Adrian menghela nafas.

“Gue sudah melamar Mia untuk menjadi istri gue,” kata Adrian.

“Apa?” Daniel kaget mendengarnya.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Jangan" Daniel sama Mia adik kakak

2024-01-09

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Agak curiga kalau Daniel dan Mia ada hubungan ya.. 🤔🤔 mengingat masakan yg si masak makTitin gak asing bagi Daniel, juga papa Daniel yg sering berkunjung ke Sumedang dan adanya buket bunga di makam mama Mia juga makam papa Mia di Jakarta yg gak jelas keberadaanya... intinya papa Daniel dan mama Mia mungkin ada hububgan...🤔🤔

2023-11-13

2

reni rili

reni rili

adi leunca ieu sigana Mia dan Daniel.. ciuss deh

2023-02-15

1

lihat semua
Episodes
1 1. Telepon Dari Ibu Ecin
2 2. Pergi Ke Jakarta
3 3. Pergi Ke Kantor Adrian
4 4. Di Kantor Adrian
5 5. Pulang Malam.
6 6. Kamar Adrian
7 7. Ibu Ecin Pulang.
8 8. Adrian Mabuk
9 9. Daniel Datang Ke Rumah Adrian
10 10. Mengantar Mia Pulang
11 11. Hari Yang Naas Untuk Mia
12 12. Instalasi Gawat Darurat
13 13. Pulang Ke Rumah
14 14. Suster Untuk Mia.
15 15. Istri Pak Sapto
16 16. Daniel Datang Menjenguk
17 17. Emak Datang
18 18. Melamar
19 19. Daniel Datang
20 20. Keributan Kecil.
21 21. Ke Kantor Daniel
22 22. Ke Kantor Adrian
23 23. Emak Minta Pulang
24 24. Apakah Ini Jawabannya?
25 25. Keinginan Mia.
26 26. Mia Menjawab
27 27. Rencana Menikah
28 28. Ke Rumah Mia
29 29. Foto Orang Tua Mia.
30 30. Kenangan Tentang Pak Dandi.
31 31. Mulai Menemukan Titik Terang
32 32. Makam Pak Dandi
33 33. Tamu Tak Diundang
34 34. Mia Cemburu
35 35. Adrian Marah.
36 36. Perkebunan Teh
37 37. Menikah
38 38. Pulang Ke Rumah Emak
39 39. Malam Pengantin
40 40. Pergi Berbelanja
41 41. Pergi Ke Pesta
42 42. Kedatangan Pak Dandi
43 43. Pengakuan Pak Dandi
44 44. Lanjutan Cerita Pak Dandi
45 45. Bertemu Mia.
46 46. Papah
47 47. Hamil
48 48. Ke Rumah Papah
49 49. Ke Rumah Emak
50 50. Syukuran Empat Bulanan Mia
51 51. Emak Pergi Umroh
52 52. Emak Meninggal
53 53. Pemberian Emak
54 54. Kontraksi
55 55. Safina Miadri Adriansyah
56 56. Lapar
57 57. Kantor Baru
58 58. Bingung Mau Dikasih Judul Apa?
59 59. Sekretaris Baru
60 60. Bertemu Hari
61 61. Kencan Buta
62 62. Tipe Perempuan Yang Disukai Daniel
63 63. Tugas Mendadak
64 64. Pergi Ke Malaysia
65 65. Berbelanja
66 66. Menghabiskan Waktu Bersama
67 67. Menghadiri Pesta.
68 68. Sekretaris Rasa Istri
69 69. Sakit Kepala
70 70. Ke Hotel Lestari Ciater
71 71. Pergi Ke Mall
72 72. Bertemu Yarfin
73 73. Makan Bersama
74 74. Mengantar Pulang
75 75. Siapa Karima?
76 76. Pergi Berenang
77 77. Di Kolam Renang
78 78. Di Kolam Renang 2
79 79. Menumpang Sholat
80 80. Pergi Ke Ulang Tahun Safina
81 81. Pesta Ulang Tahun Safina.
82 82. Ke Kantor Pusat
83 83. Makan Siang Yang Istimewa.
84 84. Sidak
85 85. Makan Siang Bersama
86 86. Hama Pengganggu
87 87. Penguntit
88 88. Ketegangan Mencair
89 89. Percakapan Yarfin Dengan Daniel
90 90. Yarfin Pergi Untuk Selamanya.
91 91. Pergi Ke Rumah Orang Tua Yarfin
92 92. Pemakaman Yarfin
93 93. Tahlilan
94 94. Pulang Ke Rumah
95 95. Tertangkapnya Pembunuh Yarfin
96 96. Jawabannya adalah
97 97. Ahli Waris
98 98. Warisan Yarfin
99 99. Dinas Luar
100 100. Melamar Karima
101 101. Melamar Karima 2
102 102. Pernikahan Daniel Dan Karima
103 103. Istirahat Sore
104 104. Berkumpul Bersama Keluarga
105 105. Pulang Ke Rumah
106 106. Tinggal Di Rumah Karima
107 107. Kembali Ke Aktifitas Sehari-Hari.
108 108. Awal Ramadhan
109 109. Buka Puasa
110 110. Kejutan
111 111. Berbuka Puasa
112 112. Malam Takbiran
113 113. Hadiah
114 114. Idul Fitri
115 115. Berkunjung Ke Rumah Ibu Menar
116 116. Sakit Perut
117 117. Melahirkan
118 118. Andika Daniel
Episodes

Updated 118 Episodes

1
1. Telepon Dari Ibu Ecin
2
2. Pergi Ke Jakarta
3
3. Pergi Ke Kantor Adrian
4
4. Di Kantor Adrian
5
5. Pulang Malam.
6
6. Kamar Adrian
7
7. Ibu Ecin Pulang.
8
8. Adrian Mabuk
9
9. Daniel Datang Ke Rumah Adrian
10
10. Mengantar Mia Pulang
11
11. Hari Yang Naas Untuk Mia
12
12. Instalasi Gawat Darurat
13
13. Pulang Ke Rumah
14
14. Suster Untuk Mia.
15
15. Istri Pak Sapto
16
16. Daniel Datang Menjenguk
17
17. Emak Datang
18
18. Melamar
19
19. Daniel Datang
20
20. Keributan Kecil.
21
21. Ke Kantor Daniel
22
22. Ke Kantor Adrian
23
23. Emak Minta Pulang
24
24. Apakah Ini Jawabannya?
25
25. Keinginan Mia.
26
26. Mia Menjawab
27
27. Rencana Menikah
28
28. Ke Rumah Mia
29
29. Foto Orang Tua Mia.
30
30. Kenangan Tentang Pak Dandi.
31
31. Mulai Menemukan Titik Terang
32
32. Makam Pak Dandi
33
33. Tamu Tak Diundang
34
34. Mia Cemburu
35
35. Adrian Marah.
36
36. Perkebunan Teh
37
37. Menikah
38
38. Pulang Ke Rumah Emak
39
39. Malam Pengantin
40
40. Pergi Berbelanja
41
41. Pergi Ke Pesta
42
42. Kedatangan Pak Dandi
43
43. Pengakuan Pak Dandi
44
44. Lanjutan Cerita Pak Dandi
45
45. Bertemu Mia.
46
46. Papah
47
47. Hamil
48
48. Ke Rumah Papah
49
49. Ke Rumah Emak
50
50. Syukuran Empat Bulanan Mia
51
51. Emak Pergi Umroh
52
52. Emak Meninggal
53
53. Pemberian Emak
54
54. Kontraksi
55
55. Safina Miadri Adriansyah
56
56. Lapar
57
57. Kantor Baru
58
58. Bingung Mau Dikasih Judul Apa?
59
59. Sekretaris Baru
60
60. Bertemu Hari
61
61. Kencan Buta
62
62. Tipe Perempuan Yang Disukai Daniel
63
63. Tugas Mendadak
64
64. Pergi Ke Malaysia
65
65. Berbelanja
66
66. Menghabiskan Waktu Bersama
67
67. Menghadiri Pesta.
68
68. Sekretaris Rasa Istri
69
69. Sakit Kepala
70
70. Ke Hotel Lestari Ciater
71
71. Pergi Ke Mall
72
72. Bertemu Yarfin
73
73. Makan Bersama
74
74. Mengantar Pulang
75
75. Siapa Karima?
76
76. Pergi Berenang
77
77. Di Kolam Renang
78
78. Di Kolam Renang 2
79
79. Menumpang Sholat
80
80. Pergi Ke Ulang Tahun Safina
81
81. Pesta Ulang Tahun Safina.
82
82. Ke Kantor Pusat
83
83. Makan Siang Yang Istimewa.
84
84. Sidak
85
85. Makan Siang Bersama
86
86. Hama Pengganggu
87
87. Penguntit
88
88. Ketegangan Mencair
89
89. Percakapan Yarfin Dengan Daniel
90
90. Yarfin Pergi Untuk Selamanya.
91
91. Pergi Ke Rumah Orang Tua Yarfin
92
92. Pemakaman Yarfin
93
93. Tahlilan
94
94. Pulang Ke Rumah
95
95. Tertangkapnya Pembunuh Yarfin
96
96. Jawabannya adalah
97
97. Ahli Waris
98
98. Warisan Yarfin
99
99. Dinas Luar
100
100. Melamar Karima
101
101. Melamar Karima 2
102
102. Pernikahan Daniel Dan Karima
103
103. Istirahat Sore
104
104. Berkumpul Bersama Keluarga
105
105. Pulang Ke Rumah
106
106. Tinggal Di Rumah Karima
107
107. Kembali Ke Aktifitas Sehari-Hari.
108
108. Awal Ramadhan
109
109. Buka Puasa
110
110. Kejutan
111
111. Berbuka Puasa
112
112. Malam Takbiran
113
113. Hadiah
114
114. Idul Fitri
115
115. Berkunjung Ke Rumah Ibu Menar
116
116. Sakit Perut
117
117. Melahirkan
118
118. Andika Daniel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!