Adrian keluar dari kamarnya, ia baru selesai sholat magrib. Ryan dan Lina sedang duduk di ruang tengah sambil menonton televisi.
“Mia mana?” Adrian bertanya kepada Lina.
“Ada di kamarnya, Pak. Dia malu untuk keluar kamar karena ada Pak Ryan,” jawab Lina.
“Memangnya saya kenapa?” tanya Ryan.
“Dia malu karena wajahnya memar-memar bekas dipukul si b4jing4n itu,” jawab Adrian.
“Sampai segitu parahnya, ya?” tanya Ryan.
“Kamu pikir dia harus diterapi hanya karena luka lecet saja?” Adrian balik bertanya.
“Parah Pak Ryan. Muka Mia sampai bengkak. Mata kelihatan sipit,” kata Lina.
“Saya kan tidak tau keadaan Mia seperti apa,” jawab Ryan.
“Dia sampai harus mengkonsumsi obat penenang agar dia bisa tenang seperti ini,” ujar Adrian.
“Sudalah. Sekarang tolong kamu pesan makan malam untuk kita!” kata Adrian.
“Bapak mau makan apa?’ tanya Ryan.
“Saya mau nasi Padang. Kalian terserah mau makan apa,” jawab Adrian.
Adrian bangun dari tempat duduk lalu berjalan menuju ke kamar Mia. Adrian mengetuk pintu kamar.
“Mia.” Adrian memanggil Mia.
PIntu kamar di buka namun Mia tidak menampakkan dirinya. Ia berdiri agak menjauh
“Kamu mau makan apa?” tanya Adrian. Mia berpikir sejenak.
“Mia mau makan mie ayam pakai baso, sambelnya yang banyak,” jawab Mia.
“Nanti sakit perut karena makan sambel terlalu banyak,” kata Adrian.
“Tapi rasanya tambah enak, Tuan,” ujar Mia.
“Lalu mau makan apa lagi?” tanya Adrian.
“Sudah itu saja,” jawab Mia.
“Kamu tidak mau ice cream?” tanya Adrian.
“Mau juga, sih,” jawab Mia.
“Mau rasa apa?” tanya Adrian.
“Rasa coklat,” jawab Mia.
“Saya pesankan dulu,” kata Adrian.
Adrian meninggalkan kamar Mia. Ia kembali ke ruang tengah.
“Mia mau mie ayam pakai baso dan ice cream coklat,” kata Adrian kepada Ryan. Ryan memesan makanan melalui apikasi ojek online. Adrian berjalan menuju ke kamarnya. Tak lama kemudian ia keluar dari kamarnya sambil membawa uang. Adrian memberikan tiga lembar uang seratus ribu kepada Ryan.
“Pak, tidah ada receh?” tanya Ryan.
“Tidak ada. Saya tidak punya receh,” jawab Adrian.
“Bayar ojek online harus pakai receh. Mereka tidak punya uang kembalian,” kata Ryan.
“Ahhhh.” Adrian mengambil kembali uang tersebut. Lalu ia berjalan menuju ke kamar Mia. Adrian mengetuk kamar Mia. Mia membuka pintu kamar.
“Kamu punya receh, tiidak?” tanya Adrian.
“Berapa?” tanya Mia.
“Tiga ratus ribu,” jawab Adrian.
“Ada, di uang belanja banyak receh,” jawab Mia.
“Sebentar saya ambilkan uangnya,” kata Mia.
Mia mengambil dompet dari dalam tas lalu mengeluarkan uang kertas pecahan sepuluh ribu, dua puluh ribu dan lima riibu sebanyak tiga ratus ribu lalu diberikan kepada Adrian.
“Sama uang dua ribu dan seribuan. Biar pas bayarnya,” kata Adrian. Mia mengeluarkan uang pecahan seibu dan dua ribu lalu diberikan kepada Adrian. Adrian memberikan tiga lembar uang seratus ribu kepada Mia.
Adrian kembali ke ruang tengah lalu memberikan uang yang sudah ditukarkan kepada Ryan.
“Dapat uang receh sebanyak ini darimana?” tanya Ryan.
“Tukar dengan uang belanja,” jawab Adrian.
Setelah menunggu lama akhirnya pesanan mereka datang. Ryan membayar semua makanan tersebut.
“Ini punya Mia.” Ryan memberikan pelastik yang berisi mie ayam dan ice cream kepada Adrian.
Adrian mengambil mangkok dan sendok di dapur lalu ia membawa ke kamar Mia. Adrian mengetuk pintu kamar Mia.
“Mia!” Adrian mengetuk pintu kamar sambil memanggil Mia. Mia membuka pintu kamar.
“Ini makananmu.” Adrian memberikan pelastik yang berisi makanan beserta mangkok dan sendok kepada Mia.
“Terima kasih, Tuan,” ucap Mia.
“Sebentar, saya ambilkan air minum,” kata Adrian. Adrian kembali ke dapur. Ia membawakan teko yang berisi air dan gelas lalu diantarkannya ke kamar Mia. Setelah beres, Adrian menuju ke meja makan. Ia makan bersama dengan Ryan dan Lina.
***
Keesokan harinya Adrian tidak ke kantor, ia memutuskan di rumah untuk memantau perkembangan Mia. Terdengar suara ribut-ribut di depan rumah. Seorang wanita muda berusaha untuk masuk ke halaman rumah. Adrian membuka pintu ruang tamu lalu keluar dari dalam rumah.
“Ada apa, Pak Malih?” tanya Adrian. Sekarang yang menjaga rumah adalah Pak Malih. Pak Ujang jam kerjanya hanya sampai jam enam pagi.
“Ini, Pak. Kata ibu ini mau bertemu dengan Bapak,” jawab Pak Malih.
Adrian mendekati pintu pagar.
“Ibu siapa dan ada keperluan apa?” tanya Adrian.
“Saya istri Sapto, saya mau bicara dengan Pak Adrian mengenai suami saya,” jawab wanita itu.
“Pak Malh. Bukakan pintunya!” kata Adrian.
“Iya, Pak,” jawab Pak Malih.
Adrian berjalan masuk ke dalam rumahnya.
“Sus.” Adrian memanggil suster Lina. Lina yang sedang berada di dapur menghampiri Adrian.
“Ya, Pak,” jawab Lina.
“Mia mana?” tanya Adrrian.
“Sedang baca Al-Qur’an di kamarnya,” jawab Lina.
“Suruh dia duduk di ruang tengah!” kata Adrian.
“Baik, Pak,” jawab Lina. Lina berjalan menuju ke kamar Mia.
Sementara itu istri Pak Sapto berdiri di depan pintu ruang tamu.
“Assalamualaikum,” ucap istri Pak Sapto.
“Waalaikumsalam. Silahkan duduk, Bu,” jawab Adrian.
Istri Pak Sapto duduk di kursi tamu.
“Ada keperluan apa Ibu ke sini?” tanya Adrian.
“Pak, tolonglah suami saya. Dia dijebak oleh perempuan itu. Setiap dia pulang kerja dia selalu bercerita kalau pembantu di rumah ini sering menggodanya,” kata istri Pak Sapto.
Adrian menghela nafas mendengar perkataan istri Pak Sapto.
“Begitu, ya? Dan Ibu percaya dengan ucapan suami Ibu?” tanya Adrian.
“Percaya, Pak. Suami saya dulu cowok idaman di kampungnya. Banyak perempuan yang mau sama dia,” jawab istri Pak Sapto dengan percaya diri.
“Baiklah. Kita buktikan perkataan suami Ibu benar atau tidak. Saya punya bukti berupa CCTV,” kata Adrian. Adrian beranjak dari tempat duduk menuju kamarnya. Ketika ia melewati ruang tengah ia melihat Mia sedang duduk dengan gelisah. Adrian mendekati Mia.
“Kamu tenang saja, saya punya bukti kalau si berengsek itu yang mengganggumu,” kata Adrian. Mia mengangguk tanda mengerti.
Adrian masuk ke dalam kamarnya. Tak lama kemudian ia keluar sambil membawa laptopnya. Ia berjalan menuju ke ruang tamu. Adrian menaruh laptop di atas meja.
“Perlu Ibu ketahui semua gerak –gerik orang-orang yang bekerja di rumah ini saya pantau melalui CCTV. Saya memasang CCTV di setiap sudut rumah ini,” kata Adrian.
Ia menyalakan laptopnya.
“Ibu perhatikan ini!” Adrian menyalakan rekaman CCTV.
Rekaman CCTV memperlihatkan Mia baru turun dari mobil Daniel sampai Mia baru keluar dari kamar mandi. Bahkan Adrian yang masuk ke dalam kamar Mia dan menyeret Pak Sapto juga terlihat.
“Mungkin suami saya selalu digoda perempuan itu sehingga ia melakukan hal itu.” Istri Pak Sapto tetap merasa suaminya tidak bersalah.
“Untuk apa dia menggoda suami Ibu? Tidak ada gunanya. Kalau Mia mau, dia bisa menggoda saya atau menggoda teman saya,” kata Adrian dengan kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Sri Puryani
mia biar dikamar ngaji sj adrian jgn di srh denger omongan istri sapto gendeng
2025-03-22
0
Yani
Percaya aja suami yang ga bener
2024-01-08
0
reni rili
ya ampun, idola di kampung ya. ck, ibu melek donggg
2023-02-15
2