12. Instalasi Gawat Darurat

Adrian menceritakan apa yang terjadi dengan Mia kepada Ibu Ecin.

“Astagfirullahaladzim,” ucap Ibu Ecin setelah mendengar cerita Adrian.

“Bagaimana dengan Mia sekarang?” tanya Ibu Ecin.

“Dia mengalami shock. Dia harus diterapi,” jawab Adrian.

“Saya akan membuat pelakunya membusuk di penjara!” kata Adrian. Ia sungguh-sungguh dengan perkataannya. Ia tidak akan memberikan ampun kepada pelakunya.

“Saya percaya Tuan memiliki kemampuan untuk melakukan hal itu,” kata Ibu Ecin.

“Apa saya boleh memberitahukan kepada neneknya?” tanya Ibu Ecin.

“Tentu saja boleh. Saya berharap nenek Mia mau datang ke sini untuk menemaninya. Barangkali jika ditemani neneknya kondisi MIa bisa cepat puluh kembali,” jawab Adrian.

“Baiklah, Tuan. Akan saya beritahu kepada nenek Mia,” kata Ibu Ecin.

“Nanti saya akan suruh supir untuk menjemput nenek dan pembantu,” kata Adrian.

“Tapi jangan jemput besok. Karena saya harus mencari pembantu dulu,” ujar Ibu Ecin.

“Baiklah, telepon saya kalau Bu Ecin sudah siap,” kata Adrian.

“Assalamualaikum,” ucap Adrian.

“Waalaikumsalam,” jawab Ibu Ecin.

Adrian mengakhiri pembicaraannya dengan Ibu Ecin kemudian Ia menelepon Ryan.

“Ryan, tolong carikan suster untuk menjaga dan mengurus Mia. Secepatnya, ya!” kata Adrian.

“Baik, Pak,” jawab Ryan.

Adrian mengakhiri pembicaraannya.

Adrian masuk ke dalam ruang instalasi gawat darurat untuk melihat Mia. Adrian berjalan mendekati berangkar tempat Mia. Mia sedang tertidur.

“Mia,” panggi Adrian dengan suara pelan.

Mia membuka matanya dan menoleh ke Adrian.

“Tuan,” ujar Mia dengan suara yang lemah

Adrian tersenyum, Mia tidak menolak kedatangannya.

“Kamu tidak usah takut, saya selalu ada untuk menemanimu,” kata Adrian. Mia tersenyum melihat Adrian.

“Saya belum sholat ashar,” ujar Mia.

“Hah? Sholat?” tanya Adrian bingung.

“Saya mau sholat tapi telapak kaki saya tidak tertutup,” kata Mia.

Adrian melihat ke kaki Mia. Gamis Mia hanya menutupi sampai mata kaki, telapak kakinya tidak tertutup.

Ditutup pakai apa? Masa harus pakai kaos kaki gue? tanya Adrian di dalam hati.

Ia teringat ia memiliki sapu tangan yang masih bersih dan belum ia gunakan sama sekali. Adrian merogoh saku celana. Ia megeluarkan sapu tangan dari dalam saku celana. Ia membuka lipatan sapu tangannya. Sapu tangannya terlihat cukup lebar.

“Pakai ini muat, nggak?” tanya Adrian sambil memperlihatkan sapu tangannya.

“Jangan, nanti kotor karena untuk menutupi kaki saya,” jawab Mia.

Adrian melihat kaki Mia, kaki Mia nampak bersih.

“Kaki kamu bersih tidak kotor. Lebih baik ditutup pakai sapu tangan daripada harus memakai kaos kaki saya,” kata Adrian.

Adrian menaruh sapu tangan miliknya di atas kaki Mia.

“Tuh, kan pas. Kaki kamu tidak terlihat,” kata Adrian sambil memandangi kaki Mia.

Mia bangun dari berangkar.

“Eh, kamu mau ngapain?” tanya Adrian ketika melihat Mia hendak turun dari tempat tidur.

“Saya mau ke kamar mandi untuk wudhu,” jawab Mia.

“Sebentar! Saya ambilkan sesuatu,” kata Adrian. Adrian pergi dari tempat itu. Tak lama kemudian ia datang sambil membawa kursi roda.

“Saya antar kamu ke kamar mandi dengan menggunakan kursi roda,” kata Adrian.

Mia berusaha turun dari berangkar.

“Bisa turun, nggak?” tanya Adrian.

“Bisa,” jawab Mia.

“Tunggu sebentar. Jangan turun dulu!” kata Adrian.

Adrian membalikkan badannya, ia memunggungi Mia.

“Kamu pegangan ke bahu saya,” kata Adrian.

Mulanya Mia ragu untuk memegang bahu Adrian. Ketika ia melihat berangkar cukup tinggi terpaksa ia berpegangan pada bahu Adrian. Adrian merasakan Mia memegang bahunya

“Hati-hati turunnya! Nanti jatuh,” kata Adrian.

Mia perlahan turun dari tangga berangkar. Akhirnya ia bisa turun dari berangkar. Adrian membalikkan badannya kembali. Mia duduk di atas kursi roda kemudian Adrian mendorong Mia menuju ke kamar mandi. Mia turun dari kursi roda ia masuk ke dalam kamar mandi.

Tidak lama kemudian Mia kelaur dari kamar mandi. Terlihat wajahnya basah seperti selesai wudhu.

“Jalan saja, Tuan. Saya sudah kuat berjalan sendiri,” kata Mia.

“Pakai kursi roda saja! Kamu jangan jalan dulu. Kamu masih lemas,” kata Adrian. Akhirnya Mia duduk di kursi roda. Adrian mendorong Mia kembali ke berangkar.

“Kamu mau sholat di berangkar atau di kursi roda?” tanya Adrian.

“Di kursi roda saja,” jawab Mia.

“Sebentar saya tanyakan dulu arah kiblatnya,” kata Adrian.

Adrian berjalan menuju ke meja suster jaga untuk menanyakan arah kiblat. Setelah menanyakan arah kiblat Adrian kembali. Ia mengarahkan kursi roda ke arah kiblat lalu ia memberikan sapu tangannya kepada Mia.

“Ikat kaki kedua kakimu dengan sapu tangan!” kata Adrian. Mia mengikat kedua pergelangan kaki dengan menggunakan sapu tangan. Sekarang kaki Mia sudah tertutup.

“Kamu sudah bisa sholat,” kata Adrian.

“Terima kasih, Tuan. Saya jadi merepotkan Tuan,” ucap Mia.

“Sama-sama, Mia,” jawab Adrian sambil tersenyum.

“Tuan tidak sholat?’ tanya Mia.

Adrian kaget ditanya oleh Mia. Entah sudah berapa lama ia tidak pernah sholat. Setahun atau dua atau tiga tahun? Adrian sendiri sudah lupa. Bahkan ia sudah lupa kapan terakhir ia sholat. Yang jelas ia sudah lama tidak sholat. Ia malu mengatakan ia sudah lama tidak pernah sholat.

‘Nanti saya sholat di rumah. Kamu sholat dulu saja,” jawab Adrian.

Mia pun mulai sholat.

Adrian menunggunya di tepi berangkar. Dokter datang menghampiri Adrian.

“Mia sudah boleh pulang,” kata dokter.

“Ini hasil visum Mia.” Dokter memberikan hasil visum kepada Adrian.

"Ini alamat psikolog. " Dokter memberikan secantik kertas kepada Adrian.

“Dan ini resep obat yang harus diminum Mia.” Dokter memberikan resep obat kepada Adrian. Adrian membaca resep obat tersebut, sepertinya Adrian mengenali salah satu obat tersebut.

“Ini obat apa, Dok?” Adrian pura-pura tidak tahu.

“Itu obat penenang, vitamin serta salep untuk memar di pipinya dan lengannya,” jawab dokter.

“Apa begitu parah kondisinya sehingga dia harus minum obat penenang?” tanya Adrian.

“Kondisi Mia tidak terlalu parah. Saya resepkan obat penenang dosis rendah. Sekarangpun ia pun dalam pengaruh obat penenang. Saya takut kalau dia tiba-tiba histeris jika mengingat kejadian tersebut. Jauhkan dia dari tempat kejadian!” jawab dokter.

“Kuncinya rajin terapi serta dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat. Oke!” kata dokter.

“Baik, Dok. Terima kasih,” ucap Adrian. Dokter pergi meninggalkan tempat tersebut.

Mia sudah selesai sholat ashar. Adrian menghampiri Mia.

“Kamu sudah boleh pulang. Kamu tunggu di sini. Saya mau bayar rumah sakit dulu,” kata Adrian.

“Saya sudah banyak merepotkan Tuan. Nanti potong saja gaji saya untuk membayar biaya rumah sakit,” ujar Mia.

“Tidak usah kamu pikirkan. Itu semua menjadi tanggung jawab saya. Yang terpenting adalah kamu bisa pulih kembali,” kata Adrian.

“Saya tinggal sebentar. Ada suster yang menjaga kamu,” kata Adrian. Mia mengangguk tanda mengerti.

Adrian menghampiri suster jaga.

“Sus, saya titip pembantu saya. Saya mau membayar rumah sakit dan menebus obat,” kata Adrian kepada suster jaga.

“Baik, Pak,” jawab suster.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Ternyata Adrian baik juga

2024-01-08

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

ternyata Adrian itu gak seburuk bayangan yg tergambar saat baca prolog...

2023-11-13

1

Cuan Alvin

Cuan Alvin

sampai disini ceritanya oke bgus lanjut Bca lagi 😘

2023-05-15

1

lihat semua
Episodes
1 1. Telepon Dari Ibu Ecin
2 2. Pergi Ke Jakarta
3 3. Pergi Ke Kantor Adrian
4 4. Di Kantor Adrian
5 5. Pulang Malam.
6 6. Kamar Adrian
7 7. Ibu Ecin Pulang.
8 8. Adrian Mabuk
9 9. Daniel Datang Ke Rumah Adrian
10 10. Mengantar Mia Pulang
11 11. Hari Yang Naas Untuk Mia
12 12. Instalasi Gawat Darurat
13 13. Pulang Ke Rumah
14 14. Suster Untuk Mia.
15 15. Istri Pak Sapto
16 16. Daniel Datang Menjenguk
17 17. Emak Datang
18 18. Melamar
19 19. Daniel Datang
20 20. Keributan Kecil.
21 21. Ke Kantor Daniel
22 22. Ke Kantor Adrian
23 23. Emak Minta Pulang
24 24. Apakah Ini Jawabannya?
25 25. Keinginan Mia.
26 26. Mia Menjawab
27 27. Rencana Menikah
28 28. Ke Rumah Mia
29 29. Foto Orang Tua Mia.
30 30. Kenangan Tentang Pak Dandi.
31 31. Mulai Menemukan Titik Terang
32 32. Makam Pak Dandi
33 33. Tamu Tak Diundang
34 34. Mia Cemburu
35 35. Adrian Marah.
36 36. Perkebunan Teh
37 37. Menikah
38 38. Pulang Ke Rumah Emak
39 39. Malam Pengantin
40 40. Pergi Berbelanja
41 41. Pergi Ke Pesta
42 42. Kedatangan Pak Dandi
43 43. Pengakuan Pak Dandi
44 44. Lanjutan Cerita Pak Dandi
45 45. Bertemu Mia.
46 46. Papah
47 47. Hamil
48 48. Ke Rumah Papah
49 49. Ke Rumah Emak
50 50. Syukuran Empat Bulanan Mia
51 51. Emak Pergi Umroh
52 52. Emak Meninggal
53 53. Pemberian Emak
54 54. Kontraksi
55 55. Safina Miadri Adriansyah
56 56. Lapar
57 57. Kantor Baru
58 58. Bingung Mau Dikasih Judul Apa?
59 59. Sekretaris Baru
60 60. Bertemu Hari
61 61. Kencan Buta
62 62. Tipe Perempuan Yang Disukai Daniel
63 63. Tugas Mendadak
64 64. Pergi Ke Malaysia
65 65. Berbelanja
66 66. Menghabiskan Waktu Bersama
67 67. Menghadiri Pesta.
68 68. Sekretaris Rasa Istri
69 69. Sakit Kepala
70 70. Ke Hotel Lestari Ciater
71 71. Pergi Ke Mall
72 72. Bertemu Yarfin
73 73. Makan Bersama
74 74. Mengantar Pulang
75 75. Siapa Karima?
76 76. Pergi Berenang
77 77. Di Kolam Renang
78 78. Di Kolam Renang 2
79 79. Menumpang Sholat
80 80. Pergi Ke Ulang Tahun Safina
81 81. Pesta Ulang Tahun Safina.
82 82. Ke Kantor Pusat
83 83. Makan Siang Yang Istimewa.
84 84. Sidak
85 85. Makan Siang Bersama
86 86. Hama Pengganggu
87 87. Penguntit
88 88. Ketegangan Mencair
89 89. Percakapan Yarfin Dengan Daniel
90 90. Yarfin Pergi Untuk Selamanya.
91 91. Pergi Ke Rumah Orang Tua Yarfin
92 92. Pemakaman Yarfin
93 93. Tahlilan
94 94. Pulang Ke Rumah
95 95. Tertangkapnya Pembunuh Yarfin
96 96. Jawabannya adalah
97 97. Ahli Waris
98 98. Warisan Yarfin
99 99. Dinas Luar
100 100. Melamar Karima
101 101. Melamar Karima 2
102 102. Pernikahan Daniel Dan Karima
103 103. Istirahat Sore
104 104. Berkumpul Bersama Keluarga
105 105. Pulang Ke Rumah
106 106. Tinggal Di Rumah Karima
107 107. Kembali Ke Aktifitas Sehari-Hari.
108 108. Awal Ramadhan
109 109. Buka Puasa
110 110. Kejutan
111 111. Berbuka Puasa
112 112. Malam Takbiran
113 113. Hadiah
114 114. Idul Fitri
115 115. Berkunjung Ke Rumah Ibu Menar
116 116. Sakit Perut
117 117. Melahirkan
118 118. Andika Daniel
Episodes

Updated 118 Episodes

1
1. Telepon Dari Ibu Ecin
2
2. Pergi Ke Jakarta
3
3. Pergi Ke Kantor Adrian
4
4. Di Kantor Adrian
5
5. Pulang Malam.
6
6. Kamar Adrian
7
7. Ibu Ecin Pulang.
8
8. Adrian Mabuk
9
9. Daniel Datang Ke Rumah Adrian
10
10. Mengantar Mia Pulang
11
11. Hari Yang Naas Untuk Mia
12
12. Instalasi Gawat Darurat
13
13. Pulang Ke Rumah
14
14. Suster Untuk Mia.
15
15. Istri Pak Sapto
16
16. Daniel Datang Menjenguk
17
17. Emak Datang
18
18. Melamar
19
19. Daniel Datang
20
20. Keributan Kecil.
21
21. Ke Kantor Daniel
22
22. Ke Kantor Adrian
23
23. Emak Minta Pulang
24
24. Apakah Ini Jawabannya?
25
25. Keinginan Mia.
26
26. Mia Menjawab
27
27. Rencana Menikah
28
28. Ke Rumah Mia
29
29. Foto Orang Tua Mia.
30
30. Kenangan Tentang Pak Dandi.
31
31. Mulai Menemukan Titik Terang
32
32. Makam Pak Dandi
33
33. Tamu Tak Diundang
34
34. Mia Cemburu
35
35. Adrian Marah.
36
36. Perkebunan Teh
37
37. Menikah
38
38. Pulang Ke Rumah Emak
39
39. Malam Pengantin
40
40. Pergi Berbelanja
41
41. Pergi Ke Pesta
42
42. Kedatangan Pak Dandi
43
43. Pengakuan Pak Dandi
44
44. Lanjutan Cerita Pak Dandi
45
45. Bertemu Mia.
46
46. Papah
47
47. Hamil
48
48. Ke Rumah Papah
49
49. Ke Rumah Emak
50
50. Syukuran Empat Bulanan Mia
51
51. Emak Pergi Umroh
52
52. Emak Meninggal
53
53. Pemberian Emak
54
54. Kontraksi
55
55. Safina Miadri Adriansyah
56
56. Lapar
57
57. Kantor Baru
58
58. Bingung Mau Dikasih Judul Apa?
59
59. Sekretaris Baru
60
60. Bertemu Hari
61
61. Kencan Buta
62
62. Tipe Perempuan Yang Disukai Daniel
63
63. Tugas Mendadak
64
64. Pergi Ke Malaysia
65
65. Berbelanja
66
66. Menghabiskan Waktu Bersama
67
67. Menghadiri Pesta.
68
68. Sekretaris Rasa Istri
69
69. Sakit Kepala
70
70. Ke Hotel Lestari Ciater
71
71. Pergi Ke Mall
72
72. Bertemu Yarfin
73
73. Makan Bersama
74
74. Mengantar Pulang
75
75. Siapa Karima?
76
76. Pergi Berenang
77
77. Di Kolam Renang
78
78. Di Kolam Renang 2
79
79. Menumpang Sholat
80
80. Pergi Ke Ulang Tahun Safina
81
81. Pesta Ulang Tahun Safina.
82
82. Ke Kantor Pusat
83
83. Makan Siang Yang Istimewa.
84
84. Sidak
85
85. Makan Siang Bersama
86
86. Hama Pengganggu
87
87. Penguntit
88
88. Ketegangan Mencair
89
89. Percakapan Yarfin Dengan Daniel
90
90. Yarfin Pergi Untuk Selamanya.
91
91. Pergi Ke Rumah Orang Tua Yarfin
92
92. Pemakaman Yarfin
93
93. Tahlilan
94
94. Pulang Ke Rumah
95
95. Tertangkapnya Pembunuh Yarfin
96
96. Jawabannya adalah
97
97. Ahli Waris
98
98. Warisan Yarfin
99
99. Dinas Luar
100
100. Melamar Karima
101
101. Melamar Karima 2
102
102. Pernikahan Daniel Dan Karima
103
103. Istirahat Sore
104
104. Berkumpul Bersama Keluarga
105
105. Pulang Ke Rumah
106
106. Tinggal Di Rumah Karima
107
107. Kembali Ke Aktifitas Sehari-Hari.
108
108. Awal Ramadhan
109
109. Buka Puasa
110
110. Kejutan
111
111. Berbuka Puasa
112
112. Malam Takbiran
113
113. Hadiah
114
114. Idul Fitri
115
115. Berkunjung Ke Rumah Ibu Menar
116
116. Sakit Perut
117
117. Melahirkan
118
118. Andika Daniel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!