7. Ibu Ecin Pulang.

Adrian sedang duduk di meja kerjanya. Ia nampak sedang sibuk dengan dokumennya.

Mia menaruh rantang di atas meja sofa. Mia mengambil piring, sendok dan gelas dari dalam pantry lalu ia letakkan dia atas meja. Ia membuka rantang lalu di tata di atas meja. Akhirnya makan siang untuk Adrian sudah siap tersaji.

“Tuan, makan siangnya sudah siap,” kata Mia.

Adrian meletakkan dokumennya lalu beranjak menunju ke sofa. Adrian memperhatikan makanan yang tersaji di atas meja.

“Ini masakanmu?” tanya Adrian.

“Iya, Tuan,” jawab Mia.

Adrian mencicipi makanan itu satu persatu. Ia tidak komentar apapun. Adrian menuangkan nasi dan lauk pauk ke dalam piring, kemudian ia mulai makan.

Selama Adrian makan Mia hanya duduk di kursi lipat di pojok ruangan. Ia menunggu tuannya makan sambil berzikir di dalam hati. Jari tangannya bergerak menghitung ruas jari.

Adrian memperhatikan Mia. Gadis itu lain daripada yang lain. Ia diberi ponsel oleh Adrian tapi tidak dipakai, Mia memakai seperlunya saja. Ia melihat Mia seperti sedang menghitung ruas jari.

“Ponsel kamu mana?” tanya Adrian sambil mengunyah makanan.

“Ada, Tuan,” jawab Mia.

“Mana?” tanya Adrian.

Mia membuka sling bag miliknya lalu mengeluarkan ponsel dari dalam tas.

“Ini, Tuan.” Mia memperlihatkan ponselnya kepada Adrian.

“Bisa pakainya, nggak?’” tanya Adrian sambil menuangkan tumis sayuran ke dalam piring.

“Bisa, Tuan. Ibu Ecin sudah mengajari saya cara memakainya,” jawab Mia.

“Bagus! Berarti kalau saya telepon kamu langsung dijawab. Jangan didiamkan saja!” kata Adrian.

“Iya, Tuan,” jawab Mia.

“Nomor ponsel kamu berapa?” tanya Adrian.

“Berapa, ya?” Mia kebingungan. Ia tidak ingat dengan nomor ponselnya, sehingga harus melihat dari bungkus sim card.

“Saya tidak ingat. Bungkus kartunya ada di rumah,” jawab Rindu.

Adrian menghela nafas.

“Sini ponsel kamu!” kata Adrian.

Mia memberikan ponselnya kepada Adrian. Adrian menelepon ke ponselnya melalui ponsel Mia. Terdengar suara panggilan masuk dari ponsel Adrian. Adrian menyimpan nomor ponsel yang masuk di ponselnya. Kemudian ia mengetik sesuatu di ponsel Mia.

“Nih! Saya sudah simpan nomor ponsel saya di ponsel kamu. Awas kalau saya telepon tidak kamu jawab, saya ambil lagi ponselnya!” kata Adrian.

“Baik, Tuan,” jawab Mia.

Adrian sudah selesai makan, Mia membawa piring ke dapur untuk dicuci. Setelah mencuci piring ia menyusun kembali rantang-rantang lalu ia pamit pulang kepada Adrian.

“Tuan, saya pamit pulang,” kata Mia.

“Sudah pesan taksi?” tanya Adrian.

“Belum, Tuan. Nanti saja, saya mau sholat dulu di mushola,” jawab Mia.

“Ya sudah. Tapi kalau sudah selesai sholat langsung pulang. Jangan kemana-mana!” kata Adrian.

“Iya, Tuan,” jawab Mia.

Mia membawa rantang.

“Saya permisi dulu, Tuan. Assalamualaikum,” ucap Mia.

“Waalaikumsalam,” jawab Adrian.

Mia keluar dari ruangan Adrian.

***

Tak terasa sudah sepuluh hari Mia bekerja di rumah Adrian. Sekarang Mia sudah lancar bekerja, sudah bisa dilepas oleh Ibu Ecin. Sudah saatnya Ibu Ecin pulang ke Sumedang. Ibu Ecin dijemput oleh Mulyana.

“Titip emak, ya Bu,” kata Mia,”kalau ada apa-apa dengan emak, kasih tau Mia.”

“Iya. Kamu tenang saja. Ibu yang akan menjaga nenekmu,” jawab Ibu Ecin.

“Kamu jaga diri baik-baik. Jangan lupa kunci pintu kamar kalau mau tidur!” kata Ibu Ecin.

“Iya, Bu,” jawab Mia.

Mia mengantar Ibu Ecin sampai ke mobil.

“Ibu pulang dulu. Assalamualaikum,” ucap Ibu Ecin sebelum masuk ke dalam mobil.

“Waalaikumsalam,” jawab Mia.

Mobil Mulyana meluncur meninggalkan rumah Adrian. Mia kembali masuk ke dalam rumah karena ia harus bersiap-siap untuk mengantarkan makanan ke kantor Adrian.

Mia jalan tergesah-gesah menuju ke liff. Ia telat berangkat ke kantor Adrian karena kesulitan mendapatkan taksi online. Mia menekan tombol naik namun pintu liff tidak langsung terbuka. Sepertinya liff mulai penuh karena saat ini sudah jam makan siang. Seorang pria berdiri di sebelah Mia. Pria itu berpakaian sangat rapih seperti pakaian Adrian. Menggunakan suit, dasi, jam tangan mahal, sepatu bermerek yang harganya selangit. Parfum maskulin yang baunya lembut tapi menggoda para wanita yang berada di dekatnya. Sepertinya pria itu sama seperti Adrian seorang CEO perusahaan.

Pintu liff pun terbuka, liff penuh oleh para karyawan yang hendak makan siang. Mereka semua keluar dari liff. Setelah liff kosong Mia masuk ke dalam liff. Pria itu juga masuk ke dalam liff. Mia menekan tombol lantai dua puluh. Pria itu menekan tombol tiga puluh. Liff pun bergerak ke atas. Selama di dalam liff Mia berdoa agar ia tidak dimarahi oleh Adrian karena terlambat mengantarkan makanan. Hingga akhirnya liff berhenti di lantai dua puluh. Pintu liff pun terbuka. Mia keluar dari dalam liff.

Mia berjalan menuju ke pintu kaca. Pintu khusus untuk masuk ke kantor Adrian. Kantor Adrian tidak hanya berada di lantai dua puluh saja. Kantor Adrian berada di lantai sepuluh, sebelas, dua belas hingga lantai dua puluh. Lantai dua puluh hanya khusus ruang Adrian sebagai pimpinan perusahaan. Sedangkan lantai sembilan belas sampai lantai sepuluh untuk kantor anak perusahaan. Adrian memiliki banyak perusahaan, pusatnya berada satu gedung dengan Adrian. Sedangkan untuk pabrik, garasi, gudang dan lain sebagainya ada di pinggiran kota Jakarta atau di daerah. Tergantung dengan jenis usahanya.

Mia berjalan masuk ke kantor Adrian. Ketika ia melewati petugas operator, petugas operator sudah tidak ada. Sepertinya sedang istirahat makan siang. Sekretaris dan asisten Adrian juga sudah tidak ada, sepertinya mereka juga sudah pergi makan siang. Mia mendengar suara orang berbicara di ruangan Adrian. Diiringi dengan suara orang tertawa terbahak-bahak. Sepertinya Adrian sedang ada tamu. Mia mengetuk pintu ruangan Adrian.

“Masuk!” terdengar suara keras Adrian menyuruhnya masuk. Mia membuka pintu ruangan Adrian. Adrian sedang duduk di sofa bersama dengan tamunya. Tamu Adrian seorang pria muda seumuran Adrian. Pria itu bernama Daniel.

“Assalamualaikum,” ucap Mia ketika masuk ke dalam ruangan Adrian.

“Waalaikumsalam,” jawab Adrian dan Daniel.

Mia menaruh tas rantang di atas meja.

“Kamu datangnya lama sekali?” tanya Adrian dengan ketus.

“Maaf, Tuan. Saya kesulitan mencari taksi online,” jawab Mia.

“Kalau tidak dapat taksi online, pesan taksi convensional! Cari nomor teleponnya di google!” kata Adrian.

“Baik, Tuan,” jawab Mia.

Daniel memperhatikan Mia.

“Siapa?” tanya Daniel kepada Adrian.

“Dia Mia. Pembantu baru gue,” jawab Adrian.

“Sejak kapan lu punya pembantu baru?” tanya Daniel.

“Sudah lama. Sekitar sepuluh hari,” jawab Adrian.

“Ibu Ecin kemana?” tanya Daniel.

“Sudah pensiun. Dia mau menjadi petani di kampung,” jawab Adrian.

Mia mulai menyiapkan makan siang untuk Adrian. Daniel memperhatikan Mia.

“Lu, nggak pergi? Tadi katanya lu mau makan siang di restaurant lantai empat puluh lima?” tanya Adrian kepada Daniel.

“Nggak, ah. Gue mau numpang makan di sini. Mau mencicipi masakan juru masak lu yang baru,” jawab Danel.

“Cukup untuk saya juga, kan?” tanya Daniel kepada Mia.

“Iya, Tuan,” jawab Mia.

Setiap mengantarkan makanan, Mia membawa makanan lebih. Ibu Ecin menyuruhnya begitu. Kata Ibu Ecin, kadang-kadang ada teman Adrian datang ke kantor untuk makan siang bersama dengan Adrian.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

jaga hati, jaga diri Mia, kamu hidup sendiri di sarang gorila... takutnya pas dia nyamuk kan.. jd harus extra hati hati

2023-11-13

1

Roroazzahra

Roroazzahra

emang bagusnya pake kerudung itu yg nutupin dada dan bagian belakan ke bawah biar ga kelihatan pinggulnya 😊

2023-03-10

2

reni rili

reni rili

eh aku kalo pake kerudung juga suka bgtu, dibiarkan menjuntai aja gtu, apa yg bgtu kampungan ya 😁 hihi gpplah yg pntg nutup aurat dan nyaman ❤

2023-02-15

3

lihat semua
Episodes
1 1. Telepon Dari Ibu Ecin
2 2. Pergi Ke Jakarta
3 3. Pergi Ke Kantor Adrian
4 4. Di Kantor Adrian
5 5. Pulang Malam.
6 6. Kamar Adrian
7 7. Ibu Ecin Pulang.
8 8. Adrian Mabuk
9 9. Daniel Datang Ke Rumah Adrian
10 10. Mengantar Mia Pulang
11 11. Hari Yang Naas Untuk Mia
12 12. Instalasi Gawat Darurat
13 13. Pulang Ke Rumah
14 14. Suster Untuk Mia.
15 15. Istri Pak Sapto
16 16. Daniel Datang Menjenguk
17 17. Emak Datang
18 18. Melamar
19 19. Daniel Datang
20 20. Keributan Kecil.
21 21. Ke Kantor Daniel
22 22. Ke Kantor Adrian
23 23. Emak Minta Pulang
24 24. Apakah Ini Jawabannya?
25 25. Keinginan Mia.
26 26. Mia Menjawab
27 27. Rencana Menikah
28 28. Ke Rumah Mia
29 29. Foto Orang Tua Mia.
30 30. Kenangan Tentang Pak Dandi.
31 31. Mulai Menemukan Titik Terang
32 32. Makam Pak Dandi
33 33. Tamu Tak Diundang
34 34. Mia Cemburu
35 35. Adrian Marah.
36 36. Perkebunan Teh
37 37. Menikah
38 38. Pulang Ke Rumah Emak
39 39. Malam Pengantin
40 40. Pergi Berbelanja
41 41. Pergi Ke Pesta
42 42. Kedatangan Pak Dandi
43 43. Pengakuan Pak Dandi
44 44. Lanjutan Cerita Pak Dandi
45 45. Bertemu Mia.
46 46. Papah
47 47. Hamil
48 48. Ke Rumah Papah
49 49. Ke Rumah Emak
50 50. Syukuran Empat Bulanan Mia
51 51. Emak Pergi Umroh
52 52. Emak Meninggal
53 53. Pemberian Emak
54 54. Kontraksi
55 55. Safina Miadri Adriansyah
56 56. Lapar
57 57. Kantor Baru
58 58. Bingung Mau Dikasih Judul Apa?
59 59. Sekretaris Baru
60 60. Bertemu Hari
61 61. Kencan Buta
62 62. Tipe Perempuan Yang Disukai Daniel
63 63. Tugas Mendadak
64 64. Pergi Ke Malaysia
65 65. Berbelanja
66 66. Menghabiskan Waktu Bersama
67 67. Menghadiri Pesta.
68 68. Sekretaris Rasa Istri
69 69. Sakit Kepala
70 70. Ke Hotel Lestari Ciater
71 71. Pergi Ke Mall
72 72. Bertemu Yarfin
73 73. Makan Bersama
74 74. Mengantar Pulang
75 75. Siapa Karima?
76 76. Pergi Berenang
77 77. Di Kolam Renang
78 78. Di Kolam Renang 2
79 79. Menumpang Sholat
80 80. Pergi Ke Ulang Tahun Safina
81 81. Pesta Ulang Tahun Safina.
82 82. Ke Kantor Pusat
83 83. Makan Siang Yang Istimewa.
84 84. Sidak
85 85. Makan Siang Bersama
86 86. Hama Pengganggu
87 87. Penguntit
88 88. Ketegangan Mencair
89 89. Percakapan Yarfin Dengan Daniel
90 90. Yarfin Pergi Untuk Selamanya.
91 91. Pergi Ke Rumah Orang Tua Yarfin
92 92. Pemakaman Yarfin
93 93. Tahlilan
94 94. Pulang Ke Rumah
95 95. Tertangkapnya Pembunuh Yarfin
96 96. Jawabannya adalah
97 97. Ahli Waris
98 98. Warisan Yarfin
99 99. Dinas Luar
100 100. Melamar Karima
101 101. Melamar Karima 2
102 102. Pernikahan Daniel Dan Karima
103 103. Istirahat Sore
104 104. Berkumpul Bersama Keluarga
105 105. Pulang Ke Rumah
106 106. Tinggal Di Rumah Karima
107 107. Kembali Ke Aktifitas Sehari-Hari.
108 108. Awal Ramadhan
109 109. Buka Puasa
110 110. Kejutan
111 111. Berbuka Puasa
112 112. Malam Takbiran
113 113. Hadiah
114 114. Idul Fitri
115 115. Berkunjung Ke Rumah Ibu Menar
116 116. Sakit Perut
117 117. Melahirkan
118 118. Andika Daniel
Episodes

Updated 118 Episodes

1
1. Telepon Dari Ibu Ecin
2
2. Pergi Ke Jakarta
3
3. Pergi Ke Kantor Adrian
4
4. Di Kantor Adrian
5
5. Pulang Malam.
6
6. Kamar Adrian
7
7. Ibu Ecin Pulang.
8
8. Adrian Mabuk
9
9. Daniel Datang Ke Rumah Adrian
10
10. Mengantar Mia Pulang
11
11. Hari Yang Naas Untuk Mia
12
12. Instalasi Gawat Darurat
13
13. Pulang Ke Rumah
14
14. Suster Untuk Mia.
15
15. Istri Pak Sapto
16
16. Daniel Datang Menjenguk
17
17. Emak Datang
18
18. Melamar
19
19. Daniel Datang
20
20. Keributan Kecil.
21
21. Ke Kantor Daniel
22
22. Ke Kantor Adrian
23
23. Emak Minta Pulang
24
24. Apakah Ini Jawabannya?
25
25. Keinginan Mia.
26
26. Mia Menjawab
27
27. Rencana Menikah
28
28. Ke Rumah Mia
29
29. Foto Orang Tua Mia.
30
30. Kenangan Tentang Pak Dandi.
31
31. Mulai Menemukan Titik Terang
32
32. Makam Pak Dandi
33
33. Tamu Tak Diundang
34
34. Mia Cemburu
35
35. Adrian Marah.
36
36. Perkebunan Teh
37
37. Menikah
38
38. Pulang Ke Rumah Emak
39
39. Malam Pengantin
40
40. Pergi Berbelanja
41
41. Pergi Ke Pesta
42
42. Kedatangan Pak Dandi
43
43. Pengakuan Pak Dandi
44
44. Lanjutan Cerita Pak Dandi
45
45. Bertemu Mia.
46
46. Papah
47
47. Hamil
48
48. Ke Rumah Papah
49
49. Ke Rumah Emak
50
50. Syukuran Empat Bulanan Mia
51
51. Emak Pergi Umroh
52
52. Emak Meninggal
53
53. Pemberian Emak
54
54. Kontraksi
55
55. Safina Miadri Adriansyah
56
56. Lapar
57
57. Kantor Baru
58
58. Bingung Mau Dikasih Judul Apa?
59
59. Sekretaris Baru
60
60. Bertemu Hari
61
61. Kencan Buta
62
62. Tipe Perempuan Yang Disukai Daniel
63
63. Tugas Mendadak
64
64. Pergi Ke Malaysia
65
65. Berbelanja
66
66. Menghabiskan Waktu Bersama
67
67. Menghadiri Pesta.
68
68. Sekretaris Rasa Istri
69
69. Sakit Kepala
70
70. Ke Hotel Lestari Ciater
71
71. Pergi Ke Mall
72
72. Bertemu Yarfin
73
73. Makan Bersama
74
74. Mengantar Pulang
75
75. Siapa Karima?
76
76. Pergi Berenang
77
77. Di Kolam Renang
78
78. Di Kolam Renang 2
79
79. Menumpang Sholat
80
80. Pergi Ke Ulang Tahun Safina
81
81. Pesta Ulang Tahun Safina.
82
82. Ke Kantor Pusat
83
83. Makan Siang Yang Istimewa.
84
84. Sidak
85
85. Makan Siang Bersama
86
86. Hama Pengganggu
87
87. Penguntit
88
88. Ketegangan Mencair
89
89. Percakapan Yarfin Dengan Daniel
90
90. Yarfin Pergi Untuk Selamanya.
91
91. Pergi Ke Rumah Orang Tua Yarfin
92
92. Pemakaman Yarfin
93
93. Tahlilan
94
94. Pulang Ke Rumah
95
95. Tertangkapnya Pembunuh Yarfin
96
96. Jawabannya adalah
97
97. Ahli Waris
98
98. Warisan Yarfin
99
99. Dinas Luar
100
100. Melamar Karima
101
101. Melamar Karima 2
102
102. Pernikahan Daniel Dan Karima
103
103. Istirahat Sore
104
104. Berkumpul Bersama Keluarga
105
105. Pulang Ke Rumah
106
106. Tinggal Di Rumah Karima
107
107. Kembali Ke Aktifitas Sehari-Hari.
108
108. Awal Ramadhan
109
109. Buka Puasa
110
110. Kejutan
111
111. Berbuka Puasa
112
112. Malam Takbiran
113
113. Hadiah
114
114. Idul Fitri
115
115. Berkunjung Ke Rumah Ibu Menar
116
116. Sakit Perut
117
117. Melahirkan
118
118. Andika Daniel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!