Mia selesai menyiapkan makanan. Adrian dan Daniel pun makan.
“Tuan, saya mau ke mushola dulu. Saya mau sholat dzuhur,” pamit Mia.
“Hem,” jawab Adrian. Mia keluar dari ruangan Adrian menuju ke musholah yang berada di lantai dasar dekat tempat parkir.
Setelah selesai makan Mia kembali ke kantor Adrian. Adrian dan Daniel sudah selesai makan. Mia membawa piring kotor ke dapur untuk di cuci. Ketika ia kembali Adrian dan Daniel sedang berbincang-bincang. Mia membereskan rantang dan di masukkan kembali ke dalam tas kain.
“Tuan, saya permisi pulang,” kata Mia.
“Kamu sudah pesan taksi online?” tanya Adrian.
“Nanti saja pesannya. Kalau sudah sampai di lobby,” jawab Mia.
“Ya, sudah. Hati-hati di jalan,” kata Adrian.
“Iya, Tuan. Assalamualaikum,” ucap Mia.
“Waalaikumsalam,” jawab Adrian.
Mia berjalan menuju ke pintu.
“Mia, tunggu!” Tiba-tiba Daniel memanggilnya.
Mia menoleh ke Daniel.
“Bareng dengan saya. Saya mau kembali ke kantor,” kata Daniel.
Daniel beranjak dari sofa,
“Dri, gue balik ke kantor. Terima kasih atas makan siangnya,” pamit Daniel.
“Lu mau ngapain bareng sama pembantu gue?” tanya Adrian.
“Cuma mau bareng ke bawah,” jawab Daniel.
“Jangan macam-macam lu sama pembantu gue!” seru Adrian.
“Gue nggak akan macam-macam. Cuma satu macam saja,” jawab Daniel.
“Sudah, ya. Assalamualaikum,” ucap Daniel.
“Waalaikumsalam,” jawab Adrian.
“Ayo!” Daniel membuka pintu. Ia keluar dari ruangan Adrian. Mia mengikuti Daniel dari belakang. Mereka keluar dari kantor Adrian menuju ke pintu liff. Daniel berjalan sambil menelepon seseorang.
“Pak Min, jemput saya di lobby!” kata Daniel. Daniel mengakhiri pembicaraannya. Mia menekan tombol liff. Tidak lama kemudian pintu liff terbuka. Daniel dan Mia masuk ke dalam liff. Mia menekan tombol lantai dasar. Liff pun turun ke bawah.
“Kamu asalnya dari mana?” tanya Daniel.
“Dari Sumedang,” jawab Mia.
“Berarti sama dengan Bu Ecin. Sama-sama dari Sumedang,” kata Daniel.
“Saya tetangga Ibu Ecin,” kata Mia.
“Oh, tetangganya Bu Ecin,” ujar Daniel.
“Kamu pintar masak pasti diajari Ibu Ecin, ya?’ Daniel.
“Bukan, Pak. Emak yang mengajari saya masak,” jawab Mia.
Akhirnya mereka sampai di lantai dasar. Pintu liff terbuka, mereka keluar dari pintu liff. Mereka berjalan menuju ke lobby. Di depan lobby Mia memesan taksi online. Tiba-tiba sebuah mobil sedan mewah berhenti di depan lobby. Daniel membuka pintu belakang mobil itu.
“Mia, ayo bareng dengan saya! Saya antar sampai rumah Adrian,” kata Daniel.
Mia mengangkat kepala dan memandang arah ke Daniel.
“Tidak usah, Tuan. Terima kasih. Saya sedang pesan taksi online,” jawab Mia.
“Belum dapat taksi, kan?” tanya Daniel.
“Belum, Tuan,” jawab Mia.
“Kalau begitu, bareng dengan saya,” kata Daniel.
“Tidak usah. Terima kasih,” ucap Mia dengan sopan.
Daniel menghela nafas.
“Ya sudah. Tapi lain kali kamu jangan menolak ajakan saya,” kata Daniel.
Mia hanya diam tidak menjawab apa-apa. Mia menolak ajakan Daniel karena takut diculik, ia baru bertemu dengan Daniel hari ini. Walaupun Daniel teman majikannya, tetap saja Mia harus berhati-hati.
“Saya duluan, ya,” kata Daniel.
“Iya, Tuan,” jawab Mia.
Daniel masuk ke dalam mobil dan tak lama kemudian mobil Daniel meluncur meninggalkan lobby gedung. Mia melanjutkan memensan taksi online.
***
Pukul satu malam Adrian pulang ke rumah. Ia baru pulang kumpul-kumpul bersama dengan teman-temannya. Seperti biasa ia membawa kunci rumah sehingga ia tidak harus membangunkan Mia. Ketika Adrian berjalan menuju ke kamarnya sayup-sayup ia mendengar suara orang yang sedang mengaji.
“Malam-malam begini siapa yang mengaji?” tanya Adrian.
Suara itu terdengar dari arah dapur. Adrian berjalan menuju ke dapur. Sampai di dapur suara itu semakin jelas. Suara itu berasal dari kamar belakang, suara itu berasal dari kamar Mia.
“Mia!” panggil Adrian.
Tiba-tiba suara itu berhenti.
“Mia!” panggil Adrian sekali lagi.
Terdengar suara kunci pintu dibuka. Mia membuka pintu kamar. Ia menggunakan mukenah.
“Tuan memanggil saya?” tanya Mia.
“Kamu sedang mengaji?” tanya Adrian.
“Iya, Tuan,” jawab Mia.
Mendengar jawaban Mia, Adrian langsung bernafas dengan lega. Ternyata Mia yang sedang membaca Al-Qur’an.
“Tuan membutuhkan sesuatu?” tanya Mia.
“Tidak. Saya sudah mengantuk mau tidur,” jawab Adrian.
“Cepat kamu tidur! Jangan terlalu lama baca Al-Qur’an, nanti kamu bangun kesiangan!” kata Adrian.
“Iya, Tuan,” jawab Mia. Adrian pun pergi menuju ke kamarnya.
***
Pada suatu malam Adrian pulang malam. Seperti biasa ia berpesan kepada Mia untuk mengunci pintu rumah. Walaupun di depan ada seorang penjaga rumah tetapi Mia harus tetap berjaga-jaga. Mia keluar dari kamar mandi. Ia baru saja selesai sholat tahajud. Mia mendengar suara mobil masuk ke halaman rumah. Mia melihat keluar melalui pintu samping. Ia melihat Ryan asisten Adrian keluar dari dalam mobil Adrian. Ia yang menyetir mobil Adrian.
Ada apa Pak Ryan malam-malam ke sini? tanya Mia di dalam hati.
Ryan membuka pintu belakang mobil, memngeluarkan Adrian dari dalam mobil. Ia dibantu Pak Malih memapah Adrian.
Tuan Adrian kenapa? tanya Mia di dalam hati.
Cepat-cepat Mia keluar melalui pintu samping dan menghampir Ryan dan Pak Malih yang sedang memapah Adrian. Adrian sepertinya sedang tidur.
“Kenapa Tuan Adrian?” tanya Mia kepada Ryan.
Mendengar suara Mia, Adrian bangun ia tersenyum ke Mia.
“Mia Mia. Kamu cantik tapi sayang kamu kampungan. Hik,” kata Adrian.
“Pak Adrian habis minum-minum dengan tamu dari Jepang, sehingga ia mabok,” jawab Ryan.
“Tolong bukakan pintu depan!” kata Ryan.
“Baik, Pak,” jawab Mia. Mia berlari masuk ke dalam rumah melalui pintu samping. Cepat-cepat ia membuka pintu ruang tamu. Ryan dan Pak Malih masuk ke dalam rumah dan membawa Adrian ke kamarnya. Ryan dan Pak Malih menaruh Adrian di atas tempat tidur setelah itu mereka keluar dari kamar Adrian. Pak Malih kembali ke pos penjaga.
“Mbak Mia jangan masuk ke kamar Pak Adrian! Berbahaya karena Pak Adrian sedang mabuk,” kata Ryan.
“Baik, Pak Ryan. Saya mengerti,” jawab Mia.
“Oh iya, mobil Pak Adrian saya bawa,” kata Ryan.
“Baik, Pak,” jawab Mia.
Ryan berjalan keluar rumah.
“Saya permisi pulang. Jangan lupa kunci kembali pintunya!” kata Ryan.
“Baik, Pak,” jawab Mia.
“Assalamualaikum,” ucap Ryan.
“Waalaikumsalam,” jawab Mia.
Ryan berjalan menuju ke mobil, Mia menutup kembali pintu ruang tamu dan mengunci pintu. Setelah itu ia kembali ke kamarnya.
Keesokan harinya.
Mia sedang memasak di dapur tiba-tiba ponselnya berdering. Mia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja makan, ia melihat nama Adrian di layar ponselnya.
“Assalamualaikum,” ucap Mia.
“Waalaikumsalam. Cepat bawakan saya air jahe dan jeruk nipis serta segelas air putih! Saya mau minum obat,” kata Adrian.
“Baik, Pak,” jawab Mia. Mia menaruh kembali ponselnya di atas meja lalu ia membuatkan air jahe dan jeruk nipis untuk Adrian.
Mia membawa air jahe, segelas ait putih serta sepotong roti ke kamar Adrian. Mia mengetuk pintu kamar Adrian.
“Masuk,” jawab Adrian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Yani
Jangan sampai terjadi apa" sama Mia
2024-01-08
0
Sandisalbiah
Mia berpenampilan kampungan aja kamu masih bisa bilang dia cantik... dasar casanova... kalau lagi mabok lihat kambing di bedakin juga dibilang syantik.. 😏😏
2023-11-13
1
reni rili
jangan sampai khilaf aja ya c adrian, minta di bacain yasin kali ya
2023-02-15
1