Mia sedang menyiapkan makanan malam untuk Adrian. Ibu Ecin menugaskan Mia untuk menyiapkan makan malam untuk Adrian agar ia menjadi terbiasa. Adrian keluar dari kamarnya. Ia menggunakan celana pendek selutut dan kaos obong. Adrian berjalan menuju ke ruang makan. Ia berdiri di depan meja makan.
"Siapa yang masak?" tanya Adrian.
"Saya, Tuan, " jawab Mia.
Adrian memandangi makanan yang tersaji di atas meja. Makanan itu terlihat sangat lezat. Adrian duduk di kursi makan. Melihat Adrian hendak makan Mia kembali ke dapur.
"Hei!" Adrian memanggil Mia.
Mia membalikkan badannya.
"Iya, Tuan," jawab Mia.
"Nanti saya akan pergi ke Pub. Saya tidak tahu akan pulang atau tidak. Kamu jaga rumah baik-baik!" kata Adrian.
"Baik, Tuan, " jawab Mia. Mia hendak kembali ke dapur, tapi Adrian memanggilnya kembali.
"Heh!" kata Adrian.
Mia membalikkan badannya.
"Iya, Tuan, " Jawa Mia.
"Nama kamu siapa?" tanya Adrian.
"Nama saya Mia," jawab Mia.
"Ya sudah, kembali lagi ke dapur!" kata Adrian.
Mia pun kembali ke dapur. Adrian menikmati malamnya. Pukul sembilan malam Adrian sudah bersiap untuk pergi ke Pun. Ia memakai kemeja hitam yang lengannya digulung hingga sepertiga tangan dan menggunakan celana panjang berwarna dark blue.Tercium wangi parfum maskulin dari tubuhnya.
Adrian berjalan menuju ke dapur. Di dapur sepi tidak ada siapa-siapa. Mia dan Ibu Erin sudah berada di dalam kamar. Adrian keluar dari dapur menuju ke ruang belakang tempat para pembantu. Sayup-sayup ia mendengar suara orang yang sedang membaca Al-Qur'an. Siapa yang baca Al-Qur'an malam-malam begini? tanya Adrian di dalam hati.
Itu bukan suara Ibu Ecin. Lagi pula Ibu Ecin biasanya baca Al-Qur'an ketika Adrian sedang tidak berada di rumah. Adrian pernah ketinggalan ponsel. Ketika dia kembali ke rumah ia mendengar suara ibu Ecin sedang membaca Al-Qur'an.
"Mia!" Adrian memanggil Mia. Suara orang yang sedang membaca Al-Qur'an langsung berhenti, namun Mia belum menampakkan dirinya.
"Mia! " Sekali lagi Adrian memanggil Mia.
"Ya, Tuan, " jawab Mia dari dalam kamar. Mia keluar dari kamarnya dengan menggunakan mukenah.
"Saya mau pergi. Kunci pintunya. Kuncinya langsung dicabut! Kalau tidak, nanti saya tidak bisa masuk.Tidak usah ditunggui, saya bawa kunci sendiri! Ada kemungkinan saya tidak pulang," kata Adrian.
"Baik, Tuan, " jawab Mia.
Adrian berjalan menuju ke ruang tamu. Mia mengikuti Adrian dari belakang. Adrian membuka pintu ruang tamu lalu keluar dari rumahnya.
"Jangan lupa dikunci lagi pintunya. Langsung cabut kuncinya!" kata Adrian.
"Baik, Tuan, " jawab Mia
Adrian berjalan menunju ke mobilnya Mia menutup kembali pintu ruang tamu. Ia mengunci pintu dan tidak lupa ia mencabut kunci pintu. Mia kembali lagi ke kamarnya
***
Pukul dua belas malam Mia terbangun. Seperti biasa Mia selalu sholat tahajud. Pelan-pelan Mia bangun dari tempat tidur agar tidak mengganggu Ibu Ecin. Mia berjalan keluar dari kamar untuk wudhu.
Setelah wudhu Mia kembali ke kamarnya. Ia mengambil mukenanya. Ketika ia hendak menggunakan mukenah ia melihat Ibu Ecin tidur dengan nyenyak. Mia tidak ingin mengganggu Ibu Ecin, ia memutuskan untuk sholat di luar kamar.
Mia keluar dari kamarnya Ia mencari tempat yang bersih untuk sholat. Akhirnya sampailah ia di ruang tengah.
Ah, di sini bersih. Lagipula tadi Tuan Adrian tidak akan pulang, kata Mia di dalam hati.
Mia menggelar sajadah nya di ruang tengah. Lalu ia memakai mukenah. Mia mulai sholat tahajud.
Ketika Mia sedang sholat tahajud tiba- tiba ada yang membuka pintu rumah. Seorang laki-laki dan perempuan masuk ke dalam rumah. Mereka saling mengecup satu dengan lain. Mereka melakukan hal yang tidak senonoh di dekat pintu ruang tamu. Mereka adalah Adrian dan teman perempuannya.
"Jangan di sini nanti ada yang melihat! Kita ke kamar, " bisik Adrian ketika perempuan itu menginginkan hal yang lebih intim lagi.
Mereka berjalan sambil saling merangkul satu sama lain. Ketika mereka hendak menuju ke kamar, teman perempuan Adrian melihat Mia sedang sholat di ruang tengah dalam keadaan gelap. Sehingga membuatnya ketakutan.
"Aahhhh!" Perempuan itu berteriak ketakutan.
"Sayang, itu apa putih-putih di situ?" Perempuan itu menunjuk ke arah Mia. Adrian melihat ke arah Mia.
"Itu setan, ya?" tanya perempuan itu.
"Di sini nggak ada setan," jawab Adrian.
Adrian mendekati Mia yang sedang sholat, pas ketika Mia selesai sholat tahajud.
"Ngapain kamu sholat di sini?" tanya Adrian.
Mia langsung kaget. Ia menoleh ke belakang.
Adrian berdiri di belakangnya bersama seorang perempuan. Pakaian mereka sudah terbuka sehingga memperlihatkan tubuh mereka. Adrian memandang tajam Mia.
"Tuan sudah pulang?" tanya Mia.
"Saya tanya ngapain kamu sholat di sini, bukan di kamar kamu?" tanya Adrian sekali lagi.
"Saya, takut mengganggu Ibu Ecin yang sedang tidur, " jawab Mia.
"Sana. Kembali ke kamar kamu!" kata Adrian.
"Ya, Tuan, " jawab Mia.
Mia membawa sajadahnya lalu kembali ke kamarnya.
"Menggangu kesenangan orang saja," kata Adrian sambil memandangi punggung Mia.
"Ayo sayang kita lanjutkan lagi di kamar," kata perempuan itu sambil bergelayut manja di lengan Adrian. Adrian merangkul perempuan itu dan membawa perempuan itu ke kamarnya.
***
Pagi-pagi Mia dan Ibu Ecin berkutat di dapur mempersiapkan sarapan untuk mereka dan Adrian.
"Mia, ayo kita sarapan dulu, " kata Ibu Ecin.
"Tapi Tuan Adrian belum sarapan, Bu," jawab Mia.
"Biasanya kalau pergi malam-malam, Tuan Adrian akan bangun siang," kata Ibu Ecin.
"Oh iya, Ibu lupa kasih tahu. Kamu jangan kaget kalau tiba-tiba ada perempuan berpakaian minim keluar dari kamar Tuan Adrian," kata Ibu Ecin lagi.
"Iya, Bu," jawab Mia.
"Ayo kita sarapan dulu, sebelum Tuan Adrian bangun," ujar Ibu Ecin.
Mia dan Ibu Ecin duduk di meja makan dan menikmati sarapan mereka.
Pukul delapan pagi Adrian belum juga bangun. Mia mengirim pesan ke Ryan asisten Adrian untuk menanyakan jadwal Adrian hari ini. Menurut Ryan, hari ini Adrian tidak ada rapat ataupun makan siang dengan klien. Sehingga Mia harus mengantarkan makan siang ke kantor Adrian.
"Bu Ecin!" panggil Adrian kencang dari depan pintu kamarnya.
"Mia, coba kamu samperin Tuan Adrian! " kata Ibu Ecin.
"Baik, Bu," jawab Mia.
Mia beranjak dari tempat duduknya lalu menghampiri Adrian.
"Ya, Tuan," jawab Mia.
Adrian berdiri di depan kamarnya tidak menggunakan pakaian, ia hanya menggunakan celana pendek selutut.
"Lama sekali jalannya!" bentak Adrian.
"Tuan perlu apa?" tanya Mia.
"Buatkan saya air jahe dan jeruk nipis seperti biasa. Buatkan juga teh manis untuk tamu saya!" kata Adrian.
"Baik, Tuan," jawab Mia.
Mia kembali lagi ke dapur.
"Bu, Tuan minta dibuatkan air jahe dan jeruk nipis seperti biasa," kata Mia.
Ibu Ecin mengajarkan Mia cara membuat minuman apabila Adrian habis minum minuman keras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Aqella Lindi
jangan,mia sm andrian thor jijik
2024-08-15
0
Yani
Adrian tukang celup"
2024-01-08
1
Sandisalbiah
Oo... situan muda ternyata seorang casanova... bahaya gak tau buat Mia, takutnya pas mabuk dia khilaf kan..!
2023-11-13
1