11. Hari Yang Naas Untuk Mia

Sesampai di lantai dasar Adrian langsung ke depan lobby, Mobilnya belum terlihat di depan lobby. Tak lama kemudian mobilnya datang. Adrian menuju ke pintu kemudi. Ia menyuruh Pak Ratno keluar dari mobil.

“Saya yang menyetir. Kamu duduk di sebelah!” kata Adrian.

Pak Ratno keluar dari mobil lalu menuju ke pintu penumpang, ia duduk di kursi penumpang. Adrian duduk di depan kemudi. Adrian langsung menancap gas mobilnya. Ia menyetir mobil seperti orang kesetanan.

“Astagfirullahaladzim. Jangan ngebut, Pak. Bahaya!” kata Pak Ratno. Adrian tidak mengindahkan perkataan Pak Ratno, ia tetap menyetir dengan ngebut. Dengan lihai Adrian menyetir mobil dalam keadaan mengebut. Bahkan ketika lampu sudah berubah menjadi kuning dari jauh Adrian malah tancap gas sehingga dengan nekad ia melaju kendaraannya setelah lampu berubah menjadi merah. Spontan ia di klakson oleh banyak mobil. Mobil patrol polisi melihat mobil Adrian yang sedang mengebut langsung mengejarnya. Polisi memberi tanda agar Adrian berhenti. Adrian tidak berhenti ia malah memberi tanda dengan tangannya kepada polisi untuk mengikutinya.

Akhirnya Adrian sampai di depan rumahnya. Cepat-cepat ia mengambil kunci rumah dari laci dashboard.

“Suruh polisi masuk ke dalam rumah! Mia dalam bahaya,” kata Adrian kepada Pak Ratno.

“Baik, Pak,” jawab Ratno.

Adrian keluar dari dalam mobil. Ia membuka gembok pintu pagar lalu berlari masuk ke dalam rumahnya. Mobil polisi yang mengejarnya baru sampai di depan rumah Adrian.

“Pak, masuk ke dalam! Ada seseorang dalam bahaya,” kata Pak Ratno kepada polisi. Polisi masuk ke dalam rumah.

Adrian masuk ke dalam kamar Mia, ia melihat Pak Sapto berusaha memp3rk0s4 Mia, namun Mia terus saja berusaha melawan sambil menangis.

“Berengsek!” Adrian langsung menarik baju Pak Sapto. Ia menyeret Pak Sapto keluar dari kamar Mia. Ia memukul wajah Pak Sapto.

“Kur4ng 4j4r berani-beraninya elu memp3rk0s4 Mia.” Adrian terus saja memukul Pak Sapto.

“Mia duluan yang menggoda saya,” kata Pak Sapto nembela diri.

“Apa lu bilang? Mia menggoda lu? Dia bukan perempuan gampangan!” teriak Adrian. Adrian kembali memukul wajah Pak Sapto.

“Dia perempuan mur4h4n. Tadi dia pulang diantar laki-laki dengan mobil mewah, bukan naik taksi online,” kata Pak Sapto.

“Laki-laki yang naik mobil mewah itu teman gue! Dia sudah bilang mau mengantar Mia pulang,” seru Adrian berbohong.

“Mau ngelak apa lagi lu? Gue bikin lu membusuk di penjara.” Adrian hendak memukul Pak Sapto namun polisi datang mencegahnya.

“Sudah cukup, Pak! Nanti dia bisa mati kalau dipukuli terus,” kata polisi.

“Dia mau memp3rk0s4 pembantu saya!” seru Adrian dengan marah.

“Biar hukum yang memberinya pelajaran,” kata polisi.

Mereka langsung meringkus Pak Sapto.

“Bawa dia ke kantor polisi. Dia hendak memperkosa pembantu saya,” kata Adrian kepada polisi.

Adrian masuk ke dalam kamar Mia. Mia sedang dipojokan dengan tampang berantakan. Ia sedang ketakutan. Dia menutupi dadanya dengan kedua tanganya. Kedua pipinya memerah seperti habis ditampar. Bajunya sobek. Adrian mengambil pakaian Mia dari dalam lemari. Ia hendak menutupi tubuh Mia dengan pakaian namun Mia menghindar, ia ketakutan.

“Maafkan saya, Mia. Ini semua salah saya. Kalau saja saya tidak menyuruhnya menjaga di rumah ini, ini semua tidak akan terjadi,” kata Adrian dengan menyesal.

Mia terus saja menangis ambil terus ketakutan, sepertinya ia mengalami shock. Adrian menutupi tubuh Mia dengan pakaian. Polisi menghampiri Adrian. Adrian mengeluarkan SIM dari dalam dompet lalu diberikan kepada polisi.

“STNK mobil ada di supir saya. Minta saja ke supir saya,” kata Adrian.

Polisi itu mengambil SIM Adrian.

“Saya sudah melaporkan ini kepada petugas yang berwenang,” kata polisi itu.

“Tolong ia didampingi polwan. Ia perempuan soleha yang tidak ingin disentuh oleh laki-laki,” kata Adrian.

“Baik, Pak. Akan kami perhatikan,” jawab polisi.

“Untuk sementara SIM Bapak kami sita. Bapak bisa mengambi kembali setelah sidang,” kata polisi.

“Iya, tidak apa-apa,” jawab Adrian. Polisi itu berjalan keluar.

Adrian duduk di lantai. Ia menyandar di pintu.

“Saya akan bertanggung jawab. Apa pun yang terjadi, saya akan bertanggung jawab. Ini semua terjadi karena kelalaian saya,” kata Adrian. Mia terus saja menangis di atas tempat tidurnya.

Setengah jam kemudian polisi pun datang. Mereka langsung masuk ke dalam rumah Adrian. Seorang polwan menghampiri Mia, ia hendak memeriksa keadaan Mia. Polwan itu menutup pintu kamar. Polisi meminta keterangan Adrian. Adrian menceritakan yang terjadi.  Setelah beberapa saat polwan membuka pintu kamar. Mia sudah berganti baju.

“Sepertinya ia belum sempat diperkosa. Karena tidak ada tanda-tanda pakaian d4l4m terkoyak. Mungkin karena dia terus saja melawan,” kata polwan.

“Alhamdullilah,” ucap Adrian. Ia merasa lega mendengar perkataan polwan.

“Kami akan membawanya ke rumah sakit untuk divisum,” kata polwan.

“Baiklah,” jawab Adrian.

Adrian menelepon Ryan.

“Tolong carikan saya penjaga rumah untuk menggantikan Pak Sapto! Tadi Pak Sapto hendak memperkosa Mia. Sekarang sedang diurus oleh polisi,” kata Adrian.

“Cari orang yang bener! Jangan penjahat kamu suruh jaga rumah saya!” seru Adrian dengan kesal. Adrian mengakhiri percakapannya.

Polwan membawa Mia keluar dari kamar. Ia memapah Mia menuju ke mobil polisi. Adrian mengikuti dari belakang.

“Bu polwan, biar Mia naik mobil saya saja,” kata Adrian.

Polwan membawa Mia menuju mobil Adrian. Mereka duduk kursi belakang. Pak Ratno masuk ke dalam mobil. Ia menyalakan mobil dan mengeluarkan mobil dari halaman rumah. Adrian menutup pintu pagar kemudian menggemboknya. Adrian masuk ke dalam mobil. Mobilpun meluncur meninggalkan rumah Adrian.

Sesampai di rumah sakit polwan membawa Mia ke ruang instalasi gawat darurat untuk divisum. Adrian menunggu di ruang tunggu. Ia menunggu dengan gelisah. Tiga puluh menit kemudian dokter keluar dari ruang instalasi gawat darurat.

“Bagaimana keadaan Mia, Dok?” tanya Adrian.

“Mia mengalami shock. Pipinya mengalami memar karena dipukul berkali-kali,” kata dokter.

“Berengsek!” seru Adrian.

“Ada luka lebam di tangannya akibat dari cengkraman yang kuat. Pelakunya belum sampai menyentuh bagian bawah,” kata dokter.

“Alhamdullilah.” Adrian bernafas lega.

“Dia harus diterapi untuk mengatasi shock. Ia juga harus mendapatkan support dari keluarganya agar rasa percaya dirinya kembali,” kata dokter.

“iya, Dok. Saya mengerti,” jawab Adrian.

“Nanti saya beri alamat psikolog,” kata dokter.

“Baik, Dok,” jawab Adrian.

“Saya permisi dulu. Saya mau membuat laporan hasil visum,” pamit dokter.

“Dok, apakah saya boleh melihat Mia?” tanya Adrian.

“Boleh. Tapi kalau ia menolak untuk bertemu jangan dipaksa. Beri dia ruang untuk menenangkan diri,” jawab dokter.

“Baik, Dok. Saya mengerti,” jawab Adrian. Dokter pergi meninggalkan tempat itu.

Adrian menghubungi Ibu Ecin.

“Assalamualaikum,” ucap Adrian.

“Waalaikumsalam,” jawab Ibu Ecin.

“Bu, bisa carikan saya pembantu?” tanya Adrian.

“Memang kenapa dengan Mia?” Ibu Ecin balik bertanya.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Untung Adrian tepat waktu

2024-01-08

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

untung Adrian sigap kalau telat sedikit aja... enyahlah nasib Mia... feeling Adrian udah buruk saat Mia gak menjawab panggilan telepon nya..

2023-11-13

1

yani suko

yani suko

kok tahu kalo Mia dlm bahaya ???

2023-10-08

1

lihat semua
Episodes
1 1. Telepon Dari Ibu Ecin
2 2. Pergi Ke Jakarta
3 3. Pergi Ke Kantor Adrian
4 4. Di Kantor Adrian
5 5. Pulang Malam.
6 6. Kamar Adrian
7 7. Ibu Ecin Pulang.
8 8. Adrian Mabuk
9 9. Daniel Datang Ke Rumah Adrian
10 10. Mengantar Mia Pulang
11 11. Hari Yang Naas Untuk Mia
12 12. Instalasi Gawat Darurat
13 13. Pulang Ke Rumah
14 14. Suster Untuk Mia.
15 15. Istri Pak Sapto
16 16. Daniel Datang Menjenguk
17 17. Emak Datang
18 18. Melamar
19 19. Daniel Datang
20 20. Keributan Kecil.
21 21. Ke Kantor Daniel
22 22. Ke Kantor Adrian
23 23. Emak Minta Pulang
24 24. Apakah Ini Jawabannya?
25 25. Keinginan Mia.
26 26. Mia Menjawab
27 27. Rencana Menikah
28 28. Ke Rumah Mia
29 29. Foto Orang Tua Mia.
30 30. Kenangan Tentang Pak Dandi.
31 31. Mulai Menemukan Titik Terang
32 32. Makam Pak Dandi
33 33. Tamu Tak Diundang
34 34. Mia Cemburu
35 35. Adrian Marah.
36 36. Perkebunan Teh
37 37. Menikah
38 38. Pulang Ke Rumah Emak
39 39. Malam Pengantin
40 40. Pergi Berbelanja
41 41. Pergi Ke Pesta
42 42. Kedatangan Pak Dandi
43 43. Pengakuan Pak Dandi
44 44. Lanjutan Cerita Pak Dandi
45 45. Bertemu Mia.
46 46. Papah
47 47. Hamil
48 48. Ke Rumah Papah
49 49. Ke Rumah Emak
50 50. Syukuran Empat Bulanan Mia
51 51. Emak Pergi Umroh
52 52. Emak Meninggal
53 53. Pemberian Emak
54 54. Kontraksi
55 55. Safina Miadri Adriansyah
56 56. Lapar
57 57. Kantor Baru
58 58. Bingung Mau Dikasih Judul Apa?
59 59. Sekretaris Baru
60 60. Bertemu Hari
61 61. Kencan Buta
62 62. Tipe Perempuan Yang Disukai Daniel
63 63. Tugas Mendadak
64 64. Pergi Ke Malaysia
65 65. Berbelanja
66 66. Menghabiskan Waktu Bersama
67 67. Menghadiri Pesta.
68 68. Sekretaris Rasa Istri
69 69. Sakit Kepala
70 70. Ke Hotel Lestari Ciater
71 71. Pergi Ke Mall
72 72. Bertemu Yarfin
73 73. Makan Bersama
74 74. Mengantar Pulang
75 75. Siapa Karima?
76 76. Pergi Berenang
77 77. Di Kolam Renang
78 78. Di Kolam Renang 2
79 79. Menumpang Sholat
80 80. Pergi Ke Ulang Tahun Safina
81 81. Pesta Ulang Tahun Safina.
82 82. Ke Kantor Pusat
83 83. Makan Siang Yang Istimewa.
84 84. Sidak
85 85. Makan Siang Bersama
86 86. Hama Pengganggu
87 87. Penguntit
88 88. Ketegangan Mencair
89 89. Percakapan Yarfin Dengan Daniel
90 90. Yarfin Pergi Untuk Selamanya.
91 91. Pergi Ke Rumah Orang Tua Yarfin
92 92. Pemakaman Yarfin
93 93. Tahlilan
94 94. Pulang Ke Rumah
95 95. Tertangkapnya Pembunuh Yarfin
96 96. Jawabannya adalah
97 97. Ahli Waris
98 98. Warisan Yarfin
99 99. Dinas Luar
100 100. Melamar Karima
101 101. Melamar Karima 2
102 102. Pernikahan Daniel Dan Karima
103 103. Istirahat Sore
104 104. Berkumpul Bersama Keluarga
105 105. Pulang Ke Rumah
106 106. Tinggal Di Rumah Karima
107 107. Kembali Ke Aktifitas Sehari-Hari.
108 108. Awal Ramadhan
109 109. Buka Puasa
110 110. Kejutan
111 111. Berbuka Puasa
112 112. Malam Takbiran
113 113. Hadiah
114 114. Idul Fitri
115 115. Berkunjung Ke Rumah Ibu Menar
116 116. Sakit Perut
117 117. Melahirkan
118 118. Andika Daniel
Episodes

Updated 118 Episodes

1
1. Telepon Dari Ibu Ecin
2
2. Pergi Ke Jakarta
3
3. Pergi Ke Kantor Adrian
4
4. Di Kantor Adrian
5
5. Pulang Malam.
6
6. Kamar Adrian
7
7. Ibu Ecin Pulang.
8
8. Adrian Mabuk
9
9. Daniel Datang Ke Rumah Adrian
10
10. Mengantar Mia Pulang
11
11. Hari Yang Naas Untuk Mia
12
12. Instalasi Gawat Darurat
13
13. Pulang Ke Rumah
14
14. Suster Untuk Mia.
15
15. Istri Pak Sapto
16
16. Daniel Datang Menjenguk
17
17. Emak Datang
18
18. Melamar
19
19. Daniel Datang
20
20. Keributan Kecil.
21
21. Ke Kantor Daniel
22
22. Ke Kantor Adrian
23
23. Emak Minta Pulang
24
24. Apakah Ini Jawabannya?
25
25. Keinginan Mia.
26
26. Mia Menjawab
27
27. Rencana Menikah
28
28. Ke Rumah Mia
29
29. Foto Orang Tua Mia.
30
30. Kenangan Tentang Pak Dandi.
31
31. Mulai Menemukan Titik Terang
32
32. Makam Pak Dandi
33
33. Tamu Tak Diundang
34
34. Mia Cemburu
35
35. Adrian Marah.
36
36. Perkebunan Teh
37
37. Menikah
38
38. Pulang Ke Rumah Emak
39
39. Malam Pengantin
40
40. Pergi Berbelanja
41
41. Pergi Ke Pesta
42
42. Kedatangan Pak Dandi
43
43. Pengakuan Pak Dandi
44
44. Lanjutan Cerita Pak Dandi
45
45. Bertemu Mia.
46
46. Papah
47
47. Hamil
48
48. Ke Rumah Papah
49
49. Ke Rumah Emak
50
50. Syukuran Empat Bulanan Mia
51
51. Emak Pergi Umroh
52
52. Emak Meninggal
53
53. Pemberian Emak
54
54. Kontraksi
55
55. Safina Miadri Adriansyah
56
56. Lapar
57
57. Kantor Baru
58
58. Bingung Mau Dikasih Judul Apa?
59
59. Sekretaris Baru
60
60. Bertemu Hari
61
61. Kencan Buta
62
62. Tipe Perempuan Yang Disukai Daniel
63
63. Tugas Mendadak
64
64. Pergi Ke Malaysia
65
65. Berbelanja
66
66. Menghabiskan Waktu Bersama
67
67. Menghadiri Pesta.
68
68. Sekretaris Rasa Istri
69
69. Sakit Kepala
70
70. Ke Hotel Lestari Ciater
71
71. Pergi Ke Mall
72
72. Bertemu Yarfin
73
73. Makan Bersama
74
74. Mengantar Pulang
75
75. Siapa Karima?
76
76. Pergi Berenang
77
77. Di Kolam Renang
78
78. Di Kolam Renang 2
79
79. Menumpang Sholat
80
80. Pergi Ke Ulang Tahun Safina
81
81. Pesta Ulang Tahun Safina.
82
82. Ke Kantor Pusat
83
83. Makan Siang Yang Istimewa.
84
84. Sidak
85
85. Makan Siang Bersama
86
86. Hama Pengganggu
87
87. Penguntit
88
88. Ketegangan Mencair
89
89. Percakapan Yarfin Dengan Daniel
90
90. Yarfin Pergi Untuk Selamanya.
91
91. Pergi Ke Rumah Orang Tua Yarfin
92
92. Pemakaman Yarfin
93
93. Tahlilan
94
94. Pulang Ke Rumah
95
95. Tertangkapnya Pembunuh Yarfin
96
96. Jawabannya adalah
97
97. Ahli Waris
98
98. Warisan Yarfin
99
99. Dinas Luar
100
100. Melamar Karima
101
101. Melamar Karima 2
102
102. Pernikahan Daniel Dan Karima
103
103. Istirahat Sore
104
104. Berkumpul Bersama Keluarga
105
105. Pulang Ke Rumah
106
106. Tinggal Di Rumah Karima
107
107. Kembali Ke Aktifitas Sehari-Hari.
108
108. Awal Ramadhan
109
109. Buka Puasa
110
110. Kejutan
111
111. Berbuka Puasa
112
112. Malam Takbiran
113
113. Hadiah
114
114. Idul Fitri
115
115. Berkunjung Ke Rumah Ibu Menar
116
116. Sakit Perut
117
117. Melahirkan
118
118. Andika Daniel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!