Nadia keluar dari mobil dengan memasang wajah tengilnya membuat Andre menepukkan dahinya pelan. Sedangkan Andre sudah bersiap untuk menyiapkan strategi demi memenangkan perlawanan ini. Sedangkan preman yang ada di depan mobil segera saja berhadapan dengan kedua target mereka. Ada 5 orang preman yang menghadang mereka.
"Mau apa kalian? Mau lihat mobil mewah kita iya?" tanya Nadia dengan wajah menantangnya.
Namun percayalah di dalam hati Nadia sebenarnya dia takut menghadapi orang-orang berbadan besar ini apalagi dia sudah lama tidak berlatih beladiri. Dulunya Nadia adalah atlet beladiri pada jaman SMP dan SMA namun setelah dirinya lulus sekolah membuat dia tak lagi punya waktu untuk berlatih di luar sekolah. Bahkan ia beberapa kali mendapatkan medali emas dalam kejuaraan beladiri tingkat nasional maupun internasional. Kegiatannya selama ini sangat dibatasi oleh kedua orangtuanya membuat ia tak leluasa untuk menyalurkan bakat dan hobbynya. Lagipula di kampungnya selama ini tak pernah ada kejahatan dari manusia seperti begal atau mencuri seperti ini jadi kemampuan Nadia ini tidak pernah digunakan lagi.
"Jangan nantangin mereka, lebih baik kita langsung serang aja biar nggak terlalu lama disini" bisik Andre.
"Lebih baik kita langsung pakai jurus ular cobra buat menghabisi mereka" ucap Nadia.
Andre yang mendengar sesuatu yang aneh pun seketika mengerutkan dahinya bingung. Jurus ular cobra? Andre baru pertama kali ini mendengar adanya jurus seperti itu. Andre mengacuhkan ucapan Nadia itu karena menganggap kalau itu hanya candaan semata.
"Kamu bisa kan lawan mereka? Kalau nggak bisa mending masuk ke mobil aja biar aku yang hadapi mereka semua" ucap Andre.
Andre menyuruh Nadia untuk memasuki mobil saja daripada nanti akhirnya gadis itu akan terluka. Lagipula tak mungkin juga kalau Andre akan selalu memperhatikan pergerakan Nadia jika sudah fokus melawan preman itu.
"Berisik deh. Gini-gini aku pintar berantem ya" ucap Nadia kesal.
Nadia merasa kesal karena diremehkan oleh Andre padahal dia belum pernah melihatnya berantem. Dia akan membuktikan kalau dia bukan wanita yang lemah.
"Hei... Kenapa kalian malah bisik-bisik dan ngobrol sendiri. Cepat serahkan semua barang berharga kalian" sentak salah satu preman yang berkepala botak.
"Berisiklah bang, kau" sentak Nadia balik.
"Serang mereka dan ambil barang-barang yang mereka bawa" seru salah satu preman mengode temannya untuk segera menyerang target mereka.
Tanpa basa-basi kelimanya langsung saja mengepung Nadia dan Andre dengan posisi mereka kini ada ditengah jalan. Andre dan Nadia segera saja memasang kuda-kudanya untuk melawan mereka semua.
Bugh... Bugh... Dugh...
Adu pukulan dan tendangan terjadi di tengah jalan malam itu, bahkan tak ada seorangpun yang lewat daerah sana. Suasana yang sepi membuat bunyi pukulan itu terdengar sangat nyaring, bahkan teriakan kesakitan juga menggema disana.
Awwww... Arrghhh...
Empat orang preman sudah tumbang oleh pukulan dan tendangan yang di lancarkan oleh Nadia dan Andre. Keempatnya sudah meringkuk kesakitan di aspal dengan berbagai luka lebam. Tinggal satu lagi preman yang masih berdiri sambil menatap keempat temannya. Nadia yang akan menumbangkan satu preman yang tersisa.
"Jurus ular cobra... Hiyatttttt" seru Nadia.
Nadia menarik kedua tangan preman itu dengan tangan kirinya kemudian memutarnya menjadi membelakangi dirinya. Kemudian tangan Nadia sebelah kanan digunakan untuk mengunci leher sang preman dan tangan kiri memegang erat kedua tangan preman itu. Tanpa diduga-duga, kaki Nadia sebelah kanan membelit kedua kaki preman itu kemudian menendang bagian selang-kangannya. Kegiatan itu tak luput dari Andre dan keempat teman preman itu yang masih sedikit sadar. Seketika saja mereka menutupi area pribadi mereka dengan kedua tangannya karena terasa ngilu dengan adegan di depannya. Sungguh Nadia sangat mengerikan bagi semua laki-laki disana.
"Awwww... Masa depanku" seru preman itu dengan merintih kesakitan.
Setelah berhasil melakukan itu, Nadia segera saja melepaskan belitan dan kunciannya lalu mendorong preman itu sampai tertelungkup ke aspal. Sedangkan keempat preman lainnya hanay bisa meringis ngilu melihat kebrutalan gadis yang ada di depannya ini. Mereka tak lagi-lagi mau berurusan dengan wanita ini.
Terlihat sekali peluh keringat membasahi pelipis dan tubuh Nadia juga Andre. Bahkan nafas mereka terengah-engah karena mengeluarkan banyak tenaga malam ini. Semua preman tengah meringis di aspal dan hampir keseluruhan wajah mereka babak belur dengan lebam dimana-mana.
"Nih... Hadiah buat kalian terakhir kalinya" ucap Nadia.
Nadia mendekat ke arah mereka semua lalu menendang area pribadi mereka dengan kencangnya masing-masing satu kali. Namun karena tendangan yang begitu kuat membuat mereka benar-benar kesakitan. Andre yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala saja.
Awww.... Arrgghhhh.... Awwww.... Arrghhhhh....
"Jangan sekali-sekali kalian begal-begal masyarakat atau warga lagi. Untuk mendapatkan uang, kalian harus bekerja keras. Jangan mencuri milik oranglain karena kalian nggak tahu bagaimana mereka dengan susah payahnya bekerja namun malah kalian yang mengambilnya. Jangan kasih uang haram untuk menafkahi keluarga kalian" sentak Nadia dengan berkacak pinggang.
Kelima preman itu hanya terdiam setelah mendapat nasehat dari Nadia.
"Ayo, kita pulang. Tinggalkan saja orang-orang tak berguna itu disini sampai mereka di bawa kuntilanak buat jadi anaknya" ucap Nadia.
Nadia segera saja menarik tangan Andre untuk memasuki mobil. Andre dengan sigap masuk di belakang kemudi dengan Nadia yang duduk disampingnya. Andre segera saja melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata untuk menghindari adanya gangguan lagi. Di dalam mobil, keduanya menetralkan nafasnya berulang kali.
"Besok nggak lagi-lagi deh pulang malam-malam gini. Apalagi jalan ke kontrakan sepi gini" gumam Nadia.
Walaupun hanya gumaman namun masih terdengar sangat jelas di telinga Andre. Andre merasa bersalah karena tadi terus menghalangi Nadia yang ingin pulang hingga berakhirlah dia pulang kemalaman. Untung saja tadi dirinya mengantar gadis itu, kalau tidak sudah dipastikan dia akan merasa sangat bersalah.
Setelah mengendarai mobilnya selama 10 menit, akhirnya mereka sampai juga di depan kontrakan Nadia. Nadia pun segera turun dari mobil.
"Obati dulu lukamu" ucap Nadia.
Terdapat beberapa luka lebam di wajah Andre karena tadi tak sengaja terkena pukulan dari preman-preman itu. Hal itu membuat Nadia menawarkan untuk mengobati luka Andre sebelum pulang.
"Tak perlu, aku akan mengobati lukaku di rumah saja. Lagipula ini sudah terlalu malam, tak baik seorang laki-laki ada di rumah seorang gadis malam-malam begini" tolak Andre.
Nadia yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Andre. Andre pun segera saja berpamitan pada Nadia kemudian melajukan mobilnya untuk kembali pulang ke rumah. Nadia yang melihat mobil Andre mulai menjauh, segera saja masuk ke dalam kontrakannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Naya
ini cerita nya lucu juga, imajinasi kita rumah Andre kan komplek Mansion, terus dkt ke rmh nenek Darmi yg notabene nya rmh sederhana. Kemudian di rampoknya dimana? seseram itukah tempatnya?
2023-07-29
0
Yani
Nadia hebat 👍👍👍👍
2023-05-28
4
Yana Sudarna
hahahaha thor ngakakkkk
2023-03-21
0