Babysitter Milik Sang Duda
Tok... Tok... Tok...
"Nadia... Nadia..." seru seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu dari seorang gadis yang bernama Nadia sambil terus mengetuk pintu kamar anaknya itu.
Ceklek...
"Ada apa sih, bu?" kesal Nadia setelah membuka pintu kamarnya yang sedari tadi diketuk oleh ibunya.
Terlihat sekali dari wajahnya kalau gadis itu baru saja bangun dari tidur nyenyaknya. Rambut berantakan dan masih menggunakan baju tidur menjadi ciri khas seorang Nadia yang seringkali bangun siang pada saat hari libur.
"Kenapa kamu belum siap-siap juga? Ini sudah jam setengah 10 dan sebentar lagi tamu kita akan datang" kesal Ibu Nadia yang bernama Ibu Ratmi.
"Emang ada acara apa sih, bu?" tanya Nadia dengan wajah bingung.
"Nggak usah tanya-tanya. Sekarang kamu mandi lalu ganti pakaian yang semalam ibu kasih" titah Ibu Ratmi dengan ketus kemudian berlalu pergi meninggalkan anaknya.
"Pakaian yang semalam? Aku taruh mana ya?" gumam Nadia sambil mengingat-ingat sebuah bungkusan yang semalam diberikan ibunya.
Ibunya semalam memberikan sebuah bungkusan yang entah isinya apa ke Nadia, namun Nadia hanya melemparnya asal bahkan ia tak berniat untuk membukanya sama sekali. Nadia juga tak mendengarkan apa yang diucapkan ibunya semalam karena ia sibuk dengan novel yang dibacanya.
Nadia segera saja masuk ke dalam kamarnya dan mencari barang yang diberikan ibunya. Selama beberapa menit mencari, ia tak kunjung juga menemukannya hingga membuatnya frustasi.
"Astaga... Kemana sih tuh barang? Perasaan semalam aku lempar di daerah sini deh. Masa iya tuh bungkusan bisa jalan-jalan sendiri" gerutu Nadia sambil mengacak rambutnya frustasi.
Nadia adalah seorang gadis tomboy dan urakan. Bahkan style yang digunakannya membuatnya seringkali dikira laki-laki jika tak terlihat rambut panjangnya. Nadia juga orang yang sangat cuek terhadap penampilan dan kerapian tempat. Buktinya setiap ada barang yang diberikan kepadanya langsung asal saja dia lempar yang penting baginya adalah barang itu sudah ia terima dan ada dikamarnya.
Kedua orangtuanya yang sudah pusing dengan tingkah Nadia pun setiap harinya hanya bisa menghela nafas pasrah. Mereka selalu mencoba untuk menyuruh dan melakukan semua hal yang menurut Nadia sangat menyebalkan. Mereka juga selalu menuntut Nadia agar menjadi seseorang yang sangat mereka idolakan yaitu seperti anaknya Pak RT yang cantik, anggun, ramah, dan pintar berhias. Namun jelas-jelas Nadia menolak keras hal itu walaupun setiap harinya ia harus mendengarkan ceramah panjang lebar dari kedua orangtuanya.
"Nah... Ini dia" serunya saat melihat sebuah bungkusan yang teronggok di bawah kolong kasur miliknya.
Nadia pun segera membungkukkan badan untuk mengambil bungkusan itu. Setelah berhasil mengambil, ia segera saja membuka isi bungkusan berwarna coklat itu. Matanya seketika membelalak kaget melihat isi di dalam bungkusan itu.
"What? Ini baju apa singlet belum jadi?" seru Nadia dengan menatap tak percaya baju yang ada di depan matanya.
Isi bungkusan itu adalah gaun berwarna merah menyala dengan tali spagheti tanpa lengan dengan bawahan rok mengembang. Bahkan jika dipakai Elli yang badannya tinggi itu bagian rok bawahnya hanya bisa menutupi setengah bagian pahanya.
"Ogahlah aku pakai baju kaya gini, mending pakai celana jeans dan kaos aja. Lagian paling juga cuma suruh nyambut tamu arisan aja" ucap Nadia yang kemudian membuang asal gaun itu dan langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
***
"Papa... Papa..." seru seorang gadis kecil yang tengah berlarian dari ruang tamu menuju ke arah pintu utama mansion mewah itu.
Gadis kecil bernama Anara Listya Farda itu mendengar adanya suara mobil yang dikendarai papanya sudah tiba di depan mansion yang berarti papanya sudah pulang dari tempatnya bekerja. Mendengar suara mobil papanya membuat ia langsung berlari untuk menyambut kedatangan papanya itu. Ia sungguh sangat rindu dengan papanya karena sudah 3 hari ini ia tak bertemu.
Di ruang tamu, terlihat juga seorang balita kecil laki-laki berusia 3 tahun yang tengah merengek kepada neneknya untuk diturunkan dari gendongan karena ingin menyusul kakaknya.
"Pa..." seru balita laki-laki yang bernama Arnold Listyo Farda.
Setelah berhasil turun dari gendongan neneknya, segera saja ia melangkahkan kaki kecilnya untuk menyusul kakaknya yang sudah berlari terlebih dahulu.
"Halo anak papa yang tampan" sapa seorang laki-laki tampan yang tengah menggendong seorang anak perempuan.
Laki-laki itu adalah Andrean Agustin Farda. Seorang ayah dari dua anak yaitu Anara dan Arnold. Andre, panggilan akrabnya merupakan seorang duda kaya dengan dua orang anak. Ia menjadi duda karena ditinggalkan oleh mantan istrinya yang lebih memilih laki-laki lain disaat kondisi keluarganya sedang terpuruk. Mantan istrinya juga meninggalkan kedua anaknya, yang saat itu Arnold baru saja dilahirkan.
Andre sama sekali tak menyesal karena melepaskan mantan istrinya itu karena ia berpikir bahwa memang Tuhan ingin menjauhkannya dari seseorang yang tidak tepat. Terlebih selama ini mantan istrinya itu tak pernah mau mengurus anaknya terutama Anara. Semenjak kejadian perceraian dengan mantan istrinya, Andre seolah menutup diri dari banyak wanita yang mendekatinya, bahkan ia belum mau sama sekali menjalin hubungan percintaan lagi.
Andre merupakan sosok yang kaku dalam pertemanan dan percintaan, namun ketika berada di dalam lingkungan keluarga ia akan bersikap hangat terutama pada kedua anak dan kedua orangtuanya.
Saat bertemu dengn Arnold di dekat pintu mansion, Andre segera menggendong anak laki-lakinya itu dengan tangan kirinya karena di tangan kanan sudah ada Anara. Kemudian ia berjalan bersama kedua anaknya yang berada di gendongannya menuju ke arah ruang tamu yang sudah ada kedua orangtuanya sedang menunggu.
"Sini Anara dan Arnold... Sama kakek dan nenek aja, kasihan papa masih capek habis pulang bekerja" ucap sang kakek atau ayah dari Andre yaitu Reza Ernest Farda berusaha membujuk kedua cucunya untuk turun dari gendongan Andre.
"Nggak" tolak Anara yang masih terus mengalungkan tangannya dengan erat ke leher sang papa.
"Udah nggak papa, pa. Mungkin mereka lagi kangen sama Andre. Apalagi akhir-akhir ini Andre jarang ada waktu untuk mereka karena sibuk bekerja" ucap Andre yang kemudian duduk di sofa sambil menggendong kedua anaknya.
"Gimana dengan masalah di cabang perusahaan?" tanya Papa Reza memecahkan keheningan di antara mereka.
"Semua sudah teratasi. Ini hanya masalah komunikasi saja antara pihak administrasi produksi dengan supplier bahan baku" ucap Andre membuat Papa Reza hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.
"Ndre, kemarin mama ditawarin tentang..."
"Udahlah ma, nggak perlu. Andre nggak mau kedua anakku punya babysitter. Aku khawatir dengan mereka apalagi mengingat banyaknya kasus yang marak tentang babysitter yang menculik anak majikannya. Lagipula masih ada Mbok Imah yang bisa jagain mereka kalau mama dan papa pergi" ucap Andre memotong ucapan mamanya.
Andre sudah tahu mengenai arah pembicaraan mamanya yang akan membahas tentang pengasuh untuk kedua anaknya. Selama ini ia tak pernah setuju dengan ide dari mamanya itu, terlebih sekarang banyak terjadi kasus yang melibatkan pengasuh anak. Ia juga tak ingin kalau anaknya nanti malah jauh lebih dekat dengan pengasuhnya daripada keluarganya sendiri.
"Baiklah..." pasrah Mama Andre yang bernama Anisa Livia Farda.
"Andre ke atas dulu ma, pa soalnya anak-anak sudah tertidur" pamit Andre kepada kedua orangtuanya saat melihat kedua anaknya sudah terlelap di bahunya.
Kedua orangtua Andre pun menganggukkan kepala sebagai jawaban, setelah itu Andre segera pergi berlalu menuju ke kamarnya bersama kedua anaknya yang masih terlelap dalam gendongannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Liana Rismawati
mampir ya semoga bagus
2023-12-30
0
Bunda
mampir
2023-07-23
0
Fajar Ayu Kurniawati
.
2023-07-19
0