Andre pulang ke rumah setelah bekerja seharian di perusahaannya. Ia sampai di rumah pada sore menjelang malam. Andre mengernyitkan dahinya saat mendengar suasana di ruang keluarga yang terdengar sangat ramai dengan tawa dari suara dua anaknya. Tak biasanya Andre mendengar suara tawa Arnold yang begitu lepas seperti ini. Andre seketika saja berjalan menuju kearah ruang keluarga dengan wajah yang sangat penasaran.
Saat sesampainya di ruang keluarga, terlihatlah kedua anaknya tengah bermain lego sambil bercanda bersama dengan seorang gadis yang membelakangi dirinya. Dia sudah tahu kalau itu adalah Nadia, gadis yang kemarin disuruh mamanya untuk menjaga kedua anaknya.
"Papa" seru Anara saat menyadari kedatangan Andre.
Nadia dan Arnold seketika menoleh ke arah seseorang yang dipanggil oleh Anara. Arnold pun seketika berdiri kemudian berjalan menuju Andre. Arnold memeluk kedua kaki papanya disusul oleh Anara yang melakukan hal yang sama. Sedangkan Nadia sudah menampakkan wajah tak sukanya saat melihat Andre sudah pulang ke rumah.
Di rumah itu hanya tinggal Nadia dan satpam yang berjaga di depan yang ada di rumah karena Mbok Imah setiap sore jam 5 harus pulang ke rumahnya. Tadi setelah bangun dari tidur siangnya, Nadia terkejut dengan perubahan sikap Arnold yang terlihat lebih ramah padanya. Sehingga terjadilah begini, mereka bermain bersama di ruang keluarga.
"Ambilkan saya minum" suruh Andre dengan wajah tengilnya.
"Anda masih punya kaki lengkap kan? Apa perlu saya potong tuh kaki biar nggak bisa jalan sekalian?" ucap Nadia dengan ketus.
"Cih... Pengasuh aja belagu" kesal Andre karena Nadia menolak perintahnya.
"Pengasuh itu juga pekerjaan halal dan mulia. Kalau nggak ada dia, kemungkinan nih kedua anak anda terlantar nggak ada yang jagain" bangga Nadia dengn wajah songongnya.
Andre yang sudah kalah debat dengan Nadia pun hanya melengoskan pandangannya kemudian mengangkat Arnold dalam gendongannya. Ia berjalan lalu duduk di sofa yang ada di ruang keluarga diikuti Anara yang membuntuti kedua laki-laki itu. Sedangkan Nadia segera saja membereskan mainan Anara dan Arnold karena sebentar lagi adalah jadwalnya makan malam untuk keduanya.
"Ayo, sekarang kita ke ruang makan. Ini sudah waktunya kalian untuk makan malam" ajak Nadia kepada kedua bocah itu.
Andre yang dicueki pun hanya acuh tak acuh, yang penting adalah kedua anaknya terurus dengan baik. Anara dan Arnold seketika saja menurut kemudian mengikuti Nadia berjalan ke ruang makan meninggalkan Andre. Andre yang ditinggal begitu saja tentunya segera menyusul mereka.
Nadia mengangkat Arnold dan Anara agar bisa duduk rapi di kursi khususnya. Ia mengambil makanan dalam satu piring untuk Arnold dan Anara agar memudahkannya untuk menyuapi keduanya. Andre yang melihat kalau Nadia telah selesai mengambilkan makanan untuk kedua anaknya segera saja menyerahkan piringnya ke depan gadis itu. Nadia yang melihat itu menaikkan kedua alisnya seakan bertanya.
"Ambilkan" titah Andre.
"Ambil sendiri, masih punya tangan kan?" ucap Nadia dengan ketus.
"Sekalian napa sih? Bantuin orang kan nggak ada salahnya" ucap Andre.
Nadia yang sudah malas berdebat dengan Andre akhirnya mengalah kemudian mengambil piring itu dengan kasar. Ia segera saja mengambilkan nasi dan lauk pauk ke dalam piring Andre secara asal tanpa bertanya pada sang empu. Setelah selesai ia segera saja menaruh piring itu di depan Andre dengan kasar.
"Kalau bantu orang itu yang ikhlas" ucap Andre menyindir.
Nadia mengacuhkan ucapan Andre, kemudian dengan telaten menyuapi Anara dan Arnold. Andre yang melihat ketelatenan Nadia mengurus anaknya hanya tersenyum tipis. Setelah selesai dengan acara makan malam itu, Nadia segera saja membereskan meja makan kemudian membantu Anara dan Arnold untuk bersiap tidur.
***
Setelah selesai dengan mengurus dua bocah kecil itu, Nadia segera bersiap untuk pulang ke kontrakannya. Namun saat dirinya turun dari lantai 2 melewati tangga, seorang laki-laki dengan wajah tengilnya tengah menghadang dirinya dibawah tangga.
"Huft... Mau apa sih? Ini udah keburu malam, jangan cari gara-gara" ketus Nadia.
Andre hanya memasang wajah muka tengilnya di depan Nadia membuat sang gadis benar-benar kesal karena setiap bertemu dengan duda dua anak itu selalu saja dirnya dibuat darah tinggi.
"Siapkan air untukku mandi sekalian juga bajunya. Setelah itu kau boleh pulang" perintah Andre.
Nadia yang mendengar itu seketika saja memelototkan matanya dengan perintah yang Andre berikan. Ia benar-benar harus berulang kali menghela nafasnya kasar dengan ulah Andre. Baru beberapa jam bertemu saja sudah disuruh-suruh seperti ini, apalagi kalau ia akan bekerja selamanya disini. Sungguh Nadia tak bisa membayangkannya akan menjadi seperti apa.
"Saya bukan pembantu anda" ucap Nadia dengan ketus.
Nadia mencoba berjalan dengan mengacuhkan kehadiran Andre dengan selalu berkilah. Namun sayangnya Andre selalu saja menghalangi jalan Nadia, ia tak membiarkan sang gadis untuk lepas begitu saja.
"Siapa juga yang bilang kalau kamu pembantuku? Kamu kan pengasuh anakku, berarti kamu juga jadi pengasuhku juga" ucap Andre.
"Mana bisa seperti itu? Anda itu sudah besar oh atau bisa disebut bayi gedhe iya?" ejek Nadia.
Nadia segera saja berjalan cepat menuju ke arah Andre dan berhenti tepat dihadapannya. Nadia tiba-tiba saja menarik tangan Andre kemudian menggigit lengannya.
Arrrgggggghhhh...
Andre yang digigit lengannya oleh Nadia seketika saja berteriak karena gigitan Nadia benar-benar sangat menyakitkan. Nadia yang melihat itu segera saja berlari untuk menghindari amukan dari Andre. Andre yang melihat Nadia akan kabur pun kemudian mengejar gadis itu.
"Hei... Berhenti" seru Andre.
"Nggak, sini kejar wleekkkkk" seru Nadia dengan memeletkan lidahnya ke arah Andre.
"Kalau sampai ketangkap bakalan aku cabut sampai habis tuh gigi kamu" seru Andre.
"Hueee... Nggak mau, ntar gigi Nadia ilang semua terus ompong kaya nenek-nenek" seru Nadia yang terus berlari.
Nadia terus berlari mengelilingi semua ruangan yang ada di rumah Andre dengan laki-laki itu yang tak berhenti mengejarnya. Bahkan Nadia terus melihat ke arah belakang untuk memastikan apakah Andre bisa mengejarnya apa tidak dengan jarak seperti itu. Namun tiba-tiba saja Nadia berhenti karena tak melihat adanya Andre di sekitar sana.
"Kemana tuh orang? Huh... Akhirnya dia nggak ngejar lagi" ucap Nadia dengan lega sambil menghirup nafas sebanyak-banyaknya.
Nadia pun membalikkan badannya untuk mengambil minum di kulkas karena saat ini ia sedang berhenti di dapur.
"Baaaa..."
"Aaaaaaaaa" teriak Nadia.
Saat Nadia membalikkan badannya ternyata dihadapannya sudah ada Andre yang mengagetkan dirinya. Seketika saja Nadia berteriak karena terlalu kaget.
"Mau kemana kamu sekarang?" tanya Andre dengan memelototkan matanya.
Nadia yang sudah tertangkap pun sudah tak bisa mengelak lagi dan hanya bisa cengengesan saja bahkan kerah bajunya sudah ditarik oleh Andre membuatnya tak bisa kemana-mana lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
ruswandi jayanegara
duda koplak🤣🤣🤣🤣
2023-07-27
0
Nur Qamariah
lucu
2023-07-26
0
Naufal Azka
lutcu
2023-07-26
0