"Nggak boleh. Pokoknya Nadia dan David harus jadi untuk menikah" seru seseorang yang baru saja keluar dari rumah.
Dia adalah Parno. Ia tak sengaja mendengar percakapan antara orangtua Nadia dengan ayahnya membuatnya seketika terkejut dan kesal. Pasalnya ia telah mengejar cinta Nadia sangat lama, namun Nadia sama sekali tak mau merespon perasaannya. Hingga suatu hari ia mempunyai rencana yaitu membujuk kedua orangtuanya untuk menekan keluarga Nadia agar mau menjodohkan dirinya dengan Nadia. Saat rencana berhasil kemarin, tentunya ia sangat senang dan bahagia karena impiannya akan segera terwujud untuk bersatu dengan gadis pujaan hatinya. Namun hari ini harapannya seperti dipatahkan karena kedua orangtua Nadia datang untuk membatalkan rencana perjodohan itu.
"Pokoknya David nggak mau tahu kalau pernikahan ini harus tetap terlaksana" lanjutnya dengan mata berkaca-kaca.
"Maafkan kami, nak Parno. Tetapi saat ini Nadia sudah pergi dari desa ini demi mencari kebahagiaannya diluar sana. Kami juga tak bisa egois untuk mencegah anak kami karena kebahagiaan dia yang sesungguhnya bukan menikah dengan nak Parno" ucap Ibu Ratmi dengan lembut memberi pengertian.
"Apa? Nadia pergi dari desa ini? Ayah pokoknya Parno nggak mau tahu kalian harus cari Nadia sampai ketemu" kaget Parno yang kemudian tiba-tiba pingsan setelah mengucapkan hal itu membuat orangtua Nadia dan Bapak Aden seketika panik.
Ketiganya segera mendekat ke arah Parno yang tergeletak di lantai sambil mencoba untuk menyadarkan Parno dengan menggoyang-goyangkan badannya.
"Aduh... Gimana ini Pak Aden?" tanya Ibu Ratmi dengan tatapan khawatir.
"Ini semua gara-gara kalian dan Nadia. Pokoknya kalian harus bertanggungjawab karena menyebabkan anakku seperti ini" seru Bapak Aden dengan menyalahkan kedua orangtua Nadia.
"Lebih baik kalian pergi dari sini. Saya akan mengirimkan daftar ganti rugi yang harus kalian berikan pada kami karena membatalkan pernikahan ini" lanjutnya dengan nada meninggi.
Kedua orangtua Nadia yang diusir pun akhirnya pasrah dan pergi dari rumah Parno dengan tertunduk lesu. Mereka hanya berharap kalau daftar ganti rugi yang diberikan pihak keluarga Parno tak memberatkan mereka.
***
Kini sudah satu minggu semenjak Nadia melamar pekerjaan di berbagai tempat dan kejadian yang ada di taman waktu itu. Nadia masih sibuk dengan kegiatannya mengirim lamaran melalui email dan membantu Nenek Darmi untuk merapikan halaman rumah selama seminggu terakhir ini. Hari ini ia berniat untuk membantu Nenek Darmi memasak cemilan untuk tamu yang akan datang ke rumahnya.
Pagi-pagi sekali Nadia pergi ke pasar menggunakan sepeda ontel milik Nenek Darmi untuk membeli bahan-bahan masakan yang sudah di list beliau sedari semalam.
"Lho Nadia?" ucap seseorang yang berada disamping Nadia berdiri di depan penjual sayur.
"Eh... Tante Anisa" kaget Nadia saat mengalihkan perhatiannya kearah seseorang yang berada disampingnya.
"Wah kamu rajin sekali hari minggu begini pagi-pagi udah ke pasar" puji Mama Anisa dengan senyuman ramahnya.
"Eh... Ini karena kebetulan aja hari ini di rumah Nenek Darmi ada acara jadi bantu beliau untuk belanja bahan-bahan masakan" ucap Nadia dengan menggaruk belakang kepalanya kikuk.
"Sendirian aja nih, tante?" tanyanya dengan mengalihkan perhatian.
"Iya, Anara dan Arnold masih tidur. Kalau suami dan anak tante mana mau pergi ke pasar kaya begini" jawab Mama Anisa dengan terkekeh geli.
Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk berbelanja bersama terlebih Mama Anisa yang sangat pintar dalam hal tawar menawar membuat Nadia mendapatkan beberapa harga murah untuk barang belanjaannya. Setelah selesai berbelanja, mereka pun pulang masing-masing dengan kendaraannya sendiri. Mama Anisa dengan mobilnya, sedangkan Nadia dengan sepeda ontelnya.
Sesampainya Nadia di rumah Nenek Darmi, ia segera saja menurunkan semua belanjaannya dan menatanya di dapur. Setelahnya ia pulang ke kontrakannya terlebih dahulu untuk mandi.
***
Nadia membantu nenek Darmi memasak beberapa cemilan dan lauk-pauk untuk jamuan para tamunya. Walaupun Nadia adalah seorang perempuan yang tomboy, namun dia adalah seseorang yang pintar memasak aneka cemilan seperti kue dan jajanan pasar.
"Nek, emang siapa sih tamu yang mau datang? Spesial banget ya?" tanya Nadia dengan tatapan penasaran sambil mengaduk adonan kue.
"Sangat spesial. Mereka itu udah nenek anggap seperti keluarga sendiri. Selama disini hanya mereka yang nenek punya. Apalagi anak dan cucu-cucunya yang sangat menggemaskan itu membuat Nenek selalu rindu dengan mereka. Mereka mengijinkan nenek untuk bekerja bertahun-tahun di rumah mereka dan memperlakukan nenek dengan baik. Mereka kesini ingin bersilaturahmi dengan nenek karena udah lama nggak ketemu ya walaupun sebenarnya rumah mereka itu dekat dengan rumah nenek. Maklumlah keluarga pebisnis yang pasti jarang ada dirumah" ucap Nenek Darmi dengan antusias.
"Wah... Do'akan Nadia ya nek biar dapat bos seperti majikan nenek waktu kerja dulu" ucap Nadia dengan penuh harap.
"Pasti dong akan nenek do'akan semoga kamu dapat pekerjaan yang nggak berat dan majikan yang baik. Terus gajinya sebulan bisa langsung bisa buat beli tanah" ucap Nenek Darmi dengan bercanda.
"Bisa sih nek, tapi pasti tekanannya tinggi kan ya kalau gajinya gede" ucap Nadia sambil berpikir.
"Iya, yang penting kalau bekerja itu nyaman dengan lingkungan kerjanya. Jangan sampai nanti gajinya triliunan tapi setiap hari darah tinggi" ucap Nenek Darmi dengan asal.
Mereka terus mengobrol dari membahas yang penting sampai yang tidak penting dengan antusias membuat kegiatan memasak yang membutuhkan waktu lebih dari 3 jam menjadi tak berasa sama sekali.
"Huh... Akhirnya selesai juga ya, nek" ucap Nadia dengan puas melihat semuaa hasil masakan yang sudah terhidang diatas meja dengan rapi.
"Ini semua berkat kecekatan kamu dalam memasak jadi semuanya selesai tepat waktu" ucap Nenek Darmi dengan tersenyum.
"Ini juga berkat nenek yang pintar memasak" puji Nadia.
***
Tok... Tok... Tok...
"Nah itu pasti tamunya udah datang. Nenek akan buka pintunya, kamu disini aja nanti ikut makan bersama kita" ucap Nenek Darmi dengan antusias.
"Tapi nek..."
Ucapan Nadia pun langsung dipotong oleh Nenek Darmi saat melihat wajah keberatan Nadia. Nenek Darmi ingin mengenalkan tamunya kepada Nadia, lagipula ini juga bukan acara formal hanya acara santai saja. Lagipula ia sudah menganggap Nadia ini anaknya sendiri.
"Hush... Sudah, pokoknya kamu disini aja. Nggak boleh kemana-mana, nanti nenek kenalin sama tamu nenek. Siapa tahu kamu juga bisa berjodoh dengan anak majikan nenek dulu" titah Nenek Darmi dengan bercanda membuat Nadia hanya bisa menganggukkan kepalanya pasrah, bahkan menghiraukan bercandaan beliau.
Nadia menunggu dengan duduk di ruang makan sambil bermain dengan ponselnya. Saat sedang serius dengan ponselnya tiba-tiba ada suara seseorang yang berseru dari arah pintu masuk ke ruang makan.
"Kamu lagi... Kamu lagi...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Ajusani Dei Yanti
kalau jodoh gak kemana
2023-07-24
0
AR Althafunisa
kamu lagi kamu lagi... bertemu untuk ke-3 x nya jodoh 😂
2023-07-13
0
Ita Xiaomi
Mantap kali nih keluarga Parno, baru susun rencana aja udah ada daftar ganti rugi. Peraturan yg mengada-ngada.
2023-07-10
3