Fakta Tersembunyi

Andre melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang karena dia membawa tiga bocah kecil yang tengah tertidur nyenyak di kursi penumpan. Tak ada pembicaraan apapun di dalam mobil karena Andre yang fokus dengan kemudinya dan Nadia yang fokus pada ponselnya membuat suasana disana benar-benar hening. Bahkan Nadia sama sekali tidak terganggu dengan tiga bocah kecil yang nemplok di badannya.

Setelah beberapa menit berkendara, mobil yang dikendarai Andre masuk ke dalam halaman rumah setelah gerbang dibuka oleh satpam yang berjaga. Andre segera memarkirkan mobilnya tepat di depan pintu utama. Andre segera keluar dari mobil kemudian membuka pintu belakang. Ia mengambil Abel terlebih dahulu untuk ia pindahkan ke dalam rumah sedangkan Nadia masih menunggu kedatangan Andre kembali. Setelah Andre kembali, ia mengambil Anara dan Nadia yang menggendong Arnold. Ketiga bocah kecil itu di tidurkan di dalam satu kamar yang sama.

Nadia segera saja menggantikan pakaian Anara, Arnold, dan terakhir adalah Abel. Sedangkan Andre duduk menunggu di kursi sofa yang ada di kamar tidur anak-anaknya. Saat akan menggantikan pakaian Abel, Nadia memelototkan matanya bahkan sampai berteriak histeris.

Aaaaaaa

Andre yang sedang duduk di sofa sambil fokus dengan ponselnya pun seketika kaget dengan teriakan histeris dari Nadia. Andre segera saja mendekat ke arah Nadia yang sudah menampakkan wajah shocknya.

"Ada apa sampai kau berteriak seperti itu? Kau bisa mengganggu tidur nyenyak ketiga anakku" kesal Andre.

"Lihat ini" titah Nadia.

Tanpa menjawab pertanyaan Andre, Nadia menunjuk ke arah punggung Abel. Andre kemudian mengalihkan perhatiannya ke arah apa yang ditunjuk oleh Nadia. Tak kalah shock dari Nadia, Andre pun membelalakkan matanya shock dengan apa yang dilihatnya. Bahkan keduanya sudah menitikkan air matanya karena melihat sesuatu yang seharusnya tak boleh ada di tubuh seorang anak kecil.

Terlihatlah bagian punggung Abel dengan baju yang tersingkap ke atas terdapat banyak lebam dan goresan memanjang, bahkan ada bekas luka bakar disana. Kemungkinan besar itu adalah bekas pukulan benda keras yang membuatnya berbekas seperti itu.

Andre benar-benar tak percaya dengan apa yang terjadi oleh anaknya Abel. Serumit apa kehidupannya selama 3 tahun ini ketika tinggal bersama ibu dan keluarga barunya itu. Ia memang tak pernah bertemu dengan Abel semenjak perceraiannya dengan neta karena dilarang oleh pihak dari sana. Namun ia selalu mengirimkan uang setiap bulannya untuk biaya makan dan sekolah Abel lewat ibunya. Andre sekarang menyesal karena tak berusaha keras untuk menemui anaknya itu.

"Papa dan Kak Nadia kenapa menangis?" tanya Anara yang terbangun.

Anara terbangun karena mendengar suara ribut-ribut. Saat terbangun ternyata Nadia dan Andre terlihat menangis walaupun hanya sedikit mengeluarkan air mata. Nadia dan Andre seketika saja menghapus air matanya dengan segera.

"Eh... Tak apa" jawab Nadia.

Nadia mencoba menutupi punggung Abel yang terbuka dengan menarik turun seragam bocah itu, namun naas karena Anara telah melihatnya terlebih dahulu.

"Ini kenapa punggung kak Abel biru-biru?" tanya Anara dengan penasaran.

"Ini pasti sakit"lanjutnya dengan mata berkaca-kaca.

Andre dan Nadia hanya terdiam karena bingung bagaimana harus menjelaskannya. Mereka berdua tengah memikirkan tentang kalimat apa yang bisa diterima oleh anak seusia Anara. Belum sempat, Nadia dan Andre menjawab terdengarlah lenguhan dari dua bocah yang sedari tadi masih tidur tanpa terganggu dengan suara-suara yang ditimbulkan.

Enghhhhh...

Mendengar pembicaraan dari sekitarnya, Abel dan Arnold mulai terbangun. Dengan masih mengumpulkan nyawanya, keduanya terlihat lucu dengan wajah bangun tidur dan mata yang mengerjap berulangkali untuk beradaptasi dengan sinar lampu.

Abel yang tersadar setelah bangun tidurnya, wajahnya kini terlihat menegang saat sadar kalau seragam bagian belakangnya tersingkap ke atas. Abel segera buru-buru menurunkan bajunya kembali, sedangkan Andre dan Nadia yang melihat itu hanya tersenyum miris.

"Lebih baik Abel ganti baju dulu, setelah itu makan siang bersama" ajak Nadia dengan mengalihkan perhatian semua orang.

Akhirnya semua mengangguk setuju, melupakan pertanyaan yang Anara ajukan. Andre membawa Anara dan Arnold keluar kamar untuk makan siang sedangkan Nadia membantu Abel berganti pakaian dengan baju milik adiknya. Awalnya Abel tak mau dibantu oleh Nadia namun Andre memaksanya agar ia ada yang mengawasi.

Nadia membawa Abel ke kamar mandi yang ada disana kemudian membantu gadis kecil itu berganti baju. Saat seragam yang digunakan Abel terbuka, terlihatlah banyak sekali lebam-lebam yang mengerikan menurut Nadia. Nadia sedikit mengelus luka lebam yang ada di punggung Abel sedangkan bocah itu hanya terdiam saja. Nadia meringis pelan melihat lebam-lebam yang sangat banyak itu.

Setelah selesai, Nadia menggandeng Abel untuk turun ke meja makan. Terlihatlah 3 orang yang telah siap di meja makan sedang menunggu Nadia dan Abel untuk makan bersama. Mbok Imah telah memasak untuk mereka semua juga berada disana.

"MasyaAllah ini nona Abel?" tanya Mbok Imah.

"Iya, mbok" cicit Abel dengan malu-malu.

Mbok Imah pun memeluk Abel dengan eratnya, ia sangat merindukan nona mudanya yang satu ini. Menurut Mbok Imah, Abel adalah sosok gadis kecil yang dewasa bahkan sering mengalah dari Anara. Pembawaan yang manis dan lemah lembut itu membuatnya dekat dengan nonanya itu.

"Sekarang non Abel makan dulu yuk biar badannya jadi gembul kaya adek Arnold" ucap Mbok Imah dengan bercanda.

"Anol endak embul, embok" seru Arnold dengan mengerucutkan bibirnya.

Semua orang yang melihat kelucuan Arnold saat di goda oleh Mbok Imah pun hanya terkekeh geli, kemudian Nadia membantu Abel untuk duduk di atas kursinya. Mereka pun makan dengan hikmat, kecuali Arnold yang sedang disuapi oleh Nadia malah memainkan makanannya membuat acara makan itu berlangsung sedikit lama. Abel beberapa kali menambah porsi makannya membuat Andre dan Nadia mengernyitkan dahinya heran.

***

Setelah makan siang bersama, semuanya berpindah ke ruang keluarga untuk menonton TV. Andre yang tadinya ingin kembali ke perusahaan, mengurungkan niatnya. Ia ingin mencari tahu tentang kehidupan anaknya, Abel secara langsung dari sang empunya.

"Hmm... Abel bisa kamu ceritakan kenapa punggung kamu lebam-lebam?" tanya Andre pada Abel yang duduk di sebelahnya.

Nadia yang duduk di atas karpet bersama dengan Anara dan Arnold pun hanya membiarkan Andre untuk bertanya lebih dalam mengenai Abel. Ia juga penasaran dengan apa yang terjadi dengan gadis kecil itu, namun ia tak berani bertanya karena bukan ranahnya.

"Iya, Anara juga penasaran kenapa punggung kak Abel biru-biru. Daritadi udah nanya tapi nggak ada yang jawab" kesal Anara.

"Ungkin kalena kumpahan cat walna bilu" ucap Arnold.

Hahahaha

Suasana tegang yang baru saja terjadi seketika buyar karena mendengar jawaban Arnold yang mengundang tawa dari Nadia dan Andre. Sedangkan Anara dan Abel tak paham dengan ucapan adiknya itu.

Terpopuler

Comments

evvylamora

evvylamora

disini Pak duda jg salah, ms sih ngelepas gitu aja anaknya ke mantan istri, hrs nya sesekali diliat atuh, untung anaknya msh bs diselamatkan

2023-08-01

0

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

asli sedih banget thorrr 😭😭😭😭

2023-07-24

0

Mur Wati

Mur Wati

semoga nanti nadia jadi ibu sambungnya juga sayang dan jadi pelindung baut ke tiga bocil karna nadia kan pemberani gak lembek

2023-07-20

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Lamaran?
3 Egois
4 Penyesalan
5 Awal Baru
6 Pertemuan
7 Aktifitas
8 Minggu
9 Pekerjaan
10 Hari Pertama
11 Kesal
12 Preman
13 Jurus Ular Cobra
14 Perkara Nasi Uduk
15 Sekolah
16 Rahasia
17 Abella Listya Farda
18 Fakta Tersembunyi
19 Fakta Tersembunyi 2
20 Menenangkan
21 Rumah Sakit
22 Rumah Sakit 2
23 Kebersamaan
24 Duo N
25 Persiapan
26 Beraksi
27 Beraksi 2
28 Kembali
29 Kehidupan Keluarga Nadia
30 Kejutan
31 Mall
32 Mall 2
33 Kesepakatan
34 Kedatangan Orangtua Nadia
35 Surat Panggilan
36 Bertemu Orangtua Nadia
37 Rasa Penasaran
38 Bertemu Parno
39 Bukan Sandiwara
40 Andre VS Parno
41 Pacaran
42 Kedatangan Aneta
43 Kedatangan Aneta 2
44 Tidak Peka
45 Parno (Lagi)
46 Lompat Tali
47 Petak Umpet
48 Marah
49 Masalah Lagi
50 Pemeriksaan
51 Konferensi Pers
52 Kebersamaan
53 Memberi Pengertian
54 Restu
55 Lamaran
56 Aktifitas
57 Keributan
58 Mencari
59 Kemarahan
60 Bingung
61 Permintaan Maaf
62 Kembali
63 Rencana Pendekatan
64 Saingan
65 Nasihat
66 Dimaafkan
67 Pasar Malam
68 Vonis
69 LDR
70 Kecelakaan
71 Kekhawatiran
72 Kondisi Andre
73 Kedatangan Andre
74 Ingin Bertemu Papa
75 Bertemu Andre
76 Sadar
77 Histeris
78 Perubahan
79 Janji
80 Pulang
81 Hinaan
82 Adu Mulut
83 Badut
84 Terapi
85 Terapi 2
86 Perkembangan Andre
87 Penyelesaian
88 Kekesalan Aneta
89 Rencana Keberangkatan Andre
90 Keberangkatan
91 Hari Tanpa Andre
92 Suasana Haru
93 Keseruan
94 Andre
95 Kembalinya Andre
96 Berkumpul
97 Rencana Pernikahan
98 Mendekati Hari H
99 Ujian Sebelum Pernikahan
100 Pelajaran
101 Ketegasan Andre
102 Pingitan
103 Meluruskan
104 Pengumuman
105 Menjelang Pernikahan
106 Hari H
107 Pernikahan
108 Kegaduhan
109 (Bukan) Malam Pertama
110 Gagal
111 Kegiatan Pagi Hari
112 Ulah Arnold
113 Bentakan
114 Berbeda
115 Panik
116 Sadar
117 Tamparan
118 Arnold Kembali
119 Perlakuan Manis
120 Balasan Arnold
121 Pembalasan
122 Akhir Aneta
123 Arnold dan Abel
124 Malam Pertama Yang Tertunda
125 Aktifitas
126 Tetangga Julid
127 Aksi
128 Akhir Sukma
129 Duka
130 Alice
131 Cemburu
132 Kedatangan Alice
133 Nenek Sihir
134 Aktiftas Sekolah
135 Nasihat Arnold
136 Pillow Talk
137 Hamil
138 Setitik
139 Ngidam
140 Kedondong
141 Alpukat
142 Pengajian
143 Celaka
144 Baby Boy
145 Koma
146 Pencarian Alice
147 Penangkapan Alice
148 Kesedihan
149 Hari Berlalu
150 Tanpa Nadia
151 Kabar Baik
152 Sadar
153 Kehidupan Baru
154 Rewel
155 Proses Terapi
156 Jangan Sakiti Kakakku!
157 Perdebatan
158 Pujian
159 Selamat Ulang Tahun, Bunda
160 Hadiah
161 Ganjalan
162 Liburan 1
163 Liburan 2
164 Perkara Gorengan
165 Kebun Teh
166 Penyelesaian
167 Kebun Buah
168 Pulang
169 Selamat
170 Canggung
171 Rindu
172 Ijin
173 Belajar Kelompok
174 Bapak Guru Arnold
175 Selamat Ulang Tahun, Arnold
176 Berhati Malaikat
177 Rumah Sakit
178 Nilam
179 Galak
180 Aduan
181 Jangan Macam-Macam!
182 Napa Lihat-Lihat?
183 Rencana
184 Hari Anniversary
185 Gagal
186 Ragu-Ragu
187 Terharu
188 Kesal
189 Arnold Sekolah
190 Tragedi
191 Tragedi 2
192 Balasan Nadia
193 Balasan Nadia 2
194 Fakta
195 Kedatangan
196 Kekesalan
197 Proses
198 Tidak Mau
199 Kesabaran
200 Diragukan
201 Fakta Baru
202 Nadia dan Mama Anisa
203 Ucapan Pedas
204 Keceriaan Arnold
205 Kembalinya Arnold
206 Kedatangan Nilam
207 Keributan
208 Kejelasan
209 Rasa Bersalah
210 Kenyamanan
211 Kesedihan Fikri
212 Penyayang
213 Murka
214 Sindiran Pedas
215 Pukulan
216 Godaan
217 Keseruan
218 Kesabaran
219 Terusir
220 Kebahagiaan Fikri
221 Adu Debat
222 Masalah Sekolah
223 Solusi
224 Kedatangan Fikri
225 Bantuan
226 Ketegangan
227 Ketegangan 2
228 Kelucuan
229 Teguran
230 Gandengan
231 Direndahkan
232 Pelajaran
233 Keberanian Arnold
234 Jangan Remehkan Kami!
235 Masuk TV
236 Langkah Selanjutnya
237 Jangan Sombong
238 Gengsi Dipelihara!
239 Toko Mainan
240 Berbagi
241 Harus Diam-Diam
242 Menjemput
243 Keputusan
244 Pendaftaran Sekolah
245 Siapa Michael?
246 Test
247 Test 2
248 Hasil
249 Perayaan
250 Pertemuan
251 Pertemuan 2
252 Kekesalan Andre
253 Emosi
254 Menjauh
255 Omelan
256 Kesadaran
257 Nenek Darmi
258 Biarkan Saja
259 Tamu Tak Diundang
260 Damai
261 Tertangkap Basah
262 Lengkap
263 Nasib Perayaan
264 Demam
265 Negosiasi
266 Negosiasi 2
267 Kesepakatan
268 Fokus Kesembuhan
269 Kegiatan
270 Alan Bikin Pusing
271 Gangguan Kecil
272 Olimpiade
273 Ngomel
274 Perkara Es Krim
275 Kepekaan Alan
276 Sedikit Kesal
277 Kisah Hidup Zunai
278 Seperti Istana Barbie
279 Rencana Alan
280 Menggetarkan Hati
281 Hari Olimpiade
282 Hari Olimpiade 2
283 Lesu
284 Jahil
285 Kenyataan
286 Kakek atau Paman
287 Fakta Masa Lalu
288 Fakta Masa Lalu 2
289 Fakta Masa Lalu 3
290 Fakta Masa Lalu 4
291 Mati Kutu
292 Jahilnya Andre
293 Penjualan Rumah
294 Kembalinya Lukman
295 Kembali
296 Akhir
297 Pengumuman Sequel
Episodes

Updated 297 Episodes

1
Awal
2
Lamaran?
3
Egois
4
Penyesalan
5
Awal Baru
6
Pertemuan
7
Aktifitas
8
Minggu
9
Pekerjaan
10
Hari Pertama
11
Kesal
12
Preman
13
Jurus Ular Cobra
14
Perkara Nasi Uduk
15
Sekolah
16
Rahasia
17
Abella Listya Farda
18
Fakta Tersembunyi
19
Fakta Tersembunyi 2
20
Menenangkan
21
Rumah Sakit
22
Rumah Sakit 2
23
Kebersamaan
24
Duo N
25
Persiapan
26
Beraksi
27
Beraksi 2
28
Kembali
29
Kehidupan Keluarga Nadia
30
Kejutan
31
Mall
32
Mall 2
33
Kesepakatan
34
Kedatangan Orangtua Nadia
35
Surat Panggilan
36
Bertemu Orangtua Nadia
37
Rasa Penasaran
38
Bertemu Parno
39
Bukan Sandiwara
40
Andre VS Parno
41
Pacaran
42
Kedatangan Aneta
43
Kedatangan Aneta 2
44
Tidak Peka
45
Parno (Lagi)
46
Lompat Tali
47
Petak Umpet
48
Marah
49
Masalah Lagi
50
Pemeriksaan
51
Konferensi Pers
52
Kebersamaan
53
Memberi Pengertian
54
Restu
55
Lamaran
56
Aktifitas
57
Keributan
58
Mencari
59
Kemarahan
60
Bingung
61
Permintaan Maaf
62
Kembali
63
Rencana Pendekatan
64
Saingan
65
Nasihat
66
Dimaafkan
67
Pasar Malam
68
Vonis
69
LDR
70
Kecelakaan
71
Kekhawatiran
72
Kondisi Andre
73
Kedatangan Andre
74
Ingin Bertemu Papa
75
Bertemu Andre
76
Sadar
77
Histeris
78
Perubahan
79
Janji
80
Pulang
81
Hinaan
82
Adu Mulut
83
Badut
84
Terapi
85
Terapi 2
86
Perkembangan Andre
87
Penyelesaian
88
Kekesalan Aneta
89
Rencana Keberangkatan Andre
90
Keberangkatan
91
Hari Tanpa Andre
92
Suasana Haru
93
Keseruan
94
Andre
95
Kembalinya Andre
96
Berkumpul
97
Rencana Pernikahan
98
Mendekati Hari H
99
Ujian Sebelum Pernikahan
100
Pelajaran
101
Ketegasan Andre
102
Pingitan
103
Meluruskan
104
Pengumuman
105
Menjelang Pernikahan
106
Hari H
107
Pernikahan
108
Kegaduhan
109
(Bukan) Malam Pertama
110
Gagal
111
Kegiatan Pagi Hari
112
Ulah Arnold
113
Bentakan
114
Berbeda
115
Panik
116
Sadar
117
Tamparan
118
Arnold Kembali
119
Perlakuan Manis
120
Balasan Arnold
121
Pembalasan
122
Akhir Aneta
123
Arnold dan Abel
124
Malam Pertama Yang Tertunda
125
Aktifitas
126
Tetangga Julid
127
Aksi
128
Akhir Sukma
129
Duka
130
Alice
131
Cemburu
132
Kedatangan Alice
133
Nenek Sihir
134
Aktiftas Sekolah
135
Nasihat Arnold
136
Pillow Talk
137
Hamil
138
Setitik
139
Ngidam
140
Kedondong
141
Alpukat
142
Pengajian
143
Celaka
144
Baby Boy
145
Koma
146
Pencarian Alice
147
Penangkapan Alice
148
Kesedihan
149
Hari Berlalu
150
Tanpa Nadia
151
Kabar Baik
152
Sadar
153
Kehidupan Baru
154
Rewel
155
Proses Terapi
156
Jangan Sakiti Kakakku!
157
Perdebatan
158
Pujian
159
Selamat Ulang Tahun, Bunda
160
Hadiah
161
Ganjalan
162
Liburan 1
163
Liburan 2
164
Perkara Gorengan
165
Kebun Teh
166
Penyelesaian
167
Kebun Buah
168
Pulang
169
Selamat
170
Canggung
171
Rindu
172
Ijin
173
Belajar Kelompok
174
Bapak Guru Arnold
175
Selamat Ulang Tahun, Arnold
176
Berhati Malaikat
177
Rumah Sakit
178
Nilam
179
Galak
180
Aduan
181
Jangan Macam-Macam!
182
Napa Lihat-Lihat?
183
Rencana
184
Hari Anniversary
185
Gagal
186
Ragu-Ragu
187
Terharu
188
Kesal
189
Arnold Sekolah
190
Tragedi
191
Tragedi 2
192
Balasan Nadia
193
Balasan Nadia 2
194
Fakta
195
Kedatangan
196
Kekesalan
197
Proses
198
Tidak Mau
199
Kesabaran
200
Diragukan
201
Fakta Baru
202
Nadia dan Mama Anisa
203
Ucapan Pedas
204
Keceriaan Arnold
205
Kembalinya Arnold
206
Kedatangan Nilam
207
Keributan
208
Kejelasan
209
Rasa Bersalah
210
Kenyamanan
211
Kesedihan Fikri
212
Penyayang
213
Murka
214
Sindiran Pedas
215
Pukulan
216
Godaan
217
Keseruan
218
Kesabaran
219
Terusir
220
Kebahagiaan Fikri
221
Adu Debat
222
Masalah Sekolah
223
Solusi
224
Kedatangan Fikri
225
Bantuan
226
Ketegangan
227
Ketegangan 2
228
Kelucuan
229
Teguran
230
Gandengan
231
Direndahkan
232
Pelajaran
233
Keberanian Arnold
234
Jangan Remehkan Kami!
235
Masuk TV
236
Langkah Selanjutnya
237
Jangan Sombong
238
Gengsi Dipelihara!
239
Toko Mainan
240
Berbagi
241
Harus Diam-Diam
242
Menjemput
243
Keputusan
244
Pendaftaran Sekolah
245
Siapa Michael?
246
Test
247
Test 2
248
Hasil
249
Perayaan
250
Pertemuan
251
Pertemuan 2
252
Kekesalan Andre
253
Emosi
254
Menjauh
255
Omelan
256
Kesadaran
257
Nenek Darmi
258
Biarkan Saja
259
Tamu Tak Diundang
260
Damai
261
Tertangkap Basah
262
Lengkap
263
Nasib Perayaan
264
Demam
265
Negosiasi
266
Negosiasi 2
267
Kesepakatan
268
Fokus Kesembuhan
269
Kegiatan
270
Alan Bikin Pusing
271
Gangguan Kecil
272
Olimpiade
273
Ngomel
274
Perkara Es Krim
275
Kepekaan Alan
276
Sedikit Kesal
277
Kisah Hidup Zunai
278
Seperti Istana Barbie
279
Rencana Alan
280
Menggetarkan Hati
281
Hari Olimpiade
282
Hari Olimpiade 2
283
Lesu
284
Jahil
285
Kenyataan
286
Kakek atau Paman
287
Fakta Masa Lalu
288
Fakta Masa Lalu 2
289
Fakta Masa Lalu 3
290
Fakta Masa Lalu 4
291
Mati Kutu
292
Jahilnya Andre
293
Penjualan Rumah
294
Kembalinya Lukman
295
Kembali
296
Akhir
297
Pengumuman Sequel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!