Setelah bermain kejar-kejaran seperti anak kecil tadi, kini berakhirlah Nadia berada di kamar sang duda, Andre. Nadia di seret kerah bajunya hingga ia berakhir di kamar ayah dari kedua anak yang diasuhnya itu. Nadia dengan wajah ditekuknya menyiapkan air hangat untuk Andre mandi dan pakaian tidurnya. Pintu kamar yang terkunci pun menjadi alasan Nadia tak bisa kabur setelah menyiapkan air untuk Andre mandi. Dia harus menunggu laki-laki itu selesai mandi dahulu, baru setelahnya bisa pulang.
"Huft... Membosankan" gerutu Nadia.
Kini Nadia sedang duduk di atas kursi sofa sambil menyandarkan kepalanya. Sedari tadi ia bolak-balik melihat ke arah pintu kamar mandi namun tetap saja yang ditunggu belum menampilkan batang hidungnya. Nadia melihat ke arah sekitar kamar Andre yang sangat menunjukkan kehidupannya yang terlihat suram. Warna cat kamar abu-abu tua dengan lampu yang tak cukup terang membuat suasana kamar itu sedikit horor bagi Nadia. Padahal hampir semua warna cat di rumah ini adalah putih, namun berbeda ketika sudah memasuki kamar dari Andre.
Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam membuat Nadia sedikit takut jika pulang kemalaman. Walaupun dia tomboy, dia sangat jarang sekali keluar dari rumah saat malam hari karena memang dia menyadari dirinya yang seorang perempuan. Mau berpenampilan seperti apapun kalau identitasnya perempuan pasti nantinya harus waspada kalau pergi saat malam hari. Kedua orangtuanya juga sangat ketat dalam mengatur Nadia membuatnya sangat terbatas dalam pergaulan.
Ceklek...
Pintu kamar madni terbuka, Andre keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobenya. Sedangkan Nadia yang mendengar ada suara pintu terbuka, melirik sekilas kearah suara itu kemudian kembali fokus dengan ponselnya. Andre yang melihat Nadia tengah bermain dengan ponselnya hanya tersenyum tipis. Ia tahu kalau Nadia tengah kebosanan karena menunggu dirinya yang terlalu lama di kamar mandi. Sebenarnya Andre sudah sedari tadi selesai dengan aktifitas mandinya, namun ia sengaja berlama-lama di kamar mandi. Andre melihat diatas kasurnya sudah tersedia pakaian tidurnya, segera saja ia mendekat ke arah pakaiannya berada.
"Dalamanku mana ini?" tanya Andre.
Nadia yang mendengar hal itu segera saja menegakkan badannya kemudian menatap tajam ke arah Andre yang masih menggunakan bathrobe mandinya. Nadia sampai tak habis pikir dengan perintah dari Andre yang menyuruhnya untuk mengambil barang pribadi miliknya itu. Apa iya dia tak malu jika oranglain memegang barang pribadinya? Sungguh otak Andre sepertinya harus diluruskan.
"Mohon maaf tuan Andre yang terhormat. Itu barang pribadi anda jadi saya tidak mau mengambilkannya. Lebih baik anda mencari istri saja untuk mengasuh anak dan juga anda sendiri biar bisa dengan bebas mengambilkan dan menyediakan semua keperluan anda" ucap Nadia dengan wajah kesal.
"Kalau begitu, bagaimana kalau kamu saja yang menjadi istriku?" goda Andre.
Nadia yang mendengar hal itu hanya mendengus kesal dengan ucapan Andre. Sungguh ia sangat lelah hari ini jika harus ditambah dengan menghadapi ocehan tak bermutu dari Andre membuat emosinya bisa saja akan segera meledak.
"Jangan membual. Cepat buka pintu kamar ini. Ini sudah malam, aku harus pulang" kesal Nadia.
Melihat wajah Nadia yang sudah tak sedap dipandang dan seperti menahan emosinya, akhirnya Andre mengambil asal pakaian yang ada di atas kasurnya kemudian masuk ke dalam ruang walk in closet nya. Dengan cepat Andre mengganti pakaiannya kemudian keluar dari ruangan itu. Andre berjalan menuju ke depan pintu kamar sembari membawa kunci di tangannya.
Klek...
Pintu kamar terbuka membuat Nadia yang melihat hal itu segera saja melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar Andre. Nadia dengan sengaja menabrak bahu Andre dengan kerasnya hingga sang empu sempat sedikit oleng dari posisinya. Andre yang melihat hal itu hanya geleng-geleng kepala kemudian berjalan menyusul Nadia dengan membawa kunci mobilnya. Ia berencana untuk mengantar perempuan itu sampai ke rumahnya.
"Tunggu" seru Andre.
Andre menghalangi jalan Nadia yang akan membuka pintu utama rumahnya dengan badannya. Melihat hal itu, Nadia teramat kesal karena sedari tadi Andre menghalangi dirinya terus menerus untuk pulang.
"Mau apa lagi sih?" sentak Nadia.
"Santai mbak... Santai... Aku cuma mau ngantar kamu pulang. Eits... Tapi jangan percaya diri dulu, aku melakukan ini karena kasihan aja nanti kalau di jalan kamu digodain om-om, saya juga yang repot" ucap Andre.
"Bilang saja khawatir. Gengsi dipelihara" ejek Nadia dengan menaikturunkan alisnya menggoda Andre.
Andre yang merasa di ejek oleh Nadia hanya mendengus kesal kemudian berlalu berjalan mendahului gadis itu. Sedangkan Nadia yang melihat Andre sudah berjalan terlebih dahulu segera berlari mengikuti laki-laki itu dengan santainya.
Andre berjalan menuju mobilnya yang masih terparkir di halaman rumah kemudian memasuki mobil itu di bagian kemudinya. Ia menyalakan mobilnya kemudian mendekatkan ke arah Nadia.
"Buruan masuk, sebelum saya berubah pikiran" seru Andre dari dalam mobil.
Nadia segera saja masuk ke dalam mobil di bagian kusri penumpang membuat Andre mendengus kesal. Dirinya kini sudah seperti sopir untuk gadis itu.
"Saya bukan sopir kamu" ketus Andre.
"Saya bukan pembantu kamu" ucap Nadia.
Andre yang mendengar ucapan Nadia merasa kalau gadis itu tengah menyindirnya setelah kejadian hari ini. Dengan wajah tak ikhlas, Andre melajukan mobilnya dengan sesekali melirik Nadia yang tengah duduk dengan bersilang kaki seperti seorang nona muda yang akan diantar pergi oleh sopirnya.
***
Suasana di dalam mobil sangat hening, Andre yang fokus dengan jalannya sedangkan Nadia tengah menikmati moment terbaiknya saat ini yaitu menjadi majikan dari majikannya sendiri. Mengingat hal itu, dia terkikik geli dengan sendirinya. Namun tiba-tiba saja di pertengahan jalan ada beberapa orang preman yang menghadang mobil mereka membuat Andre seketika saja menghentikan laju mobilnya.
Citttt....
"Awwww..." pekik Nadia yang dahinya terkantuk jendela mobil.
"Heiii... Bisa tidak kalau menyetir itu jangan berhenti mendadak" lanjutnya dengan mengelus-elus dahinya.
"Lihat itu didepan, kawananmu lagi menghadang mobil kita" ucap Andre.
"Ah alah... Males banget malam-malam gini harus olahraga. Jangan asal tuduh ya, kenal aja enggak" ucap Nadia dengan malas.
"Apa kita tabrak aja ya tuh preman? Paling entar-entar juga mereka minggir sendiri karena takut ketabrak" ide Andre.
"Entar kalau ada yang ketabrak terus meninggoy yang ada kita yang disalahin terus dipenjara. Mana dapat dosa lagi" ucap Nadia.
Dugh... Dugh... Dugh...
"Turun dan serahkan semua barang berharga kalian" seru salah satu preman.
Ada 5 orang pria berpakaian preman, kaos hitam dengan celana sobek-sobek menghadang mobil Andre. Bahkan di pipinya terdapat banyak goresan entah dari pisau atau silet membuat tampangnya menjadi lebih seram. Akhirnya keduanya memutuskan untuk turun saja meladeni kelimanya walaupun Andre sedikit ragu dengan kemampuan dari Nadia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Aprita
👍👍
2025-01-27
0
Nur Qamariah
smgst
2023-07-26
0
Yani
Semoga aja Nadia bisa mengalahkan kelima preman itu
2023-05-28
4