Pak Guruku, Cintaku

Pak Guruku, Cintaku

Bagian 1 : Prolog

Selamat membaca, semoga kalian Happy. Enjoy yah.

###

Rania, seperti biasa pagi ini ia berangkat ke sekolah tangannya memegang erat tali ransel yang bertengger di pundaknya, tali sepatunya telah ia ikat dengan kencang.

Hari ini Rania berencana akan membolos lagi, ia tak ingin rencananya kali ini gagal seperti minggu lalu hanya karena tali sepatunya tidak sengaja terlepas saat bermain kucing-kucingan dengan guru biologinya.

Rania tersenyum kecil memikirkan rencananya untuk kabur dari pelajaran yang sangat membosankan itu.

Hari ini Rania telah mempersiapkan hal-hal yang nantinya akan menjadi pendukung pelariannya, Rania menggunakan celana pendek leging ketat yang dapat di lipat hingga ke pahanya, rok sekolah yang sedikit sempit dan berwarna abu-abu itu hanya mampu menutupi kakinya hingga lutut, sesuai peraturan sekolahnya.

Seperti minggu-minggu kemarin pelariannya hari ini akan melibatkan tembok di belakang sekolah, artinya ia akan memanjat tembok tersebut lalu melompat keluar sekolah, memikirkannya saja sudah membuat perasaan dan adrenalinnya terpacu.

Rania sungguh tidak ingin mengikuti pelajaran biologi hari itu, sangat membosankan mengingat di rumahnya Rania sudah seringkali diberikan pelajaran khusus dari orang tuanya yang berprofesi sebagai dokter.

Lalu, apakah di sekolah Rania juga harus mempelajari hal yang sudah sering sekali ia dengar dari penjelasan orang tuanya di rumah ketika sedang berdiskusi? di ruang makan, ruang tamu, bahkan saat piknik sekalipun orang tuanya selalu membahas hal-hal yang berkaitan dengan kedokteran.

Alat vital? organ reproduksi manusia ? proses pertumbuhan tumbuhan dan binatang? cara membuat anak? dan sejenisnya.

"Argghhh menyebalkan. " Desis Rania tanpa sadar.

Rania sudah berlatih untuk hari ini ia berencana menggunakan metode baru untuk mengelabui Bu Hani, guru biologinya.

Metode lamanya sudah tidak bisa digunakan lagi karena minggu lalu ia gagal untuk membolos hingga akhirnya harus di hukum membersihkan toilet khusus perempuan di sekolah yang baunya ?Omegotttttttt. menjijikkan. Tidak perlu di pertanyakan lagi.

###

Teng.. teng.. teng..

Jam istirahat akhinnya berbunyi, Rania bergegas menuju ke kantin untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan.

Sambil menikmati semangkuk mie ayam yang telah ia pesan dari ibu kantin, Rania kembali mempermantap rencananya sambil memperhatikan sekelilingnya yang sedang ramai.

"Habis jam istirahat ini pelajaran biologi, aku harus bergegas. " Gumam gadis itu.

Rania menyelesaikan makannya dengan cepat, ia bahkan selalu membawa tasnya agar ketika kesempatan untuk kabur tiba gadis itu tidak mesti kembali ke kelas hanya untuk mengambil tas tersebut.

Rania bergegas masuk ke ruang olahraga dan berganti pakaian di dalam toilet yang ada disana. Biasanya toilet tersebut digunakan anak-anak yang habis berolahraga untuk berganti pakaian.

Dengan cepat Rania mengganti pakaiannya, takut kalau-kalau ada seseorang yang memergokinya di tempat itu karena biasanya jam istirahat digunakan oleh siswa laki-laki untuk berolahraga.

"Tidak lucu kalau aku sampai ketahuan berganti pakaian oleh para kunyuk itu. " Gumam Rania.

Rania keluar dari dalam ruang olahraga sambil celingak celinguk memperhatikan sekitarnya memastikan bahwa pak Sulaiman guru BP yang biasanya berkeliling sekolah untuk mengecek apakah ada siswa atau siswi yang akan membolos di jam istirahat.

Matanya melirik ke kanan dan ke kiri memastikan ke amanan dirinya.

"Ah aman.! " Ucapnya senang.

Rania berjalan dengan santainya menuju tembok samping sekolah, sebelum sampai disana ia harus melewati koridor yang panjang, sambil berjalan itu Rania bernyanyi-nyanyi kecil.

"Seberapa pantaskah kau untuk kutunggu, cukup indah kah dirimu untuk selalu ku andalkan? mampukah kau hadir dalam mimpi burukku uuuu mampukah kita bertahan di saat kita jauhhhh, Celakanyaaa ."

"Raniaaa." Panggil seseorang.

Rania menengok kebelakang dan melihat ada guru yang menenteng tas yang sepertinya berisi laptop di tangan kanannya dan buku mata pelajaran Biologi di tangan kirinya. Biologi??. Celaka, Rania kaget.

"Wah celaka beneran. " Gumam Rania mengernyi panik.

Guru biologinya kembali bertanya seolah-olah sudah mengerti gelagat Rania yang hari ini akan membolos dari mata pelajarannya lagi. Apalagi gadis itu terlihat sudah tidak memakai seragam sekolahnya.

"Rania, mau kemana kamu?. "

"Eeh Bu guru, heeheee in Bu anu aduhh perut saya sakit Bu kayaknya tadi saya salah makan. " Rania sambil memegangi perutnya mencoba meyakinkan Bu Hani. Melihat wajah Bu Hani saja sudah membuat keringatnya langsung bercucuran karena kaget dan takut.

Bu Hani melangkah mendekati Rania yang terlihat nyengir sambil memegangi perutnya.

"Mau kabur lagi yahh." Cecar Bu Hani

"Ah eh enggak kok Bu ini saya mau ke UKS kok mau minta obat sakit perut hehee. " Elah Rania

"Mau minta obat atau hmmm mau bolos lagi kan, Rania?."

Sebelum langkah kaki Bu Hani mencapai Rania, Rania reflek melarikan diri diikuti suara teriakan Bu Hani yang kaget melihat Rania kabur.

"Raniaaaaaaaaa." Teriak Bu Hani.

"Kembali... Rania.." Bu Hani juga ikut berlari mengejar Rania.

Rania telah sampai di ujung koridor dan dengan cepat berlari kebelakang gedung sekolah tepat di dekat tembok yang akan menjadi tempat pelariannya, tasnya telah ia lempar duluan keluar tembok.

Setelah mengambil ancang-ancang untuk melompat Rania memastikan tali sepatunya masih terikat dengan erat.

Happ

Rania sudah berhasil berada di atas tembok ia menengok ke belakang dan mengambil nafas sebentar.

"Huhh.. Hahh.. "

Terlihat Bu Hani yang juga hampir sampai ke tempat Rania berada.

"Raniaaa.... " Bu Hani berteriak sekaligus merasa takjub melihat Rania yang melompat dengan mulus naik ke tembok pembatas sekolah. Bu Hani menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Heheee, Bu hukumannya besok aja ya Bu saya ada urusan hari ini. " dengan suara yang sengaja di imut-imutkan.

Rania kemudian melompat keluar sekolah namun keseimbangannya sedikit goyah sehingga yang sampah ke tanah duluan bukan kakinya, melainkan bokongnya.

"Aaaah aduhhh pantatku. " Padahal ini sudah seringkali terjadi tapi tetap saja rasanya sakit.

"Ahh apakah ini adalah hukum karma karna melarikan diri dari pelajaran biologi?. " gumamnya seorang diri sambil memegangi pantatnya yang masih terasa nyeri.

"Aahhh udahlah yang penting hari ini aku bebassss, yuhuuuuu. " Rania merasa senang karena terbebas dari pelajaran yang sangat tidak ia sukai hari itu.

Sementara di balik sisi tembok lainnya Bu Hani terlihat tercengang dan hanya bisa pasrah menggeleng-gelenkan kepalanya menyaksikan Rania yang kali ini lolos dan membolos lagi dari mata pelajarannya.

"Dasar anak muda.. anak itu benar-benar ahh sudahlah urusan hukumannya di pikirkan besok saja.. " Bu Hani meracau seorang diri.

Rania berlari-lari kecil meninggalkan sekolah, melupakan rasa sakit di bokongnya. Ini adalah kali ke empat ia berhasil meloloskan diri. Sebenarnya ini adalah bolosnya yang kelima kali, hanya saja minggu lalu ia kedapatan dan bolosnya akhirnya gatot alias gagal total. Rania tak ingin ambil pusing, hari ini ia hanya ingin bersenang-senang.

"Ah biarlah hukumannyakan besok, bodo amat deh. " Tidak penting Rania memikirkan hukumannya yang akan terjadi besok akibat membolos. Yang ada dipikirannya saat ini adalah berjalan-jalan di sekitar perumahan dekat sekolahnya dan memanjat pohon jambu punya Kang Adi yang sedang berbuah untuk nanti dia buat rujak saat sampai di rumah. memikirkannya saja sudah membuat air liurnya ngeces.

Rania telah sampai di dekat pohon jambu milik Kang Adi yang buahnya terlihat sangat ranum, segar dan menggiurkan seperti perawan.

"Hahahaha." Rania tertawa dengan pikirannya barusan.

Rania meletakkan tas ranselnya dan membuka kedua sepatunya, lalu kemudian memanjat pohon jambu tersebut dan saat akan mengambil salah satu buah yang berada di dekat tangannya tiba-tiba Kang Adi keluar dari salam rumahnya sambil berkacak pinggang.

Kang Adi memperhatikan pohon jambunya yang bergoyang-goyang dan menyadari ada seseorang di atasnya. Tidak salah lagi pasti dia lagi.

"Rania." Suara Kang Adi terdengar berat.

"Hmmm kamu lagi yahhhh.. " Tegur Kang Adi.

Rania kaget dan reflek membelalakkan matanya lalu menarik buah jambu tersebut dan cepat-cepat melompat turun ke bawah, dengan sigap memakai kedua sepatunya asal dan menarik tasnya untuk kabur ke sebrang jalan.

"Eh jangan lari dulu... eh awasss. "

Tiba-tiba.

"Piiiiiiipppppppp." suara klakson mobil berbunyi nyaring diikuti suara bannya yang berdecit keras terdengar memilukan di telinga karena mobilnya di rem secara paksa.

"Aahh aduhhh. " Rania tersungkur kaget hampir saja ia mati muda tertabrak mobil.

Sebuah mobil Honda jazz berwarna hitam mengkilat, hampir saja menabrak Rania yang tiba-tiba berlari ke tengah jalan.

"Aduhhh Rania. " Kang Adi berlari ke tengah jalan untuk membantu Rania.

"Kamu tuh kebiasaan deh Rania. " cecar Kang Adi sambil membantu Rania berdiri.

Rania berdiri di Kang Adi lalu berjalan pincang ke arah mobil dan melempar kap mobil itu dengan jambu yang baru saja di dapatkannya.

"Ehhh om kalau nyetir tuh hati-hati dong. " Ucap Rania bengis kepada si pemilik mobil yang berada di balik kemudian, kaca mobilnya gelap tak terlihat siapa orang yang ada di dalamnya.

Tidak lama keluar seseorang laki-laki dengan kemeja putih dan dasi yang bertengger di lehernya, rapih. tubuhnya tinggi dan terlihat atletis meskipun telah di balut dengan kemejanya. Rania terpukau untuk sesaat. Mata laki-laki itu tajam, hidungnya mancung dengan alis yang hitam dan tebal.

"Kan yang lari ke tengah jalan kamu, kamu yang nyebrang gak liat kira kanan. " sahut si laki-laki.

"ehh iya juga yah lupa. " Rania tersadar.

"Aduhhh kamu tuh jangan sembarangan lemparin mobil orang gitu, udah salah pake ngelempar segala lagi. " sambil berjalan ke depan kap mobilnya, mengambil sapu tangan dari dalam kantong celananya dan mengusap kap mobilnya yang kotor.

"Ya ampun lemparnya pake jambu lagi. " cecar si laki-laki. Sambil berjalan menuju ke arah Rania kali ini dan mengarahkannya ke Kang Adi untuk di bawah ke pinggir jalan yang lebih aman dan agar tidak menghalangi jalannya.

Laki-laki itu kemudian kembali ke mobilnya, wajahnya terlihat ketus namun tetap terlihat gagah. Rania melihat laki-laki itu seakan terpukau akan ketampanannya. Matanya tidak berkedip sedetikpun memperhatikan Honda Jazz itu berlalu dari hadapannya.

"heeehh Rania jangan melamun, ayo Kang Adi antar ke rumah. "

"Nanti Kang Adi laporin ke mamamu, kamu tuh bandel banget, badung gak ada kapok-kapoknya, ini kamu pasti bolos lagi." ucap Kang Adi sambil membantu Rania mengangkat tas ranselnya.

Rania tersadar dari lamunannya dan menyadari bahwa sebentar lagi ia akan mendapat mata pelajaran tambahan di rumah, belum lagi ia akan di omeli karena ketahuan maling jambunya Kang Adi, ketahuan membolos dan besoknya akan di hukum di sekolah. Rasanya seperti Tripel kill.

"Hiksssss. Sial banget." Batin Rania.

"Kurang ajar, emang tuh orang kurang ajar gak tau minta maaf gak punya sopan santun, gak ada adab gak tau kalik yah aku tuh anaknya siapa, akutuh anaknya papa akubtau. Hikssss, aku sumpahin hari ini bannya kempes, kalau dia ada kiriman paket online, paketnya salah alamat, terus gak bisa cod." Rania melampiaskan kekesalannya kepada laki-laki mobil Honda Jazz yang baru saja pergi dari hadapannya itu.

Kang Adi mentoel bahu Rania dan segera mengantarnya pulang ke rumah Rania.

###

Terimakasih telah membaca, tinggalkan komentar kalian. Saran dan masukkan yang membangun akan sangat berguna untuk saya kedepannya. Terima kasih.

#kimel#

Terpopuler

Comments

Wong kam fung

Wong kam fung

wow wow wow,

2023-03-04

0

Cantik Jelita

Cantik Jelita

Tengil banget sih Rania

2023-03-03

0

Cellestria

Cellestria

ternyata rania tipe anak yang bandel ya

2023-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1 : Prolog
2 Bagian 2 : Dimarahi?
3 Bagian 3 : Berdebat
4 Bagian 4 : Iwak Peyek
5 Bagian 5 : Hari Pertama
6 Bgian 6 : Ancaman
7 Bagian 7 : Rumah Sakit
8 Bagian 8 : Membantu Lansia
9 Bagian 9 : Melinda
10 Bagian 10 : Perpustakaan
11 Episode 11 : Rencana Rania
12 Bagian 12 : Kalah Taktik
13 Bagian 13 : Anak Monyet
14 Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15 Bagian 15 : Kelas Heboh
16 Bagian 16 : Kamu Nanya
17 Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18 Bagian 18 : Normal?
19 Bagian 19 : Keseleo
20 Bagian 20 : Adik Ipar
21 Bagian 21 : Ulangan Biologi
22 Bagian 22 : Taruhan
23 Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24 Bagian 24 : Rania Berdandan
25 Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26 Bagian 26 : Rencana Baru!
27 Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28 Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29 Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30 Bagian 30 : Alvaro Menangis
31 Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32 Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33 Bagian 33 : Mid Semester
34 Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35 Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36 Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37 Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38 Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39 Bagian 39 : Masuk Perangkap
40 Bagian 40 : Laki-laki Batu
41 Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42 Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43 Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44 Bagian 44 : -3 Hari
45 Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46 Bagian 46 : Mengurung Diri
47 Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48 Bagian 48: Menang Taruhan
49 Bagian 49 : Double Date
50 Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51 Terima Kasih
52 Bagian 51 : Rania Menggalau
53 Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54 Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55 Bagian 54 : Rania Bad Mood
56 Bagian 55 : Di Antar Pulang
57 Bagian 56 : LAPAR
58 Bagian 57 : Terlambat Lagi
59 Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60 Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61 Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62 Bagian 61 : Emosional
63 Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64 Bagian 63 : Canggung
65 Bagian 64 : Cemburu ?
66 Bagian 65 : Ngambek
67 Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68 Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69 Bagian 68 : Dingin
70 Bagian 69 : Bertengkar
71 Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72 Bagian 71 : Tali Kutang
73 Bagian 72 : Kritis
74 Bagian 73 : Menjenguk Laura
75 Bagian 74 : Suami Laura
76 Bagian 75 : Calon Mertua?
77 Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78 Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79 Bagian 78 : Bimbang?
80 Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81 Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82 Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83 Bagian 82 : Gunawan
84 Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85 Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86 Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87 Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88 Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89 Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90 Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91 Bagian 90 : Kabar Rania.
92 Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93 Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94 Bagian 93 : Menjemput Rania?
95 Bagian 94 : Bertemu kembali?
96 Bagian 96 : Gaun Pengantin
97 Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98 Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99 Bagian 99 : Merasa Perih
100 Bagian 100 : End
101 PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102 PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103 Sepatah Kata Author.
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bagian 1 : Prolog
2
Bagian 2 : Dimarahi?
3
Bagian 3 : Berdebat
4
Bagian 4 : Iwak Peyek
5
Bagian 5 : Hari Pertama
6
Bgian 6 : Ancaman
7
Bagian 7 : Rumah Sakit
8
Bagian 8 : Membantu Lansia
9
Bagian 9 : Melinda
10
Bagian 10 : Perpustakaan
11
Episode 11 : Rencana Rania
12
Bagian 12 : Kalah Taktik
13
Bagian 13 : Anak Monyet
14
Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15
Bagian 15 : Kelas Heboh
16
Bagian 16 : Kamu Nanya
17
Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18
Bagian 18 : Normal?
19
Bagian 19 : Keseleo
20
Bagian 20 : Adik Ipar
21
Bagian 21 : Ulangan Biologi
22
Bagian 22 : Taruhan
23
Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24
Bagian 24 : Rania Berdandan
25
Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26
Bagian 26 : Rencana Baru!
27
Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28
Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29
Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30
Bagian 30 : Alvaro Menangis
31
Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32
Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33
Bagian 33 : Mid Semester
34
Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35
Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36
Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37
Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38
Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39
Bagian 39 : Masuk Perangkap
40
Bagian 40 : Laki-laki Batu
41
Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42
Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43
Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44
Bagian 44 : -3 Hari
45
Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46
Bagian 46 : Mengurung Diri
47
Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48
Bagian 48: Menang Taruhan
49
Bagian 49 : Double Date
50
Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51
Terima Kasih
52
Bagian 51 : Rania Menggalau
53
Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54
Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55
Bagian 54 : Rania Bad Mood
56
Bagian 55 : Di Antar Pulang
57
Bagian 56 : LAPAR
58
Bagian 57 : Terlambat Lagi
59
Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60
Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61
Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62
Bagian 61 : Emosional
63
Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64
Bagian 63 : Canggung
65
Bagian 64 : Cemburu ?
66
Bagian 65 : Ngambek
67
Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68
Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69
Bagian 68 : Dingin
70
Bagian 69 : Bertengkar
71
Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72
Bagian 71 : Tali Kutang
73
Bagian 72 : Kritis
74
Bagian 73 : Menjenguk Laura
75
Bagian 74 : Suami Laura
76
Bagian 75 : Calon Mertua?
77
Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78
Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79
Bagian 78 : Bimbang?
80
Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81
Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82
Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83
Bagian 82 : Gunawan
84
Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85
Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86
Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87
Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88
Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89
Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90
Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91
Bagian 90 : Kabar Rania.
92
Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93
Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94
Bagian 93 : Menjemput Rania?
95
Bagian 94 : Bertemu kembali?
96
Bagian 96 : Gaun Pengantin
97
Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98
Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99
Bagian 99 : Merasa Perih
100
Bagian 100 : End
101
PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102
PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103
Sepatah Kata Author.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!