Pak Guruku, Cintaku
Selamat membaca, semoga kalian Happy. Enjoy yah.
###
Rania, seperti biasa pagi ini ia berangkat ke sekolah tangannya memegang erat tali ransel yang bertengger di pundaknya, tali sepatunya telah ia ikat dengan kencang.
Hari ini Rania berencana akan membolos lagi, ia tak ingin rencananya kali ini gagal seperti minggu lalu hanya karena tali sepatunya tidak sengaja terlepas saat bermain kucing-kucingan dengan guru biologinya.
Rania tersenyum kecil memikirkan rencananya untuk kabur dari pelajaran yang sangat membosankan itu.
Hari ini Rania telah mempersiapkan hal-hal yang nantinya akan menjadi pendukung pelariannya, Rania menggunakan celana pendek leging ketat yang dapat di lipat hingga ke pahanya, rok sekolah yang sedikit sempit dan berwarna abu-abu itu hanya mampu menutupi kakinya hingga lutut, sesuai peraturan sekolahnya.
Seperti minggu-minggu kemarin pelariannya hari ini akan melibatkan tembok di belakang sekolah, artinya ia akan memanjat tembok tersebut lalu melompat keluar sekolah, memikirkannya saja sudah membuat perasaan dan adrenalinnya terpacu.
Rania sungguh tidak ingin mengikuti pelajaran biologi hari itu, sangat membosankan mengingat di rumahnya Rania sudah seringkali diberikan pelajaran khusus dari orang tuanya yang berprofesi sebagai dokter.
Lalu, apakah di sekolah Rania juga harus mempelajari hal yang sudah sering sekali ia dengar dari penjelasan orang tuanya di rumah ketika sedang berdiskusi? di ruang makan, ruang tamu, bahkan saat piknik sekalipun orang tuanya selalu membahas hal-hal yang berkaitan dengan kedokteran.
Alat vital? organ reproduksi manusia ? proses pertumbuhan tumbuhan dan binatang? cara membuat anak? dan sejenisnya.
"Argghhh menyebalkan. " Desis Rania tanpa sadar.
Rania sudah berlatih untuk hari ini ia berencana menggunakan metode baru untuk mengelabui Bu Hani, guru biologinya.
Metode lamanya sudah tidak bisa digunakan lagi karena minggu lalu ia gagal untuk membolos hingga akhirnya harus di hukum membersihkan toilet khusus perempuan di sekolah yang baunya ?Omegotttttttt. menjijikkan. Tidak perlu di pertanyakan lagi.
###
Teng.. teng.. teng..
Jam istirahat akhinnya berbunyi, Rania bergegas menuju ke kantin untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan.
Sambil menikmati semangkuk mie ayam yang telah ia pesan dari ibu kantin, Rania kembali mempermantap rencananya sambil memperhatikan sekelilingnya yang sedang ramai.
"Habis jam istirahat ini pelajaran biologi, aku harus bergegas. " Gumam gadis itu.
Rania menyelesaikan makannya dengan cepat, ia bahkan selalu membawa tasnya agar ketika kesempatan untuk kabur tiba gadis itu tidak mesti kembali ke kelas hanya untuk mengambil tas tersebut.
Rania bergegas masuk ke ruang olahraga dan berganti pakaian di dalam toilet yang ada disana. Biasanya toilet tersebut digunakan anak-anak yang habis berolahraga untuk berganti pakaian.
Dengan cepat Rania mengganti pakaiannya, takut kalau-kalau ada seseorang yang memergokinya di tempat itu karena biasanya jam istirahat digunakan oleh siswa laki-laki untuk berolahraga.
"Tidak lucu kalau aku sampai ketahuan berganti pakaian oleh para kunyuk itu. " Gumam Rania.
Rania keluar dari dalam ruang olahraga sambil celingak celinguk memperhatikan sekitarnya memastikan bahwa pak Sulaiman guru BP yang biasanya berkeliling sekolah untuk mengecek apakah ada siswa atau siswi yang akan membolos di jam istirahat.
Matanya melirik ke kanan dan ke kiri memastikan ke amanan dirinya.
"Ah aman.! " Ucapnya senang.
Rania berjalan dengan santainya menuju tembok samping sekolah, sebelum sampai disana ia harus melewati koridor yang panjang, sambil berjalan itu Rania bernyanyi-nyanyi kecil.
"Seberapa pantaskah kau untuk kutunggu, cukup indah kah dirimu untuk selalu ku andalkan? mampukah kau hadir dalam mimpi burukku uuuu mampukah kita bertahan di saat kita jauhhhh, Celakanyaaa ."
"Raniaaa." Panggil seseorang.
Rania menengok kebelakang dan melihat ada guru yang menenteng tas yang sepertinya berisi laptop di tangan kanannya dan buku mata pelajaran Biologi di tangan kirinya. Biologi??. Celaka, Rania kaget.
"Wah celaka beneran. " Gumam Rania mengernyi panik.
Guru biologinya kembali bertanya seolah-olah sudah mengerti gelagat Rania yang hari ini akan membolos dari mata pelajarannya lagi. Apalagi gadis itu terlihat sudah tidak memakai seragam sekolahnya.
"Rania, mau kemana kamu?. "
"Eeh Bu guru, heeheee in Bu anu aduhh perut saya sakit Bu kayaknya tadi saya salah makan. " Rania sambil memegangi perutnya mencoba meyakinkan Bu Hani. Melihat wajah Bu Hani saja sudah membuat keringatnya langsung bercucuran karena kaget dan takut.
Bu Hani melangkah mendekati Rania yang terlihat nyengir sambil memegangi perutnya.
"Mau kabur lagi yahh." Cecar Bu Hani
"Ah eh enggak kok Bu ini saya mau ke UKS kok mau minta obat sakit perut hehee. " Elah Rania
"Mau minta obat atau hmmm mau bolos lagi kan, Rania?."
Sebelum langkah kaki Bu Hani mencapai Rania, Rania reflek melarikan diri diikuti suara teriakan Bu Hani yang kaget melihat Rania kabur.
"Raniaaaaaaaaa." Teriak Bu Hani.
"Kembali... Rania.." Bu Hani juga ikut berlari mengejar Rania.
Rania telah sampai di ujung koridor dan dengan cepat berlari kebelakang gedung sekolah tepat di dekat tembok yang akan menjadi tempat pelariannya, tasnya telah ia lempar duluan keluar tembok.
Setelah mengambil ancang-ancang untuk melompat Rania memastikan tali sepatunya masih terikat dengan erat.
Happ
Rania sudah berhasil berada di atas tembok ia menengok ke belakang dan mengambil nafas sebentar.
"Huhh.. Hahh.. "
Terlihat Bu Hani yang juga hampir sampai ke tempat Rania berada.
"Raniaaa.... " Bu Hani berteriak sekaligus merasa takjub melihat Rania yang melompat dengan mulus naik ke tembok pembatas sekolah. Bu Hani menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Heheee, Bu hukumannya besok aja ya Bu saya ada urusan hari ini. " dengan suara yang sengaja di imut-imutkan.
Rania kemudian melompat keluar sekolah namun keseimbangannya sedikit goyah sehingga yang sampah ke tanah duluan bukan kakinya, melainkan bokongnya.
"Aaaah aduhhh pantatku. " Padahal ini sudah seringkali terjadi tapi tetap saja rasanya sakit.
"Ahh apakah ini adalah hukum karma karna melarikan diri dari pelajaran biologi?. " gumamnya seorang diri sambil memegangi pantatnya yang masih terasa nyeri.
"Aahhh udahlah yang penting hari ini aku bebassss, yuhuuuuu. " Rania merasa senang karena terbebas dari pelajaran yang sangat tidak ia sukai hari itu.
Sementara di balik sisi tembok lainnya Bu Hani terlihat tercengang dan hanya bisa pasrah menggeleng-gelenkan kepalanya menyaksikan Rania yang kali ini lolos dan membolos lagi dari mata pelajarannya.
"Dasar anak muda.. anak itu benar-benar ahh sudahlah urusan hukumannya di pikirkan besok saja.. " Bu Hani meracau seorang diri.
Rania berlari-lari kecil meninggalkan sekolah, melupakan rasa sakit di bokongnya. Ini adalah kali ke empat ia berhasil meloloskan diri. Sebenarnya ini adalah bolosnya yang kelima kali, hanya saja minggu lalu ia kedapatan dan bolosnya akhirnya gatot alias gagal total. Rania tak ingin ambil pusing, hari ini ia hanya ingin bersenang-senang.
"Ah biarlah hukumannyakan besok, bodo amat deh. " Tidak penting Rania memikirkan hukumannya yang akan terjadi besok akibat membolos. Yang ada dipikirannya saat ini adalah berjalan-jalan di sekitar perumahan dekat sekolahnya dan memanjat pohon jambu punya Kang Adi yang sedang berbuah untuk nanti dia buat rujak saat sampai di rumah. memikirkannya saja sudah membuat air liurnya ngeces.
Rania telah sampai di dekat pohon jambu milik Kang Adi yang buahnya terlihat sangat ranum, segar dan menggiurkan seperti perawan.
"Hahahaha." Rania tertawa dengan pikirannya barusan.
Rania meletakkan tas ranselnya dan membuka kedua sepatunya, lalu kemudian memanjat pohon jambu tersebut dan saat akan mengambil salah satu buah yang berada di dekat tangannya tiba-tiba Kang Adi keluar dari salam rumahnya sambil berkacak pinggang.
Kang Adi memperhatikan pohon jambunya yang bergoyang-goyang dan menyadari ada seseorang di atasnya. Tidak salah lagi pasti dia lagi.
"Rania." Suara Kang Adi terdengar berat.
"Hmmm kamu lagi yahhhh.. " Tegur Kang Adi.
Rania kaget dan reflek membelalakkan matanya lalu menarik buah jambu tersebut dan cepat-cepat melompat turun ke bawah, dengan sigap memakai kedua sepatunya asal dan menarik tasnya untuk kabur ke sebrang jalan.
"Eh jangan lari dulu... eh awasss. "
Tiba-tiba.
"Piiiiiiipppppppp." suara klakson mobil berbunyi nyaring diikuti suara bannya yang berdecit keras terdengar memilukan di telinga karena mobilnya di rem secara paksa.
"Aahh aduhhh. " Rania tersungkur kaget hampir saja ia mati muda tertabrak mobil.
Sebuah mobil Honda jazz berwarna hitam mengkilat, hampir saja menabrak Rania yang tiba-tiba berlari ke tengah jalan.
"Aduhhh Rania. " Kang Adi berlari ke tengah jalan untuk membantu Rania.
"Kamu tuh kebiasaan deh Rania. " cecar Kang Adi sambil membantu Rania berdiri.
Rania berdiri di Kang Adi lalu berjalan pincang ke arah mobil dan melempar kap mobil itu dengan jambu yang baru saja di dapatkannya.
"Ehhh om kalau nyetir tuh hati-hati dong. " Ucap Rania bengis kepada si pemilik mobil yang berada di balik kemudian, kaca mobilnya gelap tak terlihat siapa orang yang ada di dalamnya.
Tidak lama keluar seseorang laki-laki dengan kemeja putih dan dasi yang bertengger di lehernya, rapih. tubuhnya tinggi dan terlihat atletis meskipun telah di balut dengan kemejanya. Rania terpukau untuk sesaat. Mata laki-laki itu tajam, hidungnya mancung dengan alis yang hitam dan tebal.
"Kan yang lari ke tengah jalan kamu, kamu yang nyebrang gak liat kira kanan. " sahut si laki-laki.
"ehh iya juga yah lupa. " Rania tersadar.
"Aduhhh kamu tuh jangan sembarangan lemparin mobil orang gitu, udah salah pake ngelempar segala lagi. " sambil berjalan ke depan kap mobilnya, mengambil sapu tangan dari dalam kantong celananya dan mengusap kap mobilnya yang kotor.
"Ya ampun lemparnya pake jambu lagi. " cecar si laki-laki. Sambil berjalan menuju ke arah Rania kali ini dan mengarahkannya ke Kang Adi untuk di bawah ke pinggir jalan yang lebih aman dan agar tidak menghalangi jalannya.
Laki-laki itu kemudian kembali ke mobilnya, wajahnya terlihat ketus namun tetap terlihat gagah. Rania melihat laki-laki itu seakan terpukau akan ketampanannya. Matanya tidak berkedip sedetikpun memperhatikan Honda Jazz itu berlalu dari hadapannya.
"heeehh Rania jangan melamun, ayo Kang Adi antar ke rumah. "
"Nanti Kang Adi laporin ke mamamu, kamu tuh bandel banget, badung gak ada kapok-kapoknya, ini kamu pasti bolos lagi." ucap Kang Adi sambil membantu Rania mengangkat tas ranselnya.
Rania tersadar dari lamunannya dan menyadari bahwa sebentar lagi ia akan mendapat mata pelajaran tambahan di rumah, belum lagi ia akan di omeli karena ketahuan maling jambunya Kang Adi, ketahuan membolos dan besoknya akan di hukum di sekolah. Rasanya seperti Tripel kill.
"Hiksssss. Sial banget." Batin Rania.
"Kurang ajar, emang tuh orang kurang ajar gak tau minta maaf gak punya sopan santun, gak ada adab gak tau kalik yah aku tuh anaknya siapa, akutuh anaknya papa akubtau. Hikssss, aku sumpahin hari ini bannya kempes, kalau dia ada kiriman paket online, paketnya salah alamat, terus gak bisa cod." Rania melampiaskan kekesalannya kepada laki-laki mobil Honda Jazz yang baru saja pergi dari hadapannya itu.
Kang Adi mentoel bahu Rania dan segera mengantarnya pulang ke rumah Rania.
###
Terimakasih telah membaca, tinggalkan komentar kalian. Saran dan masukkan yang membangun akan sangat berguna untuk saya kedepannya. Terima kasih.
#kimel#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Wong kam fung
wow wow wow,
2023-03-04
0
Cantik Jelita
Tengil banget sih Rania
2023-03-03
0
Cellestria
ternyata rania tipe anak yang bandel ya
2023-03-03
0