Episode sebelumnya...
Semua siswa dan siswi sudah keluar dari kelas sambil bersenda gurau satu sama lain menyisakan Rania dan Alvaro yang keluar belakangan. Rania tampak cemberut karena hanya dirinya yang yang di perlakukan tidak adil sementara teman-temannya yang lain tampak sangat bersenang-senang di depan sana. Rania iri melihatnya dan sesekali melirik sini ke arah Alvaro yang berjalan di sampingnya.
###
Happy Reading and Enjoy Guys.
###
Kelas 12 IPA 2 saat ini sudah berada di dalam lab Biologi untuk melakukan praktek pembedahan pada tubuh katak.
"Oke jika semuanya sudah berada di kelompok kalian, silahkan masing-masing dari kalian menggunakan jas lab ya g kalian miliki dan para ketua kelompok saya harap kalian maju ke depan dan mengambil katak yang telah di siapkan di kotak di ujung sana. " Alvaro mengarahkan para ketua kelompok tersebut untuk masing-masing mengambil 1 katak untuk 1 kelompok dan nantinya akan di bedah bersama-sama.
Namun, para ketua kelompok itu nampak kebingungan karna di dalam kotak itu sudah tidak ada apa-apa. Salah satu ketua kelompok kemudian berbicara.
"Pak, kataknya gak ada. "
"Iya pak. " Timpal yang lainnya.
Alvaro yang merasa heran dan merasa dirinya telah benar-benar memastikan bahwa para katak itu ia letakkan di dalam kotak tersebut.
"Gimana dong pak?. " Tanya salah satu ketua kelompok.
Alvaro mengernyitkan alisnya, memperhatikan sekeliling ruangan dan mengingat-ingat kembali, namun laki-laki itu tidak memiliki ingatan yang lain selain ia telah memastikan katak-katak itu berada di dalam kotak dan menaruh kotaknya di posisi para ketua kelompok itu sekarang berada.
Salah satu siswi kemudian berteriak karena mendapati sesuatu yang kenyal berada di dalam saku jasnya.
"Aaaaaahhhhhhhh."
Para siswi yang lain ikut berteriak histeris karena ada banyak katak di lantai dan entah dari mana para katak itu berasal, saat ini katak-katak itu terlihat melompat-lompat membuat kepanikan di ruangan lab Biologi itu. Alvaro yang juga kebingungan mencoba menenangkan para siswi agar tidak usah takut. Namun, bukannya tenang para siswa malah mulai menjahili siswi lainnya.
Mata Alvaro kemudian tertuju pada Rania yang terlihat tenang-tenang saja bahkan sesekali tertawa melihat temannya yang berlarian menghindari katak-katak itu. Rania yang merasa dirinya di perhatikan seseorang mencari-cari orang tersebut dan mendapati Alvaro sedang menatapnya dengan mata yang menyipit, pertanda laki-laki itu mencurigainya.
Bukannya takut Rania malah mengedipkan-ngedipkan matanya ke arah Alvaro, seperti sedang mengejeknya. Alvaro yang sudah menyadari bahwa semua ini adalah ulah Rania kemudian berteriak memanggil nama gadis itu.
"Raniaaaaaa."
"Kemari kamu Raniaaaa. "
Alvaro berjalan ke arah Rania yang terlihat akan melarikan diri. Para siswa dan siswi lainnya saling menjahili dan saling menertawakan. Kelas pagi itu menjadi ricuh karena ulah Rania.
"Mau kemana kamu Rania, kesini. "
"Gak mau, wleeeekkkk. " Rania menjulurkan lidahnya, teman-temannya yang menyaksikan itu langsung menghindar ke sudut ruangan sambil tertawa dan menyemangati Rania agar jangan sampai gadis itu di tangkap oleh Alvaro.
Rania kemudian berlari dan Alvaro mengejarnya, aksi kejar-kejarran itu menjadi tontonan yang menyenangkan bagi siswa-siswi lainnya, karena terlalu fokus menghindari tangkapan Alvaro, Rania tidak sengaja menyenggol laptop Alvaro yang sedang menyala menampilkan tutorial membelah katak, laptop itu berada di atas meja guru, gadis itu pun menghentikan aksinya.
..."prakkkk."...
"Upsss." Rania menutup mulutnya.
Suara benda jatuh, mengalihkan pandangan semua orang yang berada di dalam lab, tanpa terkecuali Alvaro yang terkejut melihat laptopnya yang jatuh ke lantai dan terbelah dua.
"RANIAAAA." Teriak Alvaro.
Hening.
"Semua kembali ke kelas kecuali, Rania! " Tegas Alvaro.
Perintah Alvaro langsung di ikuti oleh para siswa dan siswi, mereka berhamburan keluar dari lab Biologi tersebut, menyisakan Alvaro dan Rania.
Alvaro benar-benar di buat kesal kali ini, urat lehernya sampai-sampai kelihatan. Laki-laki itu kemudian mengatur nafasnya.
"Huuuuuuuhhhhh."
"Mm-maaf pak. " Ujar Rania, pelan.
"Bersihkan ruangan ini, nanti saya akan kembali lagi!. " Perintah Alvaro dengan dingin dan langsung meninggalkan Rania yang terpaku, membisu.
Alvaro mengunci pintu lab itu dari luar memastikan agar Rania tidak kabur dari sekolah.
"Pak, kok cuman saya sendiri sih. " Teriak Rania dari dalam kelas, mencoba membuka pintu.
"Pak buka dong, masak saya sendirian beresin ini semuanya. "
"Itu memang tanggung jawab kamu Rania, kamu baru belajar bertanggung jawab untuk apa yang kamu lakukan!. " Tegas Alvaro.
"Saya akan kembali nanti, kalau semuanya sudah bersih baru kamu boleh keluar. " Alvaro berlalu pergi meninggalkan Rania yang terkunci di dalam ruangan lab Biologi itu sendirian.
Rania mencoba menggedor-gedor pintu lab sekali lagi, namun sudah tidak ada orang di luar sana.
"Ahhhh sialan emang orang itu. "
"Enak aja, aku mau bersihin ruangan ini sendirian? tidak akan pernah terjadi!. "
Rania berjalan ke salah satu kursi panjang dan membaringkan dirinya disana. Gadis itu akan tidur sambil menunggu Alvaro datang membuka pintunya.
###
Alvaro berjalan kembali ke ruangan kelas 12 IPA 2untuk melnajutkan materinya. Hari ini perasaannya di buat benar-benar kesal oleh Rania. Gadis kecil itu benar-benar membuatnya tidak habis pikir bisa-bisanya ia kalah taktik. Alvaro bertekad di dalam hatinya bahwa hari ini adalah hari terakhir gadis itu mengerjai nya, tidak akan ada lagi kesempatan untuk hari esok.
Setelah satu jam berlalu bel tanda istirahat berbunyi, Alvaro segera menuju ke lab Biologi untuk membukakan pintu lab dan memeriksa apakah Rania sudah mengerjakan tugasnya atau belum. Sesampainya di depan pintu Alvaro mencoba menempelkan telinganya, namun tidak ada suara apapun yang terdengar dari dalam sana.
"Mungkin gadis itu sedang merenungi perbuatannya. " Banting Alvaro, kemudian mengambil kunci dari kantongnya dan membuka kunci lab Biologi tersebut.
Baru sedikit pintu itu terbuka Alvaro memasukkan kepalanya terlebih dahulu ke dalam pintu, takut apabila gadis itu berencana menerobos dirinya pada saat pintu di buka. Namun, Alvaro malah tidak melihat siapa-siapa di dalam ruangan itu. Alvaro kemudian masuk tanpa melepas kunci lab tersebut, ia berjalan memeriksa setiap jendela dan ternyata salah satu jendela itu tidak terkunci. Seseorang baru saja keluar dari sana.
Alvaro kemudian menepuk jidatnya, ia lupa bahwa ruangan ini di penuhi dengan jendela kaca besar yang dapat di buka dari dalam. Alvaro yang menyadari dirinya telah di kerjai untuk yang kedua kalinya bergegas membalikkan badannya ke arah pintu untuk mencari Rania. Saat berbalik ternyata Rania sudah berada disana sambil memegang kunci lab yang tadi di tinggalkan Alvaro.
"Wleeekkkk." Rania menjulurkan lidahnya dan segera menutup pintu lab tersebut dan menguncinya dari luar. Alvaro yang baru saja akan berlari ke arah pintu tidak dapat melakukan apa-apa karena pintu itu sudah terkunci. Laki-laki itu kalah cepat. Lagi-lagi dirinya kalah taktik.
"Raniaaa." Teriak Alvaro.
"Buka pintu nya, awas kamu yah. "
"Enak aja, rasain tuh di kunciin dari luar emang enak. "
"Raniaaaaa.. "
"Sampai bersih yah pak, awas kalau sampai gak bersih . " Rania menaruh kunci itu di bawah pintu yang dapat di jangkau oleh Alvaro, namun percuma saja karna pintunya hanya bisa di kunci dari luar. Hanya jika ada orang yang tidak sengaja melewati ruangan lab itu yang bisa membukanya.
Rania tertawa kegirangan meninggalkan Alvaro di ruangan lab Biologi itu, gadis itu kemudian kembali ke kelasnya.
Ruangan lab itu sangat jarang di lewati oleh orang-orang, karena berada di sudut sekolah dan biasanya hanya di buka 2 kali sehari oleh tukang bersih-bersih sekaligus orang yang memegang kunci seluruh ruangan di sekolah ini pada pagi dan sore hari. Kecuali jika ada kelas yang akan menggunakannya. Alvaro sepertinya akan terkunci disana hingga sore nanti.
Bersambung....
Terimakasih sudah membaca klik like dan tinggalkan komentar kalian. Saran dan masukkan yang membangun akan sangat berguna untuk penulis menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Author
#kimel#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments