Episode sebelumnya...
"Ya udah mama turun dulu ambilin kamu makan, habis makan nanti langsung minum obat dan tidur. " Ujar mama Rania sambil berjalan ke arah pintu dan menghilang.
Rania sendiri nampak pasrah, badannya terasa nyeri.
###
Happy Reading and Enjoy Guys.
###
Hari sabtu telah tiba akhirnya ada Melinda yang menemani rasa sepi Rania yang sudah berhari-hari terkurung di rumahnya, mama dan papanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing namun tetap memantau Rania agar gadis itu tidak melangkahkan kaki keluar dari rumah selama beberpa hari ini, Rania tetap di awasi oleh mbak-mbak Art di rumahnya, sementara si anak monyet atau Reno juga sibuk dengan dunianya sendiri hanya sekali-kali melihat keadaan Rania memastikan Rania masih ada di dalam kamarnya atau tidak.
Mama dan papa Rania ingin memastikan putri semata wayangnya itu betul-betul istirahat di dalam rumah mereka khawatir anaknya itu membuat ulah lagi sementara kakinya yang sakit belum sembuh, untuk saja tulang ekornya tidak patah pada saat pantatnya jatuh duluan menyentuh lantai.
"Raniaaaaaaa." Teriak Melinda yang kegirangan karena di jemput dari sekolah oleh Reno.
"Melindaaaaaaa." Balas Rania yang merasa girang akhirnya ada orang yang akan menemani rasa sepinya.
"Gimana keadaan kamu Ran?. "
"Udah baikan kok dari kemarin-kemarin, orang rumah aja yang berlebihan masak segala aku keluar dari pintu satu langkah aja udah di tangkap sama pak Alip tersebut di bawa masuk ke kamar lagi. " Keluh Rania mengingat kemarin dirinya di gendong paksa naik ke kamarnya lagi oleh supir pribadi di keluarganya karena ingin mencari angin di luar rumah, namun papanya sudah berpesan agar Rania tidak boleh keluar satu langkah pun dari rumahnya itu.
"Yah sabar dong Ran, kan nanti hari senin juga udah boleh keluar rumah lagi yang penting sekarang aku udah bawain jajanan kesukaan kamu, TARAAAAAA. " Melinda mengeluarkan sebuah plastik besar dari dalam koper mininya. Koper?
"Wuahhh apaan itu? Ehh, buat apaan koper itu Mel?. " Tanya Rania penasaran.
"Yah buat baju ganti akulah selama disini. "
"Haa? sebanyak itu?. " Rania keheranan karena biasanya Melinda tinggal di rumahnya tidak pernah membawa baju ganti dan akan menyuruh supirnya untuk menjemputnya langsung di keesokan paginya setelah menginap, dan biasanya akan menggunakan baju tidur Rania untuk tidur.
"Banyak apanya orang cuman 6 pasang kok di dalam itu. "
"6 pasang? kamu emangnya mau liburan apa gimana?. "
"Kau kan mau nginap 2 malam di tempat kamu. "
"2 malam?. "
"Iya 2 malam, aduh gak usah banyak tanya lagi deh, nih kesukaan kamu aku udah beliin cemilan. " Ujar Melinda sambil mengeluarkan berbagai jenis jajanan dari dalam kantuk plastik itu.
Rania menatapnya curiga, biasanya Melinda akan memberitahunya atau bertanya dulu kepadanya tapi kali ini Rania merasa sangat curiga kepada niat sahabatnya itu. Rania menyipitkan matanya dan menatap Melinda dengan penuh tanda tanya.
"Aduh Rania, udah deh gak usah curigaan gitu kayak baru kenal aja. " Ujar Melinda malu-malu karena terus-terussan di tatap oleh Melinda.
"Kamu pasti mau pedekatein anak monyet itukan? bukannya mau jengukin aku. Hummm. " Rania sebal karena merasa sahabatnya itu lebih perhatian ke Reno sekarang di bandingkan dengan dirinya.
"Rania apaan sih, bukannya bersyukur ada temannya yang datang jengukin malah di curigain. "
"Hmmm."
"Jangan ngambek gitu dong, Rania. "
"Hmmm."
"Rania?. "
"Hmm."
Karena Rania tidak kunjung membalas ucapannya, Melinda langsung mengambil ancang-ancang untuk menggelitiki gadis itu.
"Aw aw jangan oke, oke. Terserah deh mau alasannya apa kek yang penting cemilannya buat aku semua yah, hehehe. " Ujar Rania kemudian.
"Gitu dong. "
Melinda kemudian mengeluarkan is kopernya dan menaruhnya di lemari Rania yang kosong, Melinda sudah hapal betul titik-titik yang ada di kamar Rania karena memang mereka sudah bersahabat sejak lama jadi wajar saja, Melinda tahu dimana ia harus menaruh barangnya.
"Dih, udah kayak rumah sendiri nih yeee. " Ejek Rania, membuka salah satu cemilan yang di bawa Melinda lalu memakannya.
"Yaiyalah rumahmu kan rumah aku juga. " Balas Melinda.
"Ih enak aja, masak bisa gitu. "
"Akukan calon istrinya Reno, jadi rumah ini rumahku juga lah. "
"Idihhh najissssss. " Teriak Rania, merasa muak lagi-lagi harus mendengar kehaluan sahabatnya itu yang sangat tergila-gila kepada Reno.
"Ran?. " Melinda memanggil Rania dan duduk di sebelahnya.
"Ada apa Melinda?. "
"Kamutuh kenapa sih gak nge restuin aku banget sama Reno. "
"Bukannya gak nge restuin, kalian itu emang gak cocok emang apa untungnya anak monyet itu buat kamu?. " Rania sebenarnya bukan tidak suka jika Melinda jadian dengan adiknya, ia hanya merasa masih banyak laki-laki yang jauh lebih dewasa dari pada Reno yang masih kunyuk-kunyuk.
Rania juga sebenarnya heran, kenapa sahabatnya itu bisa tergila-gila pada Reno, bukan apanya Melinda itu anak orang konglomerat, papa dan mamanya selalu sibuk keluar negeri untuk mengurus bisnis kain keluarganya dan masih ada bisnis yang lainnya tentu saja, Melinda bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik setelah mereka berumur dewasa nanti. Jalan mereka juga masih panjang.
"Yah banyak untungnya lah, Reno kan ganteng, cool, pintar, tinggi, baik hati, papanya punya rumah sakit, terus mamanya apoteker dan punya beberapa cabang apotik, udah gitu anak laki-laki satu-satunya lagi, sodaranya juga cuman satu perempuan doang tapi gampang lah itu bisa di atur, nanti kekayaannya bisa ku kuasai. HAHAHA. " Canda Melinda.
"Haaa? Emang gila ini anak, bapak kamu kayaknya emang mafia deh, Mel. "
"Kok tau?. "
"Iya soalnya kamu mau menguasai hartaku dan mencuri adikku. " Jawab Rania dengan nada bercanda.
"Hahahaha, Hati-hati yah jika adikmu tidak bisa ku dapatkan maka papamu akan jadi solusinya. "
"Ihh takut. "
Mereka berdua pun tertawa bersama, hingga tidak terasa langit di luar sana sudah berubah menjadi gelap dengan dihiasi bintang-bintang yang bercahaya.
###
Malam minggu ini Melinda dan Rania habiskan dengan menonton TV, tapi mereka tidak hanya berdua karena tiba-tiba saja Reno muncul membawa gorengan dan masuk lalu duduk di tengah-tengah mereka .
Melinda yang sedari tadi memang mengharapkan Reno bergabung dengan mereka merasa kegirangan di dalam hatinya, lain halnya dengan Rania yang akan menjadi obat nyamuk dua orang itu lagi.
" Ngapain kamu anak monyet, duduk disana ih. " Teriak Rania.
"Ih Rania galak banget ke adek sendiri, kamu aja deh Ran yang pindah kesana. " Melinda membela Reno, memang orang yang sedang kasmaran bisa membuat orang menjadi tidak punya pikiran.
"Emang dasar yah kalain berdua. " Rania dengan sinis akhirnya mengalah karena merasa tempat duduk sebelumnya kesempitan untuk duduk bertiga.
Reno yang melihat itu hanya cengengesan seolah-olah tidak merasa bersalah.
"Cengengesan aja kamu, anak monyet. " Ejek Rania.
"Wle." Reno menjulurkan lidahnya.
"Udah, udah gak usah berisik filmnya gak kedengaran, nih Ran, makan aja. " Ujar Melinda memberikan sepiring gorengan itu kepada Rania agar gadis itu tidak mengomel. Dalam hati Rania sebenarnya ikut senang juga karena Melinda dan Reno sepertinya semakin dekat. Bisa saja Melinda benar-benar menjadi adik iparnya.
Rania kemudian mengambil piring itu dan memakan gorengannya seorang diri, mereka bertiga fokus dan asik menonton TV yang sedang menayangkan film horor Suzana.
Bersambung...
Note : Terimakasih sudah membaca, klik like, subscribe, dan tinggalkan komentar kalian.
Saran dan masukan yang membangun akan sangat berguna untuk penulis menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Author
#kimel#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Kiki Amelia
makasih kaka2 udah mampir, udah up sampai 44 episode loh.. hehehe
2023-02-06
1
bunda Akram/Aqilah
cerita seruu juga
2023-02-06
2
Mom La - La
hadirrr
2023-02-02
1