Bagian 20 : Adik Ipar

Episode sebelumnya...

"Ya udah mama turun dulu ambilin kamu makan, habis makan nanti langsung minum obat dan tidur. " Ujar mama Rania sambil berjalan ke arah pintu dan menghilang.

Rania sendiri nampak pasrah, badannya terasa nyeri.

###

Happy Reading and Enjoy Guys.

###

Hari sabtu telah tiba akhirnya ada Melinda yang menemani rasa sepi Rania yang sudah berhari-hari terkurung di rumahnya, mama dan papanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing namun tetap memantau Rania agar gadis itu tidak melangkahkan kaki keluar dari rumah selama beberpa hari ini, Rania tetap di awasi oleh mbak-mbak Art di rumahnya, sementara si anak monyet atau Reno juga sibuk dengan dunianya sendiri hanya sekali-kali melihat keadaan Rania memastikan Rania masih ada di dalam kamarnya atau tidak.

Mama dan papa Rania ingin memastikan putri semata wayangnya itu betul-betul istirahat di dalam rumah mereka khawatir anaknya itu membuat ulah lagi sementara kakinya yang sakit belum sembuh, untuk saja tulang ekornya tidak patah pada saat pantatnya jatuh duluan menyentuh lantai.

"Raniaaaaaaa." Teriak Melinda yang kegirangan karena di jemput dari sekolah oleh Reno.

"Melindaaaaaaa." Balas Rania yang merasa girang akhirnya ada orang yang akan menemani rasa sepinya.

"Gimana keadaan kamu Ran?. "

"Udah baikan kok dari kemarin-kemarin, orang rumah aja yang berlebihan masak segala aku keluar dari pintu satu langkah aja udah di tangkap sama pak Alip tersebut di bawa masuk ke kamar lagi. " Keluh Rania mengingat kemarin dirinya di gendong paksa naik ke kamarnya lagi oleh supir pribadi di keluarganya karena ingin mencari angin di luar rumah, namun papanya sudah berpesan agar Rania tidak boleh keluar satu langkah pun dari rumahnya itu.

"Yah sabar dong Ran, kan nanti hari senin juga udah boleh keluar rumah lagi yang penting sekarang aku udah bawain jajanan kesukaan kamu, TARAAAAAA. " Melinda mengeluarkan sebuah plastik besar dari dalam koper mininya. Koper?

"Wuahhh apaan itu? Ehh, buat apaan koper itu Mel?. " Tanya Rania penasaran.

"Yah buat baju ganti akulah selama disini. "

"Haa? sebanyak itu?. " Rania keheranan karena biasanya Melinda tinggal di rumahnya tidak pernah membawa baju ganti dan akan menyuruh supirnya untuk menjemputnya langsung di keesokan paginya setelah menginap, dan biasanya akan menggunakan baju tidur Rania untuk tidur.

"Banyak apanya orang cuman 6 pasang kok di dalam itu. "

"6 pasang? kamu emangnya mau liburan apa gimana?. "

"Kau kan mau nginap 2 malam di tempat kamu. "

"2 malam?. "

"Iya 2 malam, aduh gak usah banyak tanya lagi deh, nih kesukaan kamu aku udah beliin cemilan. " Ujar Melinda sambil mengeluarkan berbagai jenis jajanan dari dalam kantuk plastik itu.

Rania menatapnya curiga, biasanya Melinda akan memberitahunya atau bertanya dulu kepadanya tapi kali ini Rania merasa sangat curiga kepada niat sahabatnya itu. Rania menyipitkan matanya dan menatap Melinda dengan penuh tanda tanya.

"Aduh Rania, udah deh gak usah curigaan gitu kayak baru kenal aja. " Ujar Melinda malu-malu karena terus-terussan di tatap oleh Melinda.

"Kamu pasti mau pedekatein anak monyet itukan? bukannya mau jengukin aku. Hummm. " Rania sebal karena merasa sahabatnya itu lebih perhatian ke Reno sekarang di bandingkan dengan dirinya.

"Rania apaan sih, bukannya bersyukur ada temannya yang datang jengukin malah di curigain. "

"Hmmm."

"Jangan ngambek gitu dong, Rania. "

"Hmmm."

"Rania?. "

"Hmm."

Karena Rania tidak kunjung membalas ucapannya, Melinda langsung mengambil ancang-ancang untuk menggelitiki gadis itu.

"Aw aw jangan oke, oke. Terserah deh mau alasannya apa kek yang penting cemilannya buat aku semua yah, hehehe. " Ujar Rania kemudian.

"Gitu dong. "

Melinda kemudian mengeluarkan is kopernya dan menaruhnya di lemari Rania yang kosong, Melinda sudah hapal betul titik-titik yang ada di kamar Rania karena memang mereka sudah bersahabat sejak lama jadi wajar saja, Melinda tahu dimana ia harus menaruh barangnya.

"Dih, udah kayak rumah sendiri nih yeee. " Ejek Rania, membuka salah satu cemilan yang di bawa Melinda lalu memakannya.

"Yaiyalah rumahmu kan rumah aku juga. " Balas Melinda.

"Ih enak aja, masak bisa gitu. "

"Akukan calon istrinya Reno, jadi rumah ini rumahku juga lah. "

"Idihhh najissssss. " Teriak Rania, merasa muak lagi-lagi harus mendengar kehaluan sahabatnya itu yang sangat tergila-gila kepada Reno.

"Ran?. " Melinda memanggil Rania dan duduk di sebelahnya.

"Ada apa Melinda?. "

"Kamutuh kenapa sih gak nge restuin aku banget sama Reno. "

"Bukannya gak nge restuin, kalian itu emang gak cocok emang apa untungnya anak monyet itu buat kamu?. " Rania sebenarnya bukan tidak suka jika Melinda jadian dengan adiknya, ia hanya merasa masih banyak laki-laki yang jauh lebih dewasa dari pada Reno yang masih kunyuk-kunyuk.

Rania juga sebenarnya heran, kenapa sahabatnya itu bisa tergila-gila pada Reno, bukan apanya Melinda itu anak orang konglomerat, papa dan mamanya selalu sibuk keluar negeri untuk mengurus bisnis kain keluarganya dan masih ada bisnis yang lainnya tentu saja, Melinda bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik setelah mereka berumur dewasa nanti. Jalan mereka juga masih panjang.

"Yah banyak untungnya lah, Reno kan ganteng, cool, pintar, tinggi, baik hati, papanya punya rumah sakit, terus mamanya apoteker dan punya beberapa cabang apotik, udah gitu anak laki-laki satu-satunya lagi, sodaranya juga cuman satu perempuan doang tapi gampang lah itu bisa di atur, nanti kekayaannya bisa ku kuasai. HAHAHA. " Canda Melinda.

"Haaa? Emang gila ini anak, bapak kamu kayaknya emang mafia deh, Mel. "

"Kok tau?. "

"Iya soalnya kamu mau menguasai hartaku dan mencuri adikku. " Jawab Rania dengan nada bercanda.

"Hahahaha, Hati-hati yah jika adikmu tidak bisa ku dapatkan maka papamu akan jadi solusinya. "

"Ihh takut. "

Mereka berdua pun tertawa bersama, hingga tidak terasa langit di luar sana sudah berubah menjadi gelap dengan dihiasi bintang-bintang yang bercahaya.

###

Malam minggu ini Melinda dan Rania habiskan dengan menonton TV, tapi mereka tidak hanya berdua karena tiba-tiba saja Reno muncul membawa gorengan dan masuk lalu duduk di tengah-tengah mereka .

Melinda yang sedari tadi memang mengharapkan Reno bergabung dengan mereka merasa kegirangan di dalam hatinya, lain halnya dengan Rania yang akan menjadi obat nyamuk dua orang itu lagi.

" Ngapain kamu anak monyet, duduk disana ih. " Teriak Rania.

"Ih Rania galak banget ke adek sendiri, kamu aja deh Ran yang pindah kesana. " Melinda membela Reno, memang orang yang sedang kasmaran bisa membuat orang menjadi tidak punya pikiran.

"Emang dasar yah kalain berdua. " Rania dengan sinis akhirnya mengalah karena merasa tempat duduk sebelumnya kesempitan untuk duduk bertiga.

Reno yang melihat itu hanya cengengesan seolah-olah tidak merasa bersalah.

"Cengengesan aja kamu, anak monyet. " Ejek Rania.

"Wle." Reno menjulurkan lidahnya.

"Udah, udah gak usah berisik filmnya gak kedengaran, nih Ran, makan aja. " Ujar Melinda memberikan sepiring gorengan itu kepada Rania agar gadis itu tidak mengomel. Dalam hati Rania sebenarnya ikut senang juga karena Melinda dan Reno sepertinya semakin dekat. Bisa saja Melinda benar-benar menjadi adik iparnya.

Rania kemudian mengambil piring itu dan memakan gorengannya seorang diri, mereka bertiga fokus dan asik menonton TV yang sedang menayangkan film horor Suzana.

Bersambung...

Note : Terimakasih sudah membaca, klik like, subscribe, dan tinggalkan komentar kalian.

Saran dan masukan yang membangun akan sangat berguna untuk penulis menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Author

#kimel#

Terpopuler

Comments

Kiki Amelia

Kiki Amelia

makasih kaka2 udah mampir, udah up sampai 44 episode loh.. hehehe

2023-02-06

1

bunda Akram/Aqilah

bunda Akram/Aqilah

cerita seruu juga

2023-02-06

2

Mom La - La

Mom La - La

hadirrr

2023-02-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1 : Prolog
2 Bagian 2 : Dimarahi?
3 Bagian 3 : Berdebat
4 Bagian 4 : Iwak Peyek
5 Bagian 5 : Hari Pertama
6 Bgian 6 : Ancaman
7 Bagian 7 : Rumah Sakit
8 Bagian 8 : Membantu Lansia
9 Bagian 9 : Melinda
10 Bagian 10 : Perpustakaan
11 Episode 11 : Rencana Rania
12 Bagian 12 : Kalah Taktik
13 Bagian 13 : Anak Monyet
14 Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15 Bagian 15 : Kelas Heboh
16 Bagian 16 : Kamu Nanya
17 Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18 Bagian 18 : Normal?
19 Bagian 19 : Keseleo
20 Bagian 20 : Adik Ipar
21 Bagian 21 : Ulangan Biologi
22 Bagian 22 : Taruhan
23 Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24 Bagian 24 : Rania Berdandan
25 Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26 Bagian 26 : Rencana Baru!
27 Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28 Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29 Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30 Bagian 30 : Alvaro Menangis
31 Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32 Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33 Bagian 33 : Mid Semester
34 Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35 Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36 Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37 Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38 Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39 Bagian 39 : Masuk Perangkap
40 Bagian 40 : Laki-laki Batu
41 Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42 Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43 Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44 Bagian 44 : -3 Hari
45 Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46 Bagian 46 : Mengurung Diri
47 Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48 Bagian 48: Menang Taruhan
49 Bagian 49 : Double Date
50 Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51 Terima Kasih
52 Bagian 51 : Rania Menggalau
53 Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54 Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55 Bagian 54 : Rania Bad Mood
56 Bagian 55 : Di Antar Pulang
57 Bagian 56 : LAPAR
58 Bagian 57 : Terlambat Lagi
59 Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60 Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61 Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62 Bagian 61 : Emosional
63 Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64 Bagian 63 : Canggung
65 Bagian 64 : Cemburu ?
66 Bagian 65 : Ngambek
67 Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68 Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69 Bagian 68 : Dingin
70 Bagian 69 : Bertengkar
71 Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72 Bagian 71 : Tali Kutang
73 Bagian 72 : Kritis
74 Bagian 73 : Menjenguk Laura
75 Bagian 74 : Suami Laura
76 Bagian 75 : Calon Mertua?
77 Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78 Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79 Bagian 78 : Bimbang?
80 Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81 Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82 Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83 Bagian 82 : Gunawan
84 Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85 Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86 Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87 Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88 Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89 Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90 Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91 Bagian 90 : Kabar Rania.
92 Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93 Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94 Bagian 93 : Menjemput Rania?
95 Bagian 94 : Bertemu kembali?
96 Bagian 96 : Gaun Pengantin
97 Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98 Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99 Bagian 99 : Merasa Perih
100 Bagian 100 : End
101 PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102 PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103 Sepatah Kata Author.
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bagian 1 : Prolog
2
Bagian 2 : Dimarahi?
3
Bagian 3 : Berdebat
4
Bagian 4 : Iwak Peyek
5
Bagian 5 : Hari Pertama
6
Bgian 6 : Ancaman
7
Bagian 7 : Rumah Sakit
8
Bagian 8 : Membantu Lansia
9
Bagian 9 : Melinda
10
Bagian 10 : Perpustakaan
11
Episode 11 : Rencana Rania
12
Bagian 12 : Kalah Taktik
13
Bagian 13 : Anak Monyet
14
Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15
Bagian 15 : Kelas Heboh
16
Bagian 16 : Kamu Nanya
17
Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18
Bagian 18 : Normal?
19
Bagian 19 : Keseleo
20
Bagian 20 : Adik Ipar
21
Bagian 21 : Ulangan Biologi
22
Bagian 22 : Taruhan
23
Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24
Bagian 24 : Rania Berdandan
25
Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26
Bagian 26 : Rencana Baru!
27
Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28
Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29
Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30
Bagian 30 : Alvaro Menangis
31
Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32
Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33
Bagian 33 : Mid Semester
34
Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35
Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36
Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37
Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38
Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39
Bagian 39 : Masuk Perangkap
40
Bagian 40 : Laki-laki Batu
41
Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42
Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43
Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44
Bagian 44 : -3 Hari
45
Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46
Bagian 46 : Mengurung Diri
47
Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48
Bagian 48: Menang Taruhan
49
Bagian 49 : Double Date
50
Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51
Terima Kasih
52
Bagian 51 : Rania Menggalau
53
Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54
Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55
Bagian 54 : Rania Bad Mood
56
Bagian 55 : Di Antar Pulang
57
Bagian 56 : LAPAR
58
Bagian 57 : Terlambat Lagi
59
Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60
Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61
Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62
Bagian 61 : Emosional
63
Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64
Bagian 63 : Canggung
65
Bagian 64 : Cemburu ?
66
Bagian 65 : Ngambek
67
Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68
Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69
Bagian 68 : Dingin
70
Bagian 69 : Bertengkar
71
Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72
Bagian 71 : Tali Kutang
73
Bagian 72 : Kritis
74
Bagian 73 : Menjenguk Laura
75
Bagian 74 : Suami Laura
76
Bagian 75 : Calon Mertua?
77
Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78
Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79
Bagian 78 : Bimbang?
80
Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81
Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82
Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83
Bagian 82 : Gunawan
84
Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85
Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86
Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87
Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88
Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89
Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90
Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91
Bagian 90 : Kabar Rania.
92
Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93
Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94
Bagian 93 : Menjemput Rania?
95
Bagian 94 : Bertemu kembali?
96
Bagian 96 : Gaun Pengantin
97
Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98
Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99
Bagian 99 : Merasa Perih
100
Bagian 100 : End
101
PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102
PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103
Sepatah Kata Author.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!