Bagian 4 : Iwak Peyek

Episode sebelumnya.

Alvaro yang mendengar nama Rania merasa tidak asing dengan nama itu, guru sebelumnya yang ia gantikan tugasnya untuk mengajar di kelas 12 IPA 2 sudah memperingatinya untuk memberi perhatian lebih kepada siswa yang bernama Rania. Alvaro merasa penasaran tentang alasan apa yang membuat Bu Hani, guru mata pelajaran Biologi sebelumnya mengatakan hal seperti itu.

###

Happy Reading & Enjoy Guys!

###

Rania berjalan masuk ke sekolahnya. Kakinya sebenarnya masih terasa nyeri usai hampir di tabrak kemarin tapi dia masih bisa menahannya, langkah kakinya terlihat normal-normal saja. Cedera pada lututnya sudah menjadi hal biasa juga baginya, Rania suka memanjat pohon sejak kecil dan jatuh dari pohon tentunya bukan sekali dua kali melukai lututnya.

"Pagi pak." Sapa Rania kepada pak Muklis, security di sekolahnya.

"Eh neng Rania, tumben gak telat." Sahut pak Muklis yang heran melihat Rania hari ini tidak terlambat, tidak seperti hari-hari biasanya.

"Heheeeheeeeee." Rania membalasnya dengan hanya terkekeh-kekeh, ia berjalan menuju ke kelasnya dengan santai.

Sesampainya di kelas Rania menaruh tasnya di bawah kursi tempatnya duduk. Meja Rania berada di barisan paling belakang. Seperti anak-anak remaja bandel seusianya yang lebih suka duduk di kursi paling belakang untuk menutupi dirinya saat tertidur di dalam kelas dari pandangan guru saat pembelajaran berlangsung.

...Teng.. teng.. teng.....

Suara bel berbunyi, menandakan pelajaran pertama di hari itu telah dimulai.

Salah satu teman Rania duduk di kursi kosong sebelahnya.

"Tumben kamu gak telat Ran? " Tanya Melinda teman sebangku Rania.

"Iya tadi sebenarnya aku hampir telat, mungkin hari ini dewa dewek di langit menolongku, karena ia telah mendengar penderitaanku." Ujar Rania mengangkat tangannya seperti berkotbah.

"Hahahaha, ada-ada aja kamu." Melinda tertawa mendengar Rania.

5 menit berlalu namun belum ada satupun guru yang masuk ke dalam kelasnya.

"Mel, ini kenapa gurunya gak masu-masuk yah?. " Tanya Rania, harusnya hari ini meskipun tidak terlambat ia tetap akan di hukum oleh Bu Hani. Mata pelajaran pertama hari ini adalah pelajaran Biologi, biasanya Bu Hani tidak pernah terlambat masuk ke kelas bahkan sebelum lonceng berbunyi ia telah menunggu di depan pintu.

"Kamu belum dengar ya Ren? katanya Bu Hani udah gak ngajar lagi soalnya suaminya pindah tugas ke kota lain jadi mau gak mau Bu Hani mesti ikut suaminya itu. " Melinda menjelaskan.

Wahh, berarti hari ini ia tidak akan di hukum. Rania tersenyum lebar.

"Berarti jam pertama kita kosong dong, Mel?. " Tanya Rania Lagi.

"Kamu tuh keseringan bolos tau, Bu Hani denger-denger juga udah ada penggantinya." Jelas Melinda sekali lagi.

"Haa? siapa yang gantiin, duhh mana aku belum sempat lagi minta maaf sama Bu Hani" Ujar Rania.

"Denger-denger nih yah, penggantinya itutuh dokter, muda udah gitu ganteng si Siti dari kelas sebelah ada ngeliat guru baru itu bicara sama Bu Hani menuju ke ruang kepala sekolah kemarin."

"Gurunya laki-laki"

"Iya Ran, terus katanya lagi... " Melinda terus mengoceh mendeskripsikan guru baru itu dengan cerita yang Melinda dengar dari kelas sebelah.

"Hmmmm." Rania menanggapi penjelasan Melinda dengan cuek. Dalam hati ia tak peduli siapapun gurunya, ia tetap tidak suka dengan pelajaran Biologi. Titik.

Karena guru baru itu tidak kunjung masuk Diki yang berada di depan tempat duduk Rania dan Melindapun memutar kurainya kebelakang ia meletakkan ponselnya di meja depan Rania, terlihat salah satu aplikasi game Ludo yang sudah dibuka oleh Diki.

"Main ini yuk guys." Ajak Diki.

Rania dan Melinda yang melihat itu langsung antusias dan lansung memilih warna biduk berbentuk kuda pada aplikasi tersebut, mereka masih kekurangan 1 orang lagi. Diki lalu, memanggil Roni yang baru saja masuk ke kelas untuk mengajaknya bermain game Ludo tersebut.

"Rik kurang satu nih, main yuk. "

Akhirnya genap juga mereka. Tapi sebelum permainan di mulai mereka berempat membuat kesepakatan terlebih dahulu. Siapapun yang kalah nanti ia harus berdiri di atas meja guru sambil menyanyikan lagu yang berjudul iwak peyek. Setelah menyepakati aturan permainan mereka pun mulai bermain.

15 menit berlaku dan sudah terlihat jelas siapa yang akan kalah dalam permainan tersebut.

"Ah ah aduh yaaaaaaaahhhhh, Diki napa kamu nabrak kudakuuuuu. " Pekik Rania.

"Siapa suruh kamu ada di depanku. Hahahaha." Balas Diki.

Melinda dan Roni yang sudah lolos duluan dari permainan ini hanya mesem-mesem saja, karena mereka sudah merasa aman.

"Ah aduhh Dikiiiiii. " Pekik Rania sekali lagi, tidak ada harapan seluruh kudanya telah tumbang. Rania kalah.

Wajah Rania terlihat memerah karena kesal, namun ia harus menerima hukumannya dengan hati yang besar.

"Yo ayo Raniaaa, naik ke atas." Seru Diki memanas-manasi.

"Ayo Rania semangat, kamu pasti bisa." Suara Melinda menyemangati Rania.

Rania dengan percaya diri melangkah maju kedepan, ia naik ke atas kursi guru, Roni kemudian berlari kedepan mebawakannya pulpen yang akan digunakan sebagai ala-ala mic.

"Berikan sambutan yang meriah kepada Artis kita yang satu ini. Artis dangdut yang sedang viral-viralnya karena berjoget sambil bedendang di atas pagar sekolah. Kita sanbiitttttt Rania sang oenakluk mimpi yang akan menyanyikan lagu iwaaaakkkkk peyeeeekkkk." Diki seakan-akan menjadi seorang pemandu acara. Seisi kelas kemudian bersirak-sorai bertepuk tangan.

Rania menaikkan 1 kakinya ke meja guru dan mengarahkan pulpen dengan ala-ala mic itu ke dekat mulutnya. Rania kemudian menyanyi dengan suara cemprengnya.

"Iiiiiwaaakkkk peyeekkkk.. iwaaaakkkkk peyeeeek" Seisi kelas heboh mengikuti Rania bernyanyi. Seluruh kelas menjadi gaduh. Namun belum sempat kalimat berikutnya dari lagu tersebut keluar dari mulut Rania seorang laki-laki dengan perawakan tinggi dengan tubuh atletisnya yang terlihat tercetak pada kemejanya itu masuk ke dalam kelas Rania.

"Ekhem kalian lagi ngapain." Ujar laki-laki itu sambil berjalan memasuki kelas.

Teman-teman kelas Rania berhamburan, lari menuju tempat duduknya masing-masing. Rania terkejut sejadi-jadinya.

Laki-laki itu menatap Rania dari ujung kaki sampai ujung kepalanya. Ia langsung mengenali gadis itu.

"Raniaa cepat turun dari situ. " Teriak Melinda menyadarkan Rania dari keterkejutannya.

Laki-laki itu mengernyitkan dahinya. Rania?.

Rania kemudian bergegas turun dari atas kursi guru dengan canggung, tidak lupa ia meminta maaf kepada laki-laki yang baru masuk ke kelasnya itu. Tidak salah lagi laki-laki itu adalah Alvaro, seorang dokter yang saat ini sedang berakih profesi menjadi guru mata pelajaran Biologi baru di kelas Rania menggantikan Bu Hani.

Rania menjadi sangat kesal kepada Dirinya sendiri, harusnya tadi tidak terpancing dengan ajakan Diki untuk bermain game itu. Hikssss, matilah dia. Padahal tadinya ia merasa lega sekaligus senang karena Bu Hani telah pergi meninggalkan sekolah ini tapi sepertinya ia akan mendapat masalah lagi karena kesan pertama yang ia pertontonkan kepada guru baru itu. Rania berbicara dengan dirinya sendiri.

Sesampainya di kursi tempat duduknya Rania mengangangkat kepalanya dan melihat guru baru yang berada di depan kelas itu sedang menaruh tasnya. Rania memperhatikan guru itu seperti pernah melihatnya di suatu tempat.

"Ah mobil Honda Jazz yang kemarin itu. " Rania bergumam pelan hanya dirinya yang bisa mendengar perjataannya barusan.

Beberapa teman kelas Rania terlihat cekikikan karena kejadian yang terjadi barusan. Bagaimana tidak, Rania yang biasanya sangat tidak ramah kepada siapapun guru yang masuk ke dalam kelas kini terlihat mati kutu di depan guru baru itu.

###

Bersambung...

Terima kasih telah mampir untuk membaca karyaku. Tolong tinggalkan like dan komentar kalian agar diriku lebih terpacu lagi semangatnya dalam menciptakan karya-karyanya baru.

Author.

#kimel#

Terpopuler

Comments

Kiki Amelia

Kiki Amelia

maacih kk

2023-01-18

1

Mom La - La

Mom La - La

tuh kan benar, mereka ketemu lagi.
tetap semangat thor

2023-01-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1 : Prolog
2 Bagian 2 : Dimarahi?
3 Bagian 3 : Berdebat
4 Bagian 4 : Iwak Peyek
5 Bagian 5 : Hari Pertama
6 Bgian 6 : Ancaman
7 Bagian 7 : Rumah Sakit
8 Bagian 8 : Membantu Lansia
9 Bagian 9 : Melinda
10 Bagian 10 : Perpustakaan
11 Episode 11 : Rencana Rania
12 Bagian 12 : Kalah Taktik
13 Bagian 13 : Anak Monyet
14 Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15 Bagian 15 : Kelas Heboh
16 Bagian 16 : Kamu Nanya
17 Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18 Bagian 18 : Normal?
19 Bagian 19 : Keseleo
20 Bagian 20 : Adik Ipar
21 Bagian 21 : Ulangan Biologi
22 Bagian 22 : Taruhan
23 Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24 Bagian 24 : Rania Berdandan
25 Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26 Bagian 26 : Rencana Baru!
27 Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28 Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29 Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30 Bagian 30 : Alvaro Menangis
31 Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32 Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33 Bagian 33 : Mid Semester
34 Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35 Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36 Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37 Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38 Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39 Bagian 39 : Masuk Perangkap
40 Bagian 40 : Laki-laki Batu
41 Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42 Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43 Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44 Bagian 44 : -3 Hari
45 Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46 Bagian 46 : Mengurung Diri
47 Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48 Bagian 48: Menang Taruhan
49 Bagian 49 : Double Date
50 Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51 Terima Kasih
52 Bagian 51 : Rania Menggalau
53 Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54 Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55 Bagian 54 : Rania Bad Mood
56 Bagian 55 : Di Antar Pulang
57 Bagian 56 : LAPAR
58 Bagian 57 : Terlambat Lagi
59 Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60 Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61 Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62 Bagian 61 : Emosional
63 Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64 Bagian 63 : Canggung
65 Bagian 64 : Cemburu ?
66 Bagian 65 : Ngambek
67 Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68 Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69 Bagian 68 : Dingin
70 Bagian 69 : Bertengkar
71 Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72 Bagian 71 : Tali Kutang
73 Bagian 72 : Kritis
74 Bagian 73 : Menjenguk Laura
75 Bagian 74 : Suami Laura
76 Bagian 75 : Calon Mertua?
77 Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78 Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79 Bagian 78 : Bimbang?
80 Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81 Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82 Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83 Bagian 82 : Gunawan
84 Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85 Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86 Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87 Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88 Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89 Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90 Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91 Bagian 90 : Kabar Rania.
92 Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93 Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94 Bagian 93 : Menjemput Rania?
95 Bagian 94 : Bertemu kembali?
96 Bagian 96 : Gaun Pengantin
97 Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98 Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99 Bagian 99 : Merasa Perih
100 Bagian 100 : End
101 PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102 PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103 Sepatah Kata Author.
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bagian 1 : Prolog
2
Bagian 2 : Dimarahi?
3
Bagian 3 : Berdebat
4
Bagian 4 : Iwak Peyek
5
Bagian 5 : Hari Pertama
6
Bgian 6 : Ancaman
7
Bagian 7 : Rumah Sakit
8
Bagian 8 : Membantu Lansia
9
Bagian 9 : Melinda
10
Bagian 10 : Perpustakaan
11
Episode 11 : Rencana Rania
12
Bagian 12 : Kalah Taktik
13
Bagian 13 : Anak Monyet
14
Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15
Bagian 15 : Kelas Heboh
16
Bagian 16 : Kamu Nanya
17
Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18
Bagian 18 : Normal?
19
Bagian 19 : Keseleo
20
Bagian 20 : Adik Ipar
21
Bagian 21 : Ulangan Biologi
22
Bagian 22 : Taruhan
23
Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24
Bagian 24 : Rania Berdandan
25
Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26
Bagian 26 : Rencana Baru!
27
Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28
Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29
Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30
Bagian 30 : Alvaro Menangis
31
Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32
Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33
Bagian 33 : Mid Semester
34
Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35
Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36
Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37
Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38
Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39
Bagian 39 : Masuk Perangkap
40
Bagian 40 : Laki-laki Batu
41
Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42
Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43
Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44
Bagian 44 : -3 Hari
45
Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46
Bagian 46 : Mengurung Diri
47
Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48
Bagian 48: Menang Taruhan
49
Bagian 49 : Double Date
50
Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51
Terima Kasih
52
Bagian 51 : Rania Menggalau
53
Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54
Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55
Bagian 54 : Rania Bad Mood
56
Bagian 55 : Di Antar Pulang
57
Bagian 56 : LAPAR
58
Bagian 57 : Terlambat Lagi
59
Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60
Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61
Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62
Bagian 61 : Emosional
63
Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64
Bagian 63 : Canggung
65
Bagian 64 : Cemburu ?
66
Bagian 65 : Ngambek
67
Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68
Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69
Bagian 68 : Dingin
70
Bagian 69 : Bertengkar
71
Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72
Bagian 71 : Tali Kutang
73
Bagian 72 : Kritis
74
Bagian 73 : Menjenguk Laura
75
Bagian 74 : Suami Laura
76
Bagian 75 : Calon Mertua?
77
Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78
Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79
Bagian 78 : Bimbang?
80
Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81
Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82
Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83
Bagian 82 : Gunawan
84
Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85
Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86
Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87
Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88
Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89
Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90
Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91
Bagian 90 : Kabar Rania.
92
Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93
Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94
Bagian 93 : Menjemput Rania?
95
Bagian 94 : Bertemu kembali?
96
Bagian 96 : Gaun Pengantin
97
Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98
Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99
Bagian 99 : Merasa Perih
100
Bagian 100 : End
101
PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102
PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103
Sepatah Kata Author.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!