Episode sebelumnya...
"Pak Alvaro, tadi bapak di cari kepala sekolah diminta untuk ke ruangannya. " Ujar guru itu lagi.
"Oh iya, baik Pak Terimakasih untuk informasinya. " Jawab Alvaro sambil meletakkan barang bawaannya ke atas mejanya, lalu berjalan menuju ke ruang kepala sekolah.
###
Happy Reading and Enjoy Guys.
###
"Semangatttt DIKI, AYO DIKI, DIKI, DIKI, tumbangkan mereka semua. " Teriak Rania dari kursi penonton.
Saat ini Rania bersama beberapa teman sekalasnya sedang menonton pertandingan bola basket antara kelas 12 IPA 2 dengan kelas 12 IPS 1. Bintang dan teman sekelasnya sedang menyemangati Diki dan teman-teman mereka yang sedang bertanding bola basket.
"Ayoooo Dikit bantai mereka semua satu persatu, ****** kepalanya ayo Diki aku mendukungmu. " Teriak Rania membuat Melinda yang tepat berada di sampingnya terheran-heran dengan ucapan sadis Rania.
"Rania, ngomongnya gitu banget sih. "
"Biar Dikinya dan teman-teman kita semangat, ayo Mel bantu aku nyemangatin Diki, berdiri Mel. " Rania menarik-narik Melinda agar ikut bersorak dengannya.
"Gak gitu juga kali, Rania. Gak ah panas aku duduk aja. " Jawab Melinda yang lebih memilih menonton pertandingan sambil duduk, toh ini hanya permainan bukan pertandingan sungguhan, buang-buang tenaga saja.
"Gak asik kamu Mel. " Ejek Rania.
"Biarinnnn." Balas Melinda.
"Inikan pertandingan biasa aja, gak usah berlebihan gitu kali, kampungan banget, sok asik. " Sinis salah satu teman kelas Rania yang bernama Sinta, yang duduk tidak jauh dari tempat Rania dan Melinda. Rania yang mendengar itu hanya berdecak sebal dan kembali berteriak menyemangati kelasnya.
Pertandingan akhirnya selesai, Rania kemudian berlari ke lapangan dengan membawa sebotol minuman.
"Nih, Gun. " Rania menyodorkan minuman yang di pegangnya ke Gunawan anak kelas 12 IPS 1 yang terkenal kaya raya dan pintar, jago main basket pula.
"Makasih Rania. " Gunawan mengambil botol pemberian Rania dan langsung meminumnya sampai hampir habis.
Rania yang melihat itu menelan air liurnya melihat jakun di leher Gunawan yang bergerak-gerak karena menelan air minum.
"Makasih Rania. " Senyum Gunawan kepada Rania, sambil mengajak gadis itu duduk di salah satu bangku penonton.
Hal itu menjadi perhatian teman sekelas Rania yang beberapa di antaranya merasa iri karena melihat Rania bisa dekat dengan Gunawan. Melinda sendiri hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sahabatnya itu yang suka cari perhatian.
"Lah, tadi suaranya paling kenceng nyemangatin sekarang malah ngasih minum ke kelas sebelah?. " Ujar Diki merasa Rania tidak adil padanya.
"Ihh genit banget lagi. " Sinis Sinta membalas ucapan Diki.
"Iya emang gitu tuh Rania, gak bisa liat yang cakep dikit. " Timpal Reski.
"Ganjen emang. " Ujar Nurlia menimpali ucapan teman-temannya yang lain.
"Eh pada cemburu yah kalian, ngomongnya pada nyinyir banget. " Ejek Diki.
"Ih enak aja. " Balas Nurlia, yang langsung mengakak teman-teman gengnya itu meninggalkan lapangan.
###
Mata pelajaran seharusnya sudah berjalan namun sudah lewat sepuluh menit Alvaro belum juga menampakkan batang hidungnya di kelas Rania. Pada saat jam istirahat tadi Alvaro sempat ketiduran di kursinya. Untungnya salah satu guru yang menyadari bahwa Alvaro harusnya mengajar setelah jam istirahat, membangunkan Alvaro.
Alvaro segera bergegas menuju ke kelas yang akan ia ajar siang ini. Kelas Rania. Alvaro tidak ingin kecolongan dan membuat gadis itu melarikan diri dari mata pelajaran nya.
Sesampainya di depan kelas, kerena berjalan terlalu cepat Alvaro bertabrakan dengan seseorang.
..."Bug.. "...
"Aw sakit. " Suara seorang gadis sambil memegangi wajahnya yang bertabrakn dengan dada Alvaro.
"Rania?. " Alvaro memperhatikan gadis itu sedang menggendong tasnya, sepertinya akan membolos lagi.
"Aduh, pak Alvaro. " Rania tertangkap basah.
"Mau kemana kamu Rania bawa-bawa tas gitu?. "
"Saya? eh saya mau ke UKS pak. Wajah saya sakit habis tabrakan sama dada bapak. " Rania membuat alasan.
"Ah alasan aja kamu, perasaan kamu emang mau kabur sebelum saya sampai disini."
"Tapi saya beneran pak, nih ini aduhhh sakitt. " Ujar Rania sambil memperlihatkan hidungnya yang memang ada bekas luka kecil disana, tapi sepertinya tidak parah karena bekas lukanya sudah kering dan ukurannya sangat kecil.
"Raniaaaa." Tegas Alvaro.
"Iyaaa Paaaaak?. " Jawab Rania.
"Masuk Kelas dan duduk di kursimu!. "
Teman sekelas Rania ada yang cekikikan karena melihat gadis itu ketahuan saat akan melarikan diri dari kelas. Dengan perasaan yang sangat berat hati, Rania kembali ke tempat duduknya.
"Apa kamu. " Rania membulatkan matanya seperti mengancam Diki yang sedang menahan tawa.
"Wleeee." Diki menjulurkan lidahnya, mengejek Rania.
"Rania duduk.!. " Perintah Alvaro yang melihat gadis itu akan berulah lagi.
Rania duduk di kursinya sambil misuh-misuh.
Pelajaran sudah berlangsung selama hampir satu jam, Akvaro sedang berdiri di depan kelas menjelaskan kesimpulan mata pelajarannya hari ini. Namun matanya justru menangkap Rania yang sedang mengisengi Melinda yang tengah fokus mendengarkan penjelasan Alvaro.
"RANIAAAA." Teriak Alvaro, membuat Rania menghentikan aksinya.
"Kamu mau belajar atau tidak?. "
"Iiiya pak, mau. "
"Kenapa kamu tidak mendengarkan penjelasan saya?. "
"Dengar kok pak. " Elak Rania.
"Kalau begitu coba kamu jelaskan apa kesimpulan pelajaran kita hati ini?. "
"Ha? eh anu pak kesimpulannya....... " Rania berpikir keras kakinya memberikan kode kepada Melinda.
"Apa Rania?. " Desak Alvaro.
"Sa.. saya lupa pak. " Rania yang memang tidak memperhatikan penjelasan Alvaro tadi terpaksa berkata jujur dari pada ia harus mengarang-ngarang penjelasan Alvaro. Ia tidak ingin menjadi bahan tertwaan teman-temannya.
"Belajar di depan kelas sekarang!. "
"Ttapi pak?. "
"Sekarang!. " Tegas Alvaro.
Rania memanyunkan bibirnya dan berjalan ke depan kelas mengikuti perintah Alvaro.
"Yang laki-laki tolong ambil kursi dan meja Rania bawa ke depan kelas. "
Setelah Rania duduk di kursinya yang menghadapi ke teman-temannya, Alvaro kembali melanjutkan penjelasannya dengan Rania yang harus mencatat hal-hal penting yang sedang Alvaro jelaskan.
"Baiklah karena materinya sudah selesai selanjutnya kalian akan mengerjakan tugas pada halaman 50."
"Saya akan kembali ke kantor saya terlebih dahulu karena pelajaran saya masih ada waktu 20 menit, tolong kalian jangan ribut dan kerjakan tugas kalian dengan aman dan tenang. " Lanjut Alvaro.
"Setelah tugas kalian selesai kumpulkan pada ibu guru Rania. " Ucapan Alvaro sontak membuat seisi kelas tertawa. Rania semakin merasa kesal karena Alvaro menjadikannya bahan tertawaan seisi kelas.
"Baik lah Ibu guru Rania, tolong nanti kumpulkan tugas murid-murid yang lain lalu nanti kamu bawa ke ruangan saya, saya akan menyuruh security untuk berkeliling sekolah agar kamu tidak punya kesempatan untuk lari dari hukuman ini. "
"ingat yah IBU GURU RANIA.!. " Tegas Alvaro sekali lagi.
"SIALAN." Batin Rania yang merasa kalah telak hari ini.
"TUNGU PEMBALASANKU". Batin Rania.
Alvaro keluar dari kelas dan menutup pintu kelas Rania, Teman-teman kelas Rania yang sedari tadi menahan tawa kemudian tertawa terbahak-bahak menertawakan Rania yang duduk di depan kelas seperti seorang guru.
" Awas ya kalian. " Teriak Rania.
"Kerjakan tugas kalian dalam 10 menit, jika tidak tugas kalian tidak akan ibu bawa ke ruangan pak Alvaro. " Ujar Rania menyebut dirinya sebagai 'IBU' membuat teman sekelas Rania kembali fokus pada tugas yang di berikan Alvaro, beberapa di antaranya terlihat masih cengengesan.
Bersambung...
Terimakasih sudah membaca. Klik like dan tinggalkan komentar kalian.
Saran dan masukan yang membangun akan sangat berguna untuk penulis menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Author
#kimel#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Kiki Amelia
aw maacih yah kamu juga semangatttt
2023-01-21
1
Mom La - La
semangat thor
2023-01-21
1
Mom La - La
cie... si Rania dpt panggilan khusus
2023-01-21
1