Episode sebelumnya...
"Duuhh itu anak emang kebiasaan susah banget bangun pagi, untung aja kamu nginep kalau enggak, jam segini Rania belum bangun. Tante udah gak tau lagi mau berbuat apa kalau bangunin dia pagi-pagi. "
"Ekhemm, gosipin aku yah. " Rania tiba-tiba muncul dan bergabung ke meja makan. Mereka semua pun tertawa bersama karena mama Rania tertangkap basah sedang menggosip kan anak gadisnya itu.
###
Happy Reading and Enjoy Guys.
###
"Plak." Sebuah penghapus melayang ke kepala Rania.
"Aduuhhh." Rania memegangi kepalanya yang sakit dan sudah ada banyak bubuk kapur di rambutnya.
"SIAPA YANG NGELAKUIN INI. " Teriak Rania, membuat seisi kelas yang tadinya sedang hening menjadi ricuh.
"SAYA." Teriak seseorang dari depan kelas yang ternyata orang itu adalah pak Deni, guru Bahasa Indonesia yang sedang mengajar di kelasnya.
"Ehh?. " Rania kaget, baru menyadari dirinya ketiduran di kelas karena semalaman begadang dan harus bangun sepagi itu, tadi oagi
"Sudah tidurnya. " Tanya pak Deni.
"Sssudah Ppak. " Jawab Rania ragu-ragu.
"Ya udah belajar di luar!. "Usir pak Deni.
" Ttapi pak?. "
Pak Deni berjalan ke arah Rania sambil membawa buku paket pelajaran Bhasa Indonesia yang di ajarkan nya.
"Kamu belajar di perpustakaan jangan keluar sebelum saya kesana, catat halaman 40 sampai 50 dan kerjakan tugas individu di akhir bab. "
"Banyak banget pak, saya belajar disini aja. " Rania mencoba mengelak.
"RANIA! kamu tuh benar-benar yah!. " Bentak pak Deny, Rania dan beberapa siswa lainnya tersentak kaget karena tidak biasanya pak Deni seperti itu.
"Ini sudah yang kesekian kalinya yah Rania.
"
"I-iya pak. "
"CEPAT!. " Perintah pak Deni.
Rania kemudian berdiri dan mengambil alat tulisnya, menundukkan kepalanya dan berjalan dengan cepat melewati pak Deni yang berdiri di depan mejanya. Rania buru-buru keluar dari kelas.
Baru saja kakinya akan melangkah keluar.
"Raniaaa?. " Panggil pak Deni lagi, Rania tersentak kaget. Ada apa lagi?.
"Ini buku paketnya harus kamu catat, nanti kalau saya kesana dan kamu gak ada di perpustakaan bapak akan berikan hukuman yang lebih berat. " Ancam pak Deni.
Rania kemudian kembali ke bangkunya dan mengambil buku paket mata pelajaran Bahasa Indonesia itu dan berlari keluar kelas, menuju ke perpustakaan sekolahnya.
Rania berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya, bibirnya manyun, tangan kanannya sedang memeluk alat tulisnya sementara tangan yang satunya memegang buku paket.
"Dasar pak guru gak asik. " Dengus Rania berjalan masuk ke perpustakaan yang sepi karena jam segini memang semua siswa dan siswi sedang berada di dalam kelasnya masing-masing karena pelajaran sedang berlangsung.
Rania mengambil tempat duduk di pojokan, membuka alat tulisnya dan mencatat tugasnya dengan malas-malassan.
"Duhhhh." Rania mengeluh, perasaannya sungguh sangat malas hari ini.
"Eehh Rania, tumben kamu ke perpus rajin banget. " Sapa seorang penjaga perpus yang baru saja masuk.
"Hummmm, rajin apanya. " Balas Rania dengan nada malas.
Penjaga perpus itu berlalu sambil tertawa karena sudah mengenal Rania yang sering sembunyi ke perpustakaan jika sedang kejar-kejarran dengan Bu Hani saat Rania ingin membolos. Penjaga perpus itu langsung mengerti jika Rania saat ini sedang di keluarkan dari dalam kelas dan disuruh belajar sendirian di perpustakaan.
Rania kembali fokus mengerjakan hukumannya, tidak lama kemudian seorang anak laki-laki masuk.
"Raniaa, elo di hukum juga?. " Tanya orang ituitu yang kemudian duduk di samping Rania.
"Eh Bagus, bukan di hukum ini tugas tau. " Sinis Rania.
Bagus tertawa mendengar jawaban Rania. Bagus adalah siswa dari jurusan IPS yang memang saling mengenal dengan Rania karena jarak kelas mereka yang tidak terlalu jauh dan pernah sekali waktu membolos bersama Rania, dan sepertinya bagus juga sedang di keluarkan dari dalam kelasnya.
"Kamu ngapain disini?. " Tanya Rania basa basi.
"Nemenin kamu. " Gombal Bagus.
"Idihhhh najisss!. " Teriak Rania.
Bagus kembali tertawa.
"Jangan terlalu berisik anak-anak. " Teriak penjaga perpus, menyuruh Bagus dan Rania untuk memelankan suaranya.
"Disuruh jangan berisik padahal dia sendiri teriak-teriak. " Ujar Bagus sambil berbisik-bisik.
"Iya emang aneh kan orang itu. " Balas Rania sambil berbisik-bisik juga.
Mereka berdua kemudian cekikikan.
"Ekhem." Suara batuk seseorang mengagetkan mereka, orang itu ternyata berada di bangku sebelah yang di pisahkan oleh rak-rak buku yang menjulang tinggi sehingga orang itu tidak kelihatan.
Bagus dan Rania kemudian terdiam.
15 menit berlalu, perpustakaan terasa sangat sunyi, masih ada satu jam lagi untuk waktu istirahat.
"Besok Week end mau gak nonton Baradawihu di bioskop sama aku?. " Tanya Bagus tiba-tiba.
"Haa?. " Rania heran tiba-tiba mendengar Bagus berkata seperti itu.
"Iya, aku serius tau Ran, kita nonton yang lagi viral di tok tik ituloh. "
"Apaan emang?. "
"Yang Baradawihu penari ituloh, yang ceritanya kayak mahasiswa yang pergi ngelakuin tugas kuliah, kalau gak salah istilahnya KKN? judul filmnya KKN bersama Baradawihu. "
"Aku jarang buka media sosial, Gus. "
"Maka dari itu karna kamu gak tau, aku ada untuk memberi tahu dirimu. " Ucap bagas dengan nada ala-ala anak senja.
"Dih najisss. " Teriak Rania, merasa risih mendengar Bagus bicara seperti barusan.
"Kalian ngapain disini?. " Tanya seseorang mengagetkan Bagus dan Rania yang sedang asik berbincang-bincang, suara orang itu terdengar berbeda dari penjaga perpus sebelumnya.
Bagus dan Rania menoleh dan menelan ludah setelah melihat laki-laki dengan wajah tampan tapi tatapan matanya seperti akan membelah jantungmu. Tatapan yang tajam dan dingin.
"Ehhh pak Alvaro, haiiii pak. " Sapa Bagus, berbasa basi.
"Rania? dan Kamu? kalau ingin pacaran jangan di perpustakaan, ini tempat orang belajar!. " Tegas Alvaro sambil menunjuk Rania dan Bagus bergantian.
"Pacaran?. " Batin Rania
"Siapa yang pacaran pak, orang cuman ngajakin nonton kok. " Jawab Bagus seolah menantang Alvaro.
"Eh, enggak kok pak ini kita lagi belajar nih liat kita lagi belajar mandiri dan ngerjain tugas. " Rania memperlihatkan catatannya kepada Alvaro.
"Suara kalian mengganggu saya. "
"Iya pak maaf, kita gak bakalan berisik lagi kok. " Rania mencubit lengang Bagus agar laki-laki itu juga meminta maaf.
"Aw sakit Ran, eh iya pak maaf. "
"Awas ya, sekali lagi kalian berisik saya akan suruh penjaga perpus untuk usir kalian dari sini. " Ucap Alvaro dengan nada yang mengintimidasi membuat Bagus dan Rania tertunduk karena tidak ingin mendapatkan hukuman yang lebih berat lagi jika ketahuan membuat ulah, sementara hukuman mereka yang sebelumnya belum selesai.
"Iya, pak. " jawab Bagus dan Rania serentak.
Alvaro memicingkan matanya ke arah Rania yang di balas Rania dengan tatapan sinis.
"Kenapa mata kamu Rania. "
Rania yang di tegur seperti itu kemudian mengubah kondisi wajahnya, gadis itu tersenyum lebar ke arah Alvaro memperlihatkan deretan giginya yang rapih.
"Gapapa kok pak, tadi mata saya kelilipan. " Rania mengedip-ngediokan kedua matanya.
"Awas ya kalian, terutama kamu Rania, jangan macam-macam. " Ucap Alvaro sambil berlalu pergi kembali ke tempatnya semula yang ternyata orang yang tadi batuk itu adalah Alvaro, yang duduk di bangku sebelah.
Bagus Rania kemudian saling memandang dan cekikikan kembali karena merasa lucu, ancaman seperti itu tidak ada apa-apa nya bagi anak-anak bandel seperti Bagus dan Rania. Semboyannya adalah masuk telinga kanan keluar telinga kiri.
"Ekhem." Suara batuk Alvaro terdengar kembali, membuat Bagus dan Rania terdiam dan benar-benar kembali fokus pada hukuman mereka.
Bersambung...
Terimakasi sudah membaca, klik like dan tinggalkan komentar kalian. Saran dan masukkan yang membangun akan lebih berguna untuk penulis menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Author
#kimel#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Mom La - La
ih... gemes deh sama Rania
2023-01-19
1